Anda di halaman 1dari 21

MENGKAJI APLIKASI TEORI KEPERAWATAN

OREM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DISUSUN OLEH :

Aris Suparman
Abd. Mus Hakim. Lahere
Zulkarnaini
Aidawati
Firman Sanjaya
I Putu Nurbawa Irmawati
Isrom widiono
Titus Adicandra
Manuel Lewi Mairering
Annuwarian
Muhammad Siddik

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas berkat dan rahmat-Nya dapat

menyelesaikan makalah yang bertemakan tentang Mengkaji Aplikasi Teori Orem

Dalam Kehidupan Sehari-hari.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan, Segala sesuatu di

dunia ini tiada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Saran dan kritik

sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya. Penulis

harapkan semoga makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi kita semua

dan memilki nilai ilmu pengetahuan.

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ 1

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 4

A.Latar Belakang ................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan ................................................................................................ 6

D. Manfaat .............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................ 7

A.Pengertian ........................................................................................... 7

B.Konsep Keperawatan Teori Orem’s ................................................... 7

C.Langkah Proses Keperawatan ............................................................. 10

BAB III PEMBAHASAN .................................................................... 16

BAB IV PENUTUP .............................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus

dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh, dengan demikian

perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan

mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk

pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi

klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam

proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek

keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Bentuk profesionalisme keperawatan salah satunya ditunjukkan dalam

pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan

ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada,

dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi kelima tahapan yaitu

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Penerapan teori keperawatan yang diperkenalkan oleh para ahli

dibidang keperawatan perlu terus dikembangkan penerapannya di lapangan

atau pada praktik keperawatan. Banyak teori yang telah diperkenalkan oleh

para ahli keperawatan. Salah satunya adalah model konsep keperawatan yang

dikembangkan oleh Dorothea E. Orem. Teori yang diperkenalkannya adalah

teori self-care deficit yang yang terdiri dari teori self-care dan theory of nusing

4
system. Model konsep yang diperkenalkan oleh Orem tersebut menekankan

bahwa setiap individu mempunyai kemampuan untuk merawat dirinya sendiri

dan anggota keluarganya. Peran perawat adalah membantu individu dan self-

care agency untuk mampu memenuhi kebutuhan self-care bila individu jatuh

pada kondisi sakit atau mengalami keterbatasan aktivitas yang memerlukan

pertolongan.

Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model

Self Care (perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk

pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat

dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan

mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan

sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri

sendiri.

Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai

yang ada dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan

tindakan atas kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam

pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap

manusia menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian

dari kebutuhan dasar manusia. Self Care (perawatan diri) merupakan

perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas

pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu

individu dengan individu lain), hubungan interpersonal dimana ketika kita

berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga

5
menentukan sekedar hubungan interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi

kita tidak hanya menentukan conten (isi pesan) melainkan juga menentukan

relationship (hubungan).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah ini diantaranya adalah :

1. Apa pengertian dari self care menurut Orem?

2. Bagaimana konsep keperawatan Teori Orem?

3. Bagaimana langkah proses keperawatan?

4. Bagaimana pengkajian proses keperawatan?

C. Tujuan

1. Untuk mengkaji aplikasi teori keperawatan orem dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Untuk mengetahui pengertian dari self care menurut Orem.

3. Untuk mengetahui konsep keperawatan Teori Orem.

4. Untuk mengetahui langkah proses keperawatan.

D. Manfaat

Untuk mengembangkan status kesehatan pasien, untuk menilai efektifitas,

efesiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan, untuk menilai

pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan sebagai umpan balik untuk

memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah suatu pelaksanaan

kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk

memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan

kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-

kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan

kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Menurut Orem asuhan

keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari

kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu

memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan, teori

ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri).

