46531arus Barang
46531arus Barang
XII/16/2013
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas
Penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilai-nya harus dipungut sendiri Masa
Pajak Maret 2009 sebesar Rp. 491.049.287,00;
Menurut Terbanding: bahwa berdasarkan pengujian terhadap arus barang, diketahui bahwa
Pemohon Banding kurang melaporkan penyerahan Barang Kena Pajak Masa
Pajak Maret 2009 sebesar Rp. 491.049.287,00;
Menurut Pemohon : bahwa kenyataannya pengujian arus barang dari proses produksi yang
merupakan barang rusak pada saat produksi bukan merupakan bukti bahwa
adanya Peredaran Usaha/ Penyerahan Barang Kena Pajak yang tidak
dilaporkan oleh Pemohon Banding sebagaimana anggapan Terbanding yang
selanjutnya dipakai sebagai dasar koreksi oleh Terbanding adalah suatu
ketidakbenaran yang pada gilirannya akan menimbulkan ketidak adilan bagi
Pemohon Banding dan oleh karenanya koreksi Terbanding jelas dan nyata-
nyata hanya berdasarkan anggapan dan analisa Terbanding tersebut harus
batal demi hokum;
Menurut Majelis : bahwa koreksi Terbanding atas penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilai-nya
harus dipungut sendiri Masa Pajak Januari – Desember 2009 berdasarkan
ekualisasi dengan koreksi Peredaran Usaha yang berdasarkan pengujian arus
barang diketahui terdapat 8.391.636 pcs barang jadi senilai Rp.
1.911.163.256,00 yang belum dilaporkan sebagai Peredaran Usaha Pemohon
Banding Tahun 2009, dan diantaranya terjadi pada Masa Pajak Maret 2009
terdapat selisih 2.156.125 pcs barang jadi sehingga Terbanding melakukan
koreksi penyerahan dalam negeri senilai Rp. 491.049.287,00.
bahwa usaha Pemohon Banding adalah pabrikan dengan orientasi ekspor 100
%.
bahwa barang yang diproduksi adalah quartz blank crystal dimana barang
yang dihasilkan bentuk mirip seperti soft lense yang tipis seperti lembaran
plastik, jadi sangat rentan mengalami kerusakan.
bahwa dalam hal kerusakan pada saat proses produksi artinya barang tersebut
masih ada di area pabrik Pemohon Banding dan masih menjadi hitungan
stock pada saat proses produksi maka tidak tepat apabila Terbanding
menganggap barang gagal produksi tersebut sebagai Peredaran Usaha yang
kurang dilaporkan Pemohon Banding karena barang tersebut jelas tidak
Pemohon Banding serahkan kepada pihak lain, apalagi Pemohon Banding
sudah memperlihatkan barang rusak yang terjadi pada saat produksi tersebut.
bahwa terhadap barang rusak tersebut tidak dapat dijual karena tidak bisa
digunakan oleh pihak manapun barang kondisi sepert itu karena merupakan
komponen yang signifikan fungsinya untuk elektronik, lagi pula semua barang
produksi Pemohon Banding dijual ekspor bukan dalam negeri.
bahwa menurut Terbanding dalam uji bukti Pemohon Banding tidak dapat
menunjukkan dokumen-dokumen terkait pencatatan atas barang rusak tersebut
seperti Kartu Persediaan, Buku Besar Persediaan dan sebagainya yang dapat
menunjukkan proses pencatatan atas timbulnya persediaan barang rusak.
bahwa menurut Pemohon Banding barang rusak jelas dan nyata-nyata terjadi
karena proses produksi yang masih berada dalam lingkungan usaha Pemohon
Banding, jadi tidak tepat apabila terhadap barang yang rusak hasil produksi
dianggap sebagai penjualan/menambah jumlah Peredaran Usaha Pemohon
Banding.
bahwa menurut Pemohon Banding berdasarkan fakta dan bukti maka koreksi
Terbanding tidak berdasarkan fakta dan bukti namun hanya berdasarkan
asumsi semata.
bahwa menurut Terbanding atas selisih persediaan barang jadi yang tidak
dilaporkan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan barang jadi yang
dijual di dalam negeri.
Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan, hasil pemeriksaan dan
pembuktian dalam persidangan serta kesimpulan Majelis tersebut di atas.