Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL BAHASA JAWA

"Dina Pendidikan
Nasional"

Dening :
Dian Nurul K.
Kelas X IPA 2
No. 19

SMA NEGERI 4 MADIUN


Tahun 2017
Artikel Bahasa Jawa

"Dina Pendidikan Nasional"

Dina Pendidikan Nasional yaiku dina saka jati dirining bangsa yaiku dina
pendidikan biso nggambarke utawa ruh saka bangsa awake dewe, bangsa
sing gedhe yaiku bangsa kang peduli marang pendidikan, lan pendidikan
yaiku modal awal saka perkembangan bangsa.

Ngomongke babagan pendidikan mesti awake dewe tepung dening


tokoh Ki Hajar Dewantara, awit saka kuwi aku arep ngupas sosok Ki Hajar
Dewantara lan Dina Pendidikan Nasional Ngapa, Geneya, lan Kepriye
Pendidikan Nasional ing pandangan Ki Hajar Dewantara.

TANAH air kita meminta korban. Dari di sinilah kita, siap sedia memberi
korban yang sesuci-sucinya sungguh, korban dengan ragamu sendiri
adalah korban yang paling ringan memang awan tebal dan hitam
menggantung di atas kita. Akan tetapi percayalah di baliknya masih ada
matahari yang bersembunyi kapan hujan turun dan udara menjadi bersih
karenanya?
(Ki Hadjar Dewantara).

Sapa sing ora kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar


Dewantara, tokoh sing duwe jasa bangun pendidikan ning Indonesia. Ki
Hadjar kang duwe jeneng asli R.M. Suwardi Suryaningrat yaiku tokoh
pendidikan nasional. Kegiatane diwiwiti minangka jurnalis ing pirang-pirang
layang kabar karo EFE Douwes Dekker, ngelola De Expres. Ki Hadjar aktif dadi
pengurus Boedi Oetomo lan Sarikat Islam. Sakbanjure karo Cipto Mangun
Kusumo lan EFE Douwes Dekker dijuluki Tiga Serangkai Deweke
ngedekke Indische Partij, organisasi politik kaping siji ing Indonesia sing kanthi
tegas nuntuk Indonesia mardika. Ing zaman Jepang, peran Ki Hadjar tetep
menonjol. Karo Soekarno, Hatta, lan Mas Mansur, dijuluki Empat
Serangkai, mimpin organisasi Putera. Nalika mardika, Ki Hadjar dadi Menteri
Pengajaran Kapisan.

Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro sing poluler ing kalangan


masyarakat yaiku Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri
Handayani. Sing intine pemimpin kudu duwe sifat kasebut supaya iso dadi
panutan kanggo bawahan utawa anak buahnya.

Ing Ngarso Sun Tulodo artine Ing ngarso kuwe didepan , Sun sekang
kata Ingsun sing artine saya, Tulodo berarti tauladan. Dadi makna Ing Ngarso
Sun Tulodo kuwe dadi pemimpin kudu bisa ngewei suri tauladan nggo anak
buahe. Saiki akeh pemimpin sing sikap lan prilakune ora kena dadi panutan
nggo anak buahe.

Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artine neng tengah tengah.
Mbangun berarti membangkitan atau menggugah lan Karso berarti niat.
Maknane, dadi pemimpin neng tengah kesibukane kudu mampu
mbangkitna semangat kerja bawahane.

Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya ngikuti sekang mburi lan handayani
artine ngewei dorongam moral. Maknane, komandan utawi pimpinan kudu
bisa ngewei dorongan moral sekang mburi ben bawahane nduweni
semangat kerja.

Kanggo ngenang jasa suwargi, mula Pengetan Dina Pendidikan


Nasional 2 Mei ora iso dipisahke saka sosok Ki Hadjar Dewantara, tokoh kang
jasa majuke pendidikan ing Indonesia. Mugo-mugo awak dewe generasi
enom bisa nglanjutke cita-cita beliau, lan iso ngamalke ajaran sing uwis di
babarke dening Ki Hajar Dewantara.
KISAH PENGUSAHA SUKSES DARI NOL,
KARENA SEMUA KESUKSESAN TIDAK
DATANG SECARA TIBA TIBA

