Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

PEMBANGUNAN PESANTREN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

Ni Made Ayu Sri Lestari (17777007)


. .
Nadya Amalia Chairunnisa (17777012)
Andi Hasri Ainun Anisa (17777016)
Cindi Grazia Bunga’Allo (17777021)
Sitti Suhada (17777056)
Nur Fitriani Bahnud (17777063)

DOSEN PEMBIMBING :
dr. Salmah Suciaty, M.Kes

- BLOK POSKESTREN -

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2021

BLOK POSKESTREN
A. Lokasi Pemilihan Pembangunan Pondok Pesantren

1. Peruntukkan Lahan
Lahan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
ketentuan tata ruang dan tata bangunan dari lokasi yang bersangkutan
2. Luas lahan
harus mampu menampung semua aktifitas yang ada dan memberikan kemungkinan
pengembangan. Dengan lahan seluas ± 2,5 – 3 Ha dan terletak di pinggiran kota.
3. Aksesibilitas/pencapaian
site harus dipertimbangkan, kriteria aksesibiltasnya yaitu :
1. Dapat dicapai dengan kendaraan bermotor baik roda 2 maupun roda 4.
2. Dapat dicapai dengan bus
3. Jalan ke lokasi mudah dicapai dari jalan utama
4. Infrastruktur
Memiliki fasilitas dan utilitas lingkungan yang lengkap seperti :
A. Tersedia jaringan air bersih
. B. Tersedia drainase dan pembuangan air kotor .
C. Tersedia jaringan listrik
5. Topografi
Keadaan topografinya maksimal memiliki kondisi kemiringan 15% serta memiliki
keadaan yang baik dan dapat dibangun serta aman 68 untuk sebuah bangunan sekolah
dan hunian.
6. Mutu Lingkungan
Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.
A. Pencemaran air, sesuai dengan PP RI No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
B. Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH nomor 94/MENKLH/1992 tentang
Baku Mutu Kebisingan.
C. Pencemaran udara, sesuai dengan Kepmen Negara KLH Nomor 02/MENKLH/1988
tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.

BLOK POSKESTREN
B. Pelaku dan Aktifitas Pondok Pesantren

1.Kyai
orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama islam. Peranan
kyai dalam pondok pesantren modern adalah sebagai tempat mengembalikan
permasalahan serta sebagia direktur yang bertanggung jawab mengelola pondok.
2. Ustaz dan guru
bertugas sebagai pembantu kyai yang mengajar pendidikan agama dan guru sebagai
pengajar di bidang pendidikan umum.
3. Santri
Anak didik dalam pendidikan pondok pesantren.
4. Pengurus
orang yang bertugas mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan dalam
pondok pesantren.

. C. Rancangan Pembangunan Pondok Pesantren .

BLOK POSKESTREN
1. Gedung Asrama

GEDUNG ASRAMA

Gedung Asrama dibagi menjadi dua gedung untuk memisahkan antara gedung
asrama putra dan asrama putri. Area depan asrama diberi sunshading berupa tanaman
rambat untuk mereduksi panas. Terdapat Area koridor didesain lebar, selain sebagai
sirkulasi, juga sebagai tempat diskusi waktu senggang sesama santri. Disediakan area
bersama di lantai 1 & 2 asrama, berguna untuk santri berdiskusi ataupun belajar. Dan
ada area publik yang berfungsi sebagai ruang tamu saat orang tua santri mengunjungi
anak-anak mereka. Dan ruang publik ini juga sebagai tempat menonton TV saat santri
butuh hiburan dan waktu luang.
. .
2. Lapangan Olahraga

Area Lapangan Olahraga menjadi Tempat olah raga para Santri, baik dalam
pembelajaran olah raga , atau kegiatan ekstrakurikuler santri.

BLOK POSKESTREN
3. Gubug Tahfis Qur’an

Area tempat tahfis Qur’an


pondok pesantren bagi para santri. Area gubug ini berfungsi sebagai tempat para santri
dalam bimbingan tahfis Qur’an.
4. Kamar Tidur

. .

Tiap kamar memiliki 6 tempat tidur.


Di setiap lantai terdapat 8 kamar tidur untuk santri Terdapat lemari pakaian dan meja
belajar untuk santri di setiap kamar.

