Anda di halaman 1dari 22

CONTOH PENGEMBANGAN ORGANISASI DI MASYARAKAT

OLEH:

PRISKA MULIYANI PUTRI GULO


1801032385

DOSEN PEMBIMBING :INDAH DEWI SARI, SST, M.KES

MATA KULIAH : PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN


MASYARAKAT

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas sgala rahmat dan

karunia Nya. Sehigga penulis dapat menyelesaikan makalah “CONTOH

PENGEMBANGAN ORGANISASI DI MASYARAKAT ” ini dalam maupun

bentuknya sangat sederhana semoga makalh ini dapat di pergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk maupun acuan bagi pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman

yang penulis miliki sangat kurang. Oleh, karena itu saya harapkan pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………… 2

Daftar ISI…………………………………………………………. 3

Bab I Pendahulan…………………………………………………. 4

1. Latar belakang……………………………………………... 4

2. Rumusan masalah……………………………………… … 5

3. Tujuan……………………………………………………… 5

Bab II Pembahasan……………………………………………… 7

1. Pengorganisasian Masyarakat…………………………… 7

2. Pengembangan Masyarakat……………………………… 11

3. Petugas Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat…. 13

4. Model Pengorganisasian pengembangan Masyarakat …… 16

5. Fungsi Kader…………………………………………….. 19

BAB III Penutup…………………………………………………. 21

1. Kesimpulan……………………………………………….. 21

2. Saran……………………………………………………… 21

Dafar Pustaka……………………………………………………. 22
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, oleh sebab itu

kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat merupakan asset yang

harus di jaga, dilindungi bahkan harus ditingkatkan.

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community

organization or comunity development (COCD)  merupakan perencanaan,

pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas

pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya

meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu

kegiatan kolektif,  PPM  melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial,

masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja

sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program

atau proyek tersebut.

Pengembangan masyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai suatu

proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan

kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan pengorganisasian

masyarakat.

Dari devinisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pengembangan

masyarakat, yaitu pengembangan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku

masyarakat dan mengorganisir masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat

dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha,


mencari informasi, bertani dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan atau

permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu/masyarakat.

Perilaku yang yang perlu di ubah adalah perilaku yang tentunya merugikan

individu atau msyarakat itu sendiri yang akan menghambat peningkatan

kesejahteraannya. Contoh yang yang sering kita temui dalam seperti ibu hamil

tidak boleh makan telur, anak tidak perlu sekolah, membicarakan rencana

pembangunan desa hanya kaum laki-laki saja, dan lain sebagainya.

Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya

masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelolah kegiatan atau program yang

mereka kembangkan, disini masyarakat dapat membentuk panitia kerja,

melakukan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan kegiatan dan lain-

lain. Lembaga-lembaga yang ada sebaiknya perlu dilibatkan karena lembaga

inilah yang sudah mapan, tinggal meningkatkan kemampuannya saja.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini adalah apas saja pengembangan dan

pengorganisasian di masyarakat?

3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah pengembangan dan pengorganisasian


masyarakat adalah:

1. Untuk mengetahui tentang Pengorganisasian Masyarakat


2. Untuk mengetahui tentang Pengembangan Masyarakat

3. Untuk mengetahui tentang Petugas Pengorganisasian Pengembangan

Masyarakat (PPM)
4. Untuk mengetahui tentang Model-Model Pengembngan Pengorganisasian

Masyarakat (PPM)

5. Untuk mengetahui tentang Kader Desa


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yang sudah dikenal dan

dipakai oleh para pekerja sosial di Amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya

koordinatif memberikan pelayanan kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru

datang (Garvin dan Cox). Dalam pengorganisasian terkandung tiga aspek penting

yaitu:

a. Proses

a) Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak .

b) Dalam proses ditemukan unsur-unsur kesukarelaa. Kesukarelaan timbul

karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil

inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya

c) Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan kelompok atau masyarakat.

d) Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya

ditemukan pada segelintir orang yang kemudian melakukan upaya

menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.


b. Masyarakat.   

Masyarakat dapat diartikan sebagai :

a) Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa, kelurahan,

kecamatan, dst.

b) Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari

kelompok yang lebih besar.

c) Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan

kelompok yang lebih besar.

d) Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah dan

memenuhi kebutuhannya.

c. Berfungsinya Masyarakat.   

Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

a) Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk

membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang

berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

b) Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh

masyarakat.

c) Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk

mensukseskan rencana tersebut

Menurut “Adi Sasongko (1978)”, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

Pengorganisasian Masyarakat adalah :


a. Persiapan Sosial

Tujuan persiapan sosial adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta

masyarakat sejak awal kegiatan, sampai dengan perencanaan program,

pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan-

kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan

yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program-program

kesehatan yang akan dilakukan.

a) Tahap Pengenalan Masyarakat. 

Dalam tahap awal ini kita harus datang ketengah-tengah masyarakat

dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal sebagaimana adanya,

tanpa disertai prasangka buruk sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan

yang akan dilaksanakan.

b) Tahap Pengenalan Masalah. 

Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah-

masalah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat.

c) Tahap Penyadaran Masyarakat.  

Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka tentang tahu

dan mengerti masalah-masalah kesehatan yang mereka hadapi sehingga dapat

berpartisipasi dalam penanggulangannya serta tahu cara memenuhi kebutuhan

akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang

ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan

pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan

terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

dalam rangka menyadarkan masyarakat:

a). Loka karya Mini Kesehatan.

b) Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).

c) Rembuk Desa.

b. Pelaksanaan.  

Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini,

maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam

pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :

a) Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

b) Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.

c) Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang

tersedia di masyarakat

d) Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa mereka mempunyai ke

mampuan dalam penanggulagan masyarakat.

c. Evaluasi.  

Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan

dalam jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan :

a) Penilaian selama kegiatan berlangsung

 Disebut juga penilaian formatif atau monitoring.


 Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telah

dijalankan apakah telah sesuai denganperencanaan penanggulangan

masalah yang telah disusun.

b) Penilaian setelah Prgram selesai dilaksanakan.

 Disebut juga penilaian sumatif atau penilaian akhir program.

 Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang

dilakukan.

 Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan

telah tercapai atau belum.

 Perluasan.

2. Pengembangan Masyarakat

Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat

hendaknya menempu langkah-langkah sebagai berikut :

a. Ciptakan kondisi agar potensi/kemampuan masyarakat setempat dapat

dimanfaatkan dan dikembangkan. Potensi setempat seringkali tidak dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya

berbagai hambatan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan mengenal

hambatan-hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat

menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat

dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.

b. Tingkatkan mutu potensi yang ada.

Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan penigkatan mutu agar

dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga

pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan-

kegiatan yang bersifat non formal.

c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.

Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada

bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi harus diusahakan agar kegiatan

tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi dikuti dengan kegiatan-kegiatan

lain sebagai hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu

diperhatikan adalah :

a) Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan

daya cipta dari seluruh komponen masyarakat.

b) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus berkelanjutan.

c) Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang diikuti dengan usaha

meningkatkan keterampilan.

d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses

pengembangan tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan

masyarakat secara keseluruhan. Dengan bertitik tolak dari pengertian

tentang pengembangan masyarakat seperti telah diuraikan tersebut diatas,

maka masyarakat merupakan subjek dari kegiatan yang menjadi sasaran

kegiatan.
Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang

terjadi berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka penjabarannya secara

operasional dilaksanakan dengan cara :

a) Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah

kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok

maupun masyarakat.

b) Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan

kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.

c) Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri

untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut. Dalam proses ini sedapat

mungkin digali sumber-sumber daya yang ada dalam masyarakat sendiri

dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

Dalam program pengembangan masyarakat, terkandung unsure-unsur

penting sebagai berikut :

 Program terencana dan terfokus pada kebutuhan-kebutuhan

menyeluruh dari masyarakat yang bersangkutan.

 Mendorong swadaya masyarakat.

 Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan

swadaya atau organisasi-organisasi sukarela yang meliputi tenaga

atau personel, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan

tidak menimbulkan ketergantungan.

 Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan, pertanian,

peternakan, pendidikan dll untuk membantu masyarakat.


Pengembangan masyarakat adalah proses memampukan masyarakat ‘dari,

oleh dan untuk’ masyarakat itu sendiri berdasarkan kemampuan sendiri. Secara

terperinci prinsif-prinsif pemberdayaan masyarakat , khususnya bidang kesehatan

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat

b. Mengembankan gotong royong masyarakat.

c. Menggali konstribusi masyarakat

d. Menjalin kemitraan.

e. Desentralisasi.

3. Petugas Pengorganisasian pengembangan Masyarakat

Dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan

dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat bidang kesehatan adalah

bekerjasama dalam masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. Oleh karena itu

peran petugas atau sektor kesehatan adalah :

a. Menfasilitasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau program-program

pengembangan, misalnya masyarakat ingin membangun pengadaan air

bersih, maka peran petugas adalah menfasilitasi pertemuan-pertemuan

anggota masyarakat dengan pemerintah daerah setempat dan pihak lain

yang dapat membantu dalam mewujudkan pengadaan air bersih tersebut.

b. Memotifasi masyarakat untuk bekerja sama atau bergotong royong dalam

melaksanakan kegiatan atau program bersama untuk kepentingan berdama

di dalam masyarakat tersebut.


c. Mengalihkan pengetahuan teknologi dan keterampilan kepada masyarakat

agar sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun suber daya

alam dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka kemandirian

mereka.

Untuk menentukan seseorang sebagai “Commuity Worker” atau “

Promotor Kesehatan Desa (Promokesa)”, harus memiliki sebagai berikut:

a. Mampu menggunkan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga

dapat menarik kepercayaan masyarakat.

b. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa

saling percaya antara petugas dan masyarakat.

c. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di

masyarakat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan

memecahkan masalah.

d. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan

metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan

masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh

masyarakat.

e. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan

masyarakat baik formal leader maupun informal leader.

f. Mempunyai pegetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan

keadaan lingkungannya

g. Mempunyai pengetahuan dan keterampian tentang kesehatan yang dapat

diajarkan kepada masyarakat.


h. Mengetahui dinas-dinas terkait dan ahli yang ada di wilayah tersebut untuk

dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah

masyarakat.

4. Model-Model Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat

Jack Rothman mengartikan pengorganisasian masyarakat sebagai bentuk

intervesi pada tingkat masyarakat yang diarahkan pada peningkatan atau

perubahan lembaga masyarakat dan pemecahan masalah-masalah. Berdasarkan

pengertian tersebut, Rothman membedakan tiga model pengorganisasian

masyarakat, yaitu :

a. Model A (Locality Development / Pengembangan Lokal)

Adalah kegiatan yang berorientasi pada proses, tujuannya adalah

memberikan pengalaman belajar pada masyarakat, menekankan pentingnya

konsesus/kesepakatan, kerjasama, membangun identitas, kepedulian dan

kebanggaan sebagai anggota masyarakat. Proses pengorganisasian masyarakat

dapat optimal jika adanya partisipasi masyarakat dalam menetapkan tujuan dan

pelaksanaan tindakan.

Contoh Pengorganisasian donor darah adalah sekelompok warga yang siap

untuk menjadi donor darah bagi ibu melahirkan yang membutuhkan darah. Para

warga dikelompokkan berdasarkan golongan darahnya. Dengan pendataan dan

pengelompokkan ini akan memudahkan warga dalam mendapatkan darah yang

sesuai dengan kebutuhannya. Dalam proses pendonoran, kelompok ini dibantu

atau bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia ( PMI ) terdekat dengan

mekanisme yang disepakati bersama antara PMI dan masyarakat


b. Model B (Social Planning / Perencanaan Sosial)

Adalah kegiatan yang mementingkan tercapainya tujuan, metoda

pemecahan masalah yang bersifat rasional, emphiris. Proses menekankan pada

aspek teknis dalam penyelesaian masalah dengan melalui perencanaan yang baik

dan rasional, sedangkan partisipasi masyarakat sifatnya bervariasi tergantung dari

permasalahan yang dihadapi.

Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) adalah gerakan bersama antara pemerintah

dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan utamanya dalam

percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi

( AKB ) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penurunan

AKI dan AKB berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia

( IPM ) daerah dan Negara yang salah satu indikatornya adalah derajat kesehatan.

Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen

internasional dalam rangka target mencapai target

Millineum Development Goal’s ( MDG’s ). Adapun target penurunan

AKB adalah sebesar dua per tigadan AKI sebesar tiga perempatnya dari 1990-

2015. Dalam pelaksanaan GSI, kecamatan merupakan lini terdepan untuk

mensinergikan antara pendekatan lintas sector dan masyarakat dengan pendekatan

social budaya secara komprehensif utamanya dalam mempercepat penurunan AKI

dan AKB. Selain itu juga GSI mempromosikan program kesehatan di komunitas

lainnya seperti desa siaga dan suami siaga. Wujud aksi siaga adalah pembantukan

desa siaga, yaitu desa dimana warga, bidan dan pihakpihak terkait di dalamnya

siap-siaga dan bergotong royong melakukan upaya-upaya penyelamatan ibu dan


bayi baru lahir, terutama pada masa kritis 1-7 hari pasca kelahiran, sehingga

mendukung upaya-upaya penyiapan manusia sehat sejak dini.

Tujuan yang akan dicapai dari aksi siaga dengan pembentukan desa siaga

adalah untuk membentuk atau mengembangkan sistem pencatatan kehamilan,

kelahiran dan kematian ibu dan bayi, menumbuhkan dukungan promosi

masyarakat dalam perawatan BBL, dan meningkatkan perubahan perilaku

masyarakat dalam pemberian ASI segera dan ASI saja selama 6 bulan sejak

kelahiran. Di dalam desa siaga terdapat pula unsure desa siaga seperti suami

siaga, warga siaga dan siaga. Suami siaga adalah suami yang telah menyadari dan

waspada untuk menjaga kesehatan dan keselamatan istri nya yang sedang hamil

sampai dengan persalinan nya. Suami siaga senantiasa siap untuk memberikan

yang terbaik untuk istri dan calon anaknya dan siap untuk memeriksakan

kehamilan istrinya dan ikut mempersiapkan persalinan dengan bantuan tenaga

medis.

c. Model C (Social Action / Aksi Sosial)

Adalah kegiatan yang mempunyai tujuan mengadakan perubahan

mendasar pada lembaga kemasyarakatan. Sasaran utamanya adalah penataan

kembali sturktur kekuasan, sumber-sumber dan proses pengabilan keputusan.

Kelemahannya :

 Locality Development, sulitnya mendapatkan dukungan/partisipasi

apabila bukan berasal dari wilayah geografis yang sama.

 Social Planning, menbutuhkan tenaga ahli teknis dari luar, membuat

masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk memecakan masalah.


5. Kader Desa  

a. Pengertian Kader Desa

Kader desa adalah: tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam

bidang tertentu, yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan merasa

berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan,dan membina kesejahtraan

masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dengan di dasari panggilan untuk

melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Bertitik tolak dari pengertian ini maka kaderd desa adalah wakil dari

maysarakat yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari

masyarakatdan melakukan usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan ter

sebut.kader desa akan menjadi “agent of change”. Yang akan membawa norma-

norma tradisional masyarakat mereka.

b. Optimalisasi potensi kader desa.  

Beberapa cara/langkah-langkah untuk mengoptimalkan potensi kader desa

antaralain:

 Jangan terlalu ketat membuat pembatasan-pembatasan.

 Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan

berkesinambungan.

 Menumbuhkan dan mengembangkan system yang dapat menunjang peran

kader desa.
c. Keuntungan kader desa.

Keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dengan adanya kader desa :

 Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin dan

kepemimpinan baru dalam masyarakat.

 Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan/fasilitas yang disediakan dengan

lebih optimal.

 Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut

berperan secara aktif dalam menyusun tujuan yang ingin dicapai.

Keuntungan yang diperoleh lembaga yang mensponsori program dengan adanya

kader adalah

 Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya.

  Daya jangkau program menjadi lebih luas dengan tambahan tenaga kader.

 Cara pelaksanaan kegiatan/program dapat disesuaikan dengan kondisi

masyarakat setempat (karena kader bersal dari masyarakat setempat yang

telah dipilih oleh masyarakat dan pamong setempat).


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community

organization or comunity development (COCD)  merupakan perencanaan,

pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas

pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya

meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat. PPM  melibatkan

pekerja sosial, masyarakat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling

bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap

program atau proyek tersebut.

Pengembangan masyarakat adalah setiap usaha yang bertujuan untuk

mengembangkan masyarakat . Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan

sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelolah

kegiatan atau program yang mereka kembangkan, disini masyarakat dapat

membentuk panitia kerja, melakukan pembagian tugas, saling mengawasi,

merencanakan kegiatan dan lain-lain.

B.   Saran

Adapun saran dalam penulisan Makalah ini adalah bagi masyarakat

agar dapat mengembangakan potensi yang ada dalam masyarakat dan membentuk

organisasi terstruktur yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Hurairah, A., .2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat;Model dan Strategi

Pembangunan Berbasis Kerakyatan.Bandung: Humaniora.

Notoatmodjo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.Jakarta.

Suharto, E. 2009. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat. Makalah ini

disampaikan pada Pemebekalan Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS

Bandung.

Anda mungkin juga menyukai