Anda di halaman 1dari 9

Biodata Pengusaha

Biodata Pengusaha
Nama          : Gazan Azka Ghafara
TTL            : Bandung, 27 Juli 1995
Pendidikan : SDN Merdeka 5 Bandung(2001-2007)
SMPN 38 Bandung(2007-2010)
SMAN 17 Bandung(2010-2013)
Brand           : Zanana Chips
Website       : www.zananachips.com
Facebook   : www.facebook.com/zananachips.official
Instagram     : @zananachips
Twitter          : @zananachips
Line@         : @zananachips
HP/WA         : 087780080075

Di tangan pemuda ini, keripik pisang yang dianggap sebagai cemilan biasa oleh
masyarakat menjadi bisnis dengan keuntungan yang luar biasa.

Perkenalkan, namanya Gazan Azka, owner dari Zanana Chips. Anak muda


kelahiran Bandung, 27 Juli 1995 ini menjadikan bisnis keripik pisang beromset ratusan juta
rupiah perbulannya.
Ia menjelaskan bahwa bisnis yang ia jalani dimulai dengan modal hanya Rp 1 juta. Omzet
bisnis yang dijalaninya bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

Ia mengaku, tak ada rahasia khusus dalam menjalankan bisnisnya


tersebut. Semauanya dijalankan secara biasa saja, seperti orang kebanyakan.Sebab, semua orang
pun sudah tahu, kesuksesan diraih dengan tidak berhenti berdoa, belajar, dan berusaha.
Ia memulai bisnis ini sejak usia yang sangat muda sekali yakni 16 tahun. Usia dimana anak
muda biasanya lebih banyak pergi bermain bersama teman-teman atau nongkrong di mall.
Niatnya untuk menuju kehidupan yang lebih baik pun disambut Tuhan dengan
menghubungkannya dengan pebisnis sukses yang dijadikan sebagai guru atau mentor.
Gazan juga membaca buku-buku bisnis dan motivasi sehingga menuntunnya berwirausaha
cerdas hingga kini.

Kejatuhan usaha itu memang biasa. Namun yang luar biasa adalah ketika jatuh, seseorang
bisa bangkit lagi untuk kembali mencobanya. Walau jatuh berkali-kali, namun mental yang kuat
untuk kembali berjuang dan berusaha memang sangat penting bagi siapapun termasuk para
pengusaha untuk menggapai kesuksesan. Hal inilah yang setidaknya dibuktikan oleh Gazan Azka
Ghafara yang kini telah sukses sebagai pengusaha karena mentalnya yang tak mudah putus asa
dan menyerah karena beberapa kejatuhan usaha yang pernah ia dapati. Ya, sebelum sukses
menjalankan bisnis keripik pisang, Gazan memang pernah mengalami dua kali kejatuhan usaha.
Namun dengan tekad dan mental yang kuat untuk bisa sukses, Gazan pun selalu cepat bangkit
dari kejatuhannya untuk kembali berjuang dan berusaha. Kini dengan mental yang kuat inilah
Gazan telah sukses menjalankan usahanya yaitu Zanana Chips, sebuah panganan atau cemilah
dari pisang dengan omset mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Lalu seperti apakah kisah
perjalanan Gazan dalam mengarungi dunia usaha hingga sukses ini? Berikut ulasannya.

Lahirnya Mental Pengusaha Seorang Gazan Azka Ghafara


Mental pengusaha Gazan Azka Ghafara memang harus diakui jempolan. Mental
pengusaha Gazan ini sendiri muncul atau lahir karena dirinya yang saat itu masih berusia 16
tahun membaca dua buku yang diberikan ibu temannya kepada dirinya. Buku tersebut adalah
Rich Dad Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki dan The Law of Attraction karya Michael J.
Losier. Dari dua buku inilah Gazan kemudian terinspirasi untuk menjadi orang sukses sebagai
pengusaha. Mental pengusaha dan suskesnya ini semakin besar saat pria kelahiran Bandung, 27
Juli 1995 ini mengikuti banyak ikut seminar bisnis, motivasi dan pengembangan diri.

