Anda di halaman 1dari 3

LK. 01b.

SOSOK WIRAUSAHAWAN SUKSES

Nama wirausahawan : Chairul Tanjung

Foto :

Usaha yang dilakukan untuk meraih kesuksesan :

Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayahnya adalah
seorang
wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sedangkan ibunya merupakan
seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul berasal dari Sibolga, Sumatra Utara, sedangkan ibunya dari
Cibadak, Jawa Barat. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Orde Baru,
usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan ini
memaksa orang tuanya menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen yang sempit.

Berbagai usaha kecil-kecilan yang sempat ia jalani demi bisa membiayai kuliahnya, di antaranya:

1. Fotokopi dan jual buku


Chairul Tanjung pernah berjuang mencari pundi-pundi uang lewat bisnis fotokopi semasa dirinya di
bangku perkuliahan.

Kondisi tersebut berawal dari kebiasaan para mahasiswa yang kala itu rata-rata harus mengeluarkan Rp
500 untuk fotokopi 20 lembar buku diktat praktikum dari dosen. Chairul pun melihat kondisi itu sebagai
peluang emas untuk dirinya memulai bisnis kecil-kecilan.

Ia bekerja sama dengan temannya yang berani menawarkan harga fotokopi lebih rendah, yaitu Rp 150 per
20 lembar dan kemudian menjual buku diktat tersebut seharga Rp 300.

Ide bisnis kecil-kecilannya itu pun laris manis, bahkan ia sanggup menjual 100 buku diktat dan
memperoleh keuntungan sebesar Rp 15 ribu. Dari situlah insting bisnisnya mulai muncul, dan
kesempatannya untuk mendapatkan puluhan ribu atau bahkan sampai jutaan mulai terasa lebih mudah.

2. Toko peralatan kedokteran


Chairul Tanjung kemudian merintis untuk mendirikan toko yang menjual peralatan kedokteran dan
laboratorium yang diketahui terletak di bilangan Senen, Jakarta Pusat.

Sayangnya, usaha tersebut mengalami kebangkrutan sehingga Chairul Tanjung harus kembali mencari
peluang untuk mengasah kepiawaian berbisnisnya.

Lelaki yang akrab disapa CT ini kemudian sempat juga mencoba bisnis kontraktor, tetapi bisnis tersebut
kembali gagal. Meskipun begitu, semangatnya untuk terus berjuang dan maju tidak pernah surut.

3. Bisnis sepatu
Setelah menyelesaikan bangku perkuliahan di tahun 1987, Chairul Tanjung bersama dengan tiga orang
temannya akhirnya mulai menekuni bisnis dengan mendirikan PT Pariarti Shindutama.

Berbekal modal awal sebesar Rp 150 juta, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk diekspor ke
negara-negara Eropa.

Tanpa diduga, keberuntungan menghampirinya karena perusahaan yang didirikannya tersebut berhasil
mendapat pesanan sepatu sebanyak 160 ribu pasang dari negara Italia.

Meskipun bisnis yang didirikannya kali ini lebih maju dibandingkan sebelum-sebelumnya, namun
sayangnya karena perbedaan visi dan misi terkait ekspansi usaha, Chairul Tanjung pun akhirnya memilih
mundur.
Setelah itu, ia pun memutuskan untuk mendirikan usahanya sendiri yang diberi nama Para Group yang
membawahi beberapa sub-holding seperti Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo
(media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti). Ia kemudian meresmikan perubahan nama
Para Group menjadi CT Corp pada tanggal 1 Desember 2011.

Nama Kelompok : Kelas : X-2


1. Nama / No. Presensi : Dwi Anggi Saputri/12
2. Nama / No. Presensi Revalina Agatha/31

Anda mungkin juga menyukai