Data Eksternal Vs Internal
Data Eksternal Vs Internal
K
:
Jenis Pajak PPh Badan
JA
:
Tahun Pajak 2011
:
Pokok Sengketa Koreksi Positif atas Penghasilan (Rugi) Netto sebesar Rp3.123.365.583,14 yang tidak
PA
disetujui oleh Pemohon Banding
:
Menurut Terbanding bahwa Terbanding telah menjelaskan alasan koreksi serta mempertahankan koreksi
sebagaimana dalam Surat Uraian Banding a quo;
bahwa Terbanding dalam persidangan menyampaikan Penjelasan Tertulis nomor S-
N
4602/PJ.07/2015 tanggal 7 Agustus 2015 yang pada pokoknya menyatakan hal-hal
sebagai berikut;
LA
Sehubungan dengan proses persidangan banding pada Majelis Hakim XI Pengadilan
Pajak terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-1631/WPJ.07/2014
tanggal 3 Juli 2014 tentang Keberatan Pemohon Banding atas Surat Ketetapan Pajak
DI
Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2011 Nomor 00069/406/11/055/13
tanggal 22 April 2013 dengan nomor sengketa 15-083010-2011 dan untuk memenuhi
perintah Majelis Hakim pada persidangan tanggal 29 Juni 2015 berikut ini Terbanding
GA
sampaikan tanggapan akhir (closing statement) sidang banding. Tanggapan tertulis ini
merupakan satu kesatuan dengan surat uraian banding nomor S-7147/WPJ.04/2014
tanggal 19 Desember 2014
:
EN
Menurut Pemohon bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyampaikan penjelasan lisan yang pada
Banding pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut;
bahwa menjawab pertanyaan Majelis Hakim perihal jenis usaha, Pemohon Banding
menyatakan bahwa jenis usaha Pemohon Banding adalah Industri Pembuatan Velg
TP
bahwa memang benar terdapat nilai koreksi yang diakui oleh Pemohon Banding sebesar
Rp116.181.802,86, sehingga nilai sengketa menjadi Rp3.123.365.583,14;
AR
bahwa Pemohon Banding setuju dilakukan pengujian atas transaksi dengan pihak afiliasi,
tetapi yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding adalah data (perusahaan) pembanding
yang digunakan oleh Terbanding;
ET
bahwa karakteristik usaha Pemohon Banding pada transaksi afiliasi adalah contract
manufacturing, sedangkan 3 (tiga) perusahaan pembanding karakteristik usahanya fully
fledge manufacturing terbukti dengan adanya fungsi research and development;
bahwa untuk tahun pajak 2011, Pemohon Banding tidak membuat TP Doc, sehingga
KR
eksternal comparable;
bahwa Pemohon Banding sudah mencantumkan perhitungan transfer pricing dengan
menggunakan internal comparable di dalam Surat Banding Pemohon Banding;
bahwa memang benar Pemohon Banding tidak membuat Tp Doc dan Pemohon Banding
K
setuju untuk dilakukan pengujian transfer pricing oleh Terbanding, tetapi Pemohon
Banding tidak setuju atas data pembanding yang digunakan. Hal ini disebabkan
JA
karakteristik Pemohon Banding adalah Contract Manufacturing sedangkan karekteristik
perusahaan pembanding yang digunakan adalah fully fledge Manufacturing karena
mempunyai fungsi R&D;
PA
bahwa menanggapi permintaan Terbanding melalui Majelis Hakim untuk menyerahkan
dokumen-dokumen yang dapat menunjukan data pembanding yang dipilih Terbanding
memiliki fungsi R&D, Pemohon Banding menyerahkan Data Perusahaan Pembanding
yang digunakan Terbanding (FCC Annual Report, DID Kogyo R&D Website Brief, dan
Zhongshen Motor R&D Website Brief);
N
bahwa menanggapi pertanyaan Terbanding melalui Majelis Hakim perihal cara
LA
perhitungan atas nilai koreksi yang disetujui oleh Pemohon Banding, Pemohon Banding
menyatakan bahwa memang benar Pemohon Banding tidak membuat TP Doc dan
Pemohon Banding setuju untuk dilakukan pengujian transfer pricing oleh Terbanding
sesuai kewenangan yang tercantum di dalam Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang PPh.
DI
Terkait cara perhitungan atas nilai koreksi yang disetujui pada proses pengajuan banding,
Pemohon Banding sudah melampirkan Perhitungan Laba Wajar dengan penerapan
metode harga transfer yang tepat dan Pricing Policy FY 2011 versi Pemohon Banding di
GA
Matrik Sengketa;
bahwa menjawab pertanyaan Majelis Hakim perihal jenis produk yang dihasilkan dan
apakah Pemohon Banding melakukan penjualan domestik, Pemohon Banding
menyatakan bahwa jenis produk yang dihasilkan terdiri dari empat jenis yaitu velg sepeda
EN
besi, velg sepeda alloy, velg sepeda motor besi, dan drum brake. Pemohon Banding
melakukan penjualan kepada pihak afiliasi berupa velg sepeda besi dan velg sepeda
alloy;
TP
penjualan domestik untuk velg sepeda alloy sebesar Rp16.549.553.966,00 dan velg
sepeda motor besi sebesar Rp11.424.332.500,00, sedangkan total penjualan ekspor
untuk velg sepeda alloy sebesar Rp21.308.629.427,80 dan velg sepeda motor besi
AR
sebesar Rp7.237.699.208,07;
bahwa data yang digunakan Terbanding tidak sebanding dan tidak lebih akurat apabila
dibandingkan dengan data pembanding internal Pemohon Banding meskipun
karakteristiknya fully fledged manufacturer, karena data pembanding internal Pemohon
ET
Banding menggunakan asset dan sumber daya yang sama, sehingga lebih mudah untuk
digunakan pada saat dilakukan penyesuaian;
bahwa menanggapi permintaan Majelis Hakim pada persidangan yang meminta Pemohon
KR
bahwa Pemohon Banding mengakui bahwa memang Pemohon Banding tidak membuat
TP Doc, Pemohon Banding juga menyadari bahwa Terbanding mempunyai kewenangan
untuk menentukan harga wajar;
bahwa pada proses pemeriksaan dan keberatan, Pemohon Banding sudah menyerahkan
K
dokumen dan data yang diminta oleh Terbanding, namun memang benar Pemohon
Banding tidak menyerahkan data pembanding;
JA
bahwa Terbanding berkesimpulan bahwa karakteristik yang akan diuji, yaitu contract
manufacturing untuk penjualan ekspor, dibandingkan dengan tiga perusahaan eksternal;
PA
bahwa data pembanding yang digunakan Terbanding tidak comparable karena data
pembanding tersebut mempunyai fungsi R&D secara intensif;
bahwa Pemohon Banding membuat dan menggunakan data pembanding internal, karena
Pemohon Banding melakukan penjualan kepada pihak afiliasi dan kepada pihak
independen, meskipun karakteristiknya berbeda yaitu fully fledged manufacturing;
N
bahwa data pembanding internal lebih handal digunakan dalam perhitungan transfer
LA
pricing apabila dibandingkan dengan data pembanding eksternal yang digunakan
Terbanding;
bahwa menjawab pertanyaan Majelis Hakim perihal apakah Pemohon Banding menyetujui
DI
terdapat transfer pricing, Pemohon Banding menyatakan bahwa Pemohon Banding
mengakui terdapat transfer pricing dan Pemohon Banding sudah melakukan perhitungan
kembali dengan menggunakan data pembanding internal setelah dilakukan penyesuaian-
penyesuaian; GA
bahwa menjawab pertanyaan Majelis Hakim perihal apakah perhitungan harga wajar versi
Pemohon Banding sudah diserahkan kepada Majelis, Pemohon Banding menyatakan
bahwa perhitungan harga wajar versi Pemohon Banding sudah diserahkan kepada Majelis
EN
dan perhitungan tersebut sudah dinyatakan di dalam Surat Banding;
:
Menurut Majelis bahwa nilai sengketa yang terbukti dalam sengketa banding ini adalah sebesar
Rp3.123.365.583,14 (Jumlah Penghasilan (Rugi) Netto menurut Terbanding sebesar
Rp6.466.284.141,00, sedangkan menurut Pemohon Banding sebesar
TP
sebagaimana dalam Surat Uraian Banding a quo, Penjelasan Tertulis Terbanding a quo,
serta penjelasan lisan Terbanding dalam persidangan yang pada pokoknya menyatakan;
bahwa berdasarkan penelitian atas SPT Tahunan PPh Badan 2011 yang dilaporkan
AR
dengan (Araya Industrial Co. Ltd. dengan nilai transaksi sebesar Rp 28.546.328.636,-
dengan metode penetapan harga yang digunakan adalah Resale Price Methode (RPM).