Jalankan Bisnis yang Tidak Memuaskan


Tidak hanya sekedar teori, semua ilmu yang didapat Gazan dari buku dan seminar
langsung dipraktikannya di lapangan. Bisnis pertama yang dijalankan Gazan yaitu ayam tulang
lunak. Bersama rekannya Gazan menjalankan usaha ini dengan hasil yang tidak memuaskan,
karena pada usia satu tahun ayam tulang lunak harus berakhir dengan kebangkrutan. Setelah
gagal di bisnis yang pertama Gazan tidak mau berlama-lama berputus asa. Ia segera bangkit dan
menjalankan bisnis keduanya yaitu risol. Namun bisnis keduanya ini ternyata juga bernasib sama
dengan usaha pertamanya. Bahkan lebih menyesakkan usaha keduanya ini harus gagal pada
bulan ketiga saja. Dari dua kegagalan ini, Gazan masih tak mau menyerah. Ia lalu mencoba
usaha lain yaitu keripik pisang. Dengan pengalaman yang telah ada, Gazan akhirnya mampu
membuat keberuntungan datang kepadanya.

Ide Bisnis Keripik Pisang


Ide menjalankan bisnis keripik pisang sendiri muncul saat dirinya tidak mendapatkan
pisang cokelat Lampung di Bandung. Nah dari sana ia melakukan riset kecil-kecilan dan
mendapatkan kesimpulan bahwa pisang ini memang sulit didapat tapi penggemarnya banyak.

Dari sinilah Gazan mendapatkan peluang dan langsung mengambil kesempatan ini untuk
berjualan bisnis keripik pisang tahun 2013 dengan nama Zanana Chips. Zanana Chips sendiri
merupakan akronim nama dari Gazan dan banana. Saat memulai Zanana Chips ini Gazan harus
mengeluarkan modal awal sejumlah Rp1 juta. Untuk lebih mensukseskan bisnisnya, Gazan juga
menambah modal Rp1 juta dengan meminjam dana untuk membeli peralatan.

Proses Produksi dan Pemasaran Zanana Chips


Dari perjuangannya menciptakan rasa, akhirnya ia mampu mendapatkan respon positif
dari penjualan 30 bungkus keripik pisang awalnya. Dari keuntungan yang didapat Gazan terus
menggerakkan Zanana Chips dengan berbagai inovasi lain seperti memperbaiki kemasan yang
berkonsep minimalis, elegan dan modern. Selain memperbaiki kemasan, Gazan juga membuat
varian rasa baru yang lebih dekat dengan anak muda yaitu cokelat, susu, teh hijau, balado dan
daging asap.

Pemasaran Zanana Chips sendiri dilakukan Gazan dengan menjalankan marketing online


menggunakan media sosial seperti Instagram, Twitter dan Line. Tak lupa juga ia menjalankan
strategi endorse artis dengan mengirim produk gratis kepada selebritas Instagram atau selebgram.
Tak hanya itu Gazan juga berpromosi melalui iklan berbayar dan juga mengikuti beberapa
agenda offline untuk melejitkan nama Zanana.

