Anda di halaman 1dari 26

Perbedaan Model Pembelajaran, Metode

Pembelajaran, dan
Pendekatan pembelajaran
Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan


pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

model pembelajaran sama juga dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.


Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang
sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat
bantu dalam penerapannya.

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce
dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4
(empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah
laku.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

1. 1.      Metode pembelajaran ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah,
dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong
timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan
dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

1. 2.      Metode pembelajaran diskusi


Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat
interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih
efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

1. 3.      Metode pembelajaran demontrasi

Metode pembelajaran demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif


untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana
cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang
demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan
kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis,
cara membuat kue, dan sebagainya.

1. 4.      Metode Pembelajaran Ceramah Plus

Metode pembelajaran ceramah plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

1. 5.      Metode Pembelajaran Resitasi

Metode pembelajaran resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan


siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

1. 6.      Metode pembelajaran eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di


mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya.

1. 7.      Metode Study Tour (Karya wisata)


Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak
peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya
peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan
tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

1. 8.      Metode latihan keterampilan (drill method)

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar dengan memberikan


pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung
ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat
sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

1. 9.       Metode pembelajaran beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik
ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian
digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan
dengan team pendidik tersebut

1. 10.  Metode Peer Theaching

sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu
oleh temannya sendiri.

1. 11.  Metode problem solving (metode pemecahan masalah)

Metode problem solving bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan
suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan
wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru
harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

1. 12.  Project Method

Project methode adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan
meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

1. 13.  Teileren Method

Teileren methode yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-


sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang
tentusaja berkaitan dengan masalahnya

1. 14.  Metode Global


Methode global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca
keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil
intisaridari materi tersebut.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
MODEL PEMBELAJARAN
KURIKULUM 2013 REVISI 2017
 

A. Konsep

1.    Pembelajaran 
adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara
peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara
edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selaras dengan itu pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian untuk mencapai perubahan tingkah
laku sebagai hasil pengalaman.

Beberapa konsep pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sandaran dalam


mengembangkan belajar di PMK yang diantaranya;

 mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memiliki wawasan kerja, keterampilan
teknis bekerja, employability skills,  dan melakukan transformasi diri terhadap perubahan
tuntutan dunia kerja (Putu Sudira; 2016).
 “pendidikan kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih)
dengan cara mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang
terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya” Charles A. Prosser (1950: 217).
“Pembelajaran pada pendidikan kejuruan dapat efektif jika pelatihan dilakukan dengan cara
yang sama seperti di dunia kerja termasuk penggunaan peralatan dan mesin” Konsep ke
dua dari Charles A.Prosser (1950: 218). “Pembelajaran pada pendidikan kejuruan akan
efektif sesuai proporsinya jika pembelajaran dilatihkan secara langsung dan secara individu
pada peserta didik dalam kebiasaan berfikir dan diperlukan habit memanipulasinya dalam
kompetensi keahlian itu sendiri” Konsep ke tiga dari Charles A.Prosser (1950: 220).
Pembelajaran dengan pereplikaan seperti konsep di atas hampir mirip dengan teaching
factory atauproduction based trainning/Production Based Education Trainning dan ini
memungkinkan akan terbangun pembiasaan pada peserta didik sesuai tuntutan dunia kerja
dan akhirnya mereka memiliki kesiapan untuk mendapatkan peluang dalam memasuki
lapangan kerja yang sebenarnya.
 Konsep pembelajaran abad 21 yakni model relasi sain dan rekayasa yang dikembangkan
oleh Bernie Trilling dan Charles Fadel (2009; disadur dari Putu Sudira). Pada konsep ini sain
lebih menekankan pada metoda penyelidikan dan penemuan untuk menjelaskan gejala-
gejala alam, sedangkan rekayasa dan teknologi menggunakan strategi perancangan dan
penemuan solusi atas problematika kehidupan.

2. Konsep Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum atau
prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan
3. Model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut
sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut
“Arends dalam Trianto”, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas”.

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:


a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para
pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya
dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan
mengembangankannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang
jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana
siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang
diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil
dalam pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman,
sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang
selama ini menjadi tujuan pembelajaran.  (Trianto, 2010).

