Anda di halaman 1dari 82

Gangguan Sendi

Monoarthritis
KELOMPOK 17
LOLA BRENA BR TARIGAN 2010113
FIQIH ILLAHI 2010130
MIRA DWIANTY 2010141
RADEN APRIAN SURYA PAMUNGKAS 2010190
INDAH EVRILLIANNY HIDAYAT 2010194
KEISHA YEHEZKIEL MANDAGI 2010206
FUJI ADITYA HERMAN 2010229
ARGADO RP. HUTAHAEAN 2010251
FARISA NOVIA ANINDYA 2010273
TERMINOLOGI
1. Arthritis = Peradangan pada sendi yang ditandai dengan nyeri, panas, kemerahan, dan
pembengkakan.
(Kamus Dorland ed 30)
2. RANGE OF MOTION (ROM) = Besarnya suatu gerakan yang terjadi pada suatu sendi.
https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURAN-ROM.pdf
3. KGB = Kelenjar Getah Bening, salah satu dari kelenjar limfatik yg berfungsi melawan
kuman,virus,dan parasit penyebab infeksi
4. Efusi = Penumpukan cairan dalam rongga tubuh yang biasanya berada di antara 2 jaringan
yang berdekatan
(Kamus Dorland ed 30)

5. Obat Hydrochlorothiazide = Termasuk kedalam diuretik yang berfungsi untuk mengatasi


gangguan tekanan darah atau hipertensi. Diuretik adalah obat yang dapat menambah
keceptan pembentukan urin.

(Kamus Dorland ed 30)


Terminologi
6. JVP5+0cmH2O = Jugular venous pressure. Informasi yang dapat diperoleh dari penilaian nadi
vena jugularis meliputi penentuan tekanan vena rata-rata, kontur nadi vena, dan keberadaan
serta jenis disritmia jantung.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK300/

7.LED ( Laju Endap Darah ) = tes hematologi umum yang dapat menunjukkan dan memantau
peningkatan aktivitas inflamasi di dalam tubuh yang disebabkan oleh satu atau lebih kondisi
seperti penyakit autoimun, infeksi atau tumor.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557485/

8.Urinalisis = pemeriksaan yang paling umum dilakukan dalam praktek urologi yang terdiri dari
pemeriksaan fisik, mikroskopik dan kimia
(Dorland Medical Dictionary)

9. DEFORMITAS = Perubahan dari ukuran atau bentuk normal struktur anatomi karena gaya
mekanis yang mengubah struktur normal lainnya.
https://www.medicinenet.com/deformation/definition.htm

10. MURMUR = Bunyi karena getaran dari aliran darah melalui jantung atau pembuluh besar.
https://www.medicinenet.com/murmur/definition.htm
Terminologi
11. ERITEMA = Kondisi munculnya bercak kemerahan pada kulit yang disebabkan
pelebaran pembuluh darah.

(Dorland Medical Dictionary)


12. HT (hematokrit) = Sample darah merah yang diukur dalam volume mL/dl dari
keseluruhan darah dalam persen.
(Dorland Medical Dictionary)

13. RH ( ronchi/ roncus ) = Suara yang kering , rendah, mirip seperti dengkur dari dalam
dada.
(Dorland Medical Dictionary)

14. Wheezing = Suara pernapasan frekuensi tinggi yang nyaring terdengar di akhir
ekspirasi.
(http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidingsnf/article/download/4034/3012/ )

15. Soepel = Berasal dari bahasa belanda, yang artinya lentur, lemas, dan luwes
Kamus Besar Bahasa Indonesia
16. Ibuprofen = Suatu analgetik non steroid anti inflamasi anti piretik turunan asam
propionat digunakan untuk menghilangkan nyeri, menurunkan demam, dan dalam
pengobatan osteoarthritis maupun rhematoidarthtritis
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19949916/

17. Lien = Organ limfatik yang berasal dari diferensiasi jaringan mesenkim mesogastrium
dorsale.
(
Anatomi Umum Persendian
Jenis-jenis sendi berdasarkan gerakan :

● Sinartrosis, sendi yang tidak dapat


bergerak.
● Amfiartrosis, sendi yang hanya dapat
bergerak sedikit.
● Diartrosis, sendi yang dapat bergerak
bebas.