Pencapaian Zanana Chips


Setelah enam tahun berjalan kini Gazan Azka Ghafara telah menikmati buah manisnya.
Di awali tahun 2014 dimana Zanana Chips berhasil terjual 5 ribu bungkus per bulannya. Setahun
berselang yaitu tahun 2015, penjualan Zanana Chips makin meningkat dengan angka mencapai
15-20 ribu bungkus per bulan. Resseller yang bekerjsama dengan Gazan sendiri sudah mencapai
lebih dari 500 orang. Dari sini tak ayal bila bisnis Zanana Chips telah mampu menghasilkan
omset ratusan juta rupiah per bulannya.
Keripik pisang sudah akrab dikenal sebagai salah satu jajanan favorit masyarakat yang
biasa-biasa saja. Namun, di tangan Gazan Azka Ghafara, keripik ini disulap menjadi peluang
usaha dengan keuntungan luar biasa. Mengaku unggul dalam mekanisme produksi hingga
pemasaran yang serba "kekinian", Gazan melandasinya dengan fondasi ilmu bisnis, riset,
dibarengi doa. Hasilnya sangat menggiurkan. Dari modal hanya Rp 1,05 juta pada dua tahun lalu,
kini hidupnya berubah 180 derajat. Omzet bisnisnya ratusan juta per bulan. Kepada Republika,
pemuda yang usianya masih belia ini menuturkan rahasia bisnis suksesnya.
Gazan merintis bisnis Zanana Chips dengan modal minimal. Uang Rp 1 juta merupakan
modal pinjaman ditambah Rp 50 ribu dari hasil menabung. Ia lantas segera memulainya dengan
membeli keripik pisang serta peralatan usaha alakadarnya. Produksi perdana, yakni mengemas
30 bungkus keripik pisang yang telah dibumbui serbuk cokelat manis.

Keripik dibalut kemasan yang kekinian serba modern dengan sentuhan rancangan simple.
Sementara, nama brand "Zanana" berawal dari salah seorang teman yang menyarankan nama
gabungan antara Gazan dan Banana alias Pisang menjadi Gazanana. Oleh dia, dua huruf pertama
dihilangkan dan jadilah brand resmi "Zanana".
Keripik pisang Zanananya Gazan diproduksi dan diromosikan dengan jalan-jalan yang ia
sebut "kekinian". Selain cokelat, pilihan rasa lain yaitu susu, greentea, dan balado. Ia juga
dikemas secara elegan dan dipasarkan lewat media dalam jaringan yang juga menjadi bagian dari
gaya bisnis kekinian.
Awalnya, ide bisnis Zanana Chips bermula dari dirinya melamun sambil berharap makan
keripik pisang cokelat khas Lampung. Namun, ide Gazan buntu. Sebab, ia tak tahu cara
memperolehnya sementara dia jauh dari Lampung.
Dia kemudian bertanya pada saudara dan sejumlah teman, bahkan melakukan riset kecil-
kecilan. Hasilnya, keripik pisang Lampung ramai peminat. Namun, keterjangkauannya belum
tersedia. "Ia masih sebatas jajanan oleh-oleh," kata Gazan.

Dari titik ini, Gazan kemudian berniat membuat keripik pisang cokelat yang bisa
didistribusikan ke seluruh Indonesia. Setelah mempertimbangkan sejumlah hal, dia mantap
memulai bisnis Zanana Chips pada 28 November 2013.
Apakah kesuksesan ini tanpa kegagalan? Gazan mengakui bisnis keripik Zanana
merupakan bisnisnya yang ketiga setelah dua bisnis sebelumnya berakhir gagal. Dari 30
bungkus produksi perdana Zanana yang terjual habis, uang hasil penjualan diputar lagi untuk
membeli keripik pisang dari outsourcing, membumbuinya secara mandiri, dan mengemasnya.