B. Konsep Keperawatan Teori Orem’s

Teori orem (self-care deficit theori of nursing) di susun atas tiga teori

yang berhubungan :

1. Theory of self-care deficit

Orang-orang dapat mengambil keuntungan dari perawatan karena

mereka merupakan subjek pembatasan hubungan kesehatan atau turunan

kesehatan yang membuat mereka tidak mampu membuat perawatan

7
mandiri secara terus menerus atau perawatan dependen atau membuat

hasil yang tidak efektif atau perawatan yang tidak lengkap

2. Theory of self-care

Self-care dan perawatan anggota-anggota keluarga yang dependen

diajarkan perilaku-perilaku yang ditujukan untuk mengatur integritas

struktur manusia, fungsionalisasi dan perkmbangan manusia

3. Theory of nursing systems

System-sistem keperawatan dibentuk ketika para perawat

menggunakan kemampuan mereka untuk menulis (menentapkan),

merancang, dan memberikan perawatan bagi pasien (sebagai individu atau

kelompok) dengan mengerjakan upaya-upaya khusus dan system-sistem

pengupayaan. Upaya-upaya ini atau system yang mengatur nilai

kemampuan individu-individu berlatih dengan hubungannya untuk

merawat mandiri dan memenuhi syarat-syarat perawatan mandiri bagi

individu secara teraupetik.

Self-
conditioning factors

conditioning factors

care
R R

R Self-care
Self- demamds
care
agency
conditioning factors

deficit
< R
R
Nursing
agency

8
Penjelasan gambar :

Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri.

Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh

pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stress fisik dan

psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang

memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak

dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan self

care theraupetic. Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa

kegiatan perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan

dengan layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang

melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan

keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang

tepat bagi klien.

a. Nursing Agency (Agen keperawatan)

Nursing Agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status

perawat dalam kelompok-kelompok sosial. “Tersedianya perawatan bagi

individu laki-laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga-

keluarga, memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang

memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan

kerugian atan bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan

perawatan mandiri-kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang

lain. Kemampuan yang khusus merupakan agen keperawatan

9
b. Self-care Agency (Agen perawatan sendiri)

Self-care Agency adalah kekuatan individu yang berhubungan dengan

perkiraan dan essensial operasi-operasi produksi untuk perawatan mandiri

c. Theraupetik self-care demand (permintaan perawatan sendiri)

self-care demand adalah totalitas upaya-upaya perawatan sendiri yang

ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat-syarat erawatan

mandiri dengan cara menggunakan metode-metode yang valid dan

berhubungan dengan perangkat-perangkat operasi atau penanganan

d. Self – Care (perawatan sendiri)

Self-care adalah suatu kontribusi berkelanjutan orang dewasa bagi

eksistensinya , kesehatannya, dan kesejahteraanya. Perawatan sendiri adalah

latihan aktivitas yang individu-individunya memulai dan menampilkan

kepentingan mereka dalam mempertahankan individu , kesehatan dan

kesejahteraan.

e. Self-care Deficit

Self-care Deficit adalah hubungan antara self –care agency dengan self-care

demand yang di dalamnya self-care agency tidak cukup mampu

menggunakan self-care demand .

E. Langkah Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah

yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan

keperawatan. Pada proses keperawatan terdapat 5 tahap yaitu pengkajian,diagnose

10
keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan tahap evaluasi. Kelima

proses keperawatan tersebut berkaitan erat dengan teori self care. Berikut

merupakan aplikasi self care pada tahap-tahap proses keperawatan:

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien.Pada tahap pengkajian,perawat mengumpulkan data berdasar

konsep sentral orem yaitu meliputi:

a. Manusia

Pengkajian dengan konsep sentral manusia di dasari oleh tingkat

kebutuhan self care pasien yang meliputi:

1) Universal self care requisites (kebutuhan perawat dari universal

(kebutuhan perawat dari universal)

Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus

kehidupan.Kebutuhan perawat diri universal meliputi kebutuhan udara,

air, makanan, eliminasi, aktifitas, istirahat, dan lain-lain. Sehingga,

dari kebutuhannya di butuhkan, perawat perlu mengkaji kebutuhan

yang belum dapat terpenuhi oleh pasien sendiri.Misalnya pasien

menderita patah tulang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

aktifitasnya.

2) Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri dan

pengembangan).

11
Kebutuhan yang berhubungan dengan proses pertumbuhan manusia

dan proses perkembangannya. Misalnya , pada ibu hamil meskipun

kondisinya sehat namun tetap masih memerlukan perawatan karena

adanya manusia baru dalam rahimnya yang membutuhkan asupan

nutrisi lebih banyak yang berguna untuk pertumbuhan bayi tersebut.

3) Health Deviation Selfcare Requisites (kebutuhan perawatan diri

penyimpangan kesehatan)

Merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh orang sakit.

Kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan berhubungan

dengan faktor genetik, kerusakan struktur manusia , kerusakan atau

penyimpangan struktur atau fungsi dan peran organ tubuh yang dapat

menggangu kempuan seseorang untuk melakukan self care. Peran

perawat disini adalah dapat menggumpulkan data data dari pasien

mengenai masalah atau keluhan yang dialami. Cara cara yang

dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu dengan wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi, contohnya

kompres untuk pasien hipertermi.

b. Lingkungan

1) Lingkungan fisik

Merupakan segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat

mempengaruhi perubahan status kesehatan seseorang , seperti daerah

yang terjangkit wabah dan pemukiman kumuh.

Disini perawat melakukan pengkajian tentang lingkungan daerah

12
tinggal pasien. Caranya bisa melalui wawancara terhadap pasien

sendiri ataupun melalui keluarganya.

2) Lingkungan Psikologis

Merupakan keadaan yang mempengaruhi terganggunya psikologis

seseorang. Disini perawat mengkaji tentang kondisi lingkungan tempat

tinggal pasien seperti lingkungan yang kurang nyaman yang

menimbulkan kecemasan dan ketakutan.

Misalnya pada pasien yang mengalami masalah kejiwaan yang di

akibatkan oleh lingkungan keluarga yang kurang nyaman dan sering

terjadi pertengkaran yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan

pasien.

3) Lingkungan Sosial

Merupakan lingkungan masyarakat dimana individu tumbuh dan

berkembang serta mempengaruhi status kesehatan seseoramg. Disini

perawat perlu mengkaji lingkungan pasien seperti lingkungan

pemabuk, lingkungan PSK, Dll. Misalnya pada pasien penderita PMS (

Penyakit menular Seksual) yang ternyata tinggal dilingkungan PSK.

4) Lingkungan Budaya

Merupakan lingkungan yang memiliki adat istiadat dan tradisi yang

berbeda-beda dengan daerah yang lain. Misalnya pasien yang berasal

dari daerah Bali yang menderita ginjal yang karena kebudayaan

minum Toah yang berlebihan.

5) Lingkungan Spiritual

13
Hal ini mempengaruhi tindak lanjut dalam proses keperawatan karena

berkaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh pasien sehingga

perawat mengkaji untuk menghargai privasi pasien dalam melakukan

tindakan keperawatan selanjutnya.

c. Sehat Sakit

Sehat dimana individu mampu memnuhi kebutuhan perawatan dirinya

sendiri. Sehat bukan berarti sehat fisiknya saja namun sehat jiwanya sehat

meliputi aspek fisik, psikologis, interpersonal, interpersonal dan social.

Sakit merupakan pergeseran status individu dari selfcare agency menjadi

pasien atau penerima asuhan Disini perawat perlu mengkaji keluhan,

masalah yang dialami pasien.

d. System Keperawatan

1) Wholly Compensatory Nursing System

Merupakan system keperawatan yang membantu pasien dalam

pemenuhan kenutuhan selfcarenya secara keseluruhan. Misalnya pada

pasien yang menderita lumpuh total yang membutuhkan bantuan

secara penuh dalam pemenuhan kebutuhan selfcare.

2) Partial Compensatory Nursing System

Merupakan sistem keperawatan yang membantu pasien dalam

pemenuhan kebutuhan self carenya secara sebagain. Misalnya pasien

yang menderita penyakit diabetes mellitus yang membutuhkan bantuan

hanya sebagian dalam pemenuhan kebutuhan self carenya karena

14
pasien masih bias melakukan aktivitas lainnya seperti makan dan

mandi.

3) Surportive-Education Compensatory Nursing System

Merupakan system keperawatan yang membantu pasien dalam

pemenuhan kebutuhan self carenya dengan dukungan dan pendidikan.

Misalnya pasien yang menderita diabetes dan tidak dirawat di Rumah

Sakit dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi.

