Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TUGAS BIOGRAFI

BAHASA INDONESIA

A3 K3 Biografi

Nama Anggota:

1. Emilia Safa Talitha (18)

2. Nabila Echa Saptiani (34)

3. Nabila Zahira (35)

4. Tazkiya Nufus Rosadi (46)

SMA NEGERI 2 DEPOK TA 2022/2023


Jl. Gede No.177, Abadijaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok

Jawa Barat
TUGAS BAHASA INDONESIA

LAPORAN BIOGRAFI

1. Tokoh Sosial : Chairul Tanjung

2. Identitas Buku Biografi

Judul : Chairul Tanjung Si Anak Singkong


Penyusun : Thaja Gunawan Direja
Penerbit : Penerbit Buku Kompas (PT kompas media
nusantara)
Tahun terbit : Juni 2012
Tempat : Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270
Pencetak : PT Gramedia, Jakarta
Tebal halaman : 384 Halaman
ISBN : 978-979-709-650-2
Jenis buku : Biografi
Tahun cetak : Cetakan Pertama, Juni 2012
Berat : 500 Gr
Ukuran : 15 X 23 Cm
Harga : IDR 50,000.00 (online; lazada, tokopedia)

3. Ringkasan / Intisari Biografi

Chairul Tanjung lahir pada 18 Juni tahun 1962 di Gang Sepur,


Kemayoran, Jakarta. adalah putra dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung
dan Halimah. Ayahnya yaitu Abdul Ghafar berasal dari Sibolga, Sumatera
Utara dan berprofesi sebagai seorang wartawan pada orde lama yang
menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sementara itu, ibunya merupakan
seorang ibu rumah tangga, berasal dari Cibadak, Jawa Barat. Chairul
Tanjung adalah tujuh bersaudara. 
Ia memiliki julukan ‘Si Anak Singkong’. Julukan tersebut sangat
melekat pada diri Chairul Tanjung bukan karena makanan favoritnya
adalah singkong, tetapi karena julukan tersebut dikenal untuk
mendeskripsikan orang pinggiran yang ada pada masa tersebut. 

Hal tersebut dikarenakan ketika masa Orde Baru, usaha sang ayah
dipaksa untuk berhenti dan tutup karena dianggap berseberangan secara
politik dengan penguasa pada saat itu. Keadaan tersebut memaksa kedua
orang tua Chairul Tanjung untuk menjual rumahnya, lalu mereka pun
harus tinggal di kamar losmen yang sempit.

Chairul Tanjung menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Van


Lith, Jakarta (1975). Kemudian, ia melanjutkan jenjang Sekolah
Menengah Pertama di SMP Van Lith, Jakarta (1978). Saat ia memasuki
kelas VIII SMP, Chairul Tanjung tertarik akan seni drama dan mulai
belajar teater. Di teater ia diajarkan bagaimana membangun suara supaya
memiliki kesan berwibawa.

Selain teater Chairul Tanjung juga mempelajari filsafat yang


mengembangkan sikap berpikir kritis dirinya. Lulus dari SMP, Chairul
Tanjung melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta
(1981). Di sana, ia aktif melakukan organisasi dan ekstrakurikuler serta ia
juga pernah terpercaya menjadi pemimpin dalam kelompok Kerja Ilmiah
Remaja (KIR) mewakili sekolahnya.

Pada tahun 1987, setelah lulus SMA Chairul Tanjung memilih jurusan
Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia, tetapi jurusan tersebut bukan
karena keinginannya, melainkan dikarenakan jurusan itu cukup logis
dengan nilainya di masa SMA. Pada masa tersebut, Ibunya juga sampai
menggadaikan kain halus seharga Rp75.000 untuk dapat membayar biaya
masuk Chairul Tanjung. Dikarenakan Kendati hidup dengan ekonomi yang
memprihatinkan dan ia tidak ingin membebani keluarganya lagi, sembari
berkuliah Chairul Tanjung memulai karier bisnisnya.
Awalnya, ia berbisnis dengan menjual jasa percetakan. Ia menanyakan
harga ke berbagai percetakan untuk mencetak buku itu sebelum
memutuskan memilih yang mana. Satu buku di seluruh percetakan yang
ia tanyakan, memiliki jawaban yang sama, yaitu Rp500 untuk satu buku.
Lalu, ia teringat jika ia memiliki teman SMP yang kakaknya memiliki
percetakan. Di sanalah ia mendapatkan harga yang lebih murah, yaitu
Rp150 untuk satu buku. Dan dengan tawaran yang murah ini, ia
memanfaatkan untuk menawarkan kepada teman-teman mahasiswanya
untuk membuat buku serupa seharga Rp300. Chairul mendapatkan
Rp15.000 dari hasil penjualan buku tersebut.

Selain menjual jasa percetakan ia juga menjual buku kuliah stensilan,


kaos, dan sebagainya. Kemudian ia juga pernah memiliki toko peralatan
laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat,
namun mengalami kebangkrutan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia,


Chairul Tanjung lebih memilih untuk mulai fokus merintis bisnis daripada
menjadi dokter gigi. Hal tersebut dikarenakan,  jika Chairul Tanjung ingin
menjadi dokter gigi ia harus membuka praktik di daerah sedangkan ia
harus menghidupi ke-5 adiknya.

Setelah memantapkan untuk menjadi seorang pebisnis, awalnya


Chairul Tanjung membuka bisnis ekspor sepatu anak bersama tiga orang
temannya. Bisnis yang dinamai PT Pariarti Shindutama ini menghabiskan
modal 150 juta yang dipinjam dari bank.

PT yang didirikan pada 1987 tersebut lambat laun mulai memberikan


hasil memuaskan. Bahkan, pernah mendapatkan pesanan dari Italia
sebanyak 160 ribu pasang sepatu. Akan tetapi, pada akhirnya Chairul
Tanjung memutuskan untuk berkarya sendiri karena terjadi perbedaan
paham dengan rekan-rekannya.
Setelah keluar, Chairul Tanjung mendirikan bisnis sendiri yang diberi
nama Para Group yang kini berganti nama menjadi CT Corp pada tahun
1987 yang mengarahkan usahanya ke konglomerasi dengan tiga bisnis
inti, yaitu keuangan, properti, dan multi media (Trans Crop). Pada
bisnisnya tersebut ia menerapkan kebiasaan 'CT Way'. CT Way' tersebut
berisi: memulai usaha dengan niat yang baik, harus bisa membaca
peluang serta menangkapnya, sesuatu dimulai dengan modal integritas,
amanah, dan kepercayaan, serta Chairul Tanjung menjadikan kegagalan
sebagai sahabat baiknya.

Dari penerapan kebiasaan tersebut membuat perkembangan bisnisnya


semakin menanjaki kesuksesan. Namun, kesuksesannya dalam berbisnis
tidak mebuat Chairul Tanjung besar kepala, ia mencetuskan Yayasan
Talasemia Indonesia yang mewujudkan salah satu poin dalam tri dharma
perguruan tinggi yakni “pengabdian kepada masyarakat” dengan
mengenalkan penyakit talasemia dan juga memberikan perlindungan
kepada penderita talasemia.

Selain itu, ia membentuk Komite kemanusiaan Indonesia (KKI)


bersama  tujuh temannya sebagai yayasan yang sangat teratur, pekerjaan
yayasan ini sangat membantu menanggulangi krisis ekonomi,
pembangunan, sosial, kerelawanan, darurat, serta kesehatan.

Kini, Chairul Tanjung berada di urutan ketiga orang terkaya di


Indonesia dengan jumlah kekayaan yang terus meningkat hingga
mencapai USD5,1 miliar atau sekitar Rp76,5 triliun berkat kerja kerasnya.

4. Bagian-Bagian Menarik dari Biografi Tersebut

Bagian menarik pada saat Chairul Tanjung bekerja cerdas saat


menjual jasa percetakan. Yang di mana, ia bekerja sama dengan teman
SMP yang kakaknya memiliki percetakan untuk membuat buku serupa
yang harganya lebih murah dari toko percetakan lainnya sehingga
usahanya tersebut laris dan ia mendapatkan keuntungan yang cukup
besar dari penjualan buku tersebut.

5. Hal-Hal yang Dapat Diteladani dari Chairul Tanjung

Hal-hal yang kami teladani dari Chairul Tanjung, yakni:

1. Kerja keras
“Tanpa kerja keras, kamu tidak akan bisa sukses, se-sukses orang
yang bekerja keras.”, itu adalah kata-kata yang diucapkan oleh Chairul
Tanjung. Selama ini, dia adalah sosok yang bekerja keras dan percaya
pada proses.

2. Kerja Cerdas
Selain bekerja keras Chairul Tanjung kerja dengan cerdas seperti saat
dia memulai bisnis percetakan.

3. Sukses Mengatur Waktu


Chairul tanjung berani mencoba hal baru sehingga ia selalu gigih
dalam segala usahanya. Tak hanya itu, dibalik banyaknya yang ia
lakukan, ia tetap bisa mengatur waktu sebaik mungkin.

4. Pantang Menyerah
Walau bisnis yang dilakukannya pernah mengalami kebangkrutan ia
tidak pernah menyerah untuk membangun bisnisnya kembali sampai
meraih kesuksesan.

6. Prestasi yang Chairul Tanjung Raih

Prestasi yang diperoleh oleh Chairul Tanjung, yakni:


 Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional (1984-1985) – Penghargaan
sebagai anggota civitas akademika yang berjasa kepada fakultas dan
universitas
 Memperoleh penghargaan Captain of Industry dari The Asian
Academy of Applied Business (AAAB) pada tahun 2013.
 Urutan 937 dari 1.000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes.
 Memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Pers Visioner dalam acara
Anugerah Indonesia Maju tahun 2018-2019.

7. Inspirasi yang Anda Peroleh untuk Meraih Prestasi Anda Sendiri

Inspirasi yang kami peroleh untuk meraih prestasi kesuksesan dari Chairul
Tanjung, yakni:

1. Bekerja keras dalam meraih prestasi


Seperti yang telah diungkapkan oleh Chairul Tanjung, “Anda semua
akan dapat berdiri di sini menggantikan saya apabila bekerja keras.
Dan dibutuhkan kemampuan entrepreneur dan manajerial yang baik.
Tidak lagi semata-mata modal.”

2. Lebih percaya diri dengan diri sendiri


Seperti yang telah diungkapkan oleh Chairul Tanjung, “Untuk sukses,
kamu perlu mempercayai dirimu sendiri, terutama di saat tidak ada
seorangpun yang percaya kepadamu.”

3. Menjadikan kegagalan sebagai sahabat


Seperti yang telah diungkapkan oleh Chairul Tanjung, “Gagal itu
makanan sehari-hari. Itu biasa, yang penting bagaimana
menyikapinya. Evaluasi, bangkit! Gagal lagi? Bangkit lagi!”

Anda mungkin juga menyukai