5. Kamar Mandi / Toilet

Area kamar mandi didesain bersih dan luas. Disediakan closet jongkok yang
banyak dan area shower yang banyak untuk memenuhi kebutuhan santri. Di tengah

BLOK POSKESTREN
kamar mandi terdapat tempat duduk untuk santri mengantri mandi. Untuk
mengantisipasi kekurangan air, disediakan tempat penampungan air/ tandon air.

6. Gedung Sekolah

Sekitar gedung sekolah terdapat tanaman rambat dan pohon-pohon untuk


mereduksi panas dan membuat Asri area gedung sekolah. Terdapat juga area koridor
didesain lebar, selain sebagai sirkulasi udara juga sebagai tempat diskusi waktu
istirahat

7. Ruang Kelas

. .

Ruang kelas dengan


kapasistas 25-30 siswa, terdapat ventilasi udara yang baik, meja dan kursi siswa
disusun rapih.
8. Ruang Kantor Guru

BLOK POSKESTREN
Layout denah kantor guru didesain luas dan terbuka. Susunan meja kantor
diletakkan di pinggir agar area tengah terbuka dan luas. Dan guru-guru dapat bertatap
muka satu sama lain agar dapat berdiskusi.

9. UKS

Tersedianya UKS dapat menjadi fasilitas kesehatan yang sangat bermanfaat


bagi santri dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi santri yang sedang sakit
untuk istirahat atau sekedar cek kesehatan dan melakukan perawatan sakit ringan.
UKS juga perlu memiliki kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan UKS.

10. Perpustakaan

. Layout .

perpustakaan didesain menyenangkan. Buku baca dilengkapi dengan baik, tidak hanya
buku pelajaran tetapi dilengkapi juga dengan buku cerita, novel, dan dongeng. Dalam
perpustakaan juga terdapat ruang baca untuk para santri.

11. Mushola

BLOK POSKESTREN
Salah satu syarat penyelenggaraan pondok pesantren adalah keberadaan
masjid atau mushola yang tercantum dalam pasal 5 UU Pesantren th 2019. Terdapat 3
aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan mushola yaitu Daya Tampung,
Kebersihan, dan kenyamanan. Oleh karena itu, dalam mushola harus dibuat senyaman
mungkin agar aktifitas ibadah menjadi lebih khusuk.

12. Tempat Wudhu

. .

Area wudhu yang didesain duduk mengikuti sunah nabi di bawahnya terdapat
koral-koral putih sebagai injakan diberi koral putih agar air tidak menggenang dan
langsung turun ke drainase. diberi bangku-bangku / tempat duduk untuk berwudhu.

13. Dapur Umum

Keberadaan dapur umum untuk suatu kawasan pesantren sangat penting,


mengingat bahwa dapur merupakan tempat asupan makanan bagi para santri yang
sedang dalam masa pendidikan.

BLOK POSKESTREN
14. Kantin

Kantin santri merupakan sebuah area yang bisa dimanfaatkan juga sebagai area
diskusi bagi santri. Sembari makan siang, santri dapat mengerjakan tugas. Di kantin
juga disediakan wastafel dan juga cermin.

15. Area Asrama (area sumur – area jemur – dan kolam ikan)

. .

Sumur digunakan santri sebagai tempat mencuci pakaian dan berdekatan dengan
area jemur. Di dekat area jemur ditata pula kolam ikan yang dipinggirnya didesainkan
semacam teras tempat duduk. didesain pula semacam atap yang terdapat tanaman
rambat sebagai peneduh area kolam. Suasana pesantren yang panas dan gersang
diharapkan dapat menjadi teduh dengan rerumputan hijau dan taman-taman.

D. Sanitasi Pondok Pesanteren


1. Ventilasi dan Kelembaban Udara
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Dengan
adanya ventilasi yang baik maka udara segar dapat dengan mudah masuk ke dalam

BLOK POSKESTREN
ruangan. Ventilasi yang memungkinkan sinar matahari pagi dapat masuk dan proses
pertukaran udara juga tidak lancer.
Lubang penghawaan pada bangunan pondok pesantren harus dapat menjamin
pergantian udara didalam kamar/ruang dengan baik. Luas lubang penghawaan yang
dipersyaratkan antara 5%-15% dari luas lantai dan berada pada ketinggian minimal
2.10 meter dari lantai. Bila lubang penghawaan tidak menjamin adanya pergantian
udara dengan baik harus dilengkapi penghawaan mekanis. Dari aspek kelembaban
udara ruang, dipersyaratkan ruangan mempunyai tingkat kelembaban udara dengan
kriteria buruk jika tingkat kelembaban > 90%, kelembaban baik (65-90%).
Kelembaban sangat berkaitan dengan ventilasi. Tingkat kelembaban yang tidak
memenuhi syarat ditambah dengan perilaku tidak sehat, misalnya dengan
penempatan yang tidak tetap pada berbagai barang dan baju, handuk, yang tidak
tertata rapi, serta kepadatan hunian ruangan ikut berperan dalam penularan penyakit
berbasis lingkungan seprti scabies (memudahkan tungau penyebab/sarcoptes
scabies) berpindah dari reservoir dari reservoir ke barang sekitarnya hingga
mencapai pejamu baru.
. .
2. Kepadatan Penghuni
Kepadatan hunian adalah perbandingan antara luas lantai yang ditempati untuk
tidur setiap santri. Bersdasarkan persyaratan kesehatan pemondokan hunian yang
baik sebasar ≥ 4 m2 / jiwa. Dalam kenyataan, kepadatan hunian ruang/bilik
pemondokan rata-rata 1,51 m2 / jiwa.
3. Fasilitas Sanitasi
Termasuk dalam aspek kesehatan fasilitas sanitasi, sebuah pondok pesantren
harus memenuhi persyaratan antara lain meliputi penyediaan air minum serta toilet
dan kamar mandi. Fasilitas sanitasi mempunyai kriteria persyaratan sebagai berikut :

Kualitas Tersedianya air bersih yang memenuhi syarat


Kuantitas Tersedia air bersih minimal 60 lt/tt/hr
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat
Kontinuitas kegiatan yang membutuhkan air secara
berkesinambungan.

4. Pengelolaan sampah

BLOK POSKESTREN
Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, permukaan bagian
dalam rata/licin. Tempat sampah dikosongkan setiap 1 x 24 jam atau apabila 2/3
bagian telah terisi penuh. Jumlah dan volume tempat disesuaikan dengan perkiraan
volume sampah yng dihasilkan oleh 18 setiap kegiatan. Tempat sampah harus
disediakan minimal 1 buah untuk setiap radius 10 meter dan setiap jarak 20 meter
pada ruang tunggu dan ruang terbuka. Tersedia tempat pembuangan sampah
sementara yang mudah dikosongkan, tidak terbuat dari beton permanen, terletak
dilokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah dan harus
dikosongkan sekurang-kurangnya 3 x 24 jam

5. Pengelolaan Air Limbah


Aspek Teknis dan Kesehatan :
a) Jarak bidang resapan tangki septik dengan sumber air minum harus dijaga dengan
jarak >10m untuk jenis tanah liat dan >15 m untuk tanah berpasir
b) Kepadatan 100 orang/ ha
– Dengan menggunakan sanitasi setempat memberikan dampak kontaminasi bakteri
. .
coli yang cukup besar terhadap tanah dan air tanah.
– Jadi bagi pengguna sanitasi individual pada kawasan dengan kepadatan tersebut,
penerapan anaerobic filter sebagai pengganti bidang resapan dan effluennya dapat
dibuang ke saluran terbuka, atau secara komunitas menggunakan sistem off site
sanitasi
c) Air limbah dari toilet tidak boleh langsung dibuang ke perairan terbuka tanpa
pengeraman (digesting) lebih dari 10 hari terlebih dahulu, dan lumpurnya harus ada
pengeraman 3 minggu untuk digunakan di permukaan tanah (sebagai pupuk)
d) Hasil pengolahan limbah cair harus dibebaskan dari bakteri coli dengan proses
maturasi atau menggunakan desinfektan.
– Dengan demikian setiap Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus dilengkapi
salah satu dari kedua jenis sarana tersebut
e) Sebaiknya alat-alat sanitair (WC, urinoir, kitchen zink, wash-basin dll) menggunakan
water trap (leher angsa) untuk mencegah bau dan serangga keluar dari pipa
buangan ke peralatan tersebut.