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KINESIOLOGI%20des%2
02019.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326894/pendidikan/SENDI.pdf
Klasifikasi sinarthrosis

- Sindesmosis
- Sinkondrosis
- Sinostosis
Secara struktural, sendi dibagi menjadi 3
macam :

1. Sendi Fibrosa persendian yang dihubungkan oleh jaringan


penyambung padat yang mengandung banyak serabut kolagen,
menghasilkan sedikit gerakan atau tidak sama sekali.
○ Macam-macam sendi fibrosa :
■ Sinostosis (sutura)

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KINESIOLOGI%20des%2
02019.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326894/pendidikan/SENDI.pdf
● Syndesmosis ● Gomphosis

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KINESIOLOGI%20des%2
02019.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326894/pendidikan/SENDI.pdf
2. Sendi Tulang Rawan, persendian yang dihubungkan oleh cartilago
hyalin atau fibrokartilago.

● Synchondrosis ● Simphisis

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KINESIOLOGI%20des%2
02019.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326894/pendidikan/SENDI.pdf
3. Sendi Synovial terdapat suatu rongga di antara 2 ujung tulang (rongga synovia).
Pada rongga synovia terdapat cairan yang mengandung asam hialuronat yang
dihasilkan oleh membran synovia.

● Sendi Engsel Sendi Kisar/poros

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KINESIOLOGI%20des%2
02019.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326894/pendidikan/SENDI.pdf
● Sendi Pelana ● Sendi Peluru

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KINESIOLOGI%20des%2
02019.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326894/pendidikan/SENDI.pdf
● Sendi Luncur ● Sendi Telur

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KINESIOLOGI%20des%2
02019.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326894/pendidikan/SENDI.pdf
Articulatio Genus

● Sendi synovialis terbesar


● Sendi ginglymus/engsel yang berfungsi untuk
flexi, extensi dan sedikit rotasi.

Facies Articularis
● Permukaan sendi tulang tulang yang
berkontribusi pada sendi genus ditutup oleh
tulang rawan hyalin

Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition


Gray’s Basic Anatomy International Edition
Persendian antara Femur
dan Tibia
● Fungsi : Menopang berat tubuh.
● Jenis : Sendi Ginglymus/engsel

Terdapat 2 jenis sendi :

1. Articulatio femorotibialis medialis


2. Articulatio Femorotibialis lateralis

Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition


Gray’s Basic Anatomy International Edition
Persendian antara Femur
dan Patellae

Jenis : Sendi Planus → Pergeseran Uniaxial

Articulatio Femoropatellaris

● Antara facies articularis femoris


dengan facies articularis patellae

Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition


Gray’s Basic Anatomy International Edition
Meniscus

● Tulang rawan Fibrosa


● Terdapat 2 Meniscus : Medialis,
lateralis

Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition


Gray’s Basic Anatomy International Edition
Ligamentum pada Art. Genus
Ligamentum ekstrakapsular :
● Lig patellae
● Lig collateral fibulare
● Lig collateral tibiale
● Lig popliteum obliquum
● Lig popliteum arcuatum
Ligamentum Intraartikular :
● Lig cruciatum anterior
● Lig cruciatum posterior
● Meniscus lateralis
● Meniscus medialis

Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition


Gray’s Basic Anatomy International Edition
Musculus
Otot Origo Insersio Perdarahan Persarafan Fungsi

Rectus Femoris SIAI Patellae ; a. femoralis n. femoralis Extensi


Tuberositas
Tibiae

Vastus Lateralis Trochanter Major,


Labium laterale linea
aspera

Vastus Medialis Labium Mediale


Linea Aspera

Vastus Facies anterior


Intermedius femoris

Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition


Gray’s Basic Anatomy International Edition
Musculus
Otot Origo Insersio Perdarahan Persarafan Fungsi