Oleh :
Dian Nurul K.
Kelas X IPA 2
No. 19

SMA NEGERI 4 MADIUN


Tahun 2017
Kisah Pengusaha Sukses Dari Nol,
Karena Semua Kesuksesan Tidak Datang Secara Tiba Tiba

Kisah Pengusaha Sukses Dari Nol Tidak ada seorang pengusaha di Dunia ini
yang tiba tiba bisa sukses, semua ada proses dan kerja kerasnya. Artinya tidak mudah
menjadi pengusaha apalagi jika dimulai dari nol, Dibutuhkan banyak pengorbanan
untuk menggapainya.
Pengusaha Pengusaha sukses semisal Bill Gates, Mark Zuckerberg, Steve Jobs
memulai bisnis dari 0 hingga sukses sampai sekarang.
Indonesia juga memiliki pengusaha sukses bahkan masih berusia muda yang
memulai bisnisnya dari 0, Anak muda itu bernama Gazan Azka Ghafara pemilik dan
CEO Zanana Chips.
Gazan memulai dan membangun Zanana benar benar dari 0, Bahkan bukan
hanya dari 0 namun Gazan hanya bermodalkan 50.000 saja dalam membangun Zanana
Chips hingga sesukses sekarang.
Awalnya, pada umur 16 tahun (kelas 2 SMA), Gazan pernah ditanya oleh ibu
dari temannya jika nanti sudah tamat mau kerja menjadi apa?
Dengan lugunya Gazan waktu itu menjawab ingin menjadi artis. Ya, karena
artis itu enak, terkenal, dan duitnya banyak.
Tetapi semua berubah saat ibu dari temannya tersebut memberikan 2 buku
kepada Gazan. Buku tersebut adalah The Law of Attraction (karangan Michael J.
Losier) dan Rich Dad Poor Dad (Karangan Robert T. Kiyosaki).
Selesai membaca kedua buku tersebut, Gazan langsung bercerita kepada Ibu
temannya tersebut, Bu.. Gazan kalau gede mau menjadi pengusaha aja.
Tetapi rupanya setelah membaca kedua buku tersebut, Gazan semakin tertarik
akan dunia wirausaha. Akhirnya waktu itu Gazan mengikuti acara gathering dari
@Bisnis Anak Muda seharga 35ribu rupiah tetapi biaya perjalanan hampir 500ribu
rupiah.
Di acara tersebut, Gazan bertemu dengan Young Entrepreneur Academy. Di
sana juga akhirnya Gazan bertemu sebuah buku yang langsung mengubah hidupnya
waktu itu, The Power of Kepepet (karangan Jaya Setiabudi).
Sepulang dari Bandung dan menyelesaikan buku The Power of Kepepet, Gazan
kembali bertemu dengan ibu temannya tersebut dan mengatakan, Bu.. Gazan BESOK
mau jadi pengusaha aja.
20 hari kemudian, lahirlah bisnis pertama Gazan bersama temannya yang
bernama Ayam Razet. Tiga bulan pertama dengan bahagia Gazan mendapatkan omzet
yang bagus. Tetapi karena dengan modal motivasi dan tanpa ilmu bisnis, akhirnya
bisnisnya tersebut berhasil bangkrut pada umur 13 bulan. Dengan catatan Gazan
mulai nombok dibisnis tersebut mulai dari bulan ke-4 sampai akhirnya tutup.
Sebelum bisnisnya ditutup pada bulan ke-11 Ayam Razet berdiri, Gazan
