Anda di halaman 1dari 4

Dari hasil kertas kerja audit tersebut, maka berikut ini penjelasan dari Kertas

Kerja Pemeriksaan yang dibuat terdiri dari :

1. Audit program persediaan

Audit program yang dibuat berisi tujuan dan prosedur pemeriksaan. Pada bagian
tujuan pemeriksaan nomor 5 tidak terdapat persediaan yang dijadikan jaminan
kredit. Pada bagian nomor 6 tidak terdapat persediaan yang di asuransikan. Audit
prosedur dibuat berdasarkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka
memeriksa persediaan PT. Kilang Bujangga Internusa. Pertama-tama penulis
membuat internal control questionaires, setelah itu melakukan stock opname
dengan cara mengumpulkan semua berita acara pemeriksaan barang dan
kemudian dibuat tarik mundur persediaan dan yang terakhir penulis membuat
kertas kerja pemeriksaan terhadap client untuk menemukan saldo sewajarnya
menurut perhitungan yang sebenarnya. Hal ini dilakukan agar efektifitas dan
efisiensi pemeriksaan persediaan dapat tercapai.

2. Internal Control Questionaire Persediaan

Evaluasi terhadap sistem pengendalian intern persediaan PT. Kilang Bujangga


Internusa dimaksudkan untuk menentukan luas audit persediaan dan mengetahui
kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian intern persediaan yang meliputi:
penyimpanan dan pengawasan fisik, pembukuan persediaan, stock opname.
Berdasarkan analisis terhadap data-data yang didapat dan dengan melakukan
pengamatan langsung di perusahaan dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian intern persediaan PT. Kilang Bujangga Internusa tergolong lemah.
Hal ini dapat dilihat dari internal control questionaire persediaan yang hampir
separuh dari pertanyaan dijawab “Tidak”.

3. Working Trial Balance

Di dalam Working Trial Balance nampak saldo akun persediaan yang tersaji
dalam laporan keuangan PT. Kilang Bujangga Internusa yang berakhir 31
Desember 2011. Working Trial Balance merupakan ringkasan dari top schedule
dan supporting schedule dengan memasukkan saldo akhir dari akun-akun yang
bersangkutan. Dari sini dapat dilihat saldo persediaan setelah diperiksa yaitu
sebesar Rp 298.680.850,00 sedangkan saldo persediaan yang disajikan oleh PT.
Kilang Bujangga Internusa adalah sebesar Rp 438.809.950,00. Berdasarkan
analisis dan paparan yang disajikan dalam pembahasan maka terdapat selisih yang
material dari top schedule dengan nilai yang tersaji dalam laporan keuangan.
Selisih ini disebabkan karena terdapat kehilangan sejumlah persediaan setelah
diaudit berbeda dengan jumlah yang ada di buku.

12
4. Top Schedule

Dari top schedule persediaan material PT. Kilang Bujangga Internusa dapat dilihat
bahwa saldo buku perusahaan menyajikan lebih besar Rp 140.129.100,00 saldo
per audit menyajikan nilai persediaan akhir sebesar Rp 298.680.850,00 dan saldo
buku perusahaan sebesar Rp 438.809.950,00.

5. Supporting Schedule Premium

Dari hasil pengujian nilai persediaan diketahui terdapat selisih antara jumlah audit
dengan buku yaitu 31.139,80 Liter @ 4.500 besarnya kerugian adalah Rp
140.129.100,00. Hal ini disebabkan persediaan tersebut ada yang hilang pada saat
barang dalam perjalanan yang mengalami proses penguapan oleh faktor alam dan
selang pada pemindahan bahan bakar minyak dari tangki truck ke tangki pendam
bocor sehingga perlu dibuat jurnal adjustment. Selisih antara jumlah audit dengan
buku atau yang disebut dengan kerugian sebesar Rp 140.129.100,00 sangat
berpengaruh pada laporan keuangan terutama pada neraca dan laporan laba/rugi
karena penilaian persediaan nampak pada kedua laporan tersebut.

13
BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dan analisis yang dilakukan maka
penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. PT. Kilang Bujangga Internusa, Berau belum menyajikan nilai persediaan


secara wajar dalam laporan keuangannya karena setelah dilakukan pemeriksaan
persediaan bahan bakar minyak jenis premium pada laporan keuangan PT. Kilang
Bujangga Internusa yang berakhir 31 Desember 2011, diketahui saldo buku
perusahaan menyajikan lebih besar Rp 140.129.100,00. Di mana saldo per audit
sebesar Rp 298.680.850,00 Dan saldo buku perusahaan Rp 438.809.950,00. Dari
hasil pemeriksaan ini diketahui perbedaan ini diakibatkan selisih pencatatan
persediaan bahan bakar minyak jenis premium sebesar Rp 140.129.100,00. Hal ini
disebabkan persediaan tersebut ada yang hilang pada saat barang dalam perjalanan
yang mengalami proses penguapan oleh faktor alam dan selang pada pemindahan
bahan bakar minyak dari tangki truck ke tangki pendam bocor.

2. Ketidakwajaran nilai persediaan disebabkan persediaan tersebut ada yang


hilang pada saat barang dalam perjalanan yang mengalami proses penguapan oleh
faktor alam dan selang pada pemindahan bahan bakar minyak dari tangki truck ke
tangki pendam bocor, sedangkan pengakuan barang yang hilang tetap dicatat
sebagai persediaan karena di sini pada saat menerima barang pihak lapangan tidak
memberikan hasil berita acara pemeriksaan atau yang sejenisnya yang bisa
dijadikan ukuran penilaian penerimaan barang ke pihak accounting, sehingga
perusahaan mencatat persediaan sebesar kuantitas di bukti pembelian.

3. Internal Control Persediaan yang lemah, terlihat dari sebagian besar


jawaban “Tidak” pada Internal Control Questionaires. Ini disebabkan:

a. Karyawan yang tidak terampil, ini terlihat kurangnya sinkronisasi antara


staff/pihak lapangan yang menerima barang dan bagian akuntansi mengenai data
keadaan persediaan bahan bakar minyak agar tidak terjadi kesalahan pencatatan
persediaan.

b. Tidak ada pihak independen yang diwajibkan oleh pihak perusahaan untuk
memeriksa laporan keuangan dalam tiap periode akuntansinya sehingga
kebenaran atas laporan keuangannya masih diragukan.

14
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

download.portalgaruda.org/article.php 10 Februari 2018

http://slideplayer.info/slide/11991374/ 10 Februari 2018

15

Anda mungkin juga menyukai