Pembelajaran, dan
Pendekatan pembelajaran
Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce
dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4
(empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah
laku.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah,
dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong
timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan
dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih
efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Metode pembelajaran ceramah plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik
ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian
digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan
dengan team pendidik tersebut
sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu
oleh temannya sendiri.
Metode problem solving bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan
suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan
wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru
harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
1. 12. Project Method
Project methode adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan
meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
1. 13. Teileren Method
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
MODEL PEMBELAJARAN
KURIKULUM 2013 REVISI 2017
A. Konsep
1. Pembelajaran
adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara
peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara
edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selaras dengan itu pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian untuk mencapai perubahan tingkah
laku sebagai hasil pengalaman.
mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memiliki wawasan kerja, keterampilan
teknis bekerja, employability skills, dan melakukan transformasi diri terhadap perubahan
tuntutan dunia kerja (Putu Sudira; 2016).
“pendidikan kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih)
dengan cara mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang
terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya” Charles A. Prosser (1950: 217).
“Pembelajaran pada pendidikan kejuruan dapat efektif jika pelatihan dilakukan dengan cara
yang sama seperti di dunia kerja termasuk penggunaan peralatan dan mesin” Konsep ke
dua dari Charles A.Prosser (1950: 218). “Pembelajaran pada pendidikan kejuruan akan
efektif sesuai proporsinya jika pembelajaran dilatihkan secara langsung dan secara individu
pada peserta didik dalam kebiasaan berfikir dan diperlukan habit memanipulasinya dalam
kompetensi keahlian itu sendiri” Konsep ke tiga dari Charles A.Prosser (1950: 220).
Pembelajaran dengan pereplikaan seperti konsep di atas hampir mirip dengan teaching
factory atauproduction based trainning/Production Based Education Trainning dan ini
memungkinkan akan terbangun pembiasaan pada peserta didik sesuai tuntutan dunia kerja
dan akhirnya mereka memiliki kesiapan untuk mendapatkan peluang dalam memasuki
lapangan kerja yang sebenarnya.
Konsep pembelajaran abad 21 yakni model relasi sain dan rekayasa yang dikembangkan
oleh Bernie Trilling dan Charles Fadel (2009; disadur dari Putu Sudira). Pada konsep ini sain
lebih menekankan pada metoda penyelidikan dan penemuan untuk menjelaskan gejala-
gejala alam, sedangkan rekayasa dan teknologi menggunakan strategi perancangan dan
penemuan solusi atas problematika kehidupan.
2. Konsep Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum atau
prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan
3. Model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut
sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut
“Arends dalam Trianto”, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas”.
B. Deskripsi
1. Prinsip-prinsip pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
PMK meliputi:
Sebagai Contoh penerapan model ini melalui strategi deduktif dimana peserta didik
diberikan tugas untuk menentukan rumus luas lingkaran melalui permainan kertas
berbentuk lingkaran yang dibagi dalam n sektor yang sama besar, kemudian
menyusunnya sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti persegi panjang dan rumus
keliling sudah diketahui sebelumnya. Dari permainan kertas tersebut peserta didik dapat
menemukan bahwa luas lingkaran adalah ..............;
Sintak model Discovery Learning
Pemberian rangsangan (Stimulation);
Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
Pengumpulan data (Data Collection);
Pembuktian (Verification), dan
Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian
melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells,
2003).
Model pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
temuannya dari sesuatu yang dipertanyakan.Sedangkan Inkuiri Sains esensinya adalah
melibatkan siswa pada kasus yang nyata di dalam penyelidikan dengan cara
mengkonfontasi dengan area yang diselidiki, dengan cara membantu mereka
mengidentifikasi konsep atau metodologi pada area investigasi serta mendorong dalam
cara-cara mengatasi masalah.
Tujuan Pembelajaran Inquiry untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari proses mental.
Mengidentifikasi masalah;
Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-
informasi yang relevan;
Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang;
Melakukan tindakan strategis, dan
Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintaks Teaching Factory
Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT atau dapat juga
menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly-San Luis Obispo USA (Sema E. Alptekin:
2001) dengan langkah-langkah:
Merancang produk
Membuat prototype
Memvalidasi dan memverifikasi prototype
Membuat produk masal
Berdasarkan hasil penelitian, Dadang Hidayat (2011) mengembangkan langkah-langkah
pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut:
Menerima Order
Menganalisis order
Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
Mengerjakan order
Mengevaluasi produk
Menyerahkan order
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran
memiliki lima unsur dasar yaitu:
(2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran,
(4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan
(5) instructional dan nurturant effects yang merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang
ditetapkan (nurturant effects).
Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang
pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
urutan logis, pengaturan, dan budaya. Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara
pandang yang digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Cara pandang
tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran dengan menggunakan model atau metode
pembelajaran tertentu.
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
danMenengah, disebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antar peserta didik
dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan pada permendikbud nomor 22 Tahun 2016 pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan dua Permendikbud tersebut, maka pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
terjadinya interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Lingkungan belajar yang diharapkan adalah
berbasis aktivitas berdasarkan karakteristik (1) interaktif dan inspiratif; (2) menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; (3) kontekstual dan kolaboratif;
(4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan
(5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Pendekatan Pembelajaran
Selain pendekatan berbasis keilmuan, ada beberapa pendekatan lain yang dapat digunakan guru
dalam proses pembelajaran, di antaranya (1) pendekatan berbasis genre/teks (Genre Based
Approach), (2) pendekatan Contexstual Teaching and Learning(CTL), dan (3) pendekatan
pendidikan matematika realistik (Realistic Mathematic Education/RME)
1. Metode Diskusi
2. Metode Eksperimen
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Simulasi
Model-model Pembelajaran
Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan
Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan
kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik,
kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik;
b. partisipasi aktif peserta didik;
c. berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian;
d. pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi
dalam berbagai bentuk tulisan;
e. pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi;
f. penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar;
g. mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya;
h. penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi;
i. pembelajaran mata pelajaran umum harus mendukung pencapaian kompetensi
keahlian kejuruan.
2. Alokasi waktu Diisi jumlah jam pelajaran hasil analisis program semester.
3. Kompetensi Inti Disalin dari Kompetensi Inti yang tertuang pada Lampiran
Permendikbud Nomor ……. tentang Kurikulum SMK
2013 untuk KI pengetahuan dan KI keterampilan.
8. Model dan Metode Diisi dengan model pembelajaran yang sesuai dengan
Pembelajaran KD dan IPK (lihat konsep Pemahaman Proses
Pembelajaran: Tabel Perancah Pemaduan Sintaksis
Model Pembelajaran dan pendekatan (proses berfikir
dan bertindak sainitifik ).
KD 3.2 menerapkan Media:
pengetahuan
pengelolaan informasi LCD
ProjectorAlat/bahan:
digital melalui
komunikasi daring
Fasilitas
KD 4.2 komunikasi daring dan
jaringan internet
Menyajikan hasil
pengelolaaninformasi Sumber belajar: buku
digital melalui teks pembelajaran, buku
komunikasi daring referensi lain
online..
11 Penilaian (KD 3 dan KD 4) Diisi dengan hasil analisis teknik dan instrumen
penilaian (hasil pembelajaran sesi sebelumnya).
Contoh:
Teknik
Penilaian Instrumen
KD
KD 3.2 menerapkan
S
pengetahuan oal tes
pengelolaan tertuli
informasi digital Tes s
melalui komunikasi Tertulis L
daring Pen embar
ugasan tugas
dan
L
embar
penila
ian
tugas
L
embar
soal
prakti
KD 4.2 k dan
Lemb
Menyajikan hasil ar
pengelolaaninforma Tes observ
si digital melalui praktik/ asi
komunikasi daring unjuk unjuk
online.. kerja kerja
Diisi dengan program remedial dan pengayaan.
RPP SMK Terbaru Revisi 2017 memang sebenarnya dirancang untuk membekali peserta didik
dengan keterampilan abad 21. Dalam konteks ini, tidak peduli kurikulumnya apakah kurikulum
2006 ataupun kurikulum 2013 RPP yang dibuat seharusnya memfasilitasi pembelajaran
keterampilan abad 21.
RPP SMK Terbaru Revisi 2017 yang didesain dengan cermat dan konsisten, memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran, menerapkan model-model pembelajaran yang
disarankan discovery learning, inquiry learning, problem based learning, problem solving
learning, project based learning, production based training dapat dinyatakan telah memiliki
ciri RPP SMK yang menyiapkan Pembelajaran Keterampilan Abad 21.
RPP SMK Terbaru Revisi 2017 atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan hasil Analisis SKL KI KD, Analisis Materi Pembelajaran, Analisis Penerapan
Model Pembelajaran dan kegiatan belajar dan Analisis Penilaian yang lakukan dengan cermat
dan konsisten pada dasarnya telah membentuk RPP yang bermutu tinggi. Ada yang
mengistilahkan RPP Keterampilan Abad 21 atau RPP Abad 21.
Ciri-ciri RPP SMK Terbaru Revisi 2017 RPP Keterampilan
Abad 21
RPP SMK Terbaru Revisi 2017 disusun berpusat pada peserta didik
Setiap peserta didik adalah pribadi yang unik yang berbeda semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kecerdasan, gaya belajar, daya inovasi dan kemandirian dll.
Semua karakteristik peserta didik telah diidentifikasi dan digunakan dalam rangka menyusun
RPP SMK Terbaru Revisi 2017. Implementasi dalam RPP dapat berupa:
pendidik menyediakan macam-macam media pembelajaran yang berbeda pada materi ajar yang
sama
pendidik menyediakan macam-macam bentuk aktifitas belajar
pendidik secara kreatif menggunakan strategi melibatkan peserta didik dalam aktifitas
pembelajaran
pendidik memfasilitasi tumbuhnya inovasi, kreatifitas dan kemandirian