Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK AUDITING 2

PERSEDIAAN

KELOMPOK 4

PUTRI MAYLINA PERMATASARI 1221700003


DWI SETYORINI 1221700011
LANY DIANA 1221700028
ALDIS ZAHIRAH AGATHA 1221700034

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA
2019
1
1. PENGERTIAN PERSEDIAAN
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: No.14, hal 14.2 s/d 14.2-
IAI,2015), persediaan adalah asset :
a. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan digunakan dalam proses atau pemberian jasa
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat
penjualan. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu set atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengeluaran.
Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi neto. Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya perolehan, biaya konversi dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Persediaan mempunyai sifat – sifat berikut ini :
a. Biasanya merupakan asset lancar karena masa perputarannya biasanya kurang atau
sama dengan satu tahun.
b. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industry.
c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan posisi keuangan dan perhitungan
laba rugi, karena kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan
mengakibatkan kesalahan dalam jumlah asset lancar dan total asset, beban pokok
penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, pembagian
dividend an laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan keuangan
periode berikutnya.
Contoh dari perkiraan – perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan
adalah bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, suku cadang, bahan pembantu (oli,
bensin, solar), barang dalam perjalanan (barang yang sudah dikirim oleh supplier tetapi
belum sampai di gudang perusahaan), barang konsinyasi / consignment out (barang
perusahaan yang dititip jual di perusahaan lain) – untuk consignment in (barang
perusahaan lain yang dititip jual di perusahaan) tidak boleh dicatat atau dilaporkan
sebagai persediaan perusahaan.

2
2.
3. TEMUAN AUDIT
1. Data apa saja yang diperlukan oleh auditor untuk persediaan ?
2. Auditor menemukan barang konsinyasi
3. Untuk penjualan, perusahaan menggunakan metode FOB Shipping Point, Door to
Door. Contoh kasus : Terjadi penjualan pada tanggal 28 Desember 2018, perjalanan
pengiriman barang butuh waktu 10 hari, perusahaan sudah mencatat persediaan
berkurang pada tanggal 28 Desember 2018 karena terjadi penjualan.

4. PEMBAHASAN

Temuan 1 Data apa saja yang diperlukan oleh auditor untuk persediaan ?
1. Mengolah order pembelian, data yang diperlukan :
a. Formulir permintaan pembelian
b. Formulir order pembelian
2. Menerima bahan baku, data yang diperlukan :
a. Laporan penerimaan barang
b. Faktur rekanan
3. Menyimpan bahan baku, data yang diperlukan :
a. Catatan perpetual bahan baku
4. Mengolah barang, data yang diperlukan :
a. Formulir permintaan bahan baku
b. Catatan akuntansi biaya
5. Menyimpan barang jadi, data yang diperlukan :
a. Catatan perpetual barang jadi
b. Catatan akuntansi biaya
6. Mengirim barang jadi, data yang diperlukan :
a. Dokumen pengiriman
b. Catatan perpetual barang jadi
c. Catatan akuntansi biaya

Temuan 2 Auditor menemukan barang konsinyasi


Barang konsinyasi ada 2 yaitu : consignment out dan consignment in.
Consignment out merupakan barang perusahaan yang dititip jual di perusahaan lain

3
sedangkan consignment in, barang perusahaan lain yang dititip jual di perusahaan. Untuk
consignment in tidak boleh dicatat atau dilaporkan sebagai persediaan perusahaan.

Temuan 3 Untuk penjualan, perusahaan menggunakan metode FOB Shipping Point,


Door to Door.
Pembelian dan penjualan sering kali termasuk ongkos kirim. Syarat penjualan
menunjukkan kapan kepemilikan (jenis dan kendali) barang diserahkan kepada pembeli.
Titik ini menentukan pihak pembeli atau penjualkah yang harus membayar ongkos kirim
(transportation cost).
Kepemilikan barang dapat beralih kepada pembeli saat penjual mengirim
barang ke perusahaan pengangkutan atau ekspedisi. Dalam kasus ini syaratnya dikatakan
FOB (free on board) titik pengiriman atau dikenal dengan FOB Shipping Point. Syarat
ini berarti bahwa pembeli menanggung ongkos kirim dari titik pengiriman ke tujuan
akhir. Biaya – biaya ini akan menjadi bagian dari keseluruhan biaya pembelian
persediaan pembeli dan harus ditambahkan ke dalam biaya persediaan dengan mendebit
persediaan.
Contoh kasus : Terjadi penjualan pada tanggal 28 Desember 2018, perjalanan
pengiriman barang butuh waktu 10 hari, perusahaan sudah mencatat persediaan
berkurang pada tanggal 28 Desember 2018 karena terjadi penjualan.

Anda mungkin juga menyukai