Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA II

ELEKTROLISIS AIR

Oleh :

Ahmad Husein Fatta Suherman (118280077)

Aidil Fitra (118280082)

Muhammad Putra Ramadhan ( 118280036)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektrolisis merupakan proses pemecahan pada suatu senyawa
menggunakan energi yaitu listrik. Elektrolisis digunakan sebagai metode
untuk memperoleh produk dalam fasa padat, cair, maupun gas. Contoh
proses elektrolisis yang biasa dilakukan yakni proses elektrolisis air dengan
menggunakan bahan baku berupa air murni (dengan penambahan sedikit
asam atau basa) ataupun larutan garam. Proses elektrolisis air ini
mempunyai peran penting di dalam menyediakan bahan dasar industri kimia
seperti gas klor, gas hidrogen, dan gas oksigen.
Gas klor digunakan di berbagai industri seperti petrokimia, oleokimia,
dan makanan, untuk menghasilkan beragam bahan mulai dari refrijeran,
disinfektan, hingga monomer dari polimer seperti polivinilklorida (PVC).
Adapun gas hidrogen memiliki peranan pada banyak proses mulai dari
hidrogenasi minyak/lemak pada industri makanan, proses reduksi bijih pada
industri logam, pembuatan pupuk urea, hingga produksi energi listrik
menggunakan fuel cell berbahan bakar gas hidrogen. Sementara itu, gas
oksigen yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai oksigen untuk keperluan
medis meskipun penggunaannya sebagai bahan baku industri dianggap
terlalu mahal daripada oksigen yang diperoleh dari distilasi udara cair.
Sel elektrolisis juga merupakan peristiwa penguraian atas suatu larutan
elektrolit yang telah dilaliri oleh arus listrik searah. Sedangkan sel adalah
terjadinya reaksi pada sel-sel elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan
yang dapat menghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan sepasang
elektroda yang dicelupkan dalam elektrolit. Pada sel elektrolisis, reaksi
kimia terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu
melalui arus listrik yang diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks).
Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial elektroda, konsentrasi,
dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel elektrolisis.
1.2 Tinjauan Pustaka
Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi
oksigen (O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui
air tersebut. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron,
tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH). Sementara itu pada anode, dua
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H serta
mengalirkan elektron ke katode.
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion
dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom
bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa
kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam
Elektroda adalah konduktor yang dilalui arus listrik dari satu media ke yang
lain, biasanya dari sumber listrik ke perangkat atau bahan. Elektroda dapat
mengambil beberapa bentuk yang berbeda, termasuk kawat, piring, atau tongkat,
dan yang paling sering terbuat dari logam, seperti tembaga, perak, timah, atau seng,
tetapi juga dapat dibuat dari bahan konduktor listrik non-logam, seperti grafit.
Dalam kasus arus searah (DC), elektroda datang berpasangan, dan dikenal sebagai
anoda dan katoda. Untuk baterai, atau sumber DC lainnya, katoda didefinisikan
sebagai elektroda dari mana arus meninggalkan, dan anoda sebagai ti-tik di mana
ia kembali. Dalam kasus arus bolak balik (AC), tidak ada perbedaan antara anoda
dan katoda. Hal ini karena arus terus membalikkan arah, berkali-kali per detik.
Elektroda menggunakan jenis arus ini akan terus konstan karena itu beralih antara
negatif dan positif.
Reaksi pada anoda:
Reaksi yang terjadi pada kutub positif (anoda) adalah reaksi oksidasi.
Untuk pH air asam
Anoda (oksidasi) : 2H2O(l) → 4H+ (aq) + O2(g) + 4e- Eo oks = -1,23 Volt
Untuk pH air basa atau netral
Anoda (oksidasi) : 4OH- (aq) → O2(g) + 2H2O(l) + 4e- Eo oks = -2,076 Volt
Bila pada anoda menggunakan logam tak inert misalnya aluminium. Aluminium
akan dioksidasi diubah menjadi ionnya.
Al(s) → Al3+(aq) + 3e
Bila pada anoda menggunakan logam inert misalnya Pt. Logam inert tidak
teroksidasi. Yang teroksidasi adalah anion (ion-ion negatif) dalam air. Misalnya
pada ion logam Ireaksinya sebagai berikut :

2I- (aq) → I2(s) + 2e

Reaksi pada katoda:

Reaksi yang terjadi pada kutub negative (katoda) adalah reaksi reduksi.

Untuk pH air asam

Katoda (reduksi) : 2H+ (aq) + 2e- → H2(g) Eo red = 0 Volt

Untuk pH air basa atau netral

Katoda (reduksi) : 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH- (aq) Eo red = -0,828 Volt

Jika larutan mengandung ion-ion positif (kation), maka kation logam ini akan
direduksi menjadi masing-masing logumnya dan logam yang terbentuk itu
diendapkan pada permukaan batang katoda.

