USULAN PENELITIAN
Oleh :
SHERINA PRIANGGA
PENDAHULUAN
pertumbuhan yang cepat dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Dengan
waktu 4-5 minggu ayam broiler sudah mampu dipanen dengan bobot badan mencapai
1,2-1,9 kg. Hal ini membuat usaha ayam broiler dijadikan sebagai usaha komersial
melalui performans atau penampilan ayam broiler yang akan diukur melalui
konsumsi pakan, mortalitas, bobot badan panen, rasio konversi pakan (FCR), dan
Kandang menjadi faktor yang sangat penting dan perlu diperhatikan karena kandang
merupakan tempat ayam beraktivitas sehingga perlu disiapkan sebaik mungkin agar
ayam dapat merasa nyaman guna mencapai produktivitas yang baik. Jenis kandang
berdasarkan tipe dinding yang dapat digunakan dalam pemeliharaan ayam pedaging
ada dua yaitu sistem kandang terbuka (open house) dan sistem kandang tertitup close
house). Kandang terbuka (open house) merupakan kandang yang dindingnya terbuka
sehingga kondisi kandang dipengaruhi oleh kondisi alam di lingkungan luar sekitar
kandang seperti panas, kelembaban dan angin. Sedangkan kandang tertutup (close
yang baik sehingga kondisi kandang dapat diatur sesuai kebutuhan ayam.
kandang yang berbeda yaitu kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup
(close house) dapat mempengaruhi konsumsi pakan, bobot badan dan FCR. Ayam
yang dipelihara dalam kandang tertutup (close house) memiliki konsumsi pakan,
bobot badan dan rasio konversi pakan (FCR) lebih baik dibanding ayam yang
dipelihara dalam kandang terbuka (open house). Kondisi lingkungan dalam kandang
yang dapat diatur pada sistem close house dapat menciptakan suhu dan kelembaban
yang optimal bagi ayam broiler sehingga memberikan kenyamanan terhadap ayam
broiler yang kemudian dapat meningkatkan konsumsi pakan dan proses metabolisme .
Hal ini berbanding terbalik dengan sistem kandang terbuka (open house) yang
kondisinya bergantung pada alam sehingga jika suhu dan kelembaban lingkungannya
pakan dan proses metabolisme yang berpengaruh nyata terhadap performa ayam
broiler yang menurun. Konsumsi pakan yang meningkat menyebabkan bobot panen
ayam yang dipelihara pada kandang tertutup (close house) menjadi lebih tinggi.
Manajemen yang lebih terkontrol juga menyebabkan mortalitas dan konversi pakan
lebih rendah dari kandang terbuka (open house). Namun hal ini tidak dapat menjadi
patokan bahwa ayam yang dipelihara di kandang tertutup (open house) lebih baik.
Faktor lain seperti penyakit dan sumber daya manusia juga berpengaruh besar
Tujuan dari penelitian ini guna menganalisis performans ayam broiler yang
meliputi konsumsi pakan, mortalitas, bobot panen, rasio konversi pakan (FCR), dan
indeks performans (IP) yang dipelihara pada kandang terbuka (open house) dan
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
perbandingan performans ayam pada sistem kandang terbuka (open house) dan
Pemilihan sistem kandang antara kandang terbuka (open house) dan kandang
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggulan hasil perkawinan silang,
seleksi dan rekayasa genetik bangsa–bangsa ayam yang memiliki daya produktifitas
tinggi (Fani, dkk 2018). Ayam boiler mampu meproduksi daging dengan laju
pertumbuhan cepat yang dapat dipanen pada umur 4 – 5 minggu (Umam, dkk 2014).