Pada lampiran 3A-1 4, diketahui bahwa Pemohon Banding tidak membuat catatan tentang
transaksi hubungan istimewa, tidak ada catatan yang dibuat Pemohon Banding tentang
KR
metodologi penentuan harga yang diterapkan WP, yang menunjukkan bagaimana harga
yang wajar diperoleh dan alasan metode tersebut diperoleh dibandingkan dengan
metode-metode lainnya, tidak ada catatan tentang data pembanding yang digunakan oleh
Pemohon Banding untuk menentukan harga transfer dan tidak ada catatan tentang
SE
aplikasi metodologi penentuan harga transfer dan pengunaan data pembanding dalam
penentuan harga transfer.
bahwa berdasarkan penelitian atas LPP, KKP dan LPK diketahui bahwa koreksi atas
K
bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi transaksi ekspor ke Araya Industrial Co.
Ltd.
JA
bahwa dasar hukum yang digunakan oleh Terbanding adalah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh)
PA
dalam Pasal 18 ayat (4), dan Pasal 18 ayat (3) ;
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP) dalam Pasal 26 A ayat (4)
N
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 32/PJ/2011, Tentang Penerapan Prinsip
Kewajaran dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak
LA
Yang Mempunyai Hubungan Istimewa dalam Pasal 3 dan Pasal 20;
Pedoman Penerapan:
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/WPJ/2013 Tentang Pedoman
DI
Pemeriksaan Terhadap WP yang Mempunyai Hubungan Istimewa;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 juncto PER- 32/PJ/2011
GA
Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara
Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ.7/1993 tanggal 9 Maret 1993
tentang Petunjuk Penanganan Kasus-Kasus Transfer Pricing (Seri TP-1);
EN
OECD TP Guidelines.
Bahwa dalam proses pemeriksaan, kepada Pemohon Banding telah dimintakan document
transfer pricing melalui surat permintaan nomor : Pinj-137/WPJ.07/KP.0305/2012 tanggal
TP
menggunakan data base komersial Oriana oleh Terbanding diperoleh pembanding laba
bersih dan total biaya dari 3 perusahaan
Kesimpulan
KR
Range ROTC wajar berada diantara q1 dan q3, yaitu diantara 6,35% sampai dengan
10,35% sedangkan ROTC Pemohon Banding adalah sebesar -1,07% , sehingga dapat
dikatakan bahwa ROTC WP tidak mencerminkan ROTC wajar. Terbanding menggunakan
q.2 sebesar 10,28 untuk menentukan poin ROTC wajar Pemohon Banding.
SE
bahwa dengan demikian perhitungan koreksi laba wajar atas transaksi ekspor Pemohon
Banding menurut Terbanding adalah sebagai berikut:
bahwa selanjutnya dalam proses banding terdapat nilai koreksi yang diakui oleh Pemohon
Banding sebesar Rp116.181.802,86, sehingga nilai sengketa menjadi
K
Rp3.123.365.583,14;
JA
bahwa Pemohon banding telah menyatakan alasan banding sebagaimana Surat Banding
a quo, Surat Bantahan a quo, Penjelasan Tertulis a quo serta penelasan lisan Pemohon
Banding dalam persidangan yang pada pokoknya menyatakan;
PA
bahwa Terbanding melakukan koreksi peredaran usaha atas transaksi penjualan ekspor
kepada Araya Industrial Co. Ltd dengan alasan operating margin penjualan ekspor
kepada Araya Industrial Co. Ltd. terlalu kecil sehingga Terbanding melakukan pengujian
transfer pricing dengan menggunakan metode Return on Total Cost.