Fe+ (aq) + e- → Fe(s)

Na+ (aq) + e- → Na(s)

Ca2+(aq) + 2e- → Ca(s)


BAB 2

TUJUAN DAN SASARAN

2.1 Tujuan
Tujuan praktikum ini untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi
pada proses elektrolisis air.
2.2 Sasaran
1. Mengidentifikasi pengaruh jenis elektroda terhadap overpotensial
minimum proses elektrolisis air.
2. Mengidentifikasi jenis dan konsentrasi elektrolit terhadap overpotensial
minimum proses elektrolisis air.
3. Menghitung efisiensi arus dan konsumsi energi proses elektrolisis air.
BAB 3

METODOLOGI PRATIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
• Gelas kimia 1000 mL
• Buret 25 mL
• Corong
• Elektroda batang karbon
• Elektroda besi
• Elektroda tembaga
• Pipet volum 25 mL
• Labu takar 1000 mL
• Kabel tembaga tunggal
• Jepit buaya
• Termometer
• Sumber listrik AC
• Filler
• Batang pengaduk
• Statif dan klem
• Voltmeter
• Amperemeter
• Stopwatch
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
• Aqua DM
• H2SO4 97%
• HCL 37%
• Padatan NaOH
• Padatan NaCl
• Isolator
• Kertas abrasif

3.2 Parameter dan Variabel Percobaan


3.2.1 Kondisi Operasi/Parameter Percobaan
Kondisi operasi dan parameter percobaan yang dibuat tetap adalah
sebagai berikut :
• Tekanan ruangan 660 – 760 mmHg
• Temperatur ruangan 23 – 30 C
• Jenis anoda : batang karbon
• Volume elektrolit : 25 mL
• Jarak antar elektroda : 1 cm
• Luas permukaan elektroda
3.2.2 Variabel Bebas
Adapun variabel bebas yang divariasikan adalah sebagai berikut :
• Jenis katoda
• Jenis elektrolit
• Konsentrasi elektrolit
• Tegangan kerja
3.2.3 Variabel Terikat
Dengan menggunakan parameter percobaan dan varibel bebas yang
ditentukan variabel terikat yang harus diamati di dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut :
• Overpotensial minimum
• Volum gas hydrogen/klor yang dihasilkan
• Tegangan kerja
• Arus kerja
• Temperatur elektrolit
3.3 Diagaram Alir Prosedur Percobaan
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KENDALI KESELAMATAN KERJA

No Bahan Sifat Bahan Tindakan


Penanggulangan
1 Aqua DM Tidak berbau Mendidih pada - Segera bersihkan
suhu >100 C dengan kain jika
bahan tertumpah
- Jauhkan dari
bahan reaktif
yang berbahaya
2 Asam Sulfat Sangat reaktif Irritant - Jika tidak
( H2SO4) pada suhu dan (mengiritasi) dan digunakan
tekanan tinggi korosi simpan pada
lemari asam

3 Asam Klorida Irritant Rekativitas tidak - Jika tidak


(HCl) (mengiritasi) stabil pada suhu digunakan
dan korosif tinggi dan dapat simpan bahan
berekasi dengan air pada lemari
asam.
- Jika bahan
tumpah
bersihkan
dengan kain.

4 Natrium Sedikit irritant Reaktivitas rendah - Jika bahan


Hidroksida (mengiritasi) dan dapat bereaksi tumpah segera
(NaOH) dan korosif dengan air bersihkan
dengan kain

5 Natrium Tidak berbau Dapat meleleh dan - Jika bahan


Klorida mendidih pada tumpah segera
(NaCl) suhu tinggi bersihkan
dengan kain

Kecelakaan yang mungkin terjadi penganggulangan

Kebakaran Jika api yang ditimbulkan kecil, gunakan lap basah


untuk pemadaman. Jika api yang ditimbukan
sedang, gunakan APAR untuk pemadaman. Jika
api yang ditimbulkan besar, hubungi pemadam
kebakaran dan evakuasi semua orang, terutama
yang ada di dalam ruangan yang terbakar.
Terkena Mata Bilas dengan air mengalir untuk beberapa saat. Jika
menggunakan lesa kontak segera lepaskan dan
kemudian lanjutkan membilas. Lalu konsultasikan
dengan dokter.

Terhirup Jika terhirup segera keluar dari ruang laboratorium


dan hirup udara segar. Jika tidak bernafas segera
berikan nafas buatan lalu konsultasikan dengan
dokter.

Kontak dengan kulit Tanggalkan semua pakaian yang terkena tumpahan


atau percikan, kemudian bilas bagian tubuh yang
terkena tumpahan maupun cipratan dengan air
mengalir. Jika terjadi iritasi segera hubungi dokter.

Perlengkapan Keselamatan Kerja

1. Sarung tangan
2. Jas Laboratorium
3. Masker
4. Goggles
5. APAR
SDS HCl
SDS H2SO4
SDS NaCl
SDS NaOH

Anda mungkin juga menyukai