B.   Deskripsi

1. Prinsip-prinsip pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
PMK meliputi:

a) Prinsip umum (1) Pembelajaran sepanjang hayat;(2) Menerapkan pendekatan ilmiah;


(3) Menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tuladha),
membangun kemauan (ing madya mangun karsa), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (4) Menerapkan
pembelajaran secara terpadu dan tuntas (mastery learning); (5) Memperhatikan
keseimbangan antara hard skills dan soft skills; (6) Menggunakan berbagai sumber
belajar; (7) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (8) Menerapkan
metode pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan serta mempertimbangkan karakteristik peserta didik; dan (9)
Menerapkan strategi pembelajaran berbasis kompetensi, dan model-model belajar
inkuiri, discovery learning, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis
produk dan pembelajaran berbasis proyek.

b) Prinsip khusus (1) Menekankan pada keterampilan aplikatif; (2) Berlangsung di


rumah, sekolah/madrasah dan masyarakat/Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI);
(3) Iklim belajar merupakan simulasi dari lingkungan kerja di DUDI; (4) Berdasarkan
pada pekerjaan nyata, otentik dan sarat nilai melalui teaching factory untuk
mendapatkan pembiasaan berpikir dan bekerja dengan kualitas seperti di tempat
kerja; (5) Berdasarkan permintaan pasar kerja; (6) Melibatkan praktisi ahli yang
berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat pembelajaran dengan cara
pembimbingan saat praktik kerja lapangan dan PSG; dan (7) Menerapkan sistem
penyelenggaraan pendidikan terbuka (Multi Entry-Multi Exit System/MEMES) dan
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL);

2.    Karakteristikpembelajaran pada Pendidikan kejuruan di adopsi dari Crunkilton (1984)


sejalan dengan pernyataan Charles A. Prosser (1950:215) bahwa karakteristik
pembelajaran pada pendidikan kejuruan secara proporsi hanya menyiapkan peserta didik
secara nyata untuk melakukan pekerjaan dengan menetapkan (establish) habit berfikir
yang benar dan bekerja dengan tepat melalui pembelajaran atau pelatihan yang
berulang-ulang pada lingkup kompetensi keahlian yang dipelajarinya.

3.    Perancangan pembelajaran SMK dengan memperhatikan karakteristik Pembelajaran


pada Pendidikan kejuruan sebagai berikut:
 diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja
 didasarkan atas kebutuhan dunia kerja
 ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
dibutuhkan oleh dunia kerja.
 Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada “mind-on,
heart-on, hands-on” atau cara cara pikir, sikap dan keterampilan kerja di dunia usaha
atau produksi
 melibatkan dunia kerja sebagai  kunci keberhasilan pendidikan kejuruan
 responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi
 lebih ditekankan pada “learning by doing”
 memerlukan fasilitas praktek sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri

4.    Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan kemampuan dari suatu keadaan yang


ingin dicapai sebagai hasil perubahan dari yang peserta didik pelajari atau pernyataan
sebagai hasil dari pendidikan dan pelatihan. Agar tujuan pembelajaran di SMK efektif, maka
perumusannya dapat menggunakan beberapa pertanyaan dasar yang berkaitan dengan
pembelajaran yakni: “kemana kita akan pergi; bagaimana kita akan mencapainya; dan
bagaimana kita mengetahui bahwa telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan” (Mager;
1984:24). Secara umum tujuan pembelajaran pada SMK adalah: (1) Memahami
persyaratan kompetensi kerja, (2) melakukan pekerjaan rutin, (3) menguasai prosedur
kerja sehari-hari, (4) menerapkan standar keamanan kerja, (5) meningkatkan produktifitas,
(6) mampu bekerja dalam tim kolaboratif, (7) melek digital dan simbol-simbol dalam
pekerjaan, (8) memperhatikan kualitas, efisiensi, (9) menerapkan etika, moralitas kerja,
(10) memahami perubahan nasional dan (11) memiliki jiwa kewirausahaan (Putu Sudira;
2016).