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kasus

Ny. X Umur 50 tahun, status kawin janda, suku melayu, agama Islam,

pekerjaan ibu rumah tangga, riwayat pendidikan tidak tamat SD, suami sudah

7 tahun yang lalu meninggal dunia, Ny. X tinggal dengan anak laki-lakinya

yang kebetulan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga sementara anak laki-

lakinya Ny. X adalah seorang karyawan swasta salah satu perusahaan. Saat ini

Ny. X dirawat di Ruang K Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Y, sudah 4

hari Ny. X di rawat di ruang tersebut, menantunya dengan setia dan sabar

menjaga ibunya dengan diagnosa Angina Pectoris, kondisi saat masuk

kesadaran compos mentis, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88 kali / menit,

nafas 30 kali / menit, suhu 36,50 C, TB, 156 cm dan BB 45 kg, klien mengeluh

nyeri pada dada sebelah kiri, nyeri sangat hebat, klien tampak meringis,

berkeringat dingin, klien terpasang kateter urin, dan oksigen 3 liter/menit, obat

oral cedocard 3 x 1, antasida 3 x 1, dulcalax 1 x 1, terpasang infus RL 20

tetes/menit, klien dianjurkan bedrest ditempat tidur, ruang ICCU pada saat itu

penuh sehingga klien di rawat di ruang penyakit dalam. Kondisi pada hari itu

(hari ke empat) klien sudah menunjukan banyak perubahan seperti nyeri

berkurang, tekanan darah 130/80 mmHg, masih terpasang oksigen kanul 2

liter/menit, terpasang infus RL 20 tetes/menit, pada saat ini Ny. X tidak

dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang berat, untuk memenuhi kebutuhan

16
sehari-hari seperti mandi, buang air besar harus dibantu oleh perawat

sedangkan makan atau minum klien dibantu keluarga.

B. Aplikasi konsep pada kasus Ny. X

Apabila penerapkan asuhan keperawatan teori self care Orem pada Ny. X

menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

a. Pengkajian

Bila mengacu pada teori self care, maka hal-hal yang perlu dikaji adalah

faktor personal, universal self care, development self care, health

deviation, medical problem and plan dan self care deficit, dan data yang

dapat dikumpulkan dari kasus Ny. X, adalah sebagai berikut:

Faktor personal: usia 50 tahun, suku melayu, WNI, agama Islam, janda,

pekerjaan ibu rumah tangga, tinggi badan 156 cm dan berat badan 45 kg.

Universal self care: Ny. X mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, nafas

sesak dengan frekuensi 30 kali/menit, berkeringat dingin, wajah tampak

meringis, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88 kali/menit, terpasang

oksigen 3 liter/menit, terpasang infus RL 20 tetes/menit, mandi dan BAB

di bantu oleh perawat dan keluarga

Development self care: Ny X seorang janda dan tinggal dengan anak laki-

lakinya, keterbatasan melakukan aktivitas karena mengalami nyeri pada

dada sebelah kiri akibat angina pectoris, membutuhkan bantuan

17
sepenuhnya / total, membutuhkan latihan melakukan aktivitas ringan yang

tidak memberatkan kerja jantung.

Health Deviation: Aktual gangguan sistem cardiologi dan tidak dapat

melakukan aktivitas berat.

Medical problem and plan: diagnosa medik adalah Agina Pectoris.

Perencanaan: istirahat, berikan Oksigen 2 liter/menit, Monitor TTV

(tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu), Monitor hasil EKG,

membantu dalam pemenuhan kebutuhan ADL, mengajarkan pasien dan

keluarga secara bertahap tentang perawatan Ny X, relaksasi dengan tarik

nafas dalam pada saat nyeri muncul.

Self Care Deficit: ketergantungan pasien dengan keluarga dan perawat

karena kondisi penyakit sehingga pasien tidak mampu dalam memenuhi

self care dan aktivitas lain terutama aktivitas berat.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah suatu pelaksanaan

kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi

kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya

sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-

kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan

itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Menurut Orem asuhan keperawatan

dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk

merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup,

memelihara kesehatan dan kesejahteraan, teori ini dikenal dengan teori self care

(perawatan diri).

Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri.

Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh

pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stress fisik dan

psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang

memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak

dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan self

care theraupetic. Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa

kegiatan perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan

19
dengan layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang

melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan

keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang

tepat bagi klien.

B. SARAN

1. Penerapan teori orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan harus

terus dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teori keperawatan

yang penerapanya sesuai dengan kondisi pasien.

2. Model teori Dorothea E. Orem dapat diaplikasikan pada praktek

keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan baik di rumah sakit,

klinik, puskesmas, keluarga, komunitasa, maupun jiwa tergantung pada

areanya dan sasaran pasiennya

3. Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukan adanya self-

care agent yang membantu pasien tidak mampu sehingga kebutuhan

perawatan diri klien tetap terpenuhi meskipun dalam kondisi sakit

20
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan
Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai