Materi :
KD 3.1 4.1 Ruang Lingkup Administrasi Kepegawaian
Kelas : XI OTKP 2
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, administrasi juga dapat didefinisikan dalam arti
sempit dan dalam arti luas :
a. Administrasi dalam Arti Sempit
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan dan pencatatatn data informasi
secara sistematis. Dalam hal ini administrasi bertujuan menyediakan keterangan
serta memudahkan untuk memperoleh kembali secara keseluruhan dan dalam satu
hubungan satu sama lain.
b. Administrasi dalam Arti Luas
Administrasi dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai kegiatan kerjasama yang
dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan
dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya-sumber daya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
3. Pengertian Pegawai
Menurut Soedaryono dalam bukunya (Tata Laksana Kantor, 200 : 6), pegawai adalah
seseorang yang melakukan penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan organisasi,
baik kesatuan pemerintah maupun kesatuan kerja swasta.
Menurut Robbins (Perilaku Organisasi, Edisi 10 : 2006) pegawai adalah orang pribadi
yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan
kesepakatan kerja tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjan
dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja.
C. Prinsip-Prinsip Kepegawaian
Prinsip-prinsip kepegawaian ada berbagai macam, yaitu:
1. Prinsip Kemanusiaan
Prinsip kemanusiaan sudah cukup dilaksanakan dengan baik karena telah diberikan
waktu cuti dan tunjangan untuk anak dan istri. Pangkat yang lebih tinggi pun tidak
bertindak sewenang-wenang, artinya para PNS bisa pulang sesuai jadwal pulang
kantor.
2. Prinsip Demokrasi
Kadang belum terlaksana dengan baik. Memang bawahan mempunyai sarana untuk
berpendapat, namun biasanya tetap saja kurang diperhatikan oleh pejabat atasan.
Tetapi, rencana saluran untuk keberatan berjalan lumayan baik.
3. The Right Man on the Right Place
Seringkali prinsip ini tidak berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan banyak sekali
pegawai yang tidak bekerja sesuai dengan keahliannya, kecuali dalam pekerjaan
tertentu yang memang harus ditangani oleh orang yang ahli, misalnya bagian teknik
yang mungkin orang yang tidak berpendidikan itu tidak bisa melakukannya. Banyak
sekali pegawai-pegawai yang dulu kuliahnya di bidang A menjadi bekerja di bidang
B. Contohnya, A kuliah di jurusan teknik geologi, tetapi bekerja di bidang
kesekretariatan di kecamatan yang kerjaannya mengurusi surat-surat. Jelas posisi ini
sangat tidak tepat. Oleh karena itu, posisi yang tidak tepat ini menjadikan pegawai
tersebut tidak menggunakan keahlian yang seharusnya dia pakai dalam pekerjaannya
sehingga keahlian itu tidak digunakan secara efektif.
4. Equal Pay for Equal Work
Pekerja menilai sistem pembagian gaji itu adil apabila menerima gaji yang sama besar
dengan performa pekerjaan yang telah mereka lakukan. Untuk mengetahui digaji
secara adil atau tidak, haruslah dilakukan analisis keadaan kantor si pegawai, seperti
banyaknya staff yang ada, jabatan apa saja yang ada, gaji yang diterima oleh tiap
orang, dan kenaikan (gaji/jabatan) atas prestasi yang telah dilakukan. Hal itu
kemudian dibandingkan dengan gaji pegawai lainnya di kantor tersebut sehingga bisa
diperhitungkan apakah gaji yang diberikan adil atau tidak.
5. Prinsip Kesatuan Arah
Prinsip kesatuan arah ini berlandaskan Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV. Dalam
alinea tersebut, tugas yang diamanatkan pemerintah adalah agar menjadi bangsa yang
mempunyai satu kesatuan yang utuh. Dengan adanya prinsip kesatuan arah itu,
diharapkan bisa mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
Namun, pelaksanaannya belum tercapai karena kesejahteraan masyarakat belum
merata sehingga sangat harus dikoordinasi lebih baik lagi agar dapat mencapai prinsip
kesatuan arah dan tercipta kesejahteraan.
6. Prinsip Kesatuan Tujuan
Maksudnya adalah tujuan organisasi yang dimuat dalam visi misi dari perusahaan
harus jelas. Hal itu digunakan sebagai acuan gerak dan program kerja. Kesatuan
tujuan ini adalah kunci pokok keberhasilan suatu perusahaan.
7. Prinsip Komando
Komando berarti ada pimpinan yang mengarahkan dan lebih baik komandonya
tunggal agar fokus pada tujuan perusahaan. Pada pelaksanaannya, prinsip komando
berjalan dengan baik karena pimpinan dari setiap bidang memang tunggal dan tidak
boleh pimpinan bidang A menyuruh bawahan bidang B.
8. Prinsip Efisiensi dan Produktivitas Kerja
Prinsip ini harus jelas karena berhubungan dengan prinsip the Right Man on the Right
Place. Efisiensi tidak tercapai apabila pekerjaan yang harusnya bisa dilakukan oleh
sedikit pegawai suatu perusahaan, tapi pekerjaan itu dilakukan lebih dari yang
seharusnya. Oleh karena dilakukan banyak orang, tentu tidak akan mencapai
produktivitas kerja secara maksimal.