Semitendinosus Tuber ischiadicum Facies a. Profunda n. Flexi


medialis Femoris ischiadicus
bagian
superior tibia

Semimembranosus Posterior
condylus
medialis
tibiae

Biceps Caput longum : Caput


Femoris Tuber ischiadicum Fibulae
Caput breve : linea
aspera dan linea
supracondylaris
lateralis
Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition
Gray’s Basic Anatomy International Edition
Suplai Vaskuler dan persarafan
● a. Femoralis
● a. Poplitea
● Ramus reccurens anterior et
posterior a. Tibialis
● Ramus circumflexus fibularis

Sendi genus dipersarafi oleh


cabang-cabang dari n. Obturaorius, n.
Femoralis, n. Tibialis, n. Fibularis
communis

Sobbota Atlas of Anatomy 5th Edition


Gray’s Basic Anatomy International Edition
Histologi
sendi 02
Kartilago Artikular

Mescher,Anthony L. 2018. Jun


Histology 15th Edition.158.Mc
Education.
Membran Sinovial

Mescher,Anthony L. 2018. Junqueira’s Basic Histology 15th Edition.157.McGraw-Hill Education.


Metabolisme
Purin 03
Sintesis
nukleotida
purin
( de novo )

Harper's Illustrated Biochemistry 30th Ed


lanjutan

Harper's Illustrated Biochemistry 30th Ed


Sintesis
nukleotida purin
( salvage pathway )

Harper's Illustrated Biochemistry 30th Ed


Katabolisme
nukleotida purin

Harper's Illustrated Biochemistry 30th Ed


OSTEOARTHRITIS

1
Definisi

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana


keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis.
Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi,
meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang,
pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula
sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang
menghubungkan sendi.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/2cf12fb568dff97473695a20836334d4.pdf
Etiologi (Michael, Schlüter-brust, & Eysel, 2010)
1. Osteoarthritis Primer

merupakan osteoarthritis ideopatik atau osteoarthritis yang belum diketahui


etiologinya.

2. Osteoarthritis Sekunder

- Pasca trauma
- Genetik
- Malposisi
- Pasca operasi
- Metabolik
- Gangguan endokrin
- Osteonekrosis aseptik

http://eprints.ums.ac.id/63203/4/BAB%20II.pdf
Etiologi (Heidari, 2011)

Osteoarthritis memiliki etiologi multifaktoral, yang terjadi karena karena


interaksi antara faktor sistemik dan lokal.

Usia, jenis kelamin perempuan, berat badan, obesitas, cedera lutut,


penggunaan sendi berulang, kepadatan tulang, kelemahan otot dan
kelemahan sendi memainkan peran dalam pengembangan OA sendi.

http://eprints.ums.ac.id/63203/4/BAB%20II.pdf
Epidemiologi
● The 2010 Global Burden of Disease Study
diperkirakan 10% sampai 15% dari seluruh orang dewasa berusia di atas 60
tahun memiliki OA, dengan prevalensi lebih tinggi wanita dibandingkan pria.

● Hasil data prevalensi OA tangan, pinggul dan lutut di Amerika Serikat yang
menunjukkan peningkatan dari jumlah penderita OA sebanyak 21 juta orang
dewasa berusia 25 tahun atau lebih pada tahun 1995 menjadi 27 juta orang
dewasa dalam kurun waktu hanya 10 tahun.

● Usia ≥ 15 tahun rata-rata prevalensi penyakit sendi/rematik sebesar 24,7%.


Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan prevalensi
OA tertinggi yaitu sekitar 33,1% dan provinsi dengan prevalensi terendah
adalah Riau yaitu sekitar 9% (Riskesdas, 2013)
● Sekitar 32,99% lansia di Indonesia mengeluhkan penyakit degeneratif seperti
asam urat, rematik/radang sendi, darah tinggi, darah rendah, dan diabetes
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013)
http://eprints.ums.ac.id/37962/3/BAB%202.pdf
http://eprints.undip.ac.id/69622/3/BAB_II.pdf
Grading OA kellgren dan lawrence

http://eprints.ums.ac.id/37962/3/BAB%202.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a6bf247810cf2b5a8888489746e9079.pdf
Patogenesis
Patofisiologi

https://emedicine.medscape.com/article/329958-overview
Gejala klinis
➢ Nyeri
➢ Kekakuan sendi
➢ Krepitasi
➢ Pembengkakan pada tulang
➢ Deformitas sendi
➢ Tanda inflamasi
Predileksi khas OA
➢ Herberden’s Nodes
➢ Bouchard’s Nodes

http://eprints.ums.ac.id/37962/3/BAB%202.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a6bf247810cf2b5a8888489746e9079.pdf
Diagnosis OA (ACR, EULAR)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi

❖ Penyempitan celah sendi yang


seringkali asimetris (lebih berat
pada daerah yang menanggung
beban)
❖ Peningkatan densitas (sclerosis)
tulang subkondral
❖ Kista tulang
❖ Osteofit pada pinggir sendi
❖ Perubahan struktur anatomi sendi
❖ Cartilago articularis menghilang

http://eprints.ums.ac.id/37962/3/BAB%202.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a6bf247810cf2b5a8888489746e9079.pdf
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah:

1. Mengurangi tanda dan gejala OA


2. Meredakan nyeri
3. Mengoptimalkan fungsi sendi
4. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas
hidup
5. Menghambat progresivitas penyakit
6. Mencegah terjadinya komplikasi

http://eprints.ums.ac.id/37962/3/BAB%202.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a6bf247810cf2b5a8888489746e9079.pdf
Terapi non Terapi Farmakologi
Farmakologi
1. Analgesik / anti-inflammatory agents / anti nyeri
Paracetamol : 3 x 1000 mg
● Edukasi Ibuprofen : untuk efek antiinflamasi dibutuhkan dosi
● Menurunkan berat badan 1200-2400mg sehari.
● Terapi fisik dan Rehabilitasi Naproksen : dosis untuk terapi penyakit sendi
medik/fisioterapi (memakai adalah 2x250- 375mg sehari. Bila perlu diberikan
tongkat/brace) 2x500mg sehari.
2. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
● Kompres air panas
Acetaminophen 500mg maksimal 4gram perhari.
Pemberian obat ini harus hati-hati pada pasien usia
lanjut karena dapat menimbulkan reaksi pada liver d
ginjal.
3. Kondroitin sulfat
Glucosamine sulfat : memperlambat degradasi kolagen

http://eprints.ums.ac.id/37962/3/BAB%202.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a6bf247810cf2b5a8888489746e9079.pdf
Pencegahan
OsteoArthritis dapat dicegah dengan :
- Menghindari pekerjaan berat yang bisa
menyebabkan keletihan pada otot
- Menjaga pola makan, pola hidup
- Menjaga berat badan, tidak obese
- Mengkonsumsi glukosamin/sebagai sumplemen
tulang rawan sejak dini (tidak dianjurkan karena
harganya yang mahal)
3 x 1 (BB < 55 kg)
3 x 2 (BB > 55 kg) Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2018 (Joew
Harry Isbagio, Handono Kalim, Rawan Broto, Ri
Pramudiyo)
Komplikasi
- Infeksi sendi(jarang terjadi)
- Khondrolisis (kerusakaan/kematian pada tulang
rawan)
- Nyeri yang hebat
- Fraktur
- Ketidakmampuan untuk berjalan dan berdiri
- Kerusakan sendi yg lebih berat ada deformintas genuvagum

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24937735/
Prognosis

● Quo ad vitam : ad bonam


● Quo ad functionam : dubia ad bonam
● Quo ad sanationam : dubia ad bonam

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29157670/
Gout Arthritis 2
DEFINISI
Artritis akut disertai dengan peradangan yang berulang,
disebabkan oleh kristal monosodium urat monohidrat.
(Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29)

ETIOLOGI
- Deposisi Kristal MSU di persendian.
- Supersaturasi asam urat dalam ECF
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/)
Epidemiologi
- Prevalensi gout arthritis di dunia sebanyak 34,2% (WHO, 2017)
- Pada tahun 2013, kasus GA di Indonesia sebesar 11,9% (Kemenkes RI, 2013)
- Pria > Wanita berapa persentasenya? (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/)
- > 7 juta kasus gout arthritis di Amerika Serikat (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/)

Faktor Risiko
1. Inherited abnormalities
2. Alkoholisme
3. Hipertensi
4. Fungsi ginjal abnormal
5. Gangguan metabolisme
6. Obat-obatan tertentu
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/)
KLASIFIKASI 2. Berdasarkan ACR. Eular 2015
1. Berdasarkan Penyebab
- Gout Primer
- Gout Sekunder
Patogenesis Gout Arthritis

Buku Ajar Patologi Dasar Robbins


Edisi ke-10
PATOFISIOLOGI
Gejala Klinis
- Tanda peradangan hangat, kemerahan,Nyeri
tekan dan bengkak terutama pada ibu jari kaki
(podagra)(hampir 71% serangan pertama). Bisa
juga pada sendi pergelangan kaki, lutut,
pergelangan tangan, sendi jari-jari dan sendi
bahu.
- Nyeri hebat yang timbul mendadak,
berlangsung selama beberapa jam sampai
beberapa hari dan kemudian hilang dengan
atau tanpa pengobatan
- ROM aktif & pasif terbatas

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/download/4182/45
46/10856
Gejala Klinis
- Kristal asam urat dapat menumpuk dalam
bursa sendi dan menyebabkan inflamasi
(bursitis).
- Pada gout kronis, tophi (massa noduler dan
kristal urat) dapat terjadi pada jari, bahu,
telinga, dan ibu jari kaki

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/download/4182/454
6/10856
Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan lab rutin :


1. Darah (ureum,kreatinin)
2. Urin
3. Serum urat
4. Asam urat urin
- Analis cairan sendi
1. Temuan kristal MSA
Cairan sendi sesuai kondisi inflamasi
(leukositosis, predominan neutrofil)

Rotschild, BM 2013, Gout and Pseudogout, Emedicine Medscape


Penatalaksanaan Non-Farmakologi Gout Arthritis

- Penurunan berat badan pada pasien


obesitas (menghindari makan jeroan,
makanan manis, alkohol)
- Diet sehat / rendah purin (daging
merah, emping, melinjo, alkohol,
seafood)
- Mengistirahatkan sendi yang terkena
dengan teknik RICE (Rest, Ice,
Compression, Elevation)
- Hindari dan ganti obat yang
menyebabkan hiperurisemia (diuretik,
salisilat, siklosporin, niasin,
erambuthol, pyrazinamide)

Kemenkes & GERMAS 2019


Penatalaksanaan
Farmakologi

● Pengobatan pada Inflamasi (akut)


- OAINS (salah satu contoh : indometasin) 150-200
mg/ hari selama 2 hari dan dilanjutkan 75-100
mg/hari sampai minggu berikutnya atau sampai
nyeri/peradangan berkurang.
- Colchicine --- 2,0-3,0 mg/hari (dg IV)
- Kortikosteroid
- Hormon ACTH

Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI 2018 (Joewono Soeroso, Harry Isbagio,
Handono Kalim, Rawan Broto, Riardi Pramudiyo)
PENCEGAHAN

•Gaya hidup sehat


•Menghindari makanan tinggi
purin
•Penurunan BB
•Hindari alkohol
•Banyak minum air putih
KOMPLIKASI

•Tofus
•Batu ginjal
•Nefropathy
•Gagal ginjal
•Artropati destruktif
Prognosis

•Quo ad vitam : ad bonam


•Quo ad functionam : dubia ad bonam
•Quo ad sanationam : dubia ad bonam
SEPTIC ARTHRITIS

3
Definisi
Peradangan sendi akibat penyebab infeksi, biasanya bakteri, tetapi
kadang-kadang jamur, mikobakteri, virus, atau patogen lain yang
tidak umum. Artritis septik biasanya monoartikular yang
melibatkan satu sendi besar seperti pinggul atau lutut; namun,
artritis septik poliartikular yang melibatkan beberapa sendi atau
lebih kecil juga dapat terjadi.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538176/
Etiologi
PADA ANAK - ANAK PADA DEWASA

● Staphylococcus aureus ● Staphylococcus aureus


● Kingella kingae ● Streptococcus pneumonia
● Streptococcus grup B ● Neisseria gonorrhea
● Neisseria gonorrhea
● Basil gram negatif

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538176/
Epidemiologi
● Insiden septic arthritis adalah antara 2 sampai 6 kasus per 100.000 orang tetapi
bervariasi berdasarkan adanya faktor risiko.
● Lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa.
● Insiden septic arthritis mencapai puncaknya antara usia 2 dan 3 tahun dan
didominasi laki-laki (2:1).
● Subkelompok anak-anak berisiko tinggi termasuk neonatus, penderita hemofilia
dengan hemartrosis, gangguan kekebalan (misalnya, anemia sel sabit, infeksi virus
human immunodeficiency), dan mereka yang diobati dengan kemoterapi.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538176/
Faktor Risiko
● Infeksi yang ditularkan melalui darah sistemik
● Penggunaan obat IV
● Osteoartritis
● Riwayat artritis septik sebelumnya
● Radang sendi
● Alkoholisme
● Diabetes
● HIV
● Gangguan paru-paru atau hati
● Usia tua
● Sistem kekebalan yang tertekan

https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/arthritis/septic-arthritis
Patogenesis Septic Arthritis
PATOFISIOLOGI SEPTIC ARTHRITIS

Septic Arthritis dapat berkembang dari penyemaian hematogen


akibat bakteremia, inokulasi langsung sendi akibat trauma atau
luka tembus (gigitan hewan atau manusia) atau penyebaran
infeksi dari tulang ke dalam rongga sendi.

- Organisme dapat masuk ke dalam sendi melalui direct


inoculation.
- Bakteri yang berhasil masuk menimbulkan reaksi inflamasi
pada membran sinovial.
- Terjadi pelepasan faktor-faktor inflamasi.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov)
Gejala Klinis Septic Arthritis
● Demam yang mendadak
● Malaise
● Nyeri lokal pada sendi yang terinfeksi
● Pembengkakan sendi
● Penurunan kemampuan ruang
lingkup gerak sendi
● Gangguan pada ROM aktif dan pasif

Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan darah tepi
● Pemeriksaan cairan sendi
● Pemeriksaan Polymerase
chain reaction (PCR) Modul IPD Unud
● Pemeriksaan Radiologi I wayan Darya / Tjokorda Raka Putra
Terapi Non-farmakologi
● Pada fase akut, pasien disarankan untuk mengistirahatkan
sendi yang terkena. ( Rehabilitas )
● Pada fase akut, fase supuratif, pasien disarankan
pemasangan bidai
● Pada fase akut pun, disarankan untuk melakukan latihan
atrofi
● Drainase cairan sendi
Terapi Farmakologi
● Pengambilan sampel untuk pemeriksaan serta pemberian
terapi antibiotika yang sesuai

Modul IPD Unud


I wayan Darya / Tjokorda Raka Putra
PENCEGAHAN SEPTIC ARTHRITIS
1. Perilaku hidup bersih dan sehat
2. Hindari trauma pada daerah sendi
3. Berdasarkan American Dental Association (ADA) dan the American
Academy of Orthopedic Surgeons (AAOS) antibiotik tidak dianjurkan
digunakan secara rutin.

Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI


KOMPLIKASI SEPTIC ARTHRITIS
1. Kerusakan sendi permanen
2. deformitas permanen pada tulang, rawan, ligamen..
3. Pada sendi terjadi kerusakan pada membran synovium,
ligamen, rawan, bahkan pada tulang.
4. Penyebaran bakteri keseluruh tubuh secara hematogen dan
akhirnya menimbulkan sepsis dan dapat mengakibatkan
kematian.

Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI


PROGNOSIS SEPTIC ARTHRITIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Identifikasi Skenario
Bapak A (insidensi), berusia 48 tahun (faktor risiko ) datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri hebat
(Gejala klinis) pada lutut kanan (predileksi) sejak 8 jam yang lalu. Nyeri timbul mendadak (gejala klinis)
pukul 2 pagi sehingga terbangun dari tidurnya, bahkan tersentuh selimutpun menimbulkan nyeri hebat
(gejala klinis). Pada pagi harinya lututnya terasa hangat, bengkak dan nyeri (gejala Klinis). Bila lutut
diluruskan terasa lebih nyeri.