Perputaran modal terus berkembang dari 30 bungkus, menjadi 50, 60, 100 bungkus. Per
pekan ini sudah mencapai 500-600 bungkus Zanana per hari. Jika pesanan tengah ramai,
produksi bahkan bisa mencapai seribu hingga dua ribu bungkus per hari. Sistem produksi
dimulai dengan belanja keripik pisang mentahan yang kemudian dibumbui dan dikemas secara
eksklusif.
Pada enam bulan pertama, ia mengerjakan semua kegiatan bisnis secara mandiri dari
mulai belanja keripik, membumbui, mengemas, melayani konsumen, promosi hingga
mengantarkan Zanana ke tempat jasa layanan. Seiring pemesanan yang terus bertambah, ia pun
merekrut sejumlah karyawan. Hingga kini, total tenaga kerja di Zanana adalah 14 orang
termasuk dirinya. Sukses dengan omzet Rp 200 juta – Rp 400 juta per bulan, Gazan mulai
mampu menyewa ruangan untuk kantor Zanana lengkap dengan alat-alat kantor, di antaranya,
laptop. Ia juga bisa membeli mobil untuk menunjang bisnisnya dari hasil perputaran modal
tersebut.
Ramainya pemesanan Zanana Chips tak lepas dari peran promosi gencar via Instagram,
lalu menyebar ke Facebook, Line, dan Twitter. Sebab, Gazan mengidentifikasi bila 80 persen
konsumennya adalah perempuan berusia 17-30 tahun, suka belanja online, doyan ngemil, suka
foto-foto, dan pengguna aktif Instagram.
Di sanalah Zanana menampakkan diri. Sesekali memberdayakan sejumlah tokoh idola
konsumennya untuk membantu promosi. Sambutan hangat lantas ia peroleh dengan banyaknya
order. Zanana diakuinya belum punya outlet resmi. Namun, ia memberdayakan banyak reseller
yang sebagian memiliki outlet untuk memasarkan Zanana. Saat ini jumlah reseller terdaftar
sudah mencapai 600-an orang yang tersebar di 70 kota se-Indonesia. Reseller Zanana bahkan
sudah merambah Papua dan Merauke. Sementara, yang aktif sekitar 100-150-an orang di mana
penghasilan mereka rata-rata mencapai Rp 2 juta-Rp 4 juta per bulan. Syarat menjadi reseller
Zanana Chips ternyata sederhana. Yakni, mendaftar dengan biaya Rp 50 ribu serta membeli 50
bungkus Zanana chips.
Per bungkus untuk reseller dihargai Rp 15 ribu dengan berat 200 gram. Sejumlah bonus
diberikan bagi reseller berprestasi dalam penjualan. Misalnya, jika reseller berhasil menjual 250
bungkus maka bonus yang didapat Rp 250 ribu. Lebih banyak penjualan, lebih besar bonusnya.
"Kalau jual 400 bungkus dapat Rp 500 ribu, kalau jual 600 bungkus dapat bonus Rp 800 ribu,"
katanya menguraikan.
Ia mengaku, tak ada rahasia sukses muluk-muluk dalam menjalankan bisnis Zanana.
Sebab, semua orang pun sudah tahu, kesuksesan diraih dengan tidak berhenti berdoa, belajar, dan
berusaha. "Dari dulu, selama berbisnis saya tetep baca buku bisnis, motivasi, ikut seminar,
workshop, training. Itu harus jadi kebiasaan," katanya. Gazan lantas mencontohkan pengusaha
wartel yang sangat sukses di masanya. Namun, redup mendadak tergantikan layanan telepon
genggam yang murah meriah serta praktis. Pengusaha, lanjut dia, harus mengikuti segala
perkembangan dunia yang serbapesat. Jika tidak, ia akan ketinggalan dan bisnisnya mati.
Keberjalanan bisnis yang ia rintis bukannya tanpa kendala. Bisnis baginya 100 persen
bermasalah. Di dua bisnis yang sempat dirintis sebelumnya, Gazan malah rugi hingga Rp 10 juta.
Tapi, ia terus bangkit memperbaiki diri hingga kelahiran Zanana.

