Istilah administrasi yang sering dipergunakan sehari-hari yang berasal dari bahasa Belanda “administratie” yang berarti tata usaha dengan maksud suatu kegiatan mengenai pekerjaan tulis menulis yang merupakan kegiatan kantor sehari- hari. Dengan istilah ini, maka administrasi hanya diartikan dalam arti sempit yaitu tata usaha (Mahtika, 2006). Tata usaha sebagai administrasi dalam arti sempit, sesungguhnya adalah alat pembantu pimpinan (administrasi) di dalam suatu organisasi. Unsur tata usaha dalam organisasi mempunyai fungsi “mengadakan pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam suatu organisasi untuk digunakan sebagai bahan keterangan bagi pimpinan”. (Mahtika, 2006) The Liang Gie (1981) menjelaskan administrasi dalam arti sempit sebagai kegiatan administrasi yang meliputi pekerjaan tata usaha dengan kegiatan mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam suatu usaha atau organisasi untuk menjadi bahan keterangan bagi pimpinan. Jadi pengertian administrasi dalam arti sempit adalah suatu kegiatan yang dilakukan di kantor mengenai tulis-menulis, mengirim, menyimpan, memberikan informasi bagi pimpinan dalam setiap kerjasama untuk mencapai tujuan yang sifatnya terbatas. Pengertian administrasi dalam arti luas adalah mengandung segala kegiatan yang dikerjakan secara menyeluruh agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai. Administrasi merupakan suatu pengertian yang mengandung makna pengarahan atau memimpin sesuai dengan istilah memimpin (directing), kemudian berkembang menjadi melayani (serving) karena istilah tersebut pada saat yang sama dapat terpenuhi dua unsur yang berbeda dalam usaha mencapai maksud atau tujuan seseorang. (The Liang Gie, 1981). Administrasi kepegawaian adalah kegiatan mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga (pegawai/karyawan) agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan (The Liang Gie, 1981). Administrasi kepegawaian sebagai keseluruhan yang berhubungan dengan sumber-sumber manusia dari organisasi. Atau administrasi kepegawaian merupakan segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Saleh, 2011). Apabila administrasi kepegawaian dipandang sebagai kegiatan administrasi secara sempit yaitu kegiatan ketatausahaan, maka kegiatan administrasi kepegawaian berkisar pada kegiatan perencanaan, penerimaan (pengadaan pegawai), pengembangan, pemberian penghargaan, hukuman, sampai kepada pemberhentian pegawai. Pengertian administrasi kepegawaian menurut Widjaja (1986) dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Sebagai “ILMU” Mempelajari segenap proses penggunaan tenaga manusia sejak penerimaan hingga pemberhentiannya. b. Sebagai “PROSES” Proses penyelenggaraan politik kepegawaian (kebijaksanaan politik kepegawaian= personnel policy) atau program kerja/ tujuan berhubungan dengan tenaga kerja manusia yang digunakaan dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. c. Sebagai “FUNGSI” Mengatur dan mengurus penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan. d. Sebagai “SENI” Seni memilih pegawai baru serta menggunakan pegawaipegawai lama dengan cara sedemikian rupa, sehingga dari segenap tenaga kerja manusia itu diperoleh hasil dan jasa yang maksimal baik mengenai jumlah maupun mutunya. Istilah administrasi kepegawaian atau personnel administration di Amerika Serikat dipergunakan dalam bidang pemerintahan, sedangkan personnel management dipergunakan dalam bidang bisnis. Di Indonesia, ada kecenderungan menggunakan istilah manajemen kepegawaian (personnel management) baik dalam bidang pemerintahan maupun bidang bisnis. Felix A. Nigro (1988) mengatakan bahwa personnel administration isthe art of selecting new employees and making use of old ones in suchmanner that the maximum quality and quantity of output and service areobtained from the working force. Pendapat di atasmemberikan gambaran bahwa administrasi kepegawaian merupakan seni dalam memilih pegawai baru dan mengelola pegawai lama sehingga hasil kerja dan dapat memberikan pelayanan yang maksimum. Kegiatan administrasi kepegawaian, menurut Felix A. Nigro, meliputi: a. Pengembangan struktur organisasi untuk melaksanakan program kepegawaian termasuk tugas dan tanggung jawab dari setiap pegawai yang ditentukan dengan jelas dan tegas. b. Penggolongan jabatan yang sistematis dan perencanaan gaji yang adil dengan mempertimbangkan saingan yang berat dari sektor swasta. c. Penarikan tenaga kerja yang baik. d. Seleksi pegawai yang menjamin adanya pengangkatan calon pegawai yang cakap dan penempatannya dalam jabatan-jabatan yang sesuai. e. Perencanaan latihan jabatan dengan maksud menambah keterampilan pegawai, memotivasi semangat kerja, dan mempersiapkan mereka untuk kenaikan pangkat. f. Penilaian kecakapan pegawai secara berkala dan teratur dengan tujuan meningkatkan hasil kerjanya dan menentukan pegawai-pegawai yang cakap. g. Perencanaan