Berdasarkan ROTC data pembanding di atas diperoleh median 10,28% sementara
N
Operating Margin penjualan ekspor Pemohon Banding Tahun Pajak 2011 adalah -1.07%
sehingga Terbanding melakukan koreksi transfer pricing atas penjualan ekspor dengan
LA
sebesar Rp3.239.547.386,00.
bahwa namun menurut Pemohon Banding perusahaan pembanding yang digunakan
Terbanding dalam melakukan koreksi laba usaha dalam penjualan ekspor tidak sebanding
DI
dengan kondisi Pemohon Banding.
bahwa terdapat perbedaan fungsi asset dan risiko antara data perusahaan pembanding
GA
dari Terbanding dengan kondisi perusahaan Pemohon Banding sehingga menurut
Pemohon Banding dapat mempengaruhi harga atau laba antara perusahaan pembanding
dan Pemohon Banding:
bahwa selain melakukan penjualan ekspor atas produk velg alloy dan velg besi kepada
EN
Araya Industrial Co. Ltd, Pemohon Banding juga melakukan penjualan produk velg alloy
dan velg besi kepada pihak independen di dalam negeri,
bahwa sehingga untuk menguji penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam
transaksi penjualan ekspor terdapat data pembanding internal yang memiliki derajat
TP
kesebandingan yang lebih dapat diandalkan dari pada data pembanding eksternal yang
digunakan pemeriksa.
bahwa laporan keuangan segmentasi penjualan ekspor dan penjualan domestik untuk
produk velg sepeda alloy dan velg sepeda motor besi dalam perusahaan pemohon
IA
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 sangat jelas diatur bahwa dalam hal
tersedia data pembanding internal dan eksternal untuk penentuan harga wajar atau laba
wajar, maka data pembanding internal wajib digunakan.
Bahwa dalam rangka menguji kewajaran dan kelaziman usaha atas transaksi penjualan
ET
ekspor, maka Pemohon Banding menggunakan data pembanding internal yaitu penjualan
velg sepeda alloy dan velg sepeda besi kepada pihak independen di dalam negeri.
Pemohon Banding juga setuju dengan Terbanding terkait karakterisasi usaha dalam
penjualan ekspor yaitu contract manufacturing.
KR
metode TNMM;
bahwa dengan menerapkan metode TNMM dalam laporan segmentasi per produk velg
untuk penjualan ekspor dan data pembanding internal yaitu penjualan lokal didapatkan
hasil sebagai berikut:
K
Berdasarkan hal-hal di atas maka menurut Pemohon Banding seharusnya koreksi
peredaran usaha dalam penjualan ekspor kepada Araya Industrial Co Ltd adalah sebesar
JA
Rp116.181.802,86 yang terdiri dari Rp1.475.721,93,00 untuk penjualan produk velg
sepeda alloy dan Rp114.706.080,94 untuk penjualan velg sepeda motor besi.
bahwa Majelis telah meminta keterangan kepada Pemohon Banding mengenai harga
PA
produk untuk penjualan ekspor dibandingkan dengan penjualan domestik produk mana
yang lebih mahal apakah harga produk untuk penjualan ekspor atau penjualan domestik;
bahwa atas pertanyaan Mejelis tersebut Pemohon Banding tidak menjawab secara
langsung namun menyatakan bahwa total penjualan domestik untuk velg sepeda alloy
N
sebesar Rp16.549.553.966,00 dan velg sepeda motor besi sebesar Rp11.424.332.500,00,
sedangkan total penjualan ekspor untuk velg sepeda alloy sebesar Rp21.308.629.427,80
LA
dan velg sepeda motor besi sebesar Rp7.237.699.208,07;
bahwa menurut Majelis, yang menjadi pokok sengketa adalah Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-1631/WPJ.07/2014 tanggal 03 Juli 2014, tentang keberatan
DI
atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2011,
Nomor 00069/406/11/055/13 tanggal 22 April 2013. Koreksi Terbanding adalah Koreksi
Peredaran Usaha sebesar Rp3.239.547.386,00 dengan dasar hukum Pasal 18 ayat (3)
GA
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, karena
Pemohon Banding melakukan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa yaitu Araya Industrial Co. Ltd sebagai pemegang saham 50% dari total saham
yang ditempatkan;
EN
bahwa menurut Majelis, Terbanding melakukan koreksi atas Peredaran Usaha sebesar
Rp3.239.547.386,00 karena Pemohon Banding tidak membuat Tranfer princing
Documentation, sehingga Terbanding memcari pembanding dengan sumber data dari
TP
Oriana yang diperoleh tiga pembanding yang dianggap memenuhi kesebandingan dengan
Pemohon Banding. Dengan Metode Laba bersih/Transactional Net Margin Method
(TNMM) atas tiga perusahaan pembanding diperoleh Range ROTC wajar berada diantara
Q1 dan Q3, yaitu diantara 6,35% sampai dengan 10,35% sedangkan ROTC Pemohon
Banding adalah sebesar -1,07%, sehingga Terbanding menggunakan Q2 sebesar 10,28
IA
dalam tahun 2011 sebagaimana dimuat dalam laporan keuangan tersegmentasi terdiri
dari penjualan domisitik dan penjualan ekspor kepada Araya Industrial Co. Ltd yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Dari table di atas diketahui penjualan domistik adalah sebesar Rp27.973.886.466,00 atau
ET
Transaksi penjualan ekspor Pemohon Banding sebesar 35% kepada Related Parties,
dengan operating margin sebesar -1.07% operating margin yang sangat kecil.
Transaksi pembelian raw material Pemohon Banding sebesar 65% kepada Related
Parties.
K
Pemohon Banding membebankan bunga yang besarnya Rp80.000.000,00 kepada
JA
parents company.
Pemohon Banding tidak mempunyai TP Documentation.
Pemohon Banding tidak mencantumkan pengujian hubungan istimewa (melaporkan
PA
dalam SPT PPh Badan) perhitungan kewajaran dengan cost plus method tidak tepat dan
tidak memiliki comparable sebagai data pembanding.
Berdasarkan analisis kesebandingan karakteristik produk velg alloy dan velg sepeda
motor besi, diperoleh bahwa secara khusus tidak ada pengaruhnya terhadap harga.
N
Namun antara penjualan ekspor dan lokal terdapat beberapa tipe/jenis yang berbeda
sehingga data pembanding internal tidak dapat digunakan.
LA
Berdasarkan analisis FAR bahwa Resiko yang ditanggung Pemohon Banding pada
transaksi penjualan lokal lebih besar daripada saat transaksi dengan afiliasi, sehingga
tidak dapat dibandingkan.
DI
Berdasarkan analisis strategi usaha bahwa pada transaksi lokal, strategi usaha ditentukan
oleh Pemohon Banding, sedangkan pada transaksi ekspor ditentukan oleh pihak affiliasi.
Perbedaan ini dapat mempengaruhi kewajaran harga jual kepada pihak affiliasi.
GA
Bahwa menurut Majelis, Pemohon Banding melakukan transaksi hubungan istimewa
berupa transaksi penjualan yang dilakukannya kepada pihak affiliasi, yaitu Araya
Industrial Co. Ltd., yang dituangkan pada lampiran 3A/B SPT Tahunan PPh Badan 2011
sebagai berikut:
EN
Dari table di atas juga diketahui bahwa pembelian raw material untuk menghasilkan
finished goods dari Araya Industrial Co. Ltd. senilai Rp25.631.105.059,00 atau 64,27% di
tahun 2011.