Tapi, ia yakin ada solusi dan memang benar-benar ada. Makanya, urusan kendala ia tak
terlalu ingat apa saja yang sudah dialami. Tapi, yang sempat membuat sedih ialah ketika
mendapatkan sejumlah respons negatif dari orang-orang di awal bisnis. Ungkapan meremehkan
dan dipandang sebelah mata sudah kenyang ia rasakan. Tapi, hal itu jugalah yang menambah
semangatnya untuk membuktikan bisnisnya bisa sukses.
Namun, ia memiliki kisah unik yang terkenang hingga kini. Itu terjadi pada enam bulan
pertama merintis Zanana karena segalanya ia urus sendiri. "Kadang kalau ada saudara atau temen
dekat mau beli Zanana, lalu minta diskon harga, Gazan suruh mereka menghubungi admin
langsung," ujarnya.
Padahal, yang menjadi admin adalah dirinya sendiri. Admin lantas menolak memberi
diskon. Alasannya takut dimarahi bos kalau beri diskon sembarangan. Padahal, bosnya ya Gazan
sendiri. "Kalau kita langsung menolak atas nama pribadi kan tidak enak juga," katanya sambil
tertawa.
Ia memulai bisnis sejak usia 16 tahun. Diawali dorongan kepepet untuk mendapatkan
kehidupan ekonomi yang lebih baik. Masa kecil Gazan yang tidak mengenakkan turut menyulut
semangatnya berwirausaha. Pada usia lima tahun, orang tuanya bercerai sehingga ia harus
menjalani masa sulit bersama ibu dan seorang kakak perempuan. "Saking sulitnya, hingga untuk
membeli telur untuk makan pun susah," katanya.
Niatnya untuk menuju kehidupan yang lebih baik pun disambut Tuhan dengan
menghubungkannya dengan pebisnis sukses yang dijadikan sebagai guru atau mentor. Gazan
juga membaca buku-buku bisnis dan motivasi sehingga menuntunnya berwirausaha cerdas
hingga kini.

Ke depan, ia bercita-cita memproduksi keripik pisang secara mandiri pada awal 2016.
Rancangan sudah dibuat dan tinggal pemantapan pelaksanaan. Sudah ada satu karyawannya yang
dijadikan binaan perusahaan untuk memproduksi keripik pisang sendiri. Itu dilakukan agar
perusahaan memiliki kendali penuh akan ketersediaan bahan baku, dari mulai bentuk buah
pisang yang belum diapa-apakan.
Kisah Entrepreneur Muda Kripik Pisang Zanana

Produk Zanana Chips adalah produk keripik pisang kekinian. Bahkan sudah didaulat oleh
sang penemu jadi jajanan ekslusif. Banyak dicari orang, Gazan Azka Ghafara memang sudah
merencanakan hal tersebut lama. Dia punya rencana, riset, ditambah do'a jadilah pengusaha
muda. Sukses telah membawa namanya tertulis di berbagai media online. Hanya berjualan kripik
pisang Azak mengantongi omzet Rp.200 juta- Rp.400 juta. Menggiurkan memang mendengar
omzetnya. Modal Rp.1,05 juta disulapnya menjadi ratusan hanya selang dua tahun. Kepada
media Republika pengusaha muda ini bercerita. Modalnya ingat cuma Rp.1 juta sangat
minimum. Dia tambahkan uang Rp.50 ribu dalam rencana bisnis baru tersebut. Uang tersebut
dibelikan mesin pengemas dan kripik pisang. Ya, kamu tidak salah dengar kok, awal ia hanya
membeli kripik pisang sudah jadi. Kripik tersebut nanti dibungkusi sendiri ditambah taburan
serbuk coklat.

Agar menarik pembeli dibungkus sedemikian rupa terlihat modern. Bungkus keren inilah
menjadikan kripik Zanana kekinian. Nama awalnya bersumber dari saorang ternama dari Gazan
dan Banana. Alias pisang yang jadi Gazanana. Karena terlalu panjang maka dihilangkah dua
huruf depannya jadi Zanana. Ia lantas menjual itu ke jalan- jalan menyebutnya kekinian.

Bisnis kapapun

Ia berkisah sejak SMA sudah mengerjakan aneka bisnis. Dan, uniknya mereka berjalan
cepat tetapi ya gagal karena alasan tertentu. Dia pernah berjualan ayam tulang lunak. Tetapi
karena tidak mengenal manajemen hasilnya itu kebangkrutan. Azak pernah berjualan risoles.
Sudah punya cabang tiga tetapi lagi- lagi bangkrut karena suatu hal.