mengikuti Juragan Forum (gratis) bersama mas Jaya. Saat itu mas Jaya hanya
menyarankan Gazan untuk menyuntik mati Ayam Razet-nya. Tetapi masih
dipertahankan sampai bulan ke-13 dan akhirnya tutup selamanya.
Selama bisnisnya bangkrut, akhirnya Gazan belajar ilmu bisnis dari
Entrepreneur Camp dan YEA VIRTUAL.
Setelah 3 bulan, lahirlah sebuah bisnis baru dari Gazan bersama temannya. Roti
Risol, nama bisnis Gazan yang kedua. Kali ini Gazan memilih untuk bekerjasama
dengan seorang koki yang membuatkan resep bisnisnya.
Luar biasanya dalam 45 hari, Roti Risol sudah memiliki 3 cabang. Tetapi disaat
yang sama juga, kokinya Roti Risol pamit dari bisnis Gazan.
Dan Bisnis ke-2 pun berhasil ditutup dalam waktu 45 hari saja. Saat bangkrut
tersebut, Gazan sempat terlintas dalam pikiran kalau dia sedang kangen dengan
keripik pisang Lampung. Mengingat ajaran mas Jaya, akhirnya Gazan melakukan test
market mulai dari teman-temannya. Ternyata hasil dari survei kecil-kecilan tersebut
membuktikan bahwa ada permintaan terhadap keripik pisang tetapi tidak ada yang
men-supply.
Mengingat buku Rangga Umara yang dulunya berjuang dalam membuat lele
dan Top yang dulu berjuang dalam membuat rumput laut, akhirnya Gazan
memutuskan untuk membuat keripik pisang.
Dengan modal 50ribu, Gazan membeli keripik pisang dan dia beri rasa sendiri.
Percobaan pertama belum berhasil secara produk, tetapi Gazan banyak mendapatkan
masukan untuk produknya tersebut. Akhirnya dengan bantuan modal dari tante
Gazan, Gazan membeli bahan baku dan peralatan untuk bisnis keripik pisangnya.
Segala jerih payah Gazan lakukan untuk mendapatkan produk yang pasar
inginkan dan akhirnya pada tanggal 28 November 2013, Gazan merilis bisnis barunya
yang tanpa nama.
Pada Desember 2013, orderan mulai berdatangan ke Gazan.
Akhirnya sekitar awal Januari 2014, nama ZANANA pun lahir dengan insipirasi
dari nama GAZAN dan BANANA yang dikombinasikan.
Enam bulan kemudian, Gazan berhasil merekrut 50 reseller. Tetapi ada yang
aneh, pada bulan ke-8 bisnisnya (sekitar Juli 2014) penjualan ZANANA menurun.
Setelah bertemu dengan beberapa teman akhirnya diduga sedikit masalah yaitu
pada harga. Saat itu ZANANA masih seharga 25ribu, dengan dugaan harga yang cukup
tinggi untuk target marketnya. Akhirnya harga dari 25ribu diturunkan menjadi
20ribu, ZANANA pun kembali naik.
Gazan sendiri mendapatkan 100 juta pertama di ZANANA pada bulan
DESEMBER 2014, yang berarti bisnisnya baru berumur 1 tahun 1 bulan. Saat ini omzet
ZANANA sudah lebih dari 400 juta.
Kisah Seorang Tukang Sapu yang
Sukses menjadi Pengusaha