5. Proses pembelajaran pendekatan saintifik mengacu pada pendekatan langkah


berpikir saintifik, mengandung 5 (lima) langkah yang tidak selalu harus berurut dan
seluruhnya ada dalam satu kali pertemuan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

a.    Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca,


menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu
objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain
observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis
peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun
sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa
dapat mengidentifikasi masalah.
b.    Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang
berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan
menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang
belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber,
siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat
mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta
harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya
dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan
menanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
c.    Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk
dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara
membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba
(eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari
kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
d.    Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas
fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data
antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan
menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data
sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat
tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa
menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data
yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema
kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari
kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian
dari hipotesis.
e.    Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil
temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data,
serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan
dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat
teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari
kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan
mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.

6.    Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,


termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Guna memperkuat pendekatan saintifik
serta pendekatan rekayasa dan teknologi serta mendorong kemampuan peserta didik
menghasilkan karya nyata, baik individual maupun kelompok, maka diterapkan strategi
pembelajaran menggunakan model model pembelajaran penyingkapan (inquiry learning),
pembelajaran penemuan (discovery learning) dan pendekatan pembelajaran berbasis
hasil karya yang meliputi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) serta
pelatihan berbasis produk (production based training) dan pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) sertateaching factorysesuai dengan karakteristik pendidikan
menengah kejuruan.

7.    Jenis dan sintaksis model pembelajaran kurikulum 2013 revisi 2017

a. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning))


Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning)  adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan
(Budiningsih, 2005:43). Discovery  terjadi bila individu terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa hukum, konsep dan prinsip,
melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi (pengambilan
keputusan/kesimpulan). Proses tersebut disebutcognitive
process  sedangkan discovery  itu sendiri adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219). 

Sebagai Contoh penerapan model ini melalui strategi deduktif dimana peserta didik
diberikan tugas untuk menentukan rumus luas lingkaran melalui permainan kertas
berbentuk lingkaran yang dibagi dalam n sektor yang sama besar, kemudian
menyusunnya sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti persegi panjang dan rumus
keliling sudah diketahui sebelumnya. Dari permainan kertas tersebut peserta didik dapat
menemukan bahwa luas lingkaran adalah ..............;

Tujuan pembelajaran model Discovery Learning

 Meningkatkan Kesempatan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran


 Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak
 Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan
 Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling
membagi informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain
 Meningkatkan Keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna
Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan ke
dalam aktivitas situasi belajar yang baru

Sintak model Discovery Learning

         Pemberian rangsangan (Stimulation);
         Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
         Pengumpulan data (Data Collection);
         Pembuktian (Verification), dan
         Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

b. Model Inquiry Learning  Terbimbing dan Sains

Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian
melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells,
2003).
Model pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
temuannya dari sesuatu yang dipertanyakan.Sedangkan Inkuiri Sains esensinya adalah
melibatkan siswa pada kasus yang nyata di dalam penyelidikan dengan cara
mengkonfontasi dengan area yang diselidiki, dengan cara membantu mereka
mengidentifikasi konsep atau metodologi pada area investigasi serta mendorong dalam
cara-cara mengatasi masalah.
Tujuan Pembelajaran Inquiry untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari proses mental.

Sintak/tahap model inkuiri terbimbing meliputi:


         Orientasi masalah;
         Pengumpulan data dan verifikasi;
         Pengumpulan data melalui eksperimen;
         Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
         Analisis proses inkuiri.

Sintak/tahap model inkuiri Sains (Biology)


         Menentukan area investigasi termasuk metodologi yang akan digunakan
         Menstrukturkan problem/masalah
         Mengidentifikasi problem-problem yang kemungkinan terjadi  dalam proses
investigasi
         Menyelesaikan kesulitan/masalah dengan melakukan desain ulang, mengumpulkan
dan mengorganisir data dengan cara lain dan sebagainya.

c.    Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)  Kurikulum 2013 Revisi


2017
Merupakan pembelajaran yang menggunakane berbagai kemampuan berpikir dari peserta
didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk
mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng,
2000).Problem Based Learning untuk pemecahan masalah yang komplek, problem-
problem nyata dengan menggunakan pendekataan studi kasus.Peserta didik melakukan
penelitian dan menetapan solusi untuk pemecahan masalah. (Bernie Trilling & Charles
Fadel, 2009: 111).