Banyak cibiran dan hujatan ketika dia gagal mengerjakan bisnis. Tetapi dia tetap
berusaha menjalankan ini sebagai passion -nya. Untuk mencegah kegagalan terulang mulailah
terbersit pemikiran. Kenapa dia tidak masuk ke komunitas pengusaha. Dia harus bersosialisasi
dengan lingkungan yang mendukung. Inilah alasan dia tidak bosan mengikuti aneka seminar
entrepreneurship.

Azka bertemu banyak pengusaha. Ia merasakan ketulusan dalam diri mereka. Dia
mendapatkan mentor yang pengertian. Modal uang Rp.1.050.000 dijadikan usaha kripik pisang
kekinian. Mulailah dia berjualan kripik pisang kekinian lewat berbagai media. Jaringan
dibuatnya secara bertahap lewat berbagai cara. Ide awal dari bisnis ini katanya kripik pisang
Lampung.

Dia melamun membayangkan enaknya kripik pisang Lampung. Pikiran Azka pun buntu
tidak bisa mendapat pisang tersebut. Tetapi dia menemukan ide bagaimana kalau dibisniskan.
Dia mulai bertanya kepada saudara atau teman tentang kripik pisang Lampung. Ia mulai
melakukan riset kecil- kecilan. Memang kripik pisang khas Lampung diminati banyak orang.
Tetapi jangkauan masyarakat di tempatnya terbatas. Ia ingin membawa itu tetapi inovasi
berbeda. "Ia masih sebatas jajanan oleh- oleh," paparnya.

Azka mulai membuat kripik seperti itu dulu. Kripik pisang coklat lantas didistribusikan
ke seluruh Indonesia. Mantap barulah Zanana Chips diplokamirkan pada 28 November 2013.
Usaha ketiga ini berjalan lumayan karena 30 bungkus pertama langsung habis. Jumlah
meningkat sampai 50, 60, sampai 100 bungkus. Bahkan sepekan bisa mencapai 500- 600
bungkus Zanana per- hari. Sejalan waktu menjual dua ribuan bungkus per- hari.

Hal pertama yang dilakukan oleh Azka ialah: Membeli kripik pisang mentah yang lantas
ditaburinya aneka bumbu. Itu lantas dibungkus dikemas sebagus mungkin. Enam bulan pertama,
ia kerjakan produksi sendiri mulai berbelanja kripik, dibumbui, menjual dan melayani, kemudian
promosi ke berbagai media. Pemesanan bertambah seiring itu jumlah karyawan juga. Ia mampu
mempekerjakan 14 karyawan tetap kini.

Omzet melonjak sampai Rp.200- 400 juta per- bulan. Azka lantas menyewa ruang buat
kantor Zanana. Ini sudah termasuk peralatan kantor lengkap, antara lain laptop, dan lain- lain.
Sampai- sampai berkat usahanya ini, Azka mampu membeli mobil yang menunjang bisnisnya
sendiri. Hasil perputaran uang dari kripik pisang Zanana ini memang terbilang besar.

Marketing kekinian

Lewat media Instagram, Zanana mampu bertahap diperkenalkan ke masyarakat, lantas


juga menyebar luas sampai Facebook, Twitter, Line. Ia mengindentifikasi pelanggan Zanana
hampir 80 persen adalah perempuan usia 17- 30 tahun. Mereka yang disebutnya suka belanja
online, doyan ngemil, suka foto- foto, juga menjadi pengguna aktif Instagram.

Zanana mencoba menempatkan dirinya disana. Ia mengajak beberapa menjadi reseller,


membuka outlet di tempat masing- masing. Jumlah reseller mencapai 600 -an tersebar di 70 kota
di Indonesia. Zanana tidak lah punya outlet resmi tetapi memanfaatkan reseller. Dia bahkan
mencapai Papua- Marauke. Memiliki 100- 150 reseller aktif menghasilkan rata- rata Rp.2 juta- 4
juta per- bulan.