Riwayat penyakit dahulu :


- Belum pernah nyeri lutut, trauma, maupun operasi pada lutut tersebut.
- Satu tahun yang lalu pernah nyeri dan bengkak pada ibu jari kaki kiri (gejala khas Gout), tidak
nyeri seperti saat ini dan sembuh setelah minum ibuprofen selama 2 hari
- Riwayat hipertensi terkontrol, minum obat Hydrochlorothiazide → faktor risiko Gout

Riwayat kebiasaan :
- Tidak merokok
- Kadang minum 1 atau 2 gelas bir → faktor risiko Gout
Pemeriksaan Fisik

TB: 170 cm BB : 60 kg → BMI = 20,76; normal

Tanda Vital :

- T : 140/80 mmHg → hipertensi stage II


- N: 104x/menit, Takikardi, equal, isi cukup
- S: 38,0C → febris
- R: 20x/menit DBN

Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik (DBN)

Leher : JVP 5+0 cm H2O, KGB tidak teraba membesar


Thorax : bentuk normal

- Pulmo

Inspeksi : pergerakan simetris kiri=kanan

Palpasi : dalam batas normal

Perkusi : sonor kiri=kanan

Auskultasi : VBS +/+, Rh -/-, Wheezing -/-

- Cor

Inspeksi dan palpasi : : tidak jelas kelainan

Perkusi : tidak terdapat pembesaran jantung

Auskultasi : bunyi jantung murni,murmur(-)


Abdomen : datar, soepel
Hepar dan lien : tidak teraba
Bising usus : (+) normal

Ekstremitas : tidak tampak deformitas,


warna kulit secara umum dalam batas normal,
capillary refill time < 2 detik.

Status lokalis a/r genus dextra


Inspeksi (look) : bengkak, eritema, hangat → terjadi inflamasi; tumor, rubor,
calor
Palpasi(feel) : nyeri tekan(+) pada art. genus dextra, efusi(+) → dolor,
oedema
Pergerakan sendi (move) : pergerakan terbatas pada ROM aktif dan pasif → kelainan
pada sendi

Sendi lainnya : normal → monoarthritis


Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin :

Ht : 42%
Hb : 14 g/dL
Leukosit : 11.500/mm3 → jumlah leukosit meningkat; leukositosis
Trombosit : 280.000/mm3
LED : 40mm/jam → meningkat

Urinalisis : dalam batas normal


Identifikasi Masalah
● Diagnosis Banding
- Acute GA at regio genu dextra+ Hipertensi stage 2
- Pseudogout + hipertensi stage 2
- Septik arthritis + hipertensi stage 2
- OA + hipertensi stage 2
- Monoatropati akibat infeksi

● Diagnosis Kerja
- Gout Atrhtritis a/r genu dextra + hipertensi stage 2

● Dasar Diagnosis
- Nyeri pada sendi (timbul secara mendadak)
- Kebiasaan minum alkohol
- Adanya riwayat penyakit dahulu
- Demam 38,0C , inspeksi : bengkak , eritema
- Terjadi pada satu sendi
- Efusi sendi pasien pada art. Genus dextra
- ROM terbatas ke segala arah
- Terjadi peningkatan LED dan leukosit https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/download/4182/
● Tatalaksana non-farmakologis
- Edukasi mengenai pola hidup yang baik
- Hindari alkohol
- Penurunan berat badan pada pasien obesitas (menghindari makan jeroan, makanan manis, alkohol)
- Diet sehat / rendah purin (daging merah, emping, melinjo, alkohol, seafood)
- Mengistirahatkan sendi yang terkena dengan teknik RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation)
- Hindari dan ganti obat yang menyebabkan hiperurisemia (diuretik, salisilat, siklosporin, niasin, erambuthol, pyraz
- Foto Rontgen

● Tatalaksana farmakologis
- NSAIDs (salah satu contoh : indometasin) 150-200 mg/ hari selama 2 hari dan dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai
berikutnya atau sampai nyeri/peradangan berkurang.
- Colchicine --- 2,0-3,0 mg/hari (dg IV)
- Amlodipine sebagai obat hipertensi

● Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
THANKS

Anda mungkin juga menyukai