TP
Bahwa menurut Majelis, laba operasi Pemohon Banding sebesar 3,66% sebagai laba
yang rendah di industri sejenis belum dapat dibuktikan dan rendahnya tingkat laba operasi
lebih dipengaruhi oleh harga pembelian raw material yang dibeli dari fihak afiliasi yaitu
dari Araya Industrial Co. Ltd. senilai Rp25.631.105.059,00 atau 64,27% dalam tahun
IA
2011, dibanding dengan pengaruh tingkat harga penjualan ekspor pada afiliasi sebesar
50,51% dari total penjualan. Hal ini terbukti dari adanya rugi kotor baik untuk penjualan
domistik dan ekspor pada produk velg sepeda motor- besi.
AR
Bahwa menurut Majelis, Pemohon Banding yang menanggung risiko pemasaran untuk
penjualan domistik dapat terkompensasi dengan tidak menanggung konsekuensi atas
strategi penjualan pada penjualan ekspor dan data penjualan domistik sebesar 49,49%
dari total penjualan tahun 2011 dapat mewakili sebagai data pembanding internal.
ET
Bahwa sesuai Pasal 18 ayat 3 UU Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir
dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 dinyatakan:
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
KR
antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau
metode lainnya.
Bahwa sesuai penjelasan Pasal 18 ayat (3) di atas disebutkan :
K
Maksud diadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah terjadinya penghindaran pajak
yang dapat terjadi karena adanya hubungan istimewa. Apabila terdapat hubungan
JA
istimewa, kemungkinan dapat terjadi penghasilan dilaporkan kurang dari semestinya
ataupun pembebanan biaya melebihi dari yang seharusnya. Dalam hal demikian, Direktur
Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan/atau
biaya sesuai dengan keadaan seandainya di antara para Wajib Pajak tersebut tidak
PA
terdapat hubungan istimewa.
Bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (4) UU Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah
terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 dinyatakan:
Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d),
N
Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:
LA
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah
25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan
penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih;
atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
DI
Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di
bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
GA
terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus
dan/atau ke samping satu derajat.
Bawa terbukti Pemohon Banding memiliki hubungan istimewa dengan Araya Industrial Co.
Ltd. Japan dengan kepemilikan saham sebesar 50% sebagaimana dimuatkan dalam SPT
EN
dalam hal tersedia Data Pembanding Internal dan Data Pembanding Eksternal dengan
tingkat kesebandingan yang sama, maka Wajib Pajak wajib menggunakan Data
Pembanding Internal untuk penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar.
KR
bahwa berdasarkan Paragraph 2.58 OECD Transfer Pricing Guidelines For Multinational
Enterprises and Tax Administrations July 2010 :
"The transactional net margin method examines the net profit relative to an appropriate
SE
base (e.g. costs, sales, assets) that a taxpayer realizes from a controlled transaction (or
transactions that are appropriate to aggregate under the principles of paragraphs
3.9-3.12). Thus, a transactional net margin method operates in a manner similar to the
cost plus and resale price methods. This similarity means that in order to be applied
K
reliably, the transactional net margin method must be applied in a manner consistent with
the manner in which the resale price or cost plus method is applied. This means in
JA
particular that the net profit indicator of the taxpayer from the controlled transaction (or
transactions that are appropriate to aggregate under the principles of paragraphs 3.9-3.12)
should ideally be established byreference to the net profit indicator that the same taxpayer
earns incomparable uncontrolled transactions, i.e. by reference to "internalcomparables"
PA
(see paragraphs 3.27-3.28). Where this is not possible, the netmargin that would have
been earned in comparable transactions by anindependent enterprise ("external
comparables") may serve as a guide (seeparagraphs 3.29-3.35). A functional analysis of
the controlled anduncontrolled transactions is required to determine whether the
N
transactionsare comparable and what adjustments may be necessary to obtain
reliableresults. Further, the other requirements for comparability, and in particularthose of
paragraphs 2.68 -2.75, must be applied."
LA
Paragraph 2.58 OECD Transfer Pricing Guidelines di atas dinyatakan bahwa dalam
pengujian kewajaran dan kelaziman usaha dengan menerapkan metode TNMM dilakukan
dengan membandingkan net profit indicator dari Wajib Pajak dalam transaksi hubungan
DI
istimewa dengan net profit indicator dari Wajib Pajak yang sama dalam transaksi dengan
pihak independen (pembanding internal). Ketika pembanding internal tidak dapat
ditemukan atau ditemukan namun terdapat perbedaan signifikan dengan transaksi
GA
hubungan istimewa yang berpengaruh terhadap harga atau laba maka dapat digunakan
pembanding eksternal. Analisis fungsi dalam transaksi hubungan istimewa dan transaksi
independen harus dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan derajat kesebandingan
antara transaksi hubungan istimewa dan transaksi independen dan penyesuaian yang
EN
diperlukan guna meningkatkan keandalan hasil pengujian.
Bahwa menurut Majelis, Pemohon Banding menyatakan bahwa penerapan metode harga
transfer yang tepat dengan menerapkan metode TNMM dalam laporan segmentasi per
produk velg tersebut di atas untuk penjualan ekspor dan data pembanding internal yaitu
TP
penjualan lokal
bahwa berdasarkan hal-hal di atas maka koreksi peredaran usaha dalam penjualan
ekspor kepada Araya Industrial Co Ltd adalah sebesar Rp116.181.802,86 yang terdiri dari
Rp1.475.721,93, untuk penjualan produk velg sepeda alloy dan Rp114.706.080,94 untuk
IA
Banding dan Terbanding yang terungkap dalam persidangan, penelitian terhadap berkas
banding, selanjutnya Majelis berpendapat untuk mengabulkan seluruhnya banding
Pemohon Banding terhadap koreksi Positif atas Penghasilan (Rugi) Netto sebesar
Rp3.123.365.583,14;
ET
Menimbang, bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai
Kompensasi Kerugian;
Menimbang, bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif
KR
Pajak;
Menimbang, bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit
Pajak;
SE
Menimbang, bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi
Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian
sengketa lainnya;
:
K
Menimbang bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan sebagaimana termuat dalam
Berita Acara Sidang telah menjadi pertimbangan Majelis dalam pembuatan putusan ini;
JA
:
Mengingat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan
perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan berkaitan dengan
perkara ini;
PA
Memutuskan : Menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-1631/WPJ.07/2014 tanggal 03 Juli 2014, tentang
keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak
2011, Nomor 00069/406/11/055/13 tanggal 22 April 2013, atas nama : PT xxx, NPWP
N
01.000.227.7-055.000, beralamat di Jalan Telepon Kota Nomor 14, Tambora, Jakarta
Barat (11220), alamat pada saat mengajukan banding di Jalan K.H. Agus Salim Nomor 2,
LA
Desa Poris Pelawad, Kodya, Tangerang, Banten (15141), dan alamat korespondensi di
Tama Consulting, Plaza Gani Djemat Lantai 5, Jalan Imam Bonjol Nomor 76-78, Jakarta
(10310),
DI
Demikian diputus di Jakarta berdasarkan suara terbanyak dalam Musyawarah Majelis
setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Senin tanggal 10 Agustus
2015 oleh Hakim Majelis XI A Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis sebagai berikut :
GA
Drs. A. Martin Wahidin sebagai Hakim Ketua,
Drs. Arif Subekti sebagai Hakim Anggota,
Agus Purwoko, Ak. M.M., C.A. sebagai Hakim Anggota,
EN
ttd.
AR
PANITERA PENGGANTI
ttd.
KR
dihadiri oleh Para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti, dengan susunan Majelis
Hakim dan Panitera Pengganti sebagai berikut:
Drs. A. Martin Wahidin sebagai Hakim Ketua,
K
Drs. Arif Subekti sebagai Hakim Anggota,
Agus Purwoko, Ak. M.M., C.A. sebagai Hakim Anggota,
JA
dengan dibantu oleh
Wijaya Wardhani, S.H. sebagai Panitera Pengganti.
PA
serta tidak dihadiri oleh Tergugat maupun Penggugat;
N
LA
DI
GA
EN
TP
IA
AR
ET
KR
SE