Menjadi reseller Zanana Chips caranya mudah. Cukup kita membayar biaya Rp.50 ribu
dan membeli 50 an bungkus Zanana Chips.

Reseller mendapatkan harga Rp.15 ribu seberat 200 grm. Bonus akan diberikan buat
mereka yang penjual berprestasi. Misal mampu menjual 250 bungkus akan mendapatkan bonus
Rp.250 ribu. Semakin banyak ya semakin banyak untungnya. Ia memisalkan 400 bungkus
mendapatkan 500 ribu, jual 600 bungkus berbonus Rp.800 ribu. Ia mengaku tidak ada hal muluk
soal resep rahasia sukses bisnisnya.
Semua orang menurutnya akan sukses selama tidak berhenti berusaha, belajar dan
berdoa. Dia selalu baca- baca buku soal entrepreneurship. "...saya tetep baca buku bisnis,
motivasi, ikut seminar, workshop, training. Itu harus jadi kebiasaan," kata Azka.

Dia menjelaskan bahwa terus belajar menjadi kunci. Azka lantas memberikan contoh
usaha wartel yang dulu pernah ramai. Tetapi semakin hilang, ketika jaman telah menyediakan
peralatan komunikasi berupa handpon dan seterusnya. Pengusaha harus terus belajar untuk
mengikuti perkembangan. Jika dia tidak melakukan hal tersebut maka bisnisnya akan mati.

Masih ingat dua usaha sebelumnya? Ya, ia lantas menambahkan, dari bisnisnya ayam
tanpa tulang dan bisnis risoles meninggalkan hutang 10 juta. Dia bangkit mencoba memperbaiki
segela lewat Zanana. Dia yakin ada solusi disetiap usaha. Sempat dibuat sedih lantara usahanya
selalu bangkrut. Azka semakin bersemangat buat memperbaiki respon negatif itu.

Ungakapan meremehkan dan dipandang sebelah mata sudah biasa. Ia telah kenyang
merasakan hal tersebut sampai sekarang. Cerita unik terjadi di enam bulan awal memulai usaha
Zanana. Ketika saudara memintanya memberi diskon. Azka berkelit meminta mereka
menghubungi admin. Lantas si admin menjawab tidak bisa karena akan dimarahi bosnya.
Padahal, Azka adalah bosnya, dia juga berperan menjadi admin perusahaan.

"Kalau kita langsung menolak atas nama pribadi kan tidak enak juga," tuturnya sambil
diikuti tawa. Masa lalu yang tidak menyenangkan ketika kecil tidak membuat dia lemah. Usia
lima tahun, perlu kamu tau, ibu dan ayah Azka bercerai, hingga menjadi masa sulit bersama ibu
dan seorang kakak perempuan. "Saking sulitnya, hingga untuk membeli telur untuk makan pun
susah," katanya lagi. Semangat lah yang membawanya sampai menjadi wirausaha. Dia mulai
membaca aneka buku bisnis dan juga motivasi. Zanana Chips memiliki aneka rasa, yakni brown
chocolate, creamy milk, green thai tea, smoked beef, classy spicy. Untuk semakin laris maka
dilakukan usaha jemput bola. Dia mulai distribusikan langsung ke kafe- kafe, dan tentu, ini
sudah termasuk sertifikat Halal dari MUI Jawa Barat.

Tahun 2016, rencananya, ia akan bersiap memproduksi kripik pisang sendiri. Rancangan
sudah lama disusun tinggal pematangan saja. Dia sudah punya karyawan binaan yang dijadikan
patner produksi pisang. Ini akan lebih mudah dikontrol olehnya akan ketersediaan bahan baku.

Anda mungkin juga menyukai