9. Prinsip Disiplin
Pelaksanaan prinsip ini sudah berjalan dengan baik, namun memang terkadang
banyak Pegawai Negeri Sipil yang masih sering telat datang ke kantor.
10. Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab (Job Description)
Prinsip ini harus jelas karena berhubungan dengan prinsip Komando. Wewenang dan
tanggung jawab setiap pegawai harus jelas agar bisa menjadi rujukan dalam
pelaksanaan tugasnya di perusahaan pegawai itu bekerja dan mereka juga harus
memahaminya dengan baik.
D. Fungsi Administrasi Kepegawaian
Fungsi administrasi kepegawaian dapat dilihat dari dua segi :
a. Fungsi umum
1) Perencanaan pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan
pegawai pada masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang
terjadi dan persediaan tenaga kerja yang ada.
2) Pengorganisasian pegawai
Pengorganisasian pegawai adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu,
penetapan tugas dan wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan.
3) Pengarahan pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi pegawai.
Namun, ada beberapa aturan yang dapat diikuti setidak-tidaknya untuk
membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai
berikut :
Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif
Pastikan bahwa ada hubungan yang jelas antara kinerja dengan penghargaan
(imbalan) dan setiap hubungan yang seperti itu dikomunikasikan kepada para
pegawai
Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian
tentang kinerja adalah objektif
Kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua orang dapat
dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikan pangkatnya
Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan
kembangkan gaya manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah
untuk menyesuaikan orang dan lingkungan
Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan
sasaran yang dapat dicapai tetapi dapat terus berkembang
Perhitungkan semua faktur lingkungan dan social
4) Pengendalian pegawai
Pengawasan merupakan sebagaian dari pengendalian merupakan proses
pengukuran dan pengendalian tingkat efektifitas kerja pegawai dan tingkat
efisiensi penggunaan sarana prasarana kerja
5) Pengadaan pegawai
Salah satu fungsi kepegawaian adalah pengadaan pegawai. Dalam pengadaan
pegawai ini harus dilihat apakah ada formasi yang lowong,disamping itu perlu
pula dilihat kebutuhan sumber daya manusia, banyaknya kebutuhan dan
jenisnya pekerjaan
Sedangkan perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang
memiliki potensi untuk ditarik melalui berbagai macam kegitan.
b. Fungsi teknis
Administrasi kepegawaian pada hakikatnya melakukan dua fungsi :
1) Fungsi managerial
Fungsi managerial berkaitan dengan pekerjaan pikiran atau menggunakan
pikiran, meliputi perencanaan, pengoragnisasian, pengarahan, dan pengendalian
pegawai
2) Fungsi operatif (teknis)
Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi
pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pensiunan
pegawai
E. Azas pegawai
Dalam menjalankan tugasnya, pegawai ASN harus berdasarkan pada asas :
1. Azas Kepastian Hukum
setiap penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN mengutamakan landasan
Peraturan Perundang- undangan, kepatutan, dan keadilan.
2. Azas profesionalitas
adalah azas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Azas proporsionalitas
adalah azas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban pegawai
ASN.
4. Azas keterpaduan
adalah pengelolaan pegawai ASN didasarkan pada satu sistem pengelolaan yang
terpadu secara nasional.
5. Azas delegasi
adalah asas yang sebagian kewenangan pengelolaan pegawai ASN dapat
didelegasikan pelaksanaannya kepada kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, dan pemerintah daerah.
6. Azas netralitas,
setiap pegawai ASN tidak berpihak kepada segala bentuk pengaruh manapun dan
tidak memihak kepada kepentingan siapapun.
7. Azas akuntabilitas,
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pegawai ASN harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
8. Azas efektif dan efisien,
penyelenggaraan manajemen ASN harus sesuai target atau tujuan serta tepat waktu
sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.
9. Azas keterbukaan,
penyelenggaraan manajemen ASN bersifat terbuka untuk publik.
10. Azas nondiskriminatif,
dalam penyelenggaraan manajemen ASN, KASN tidak membedakan perlakuan
berdasarkan gender, suku, agama, ras, dan golongan.
11. Azas persatuan dan kesatuan,
dalam azas ini, pegawai ASN sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Azas keadilan dan kesetaraan,
dalam azas ini, pengaturan penyelenggaraan ASN harus mencerminkan rasa keadilan
dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan fungsi dan peran sebagai pegawai
ASN.
13. Azas kesejahteraan,
penyelenggaraan ASN diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup
pegawai ASN.
Untuk meningkatkan SDM Pegawai Negeri Sipil, maka diperlukan pendidikan dan
pelatihan bagi aparatur negara sebagai investasi manusia yang tidak bisa dan tidak harus
dilaksanakan oleh suatu organisasi, tidak hanya meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kerja, tetapi juga dalam rangka mempercepat pemantapan perwujudan perilaku yang
diinginkan (Siagian, 1983:32).