Tujuan Pembelajaran PBL untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-


konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking
Skills (HOT’s) yakni pengembangan kemampuan berfikir kritis, kemampuan pemecahan
masalah dan  secara aktif mengembangkan  keinginan dalam belajar dengan
mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan (Norman and Schmidt).Pengembangan
kemandirian belajar dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk
mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber-sumber belajar yang relevan untuk
menyelesaikan masalah.

Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley,


2003:3) terdiri atas:

 Mengidentifikasi masalah;
 Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-
informasi yang relevan;
 Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang;
 Melakukan tindakan strategis, dan
 Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.

Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen,


2011:93) terdiri atas:
         Merumuskan uraian masalah;
         Mengembangkan kemungkinan penyebab;
         Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
         Mengevaluasi.

d.    Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).


Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata
dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-
tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara
kerja sama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).

Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work,


keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/ taksonomi
tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).

Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:


         Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
         Mendesain perencanaan proyek;
         Menyusun jadwal (Create a Schedule);
         Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress
of the Project);
         Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
         Mengevaluasi pengalaman  (Evaluate the Experience).

e.    Model Pembelajaran Production Based Training/ Production


Based  Education  Training
Model inimerupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi,
dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti
aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan
evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.

Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT/PBET adalah untuk menyiapkan peserta


didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta
kemampuan kerjasama(berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja.

Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning meliputi:


         Merencanakan produk;
         Melaksanakan proses produksi;
         Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
         Mengembangkan rencana pemasaran.
(Diadaptasi dari Ganefri; 2013; G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).

f.     Model Pembelajaran Teaching Factory


Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa
yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam
suasana seperti yang terjadi di industri.Pelaksanaan teaching factory menuntut keterlibatan
mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah
daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun
evaluasinya.
Pelaksanaanteaching factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model,
dan dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun
model tersebut adalah sebagai berikut:
1.Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktek kerja industri yaitu pola
pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience based
training atau enterprise based training.
2.Model Kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis
kompetensi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada metode ini, penilaian peserta didik
dirancang sehingga dapat memastikan bahwa setiap peserta didik telah mencapai
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang
ditempuh.
3.Model ketiga Production Based Education and Training (PBET) merupakan
pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh
peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan
pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan
masyarakat).
4.Model keempat, Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis
industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.

Tujuan Pembelajaran Teaching Factory


1)    Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan wirausaha;
2)    Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya.
3)    Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing.
4)    Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
5)    Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
6)    Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta
membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual, dll
7)    memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya sehingga
dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.

Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory (Sema E. Alptekin, Reza


Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah:
1)    Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pemberian konsep manufaktur
moderen sehingga secara efektif dapat berkompetitif di industri.
2)    Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus pada konsep manufaktur
moderen.
3)    Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari usaha yang terpadu
4)    Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama pada
aktivitas peserta didik dan guru saat pembelajaran.

Sintaks Teaching Factory
Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT atau dapat juga
menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly-San Luis Obispo USA (Sema E. Alptekin:
2001) dengan langkah-langkah:
         Merancang produk
         Membuat prototype
         Memvalidasi dan memverifikasi prototype
         Membuat produk masal
Berdasarkan hasil penelitian, Dadang Hidayat (2011) mengembangkan langkah-langkah
pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut:
         Menerima Order
         Menganalisis order
         Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
         Mengerjakan order
         Mengevaluasi produk
         Menyerahkan order

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran
memiliki lima unsur dasar yaitu:

(1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, 

(2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, 

(3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang,


memperlakukan, dan merespon siswa, 

(4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan 

(5) instructional dan nurturant effects yang merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang
ditetapkan (nurturant effects).

Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang
pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
urutan logis, pengaturan, dan budaya. Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara
pandang yang digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Cara pandang
tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran dengan menggunakan model atau metode
pembelajaran tertentu.

Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
danMenengah, disebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antar peserta didik
dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan pada permendikbud nomor 22 Tahun 2016 pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan dua Permendikbud tersebut, maka pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
terjadinya interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Lingkungan belajar yang diharapkan adalah
berbasis aktivitas berdasarkan karakteristik (1) interaktif dan inspiratif; (2) menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; (3) kontekstual dan kolaboratif;
(4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan
(5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.

Pendekatan Pembelajaran
Selain pendekatan berbasis keilmuan, ada beberapa pendekatan lain yang dapat digunakan guru
dalam proses pembelajaran, di antaranya (1) pendekatan berbasis genre/teks (Genre Based
Approach), (2) pendekatan Contexstual Teaching and Learning(CTL), dan (3) pendekatan
pendidikan matematika realistik (Realistic Mathematic Education/RME)

Berikut uraian dari tiga macam pendekatan pembelajaran.

1. Pendekatan Berbasis Genre (Genre Based Approach)


2. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)
3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematic
Education/RME),
Metode Pembelajaran
Selain pendekatan dan model pembelajaran, dalam pembelajaran juga memerlukan metode
pembelajaran. Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran antara lain metode diskusi, metode
eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.

1. Metode Diskusi
2. Metode Eksperimen
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Simulasi
Model-model Pembelajaran
Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan
Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan
kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik,
kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain:

1. Model Penyingkapan (Discovery learning)


2. Model Penemuan (Inquiry learning)
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
4. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
5. Model Pembelajaran lain yang telah lama dikenal dan digunakan oleh guru seperti Jigsaw,
TPS (Think Pair Share), GI (Group Investigation), NHT (Number Head Together), Picture
and Pigture, TSTS (Two Stay and Two Stray), dan lain-lain yang bukan berbasis ceramah
atau hafalan.
RPP SMK TERBARU REVISI 2017
RPP SMK Terbaru Revisi 2017 merujuk kepada RPP di jenjang SMK hasil Revisi Terbaru pada
tahun 2017. Hemat saya, RPP SMK Terbaru Revisi 2017 tidak akan lepas dari panduan
penyusunan RPP bagi guru SMK berdasarkan dokumen pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 tahun 2017. Uraian terkait RPP SMK Terbaru Revisi 2017 di bawah ini merujuk pada
bahan diklat Penyegaran Instruktur Nasional / Instruktur Propinsi Kurikulum 2013 tahun 2017
yang diselenggarakan bulan April 2017 yang lalu.

RPP K2013 SMK Revisi 2017

Konsep RPP SMK Terbaru Revisi 2017


RPP SMK Terbaru Revisi 2017 tetap merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
seperti konsep sebelumnya yang merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih, yang dilaksanakan di kelas teori, kelas praktik dan/atau dunia kerja.
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 seharusnya menerapkan prinsip-prinsip pedagogis secara


tertulis untuk direalisasikan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik memperoleh
pengalaman belajar yang efektif dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dan tidak kalah pentingnya juga
perlu diingat bahwa RPP disusun agar proses pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Prinsip Penyusunan RPP SMK Terbaru Revisi 2017


Penyusunan RPP SMK Terbaru Revisi 2017 harus juga memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik;
b. partisipasi aktif peserta didik;
c. berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian;
d. pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi
dalam berbagai bentuk tulisan;
e. pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi;
f. penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar;
g. mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya;
h. penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi;
i. pembelajaran mata pelajaran umum harus mendukung pencapaian kompetensi
keahlian kejuruan.

Format dan Komponen RPP SMK Terbaru Revisi 2017


RPP SMK Terbaru Revisi 2017 sesuai dengan Panduan Penyusunan RPP Kurikulum 2013
Revisi Terbaru disusun dengan menggunakan format seperti tampak pada ilustrasi di bawah.
Komponen RPP yang seharusnya tercantum dalam RPP meliputi:

 Bagian Identitas RPP


Identitas Sekolah
Kompetensi Keahlian
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Alokasi waktu
 Kompetensi Inti
 Kompetensi Dasar
 Indikator Pencapaian Kompetensi
 Tujuan Pembelajaran
 Materi Pembelajaran
 Model dan Metode Pembelajaran
 Kegiatan Pembelajaran
 Media, Alat dan Sumber Belajar
 Penilaian Pembelajaran
Komponen-komponen RPP SMK Terbaru Revisi 2017 dimulai pada bagian identitas diisi
secara langsun. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI-KD disalin dari dokumen KI-KD yang
resmi dirilis. Komponen selanjutnya dihasilkan dari analisis – analisis.

Rambu-rambu Penyusunan RPP SMK Terbaru Revisi 2017

No. Komponen Keterangan

1. Identitas Sekolah Diisi nama satuan pendidikan.


Kompetensi Keahlian Diisi dengan Kompetensi Keahlian tempat; mata pelajaran
tersebut diajarkan
Mata Pelajaran Diisi nama Mata Pelajaran, seperti tertera pada Struktur
Kurikulum
Kelas/Semester Diisi kelas dan semester; ganjil/genap.
Tahun Pelajaran Diisi dengan tahun pelajaran yang sedang berlangsung

2. Alokasi waktu Diisi jumlah jam pelajaran hasil analisis program semester.

3. Kompetensi Inti Disalin dari Kompetensi Inti yang tertuang pada Lampiran
Permendikbud Nomor ……. tentang Kurikulum SMK
2013 untuk KI pengetahuan dan KI keterampilan.

4. Kompetensi Dasar KD disalin dari Lampiran Permendikbud Nomor …….


tentang Kurikulum SMK dan SK Dirjen Nomor
……….tentang Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar
Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3)
SMK/MAK.
Rumusan KD dituliskan untuk KD dari pengetahuan dan
KD dari keterampilan.
5. Indikator Pencapaian Dirumuskan sesuai kaidah pengembangan IPK KD
Kompetensi
Contoh IPK KD Pengetahuan
3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi
digital melalui pemanfaatan perangkat lunak pengolah
informasi
Berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses kognitif,
maka IPK dari KD pengetahuan di atas sebagai berikut:

 Menjelaskan simbul yang digunakan pada


komunikasi daring online;
 Menjelaskan pengertian komunikasi daringonline;
 Mendeskripsikan jenis-jenis komunikasi
daring online;
 Menentukan teknik komunikasi daring onlineyang
akan digunakan sesuai jenis alat yang disediakan
Contoh IPK KD Keterampilan
4.2 Menyajikan hasil pengelolaan informasi digital
melalui komunikasi daring online..
Berdasarkan KD 4.2 tersebut, kata “menyajikan” adalah
dimensi keterampilan konkret pada gradasi minimal P1 =
level keterampilan konkret imitasi.

Berdasarkan analisis tersebut, maka IPK nya adalah:

Melakukan komunikasi daring asinkron dan sinkron


berdasarkan contoh.

Mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan


sinkron berdasarkan tugas
6. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran dikembangkan sesuai rumusan
tujuan pembelajaran.

Berdasarkan IPK di atas, maka rumusan tujuan


pembelajarannya yaitu:

 Setelah berdiskusi dan menggali informasi,


peserta didik dapat menjelaskan pengertian komunikasi
daring online sesuai dengan buku teks secara santun.
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi,
peserta didik dapat menjelaskan 4 simbul yang
digunakan pada pengelolaan informasi digital
daring online sesuai dengan buku teks secara santun.
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi,
peserta didik dapat menjelaskan 2 jenis pengelolaan
informasi digital melalui komunikasi
daring online dengan santun.
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi,
peserta didik dapat menentukan kebutuhan pokok
fasilitas yang diperlukan untuk pengelolaan informasi
digital daring onlinesecara mandiri.
 Setelah berdiskusi dan menggali informasi,
peserta didik dapat menjelaskan cara melakukan
komunikasi daring online dengan percaya diri.
 Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan
internet, peserta didik dapat melakukan komunikasi
daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh
dengan percaya diri.
 Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan
internet, peserta didik dapat mendemonstrasikan
komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan
tugas sesuai prosedur dengan percaya diri.

7. Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran dikembangkan sesuai rumusan


materi pembelajaran
Berdasarkancontoh tujuan pembelajaran diatas maka
materi pembelajarannya adalah:
 Pengertian komunikasi daring online
 Simbol pada digital daring online
 Jenis komunikasi daring online
 Kebutuhan pokok fasilitas komunikasi
daring online
 Cara melakukan komunikasi daring online
Materi yang dikembangkan termasuk materi pengayaan
(dapat dikembangkan berdasarkan buku siswa,
referensi lain), materi yang terintegrasi dengan muatan
lokal, dan materi yang diintegrasikan pada kegiatan
ekstrakurikuler.

8. Model dan Metode Diisi dengan model pembelajaran yang sesuai dengan
Pembelajaran KD dan IPK (lihat konsep Pemahaman Proses
Pembelajaran: Tabel Perancah Pemaduan Sintaksis
Model Pembelajaran dan pendekatan (proses berfikir
dan bertindak sainitifik ).

9. Kegiatan Pembelajaran Diisi mengacu sintaks model pembelajaran yang


ditetapkan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
diorganisasikan menjadi kegiatan yang terdiri atas:
 Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru:
1. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan.
2. Mendiskusikan kompetensi yang telah
dipelajari dan dikembangkan sebelumnya terkait
dengan kompetensi yang akan dipelajari.
3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan manfaatnya bagi kehidupan.
4. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan.
5. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
yang akan digunakan
 Kegiatan Inti
Diisi dengan kegiatan siswa dan guru, dapat mengikuti
urutan sintaks model belajar yang dipadukan dengan
pendekatan (proses berfikir dan bertindak) sainitifik
(hasil analisis pemaduan model tugas sesi 3).

Kegiatan 5M tersebut tidak harus terjadi sekaligus


pada satu kali pertemuan, tetapi disesuaikan dengan
karakteristik materi yang sedang dibahas.

Catatan: sintaksis (langkah-langkah) model


pembelajaran dan langkah pendekatan (proses berfikir
dan bertindak) sainitifik (5M) dapat menggunakan hasil
penataan dari format perancah.
 Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi antara lain:

1. membuat rangkuman/simpulan pelajaran.


2. refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
3. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika
diperlukan).
4. menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
11. Media, Alat, dan Sumber Diisi dengan:
Belajar

 Sarana, alat bantu dan bahan yang digunakan pada


proses pembelajaran di setiap RPP.
 Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak
dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain
yang relevan untuk setiap pertemuan sesuai dengan
tuntutan KD.
 Sumber belajar ditulis sesuai ketentuan penulisan
literatur/referensi.
Contoh:

Media/Alat , Bahan, dan


Sumber Belajar
KD

KD 3.2 menerapkan Media:
pengetahuan
pengelolaan informasi LCD
ProjectorAlat/bahan:
digital melalui
komunikasi daring
Fasilitas
KD 4.2 komunikasi daring  dan
jaringan internet
Menyajikan hasil
pengelolaaninformasi Sumber belajar: buku
digital melalui teks pembelajaran, buku
komunikasi daring referensi lain
online..

11 Penilaian (KD 3 dan KD 4)  Diisi dengan hasil analisis teknik dan instrumen
penilaian (hasil pembelajaran sesi sebelumnya).
Contoh:

Teknik
Penilaian Instrumen
KD

KD 3.2 menerapkan
 S
pengetahuan oal tes
pengelolaan tertuli
informasi digital  Tes s
melalui komunikasi Tertulis  L
daring  Pen embar
ugasan tugas
dan
 L
embar
penila
ian
tugas

 L
embar
soal
prakti
KD 4.2 k dan
Lemb
Menyajikan hasil ar
pengelolaaninforma  Tes observ
si digital melalui praktik/ asi
komunikasi daring unjuk unjuk
online.. kerja kerja
 Diisi dengan program remedial dan pengayaan.

Dibuatkan jurnal harian tentang kejadian istimewa yang


dilakukan oleh siswa pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.

Contoh: Jurnal Penilaian Sikap:


Hari/Tanggal:
Peniaian Sikap

No. Nama Uraian Kejadian Rencana Tindakan/Pembinaan


Istimewa

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 RPP Keterampilan Abad 21


RPP SMK Terbaru Revisi 2017 seharusnya merupakan RPP Keterampilan Abad 21 .
Keterampilan Abad 21 adalah keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan
sukses di abad 21 ini. Keterampilan Abad 21 secara singkat bisa mudah kita ingat dengan istilah
4C2L. Keterampilan Abad 21 tersebut ialah Critical Thinking, Creatif Thinking, Collaborating
dan Communicating dan Life Skill serta Literacy. Ilustrasi berikut menunjukkan elemen-elemen
keterampilan abad 21 yang menjadi tanggung jawab kita untuk menumbuh kembangkan pada
diri setiap peserta didik.
Keterampilan Abad 21

Elemen-elemen keterampilan abad 21 umumnya sudah diadopsi dalam Standar Kompetensi


Lulusan SMK. Karena itu semua elemen keterampilan abad 21 telah digunakan sebagai
pertimbangan RPP SMK Terbaru Revisi 2017 .