kenaikan pangkat yang didasarkan atas kecakapan pegawai dengan adanya sistem jabatan. Pegawai-pegawai yang baik ditempatkan pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan kecakapannya sehingga mereka dapat mencapai tingkat jabatan yang paling tinggi. h. Kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki hubungan antar manusia. i. Kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan mempertahankan moril serta disiplin pegawai. Sementara itu, Arifin Abdulrachman (1998) mengatakan bahwa administrasi kepegawaian negara adalah salah satu cabang dari administrasi negara yang berkaitan dengan segala persoalan mengenai pegawai-pegawai negara. Kegiatan-kegiatan administrasi kepegawaian negara meliputi: a. Analisis jabatan, klasifikasi jabatan, dan evaluasi jabatan; b. Rekrutmen, ujian-ujian, dan penempatan; c. Training; d. Penggajian; e. employee counselling; f. personnel relations; g. disiplin dan moral; h. catatan kepegawaian. Paul Pigors dan Charles A. Myers (1974) dalam Personnel Administration memberikan definisi administrasi kepegawaian sebagai seni memperoleh, memajukan, dan memelihara kecakapan serta kekuatan kerja sedemikian rupa untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dan tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomis yang maksimum. Dengan demikian dapat dipahami bahwa administrasi kepegawaian sebagai suatu tata cara atau prosedur mengorganisasi dan memperlakukan orang yang bekerja sedemikian rupa sehingga mereka mendapatkan hasil yang sebesar- besarnya dari sesuai kemampuan yang dimilikinya. Apabila kita rumusan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian ini lebih menekankan dua hal, yaitu: a. Administrasi kepegawaian didasarkan sudut pandang dan teknik-teknik mengawasi orang-orang yang sedang bekerja; b. Administrasi kepegawaian adalah upaya untuk membantu individu untuk bekerja dengan sebaik-baiknya dan tidak hanya untuk mendapatkan kepuasan individu yang maksimum dari pekerjaannya, tetapi juga kepuasan sebagai bagian dari suatu kelompok pekerjaan. Dalam rumusan tersebut, terkandung anggapan bahwa jika orang diperlakukan sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab dan juga sebagai anggota kelompok yang bekerja sama, mereka akan memberikan kontraprestasi dengan jalan melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya untuk organisasi, tempat mereka menjadi bagian yang penting. Pegawai-pegawai akan lebih bahagia dan akan bekerja lebih efektif daripada selalu disodori aturan-aturan (ditekankan pada pekerjaan atau tidak bebas bekerja). Manajer yang berhasil mendapatkan orang-orang untuk diajak bekerja sama, bukan karena ia mempunyai kekuasaan dan dapat memerintahkan mereka untuk melaksanakan pekerjaan yang dikehendakinya, tetapi karena ia seorang pemimpin yang dicintai oleh bawahannya sehingga orang-orang ini suka bekerja dengan giat dan baik. Mendapatkan kerja sama yang ikhlas dari bawahan merupakan persoalan manajemen. Manajemen memberikan instruksi-instruksi yang jelas dan latihan- latihan yang efektif sehingga orang-orang tersebut mengetahui dan cakap serta terampil mengerjakan apa yang diharapkan. Manajemen mengawasi hasil-hasil pekerjaan dari bawahan secara terus-menerus dan memberitahukan bagaimana sebaiknya mereka bekerja. Manajemen harus terus-menerus berusaha mencapai hasil pekerjaanyang lebih baik dengan jalan mendorong, mengajak, memberi semangat, dan motivasi. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen kepegawaian sesungguhnya sama dengan administrasi kepegawaian. Selanjutnya, administrasi kepegawaian dirumuskan sebagai segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas administrasi kepegawaian terutama berkisar pada penerimaan, pengembangan, pemberian balas jasa, dan pemberhentian. Untuk memantapkan pandangan dan pengertian lebih luas mengenai administrasi kepegawaian, beberapa pendapat tentang administrasi kepegawaian menurut beberapa ahli, sebagai beriktu: Jika ditelaah lebih lanjut pendapat para ahli seperti dikemukakanoleh paraahli, maka inti dari pengertin administrasi kepegawaian padadasarnya tujuan mereka adalah sama. Walaupun berbeda gaya bahasanya, yang ditekankan adalah masalah kepegawaian. Administrasi kepegawaian melakukan aktivitas merekrutpegawai, setelah itu perlu diseleksi dan dikembangkan untuk keperluan organisasi. Administrasi kepegawaian adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan pegawai untuk berbagai tujuan. Atau dapat pula dikatakan bahwa administrasi kepegawaian mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi, yaitu fungsi manajerial dan fungsi operatif (yang bersifat teknis). Fungsi manajerial administrasi kepegawaian meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Fungsi operatif administrasi kepegawaian meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pensiun.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional