Anda di halaman 1dari 4

WIRAUSAHA

Wirausaha Muda yang Menjadi Inspirasi

Dosen Pengampu: I Made Sukma Muniksu S.Pd.H., M.Pd

Oleh:

I Ngurah Candrayasa
2111011131 / 27
V A Denpasar

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR FAKULTAS


DHARMA ACARYA
2023/2024
Biodata/Biografi Yasa Paramita Singgih
Nama Asli : Yasa Paramita Singgih
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 23 April 1995
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Pengusaha
Orang Tua : Marga Inggih (ayah), Wanty Sumarta (Ibu)

Produk dari Yasa Paramita Singgih


1. Men’s Republic merupakan merek fashion pria
2. Women’s Republic merupakan merek fashion wanita

Perjalanan Usaha dari Yasa Paramita Singgih


1. Menjual Kaos
Meskipun tak paham soal design grafis, Yasa nekat membuat design sendiri dari Microsoft Word
untuk kaos yang akan dijualnya. Ia kemudian mencetaknya sebanyak 24 kaos di konveksi usaha
temannya.
Akan tetapi, ia hanya berhasil menjual dua kaos saja. Itu pun salah satu pembelinya adalah
ibunya sendiri. Meski begitu, Yasa tak pernah menyerah untuk menjadi pengusaha dan
menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Kemudian, ia mencoba peruntungan lain, yaitu membeli sejumlah kaos di Tanah Abang, lalu
menjualnya kembali. Hasilnya pun lumayan, sehingga ia bisa sedikit demi sedikit membantu
perekonomian keluarganya.

2. Mencoba Usaha Kuliner


Tak puas dengan berjualan kaos saja, dirinya mencoba peruntungan lain di bidang kuliner. Ia
membuka kedai Ini Teh Kopi yang menjual teh dan kopi. Dalam waktu satu tahun, ia berhasil
membuka dua kedai sekaligus.
Selain minuman, kedainya juga menjual beberapa makanan dan cemilan, seperti mie kangkung,
roti panggan, gengsot, dan lain-lain. Rasa kopinya pun beragam, salah satunya adalah kopi rasa
durian.
Malangnya, pada akhir tahun 2013 usahanya mengalami kegagalan. Ia tak berhasil
mengembangkan dan memasarkan Ini Teh Kopi. Kerugiannya pun tak kecil, yakni sejumlah kurang
lebih 150 juta rupiah.
Di usianya yang masih 18 tahun, kerugian tersebut tentunya sangatlah besar. Ia sempat merasa
frustrasi dan tak ingin lagi menjadi seorang pengusaha. Dengan segala keterpurukannya, ia berniat
untuk menjadi pegawai kantoran saja seperti ayah dan ibunya.
Tapi, kedua orang tuanya selalu memberi semangat dan dukungan moril pada Yasa. Hingga
akhirnya, pria kelahiran 1995 ini bisa bangkit dari keputusasaannya dan mulai memikirkan usaha
apa yang bisa ditekuninya lagi.

3. Merintis Men’s Republic


Tak ingin terus-terusan merasa terpuruk, Yasa Singgih pada akhirnya memutuskan untuk menekuni
lagi usaha di bidang fashion. Jika sebelumnya hanya menjadi pedagang kaos yang dibelinya di
Tanah Abang, kali ini ia ingin fokus menciptakan brand sendiri.
Keinginannya tersebut bertepatan dengan ayahnya yang pensiun dari perusahaan retail sepatu. Yasa
belajar banyak soal industri sepatu dari ayahnya. Hal itu membuatnya tertarik untuk memproduksi
sepatu.
Sayangnya, ia tak memiliki sepeser pun modal untuk memenuhi keinginannya. Namun, bukan
berarti ia menyerah begitu saja. Ia kemudian berutang produksi sepatu sejumlah 5 lusin atau setara
6–7 juta kepada rekan ayahnya yang bekerja di bidang industri sepatu di Bandung.
Ia memberi label Men’s Republic pada sepatu yang diproduksinya tersebut. Penjualan dilakukan
secara online, melalui BBM, Facebook, dan Twitter. Dengan harga yang affordable, target
marketingnya adalah para pria berusia 18–24 tahun.
Yasa Singgih berhasil membayar utang produksi pada rekan ayahnya setelah dua bulan menekuni
Men’s Republic. Hal itu menandakan kalau usahanya di bidang fashion mulai membuahkan hasil.
Tak ingin cepat puas, ia kemudian memproduksi kaos, celana, jaket, dan juga tas.

4. Sukses dengan Men’s Republic


Setelah membahas kisahnya saat merintis Men’s Republic, artikel biografi Yasa Paramita Singgih
ini bakal mengulik kisah suksesnya. Saat menginjak usia 20 tahun, dilansir dari Liputan6, ia
berhasil mencetak omzet senilai 200 juta rupiah per bulan.
Ditambah lagi, produk-produk Men’s Republic juga berhasil dilirik oleh orang-orang dari berbagai
negara. Tiap bulannya pasti ada saja orang dari Malaysia, Filipina, Taiwan, Tiongkok, Nigeria,
Vietnam, dan lain-lain.
Kesuksesannya tersebut mungkin membuat orang-orang beranggapan bahwa Yasa hanya orang
yang beruntung. Padahal semua tentunya bukan hasil dari keberuntungan belaka. Kejeliannya
dalam melihat peluang usaha dan strategi marketing adalah faktor utama yang membuatnya bisa
sukses.
Pada saat wawancara dengan youtuber Rico Huang, Yasa mengaku tidak paham soal design grafis.
Jadi, segala urusan desain produk ia serahkan langsung kepada karyawannya. Yasa juga
mengatakan tiga hal yang membuat Men’s Republic sukses di pasaran adalah brand, e-commerce,
dan media lifestyle pria.
Pria kelahiran 1995 ini juga mengikuti perkembangan digital dalam mengatur strategi
marketingnya. Dulu, ia hanya berjualan via media sosial dan mengikuti bazar-bazar saja. Seiring
perkembangan zaman, ia mengalihkan seluruh pembelian produk ke website.
Sebagai diferensiasi dengan produk brand lain, media sosial Men’s Republic tak hanya
mengunggah foto-foto produk saja. Yasa Paramita Singgih ingin Instagram Men’s Republic terlihat
lebih informatif untuk menarik perhatian para netizen.
Jadi, para pengunjung Instagram Men’s Republic juga akan menambah wawasan seputar tips-tips
memilih style berpakaian, mendekati wanita, menjaga hubungan, dan banyak lagi. Dengan
sendirinya, mereka (para pengunjung) akan terlibat pada percakapan di kolom komentar Instagram.
Dengan konsep tersebut, Yasa yakin followers Men’s Republic akan semakin meningkat.

5. Mendirikan Women’s Republic


Sukses dengan Men’s Republic tak membuat Yasa Singgih cepat puas. Jika sebelumnya hanya
fokus pada para pria, pada pertengahan 2019 ia mengincar wanita untuk dijadikan sebagai target
marketingnya dengan menciptakan brand Women’s Republic.
Konsep Women’s Republic sama dengan Men’s Republic, yaitu bergerak di bidang fashion yang
menjual sepatu, celana, kaos, jaket, dan tas. Untuk menarik perhatian para wanita, ia mengajak
yayasan Youth of Indonesia yang dipimpin oleh Chelsea Islan untuk bekerja sama.
Selain untuk mempromosikan Women’s Republic, Yasa juga ingin membantu orang-orang yang
membutuhkan. Soalnya, semua keuntungan yang dihasilkan lewat program kerja sama ini
diserahkan ke organisasi sosial di luar Pulau Jawa.

Inspirasi dari Yasa Paramita Singgih


Yasa Paramita Singgih menginspirasi saya bahwa tidak mustahil menjadi wirausaha di usia muda untuk
membantu ekonomi orang tua, selain itu dari beliau saya belajar bahwa kita harus belajar dari kegagalan
dan terus mencoba sampai berhasil

Anda mungkin juga menyukai