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 memang sebenarnya dirancang untuk membekali peserta didik
dengan keterampilan abad 21. Dalam konteks ini, tidak peduli kurikulumnya apakah kurikulum
2006 ataupun kurikulum 2013 RPP yang dibuat seharusnya memfasilitasi pembelajaran
keterampilan abad 21.

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 yang didesain dengan cermat dan konsisten, memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran, menerapkan model-model pembelajaran yang
disarankan discovery learning, inquiry learning, problem based learning, problem solving
learning, project based learning, production based training dapat dinyatakan telah memiliki
ciri RPP SMK yang menyiapkan Pembelajaran Keterampilan Abad 21.
RPP SMK Terbaru Revisi 2017 atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan hasil Analisis SKL KI KD, Analisis Materi Pembelajaran, Analisis Penerapan
Model Pembelajaran dan kegiatan belajar dan Analisis Penilaian yang lakukan dengan cermat
dan konsisten pada dasarnya telah membentuk RPP yang bermutu tinggi. Ada yang
mengistilahkan RPP Keterampilan Abad 21 atau RPP Abad 21.
Ciri-ciri RPP SMK Terbaru Revisi 2017 RPP Keterampilan
Abad 21

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 disusun berpusat pada peserta didik
Setiap peserta didik adalah pribadi yang unik yang berbeda semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kecerdasan, gaya belajar, daya inovasi dan kemandirian dll.
Semua karakteristik peserta didik telah diidentifikasi dan digunakan dalam rangka menyusun
RPP SMK Terbaru Revisi 2017. Implementasi dalam RPP dapat berupa:

 pendidik menyediakan macam-macam media pembelajaran yang berbeda pada materi ajar yang
sama
 pendidik menyediakan macam-macam bentuk aktifitas belajar
 pendidik secara kreatif menggunakan strategi melibatkan peserta didik dalam aktifitas
pembelajaran
 pendidik memfasilitasi tumbuhnya inovasi, kreatifitas dan kemandirian

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 mendorong pengembangan budaya


membaca dan menulis
 di dalam RPP telah direncanakan agar peserta didik melaksanakan kegiatan membaca
 pendidik memberikan tuntunan mengutip sumber bacaan yag diacu
 pendidik memberi kesempatan peserta didik berekspresi dalam karya tulis yang berbeda
 pendidik memfasilitasi media penempatan hasil kegiatan baca tulis

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 memuat rancangan pemberian umpan


balik positif, penguatan, pengayaan dan remedial
 umpan balik positif
 penguatan
 pengayaan
 remedial
RPP SMK Terbaru Revisi 2017 memastikan keterkaitan dan keterpaduan
KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, sumber
belajar, penilaian
 menerapkan Analisis SKL KI KD
 menerapkan Analisis Materi Pembelajaran
 menerapkan Analisis Penerapan Model Pembelajaran
 menerapkan Analisis Penilaian

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 memfasilitasi tumbuhnya partisipasi aktif


peserta didik
Partisipasi aktif peserta didik perlu ditumbuhkembangkan, untuk itu pendidik perlu
menyediakan waktu, perhatian dan strategi yang tepat melibatkan siswa dalam proses belajar.

1. menerapkan pendekatan saintifik melalui kegiatan 5M


2. menerapkan pembelajaran kooperatif & kolaboratif
3. menyediakan waktu untuk berinteraksi
4. menerapkan pengelolaan kelas yang tepat

RPP SMK Terbaru Revisi 2017 memfasilitasi penerapan teknologi


informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis dan efektif
sesuai situasi dan kondisi
1. menerapkan penggunaan laptop, hp android, lcd proyektor sebagai alat bantu pembelajaran
2. menerapkan fasilitas internet dan penggunaan Web 2.0 tools
3. atau penggunaan fasilitas intranet terbatas di lingkungan kelas / sekolah / lab menggunakan
laptop, PC atau server sekolah.

Anda mungkin juga menyukai