Bobot panen ayam yang akan dipanen dapat mencapai 1,5 – 2 kg (Pratama, 2015).
penghasil pedaging, konversi pakan yang irit, siap panen dengan waktu relative
singkat dan menghasilkan daging dengan serat yang lunak (Susanti, dkk 2016). Ayam
broiler sangat rentan terhadap perubahan suhu lingkungan yang ekstrim, suhu
lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan ayam mudah terdampak stress yang
Pemeliharaan ayam broiler dibagi menjadi dua periode yaitu starter dan
finisher, pada periode starter, ayam akan mengalami masa kritis (brooding) hingga
umur 14 hari, brooding ini bertujuan menyediakan lingkungan yang nyaman dan
sehat guna menunjang pertumbuhan yang optimal sehingga masa ini seringkali
sebagai penentu performa ayam di masa selanjutnya (Fatmaningsih, dkk 2016).
Dalam melaksanakan usaha ayam broiler terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi
laksana (manajemen) (Sari dan Romadhon, 2017). Dalam pemeliharaan yanh harus
dimana kandang harus memiliki temperature, kelembaban dan sirkulasi udara yang
baik (Umam, dkk 2014). Dalam pemeliharaan ayam broiler suhu dan kelembaban
mencakup pemberian pakan dan minum serta pengawasan terhadap ayam yang sehat
dan ayam yang sakit (Susanti, dkk 2016). Jenis kandang ayam broiler berdasarkan
tipe dinding (ventilasi) dibedakan menjadi kandang terbuka (open house) dan
kandang tertutup (closed house) (Marom, dkk 2016). Kandang tertutup (close house)
memiliki bentuk dinding yang tertutup disertai pengunaan ventilasi yang baik
sehingga suhu dan kelembaban dapat terkontrol sedangkan kandang terbuka (open
house) memiliki bentuk dinding terbuka yang terbuat dari kayu atau bambu sehingga
suhu dan kelembaban kandang bergantung pada keadaan alam (Nuryati, 2019).
Kandang open house memiliki beberapa kelemahan yaitu kurang ramah lingkungan,
tidak terkendalinya penyakit pada ayam, dan tingginya stress pada ayam yang
dapat mengatasi kurang efisiennya kandang open dimana sistem kandang close house
mampu dikontrol secara otomatis mulai dari pemberian pakan, suhu, hingga
Ayam yang dipelihara dengan baik akan mencapai produksi maksimal yang
akan tampak melalui performans ayam yang dihitung melalui konsumsi pakan,
mortalitas, bobot panen, rasio konversi pakan dan indeks performans (Nuryati, 2019).
a. Konsumsi pakan
b. Mortalitas
Mortalitas yaitu tingkat kematian selama satu kali pemeliharaan yang biasanya
Bobot panen yaitu bobot yang didapatkan ayam pedaging selama masa
Konsumsi pakan
FCR = (Tamalludin, 2012)
Bobot akhir
Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kandang tipe close house
milik perseorangan yang bermitra dengan PT. Charoen Phokphand yang memiliki
kapasitas ayam broiler kurang lebih 45.000 ekor dan juga kandang open house milik
Jatinem, Plantungan dan kandang open house di Kreo, Kalipuru Sukorejo Kendal
selama satu periode dari ayam DOC sampai panen yang kurang lebih 28 – 35 hari
masa pemeliharaan pada kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup (close
house). Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung lapangan yang
dilakukan oleh peneliti yang meliputi konsumsi pakan ayam selama masa
pemeliharaan, mortalitas, bobot rata-rata ayam yang nantinya akan ditimbang secara
sampling setiap 5 hari sekali. Sedangkan data sekunder diperoleh dari orang yang
berbeda yaitu pada kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup (close house)
Keterangan :
pakan, mortalitas, bobot panen, rasio konversi pakan (FCR), dan indeks performans
(IP) pada kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup (close house) selama
digunakan untuk mengolah data kuantitatif. Data yang diamati dalam penelitian ini
yaitu performans ayam broiler yang dipelihara pada kandang terbuka dan tertutup
meliputi konsumsi pakan, mortalitas, bobot panen, rasio konversi pakan (FCR), dan
a. Mortalitas
Konsumsi pakan
FCR =
Bobot akhir