Aplikasi Grand Teori Orem
Aplikasi Grand Teori Orem
DISUSUN OLEH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
praktik keperawatan. Banyak teori yang telah diperkenalkan oleh para ahli
teori self-care deficit yang yang terdiri dari teori self-care dan theory of
1
2
bila individu jatuh pada kondisi sakit atau mengalami keterbatasan aktivitas
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
1. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat menerapkan teori self-
teori orem
C. Metode Penulisan
Pembuatan makalah ini berdasarkan pada studi literature dari berbagai sumber
seperti buku-buku referensi dan internet. Selain itu berdasarkan analisa kasus
yang diperoleh dari lahan praktek. Makalah ini terdiri dari bab I yang
berisikan mengenai latar belakang penulisan makalah ini, tujuan penulisan dan
3
metode yang digunakan penulis untuk menyusun makalah ini. Bab II berisikan
landasan teori mengenai teori Orem, Bab III membahas tentang kasus yang
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan
itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Menurut Orem asuhan keperawatan
memelihara kesehatan dan kesejahteraan, teori ini dikenal dengan teori self care
(perawatan diri).
Teori orem (self-care deficit theori of nursing) di susun atas tiga teori yang
berhubungan :
4
5
terus menerus atau perawatan dependen atau membuat hasil yang tidak
2. Theory of self-care
Self
conditioning factors
conditioning factors
-
R care R
R
Self- Self-care
care demamd
agency < s
conditioning factors
R defici R
t
Nursin
g
agency
Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh
pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stress fisik dan
psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang
memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak
dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan self
individu laki-laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga-
kesejahteraan.
e. Self-care Deficit
Self-care Deficit adalah hubungan antara self –care agency dengan self-care
a. Klien
b. Sehat
c. Lingkungan
d. Keperawatan
Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang
hidup.
umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk
ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada
dukungan/pendidikan).
D. Tujuan
self care.
11
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak memungkinkan, oleh
4. Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat
menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima metode
bantuan.
a. Wholly Compensatory
rangsangan.
b. Partially Compensatory
c. Supportive Education
Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode
b. Mengajarkan klien
c. mengarahkan klien
d. Mensupport klien
mandiri
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek keperawatan di
Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap proses
termasuk self care agent dan therapeutic self-care demand dan hubungan
14
berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status kesehatan
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat
therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien
demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu
akan datang.
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada pasien dan
membuat nursing system yang efisien dan efektif dan menentukan cara-
cara yang benar dalam membantu self care pasien. Tahap ini termasuk
care agency.
dapat melakukan perencanaan dan control dan tahap ini mengatur sistem
dengan optimal.
umum dan proses keperawatan self care care deficit (Orem): (Tabel 1)
.
17
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus
Ny. X Umur 50 tahun, status kawin janda, suku melayu, agama Islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, riwayat pendidikan tidak tamat SD, suami sudah
7 tahun yang lalu meninggal dunia, Ny. X tinggal dengan anak laki-lakinya
yang kebetulan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga sementara anak laki-
lakinya Ny. X adalah seorang karyawan swasta salah satu perusahaan. Saat ini
hari Ny. X di rawat di ruang tersebut, menantunya dengan setia dan sabar
kesadaran compos mentis, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88 kali / menit,
nafas 30 kali / menit, suhu 36,50 C, TB, 156 cm dan BB 45 kg, klien mengeluh
nyeri pada dada sebelah kiri, nyeri sangat hebat, klien tampak meringis,
berkeringat dingin, klien terpasang kateter urin, dan oksigen 3 liter/menit, obat
tetes/menit, klien dianjurkan bedrest ditempat tidur, ruang ICCU pada saat itu
penuh sehingga klien di rawat di ruang penyakit dalam. Kondisi pada hari itu
18
19
sehari-hari seperti mandi, buang air besar harus dibantu oleh perawat
Apabila penerapkan asuhan keperawatan teori self care Orem pada Ny. X
A. Pengkajian
Bila mengacu pada teori self care, maka hal-hal yang perlu dikaji adalah
deviation, medical problem and plan dan self care deficit, dan data yang
Faktor personal: usia 50 tahun, suku melayu, WNI, agama Islam, janda,
pekerjaan ibu rumah tangga, tinggi badan 156 cm dan berat badan 45 kg.
Universal self care: Ny. X mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, nafas
Development self care: Ny X seorang janda dan tinggal dengan anak laki-
B. Diagnosa Keperawatan
2. Nyeri akut
4. Intoleransi aktivitas
C. Perencanaan
c. Tidak terpasang O2
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan 1. Mempertahankan oksigen arteri
oksigen sesuai dengan program
2. Monitor 2. Mengetahui status pernafasan
jumlah pernafasan, penggunaan
otot bantu pernafasan, batuk,
bunyi paru, tanda vital, warna
kulit dan AGD 3. Meningkatkan pernafasan
3. Laksanakan 4. Meningkatkan pengembangan paru
program pengobatan 5. Membantu mengeluarkan sekret
4. Posisi pasien 6. Kemungkinan terjadi kesulitan
fowler bernafas yang akut
5. Bantu dalam 7. Perlu adaptasi baru dengan kondisi
terapi inhalasi Sekarang
6. Alat-alat
emergensi disiapkan dalam
kondisi baik
7. Pendidikan
kesehatan : perubahan gaya hidup,
menghindari alergen, tehnik
bernafas, tehnik relaksasi
D. Implementasi
E. Evaluasi
2. Nyeri hilang
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan
itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Menurut Orem asuhan keperawatan
memelihara kesehatan dan kesejahteraan, teori ini dikenal dengan teori self care
(perawatan diri).
Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh
pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stress fisik dan
psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang
memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak
dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan self
22
23
B. SARAN
sakit
24
DAFTAR PUSTAKA
George, J.B. (1995). Nursing theories: The base for professional nursing practice.
Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange.
http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/02/aplikasi-teori-orem-self-care-
dalam-keperawatan/tanggal 17 Oktober 2008
Rangkang “Syeh (2008), Konsep model “self care-theory”, diakses pada tanggal
27 Oktober 2008 melalui
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/konsep-model-self-care-
theory/