Oleh :
Dian Nurul K.
Kelas X IPA 2
No. 19

SMA NEGERI 4 MADIUN


Tahun 2017
Kisah Seorang Tukang Sapu yang Sukses
menjadi Pengusaha

Anda boleh tidak percaya saat mendengar ada seorang pengusaha sukses yang
dulunya bekerja sebagai tukang sapu, namun Tri Sumono adalah bukti nyata akan
kisah sukses ini dan sekarang ia mempunyai pendapatan per bulan hingga ratusan
juta. Salut dan kagum dengan perjuangannya demi menggapai mimpi, CV 3 Jaya yang
dirintisnya, serta usaha lain seperti peternakan burung, jahe dan pertanian padi, dan
masih banyak lagi membuat omzet yang diterima Pak Tri saat ini mencapai lebih dari
Rp 500 juta per bulan.
Luar biasa Mungkin benar kata pepatah roda itu berputar-kadang diatas
kadang juga dibawah. Berikut kita simak Kisah Suksesnya.
Pengusaha Sukses yang satu ini dulunya adalah seorang tukang sapu. Tri
Sumono nama aslinya. Seorang pria kelahiran Gunung Kidul 7 Mei 1973 dan ia
hanyalah seorang lulusan SMA tanpa keahlian. Pada tahun 1993 ia nekad merantau ke
Kota Jakarta meskipun hanya berbekal tas berisi kaos dan ijazah SMA yang baru
diperolehnya. Sesampai di Jakarta Tri Sumonomulai mencari pekerjaan apa saja tanpa
memilih-milih. Hal ini ia lakukan untuk bertahan hidup.
Pekerjaan pertama yang ia dapat adalah menjadi buruh bangunan di Ciledug
Jakarta Selatan. Selang beberapa bulan ia akhirnya dapat tawaran untuk jadi tukang
sapu di sebuah kantor di Palmerah Jakarta Barat.
Tawaran untuk jadi tukang sapu langsung diambilnya tanpa pikir panjang.
Dengan anggapan bahwa menjadi tukang sapu akan lebih mudah dibanding jadi kuli
bangunan. Dari tukang sapu kemudian diangkat menjadi office boy. Hal ini ia dapat
lantaran kinerjanya yang sangat baik.
Dari office boy, ia kembali mendapat tawaran menjadi tenaga pemasar hingga
karirnya menajak sampai menjadi penanggung jawab gudang.
Selama bekerja di kantor, Tri Sumono juga coba-coba mencari penghasilan
tambahan. Pada saat libur kantor atau setiap hari Sabtu dan minggu ia berjualan
pernak pernik aksesori seperti jepit rambut, kalung dan lain-lain di Stadion Gelora
Bung Karno. Usahanya ini ia lakoni selama 4 tahun dengan modal 100 ribu rupiah.
Dari pengalaman jualan ini kemudian ia berpikir, bahwa usaha sendiri ternyata
lebih menjanjikan daripada jadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Pada tahun 1997 ia
nekad mundur dari pekerjaan kantor dan menekuni jualan aksesorinya hingga
memiliki kios di Mall Graha Cijantung.
Tahun 1999, ia membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu Bekasi Utara hasil
dari penjualan kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga
mahal. Di tempat baru inilah, perjalanan bisnis Tri dimulai.
Saat itu, ia langsung membuka toko sembako. Menurutnya bisnis ini lumayan
menjanjikan karena ke depan, Perumahan Pondok Ungu tempatnya bermukim itu
bakal berkembang dan menjadi ramai.
Pada saat itu Pondok Ungu masih terbilang sepi. Demi meramaikan kawasan
tempatnya tinggal, ia kemudian membangun sebanyak 10 rumah kontrakan yang di
pasarkan dengan harga miring. Rumah kontrakan ini kebanyakan disewa oleh
pedagang keliling, seperti penjual bakso,dan gorengan.
Cerdas sekali Tri Sumono, selain mendapat hasil dari rumah kontrakan, para
pedagang itu juga meramaikan toko sembako miliknya. Melihat took sembako Tri
mulai ramai, banyak warga di luar tempat tinggalnya mulai mengenal tokonya.
Seiring waktu berjalan, naluri usahanya semakin menjadi. Pada tahun 2006, Tri
mulai tertarik dengan bisnis pembuatan sari kelapa. Dari beberapa kabar yang
diperolehnya diketahui bahwa untuk membuat sari kelapa adalah proses dari
fermentasi air kelapa murni dengan bantuan bakteri Acetobacter xylium.
Tapi Tri tidak patah semangat, ia terus belajar bagaimana untuk menghasilkan
sari kelapa yang baik dan berkualitas standar yang ditetapkan perusahaan. Seorang
dosen di IPB ditemuinya dengan maksud untuk belajar fermentasi. Sang dosen
awalnya enggan mengajari mengingat Tri yang hanya lulusan SMA pasti akan
kesulitan menerima penjelasannya.
Keseriusan Tri untuk belajar dan kecerdikannya merayu, Pak dosen pun
akhirnya mau mengajarinya selama dua bulan. Setelah banyak mengantongi ilmu, Tri
pun memulai kembali produksi sari kelapanya.
Setelah produk sari kelapanya lumayan memuaskan, ia langsung memproduksi
10.000 nampan dan bisa lolos ke perusahaan. Produksi pertamanya ini senilai Rp 70
juta. Sekarang terbalik, beberapa perusahaan antri mengambil olahan sari kelapanya.
Nah sejak saat itulah perjalanan bisnis Tri Sumono terus maju dan berkembang.
Melalui Perusahaannya CV 3 Jaya, Tri Sumono mengelola banyak cabang usaha,
antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan
burung, serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat
tulis kantor (ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice Cream
Campina. Saya juga aktif jual beli properti, katanya.

Anda mungkin juga menyukai