BLOK POSKESTREN
– Penggunaan pipa pembuang udara (vent) pada sistem plumbing harus mencapai
ceiling (plafon) teratas

6. Ketersediaan air bersih


Adapun komponen sanitasi lingkungan adalah Penyediaan Air Bersih Air bersih
menurut permenkes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat syarat dan
pengawasan kualitas, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila sudah
dimasak (Permenkes RI, 1990) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/Menkes/PER/IX/1990 bahwa air bersih yang memenuhi syarat adalah sebagai
berikut :
1. Syarat kualitas
a. Syarat fisik : bersih, jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat kimia : tidak mengandung zat zat yang berbahaya bagi kesehatan seperti
racun, serta tidak mengandung mineral dan zat organik yang jumlahnya tinggi dari
ketentuan
. .
c. Syarat biologis : tidak mengandung organisme pathogen
2. Syarat kuantitas
Pada daerah pedesaan untuk hidup secara sehat dan cukup dengan memperleh 60
liter/hari/orang, sedangkan daerah perkotaan 100-150 liter/orang/hari Air yang tidak
memenuhi syarat kualitas dan kuantitas akan menimbulkan kemungkinan yang lebih
besar untuk terjangkitnya suatu penyakit, baik penyakit infeksi ataupun penyakit non
infeksi

PERILAKU HIDUP BERSIH


DAN SEHAT PONDOK PESANTREN
1. Kebersihan perorangan
Menurut Potter & Perry (2010), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihata kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Menurut Efendi & Makhfudli

BLOK POSKESTREN
(2013) menyebutkan kebersihan perseorangan di tatanan pesantren adalah
kebersihan badan, pakaian, dan kuku.
2. Penggunaan air bersih
Proverawati (2012) menerangkan bahwa air adalah kebutuhan dasar yang
diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan
lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar dari sakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra
kita, antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba. Air tidak berwarna harus
bening/jernih. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam,
tidak payau, dan tidak pahit, harus bebas dari bahan kimia beracun. Air tidak
berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang. Air bermanfaat bagi tubuh
supaya terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus,
kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. Setiap anggota
keluarga terpelihara kebersiihan dirinya. Air merupakan zat yang memiliki
peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
. .
lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada
kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri
dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55 – 60 % berat badan terdiri dari air,
untuk anak – anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 %. Air dibutuhkan oleh
manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak,
mandi, mencuci dan pertanian. Menurut perhitungan WHO, di negara – negara
maju tiap orang memerlukan air antara 60 – 120 liter per hari. Sedangkan di
negara – negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30
– 60 liter per hari. Diantara kegunaan – kegunaan air tersebut yang sangat
penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum
air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia (Proverawati, 2012).
3. Kebersihan tempat wudhu
Tempat wudhu harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada bercak – bercak
kotoran, tidak berlumut pada lantai/ lantai dinding sumur (Proverawati, 2012).

BLOK POSKESTREN
4. Penggunaan jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk
daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah
yang cukup air dan daerah padat penduduk (Proverawati, 2012). Setiap anggota
rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air
kecil. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih,
sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada
disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga
yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan,
penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan (Proverawati, 2012).
5. Kebersihan asrama, halaman, dan ruang belajar
Kebersihan lingkungan pesantren harus dijaga untuk memberikan kenyamanan
dalam beraktivitas. Diantaranya yaitu dengan membuang sampah pada
. .
tempatnya sebab sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya
lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun –
daun, plastik, kain bekas, karet, dll (Proverawati, 2012).
6. Ada santri husada dan kegiatan Poskestren
Kader Poskestren merupakan ujung tombak di Poskestren. Selain sebagai
pelaksana, para kader Poskestren diharapkan dapat berfungsi antara lain
sebagai penggerak masyarakat, pemberi semangat, pengagas kegiatan, maupun
suri teladan. Jumlah kader untuk setiap Poskestren minimal 3% dari jumlah
santri atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang dikembangkan.
Pelayanan yang disediakan oleh Poskestren merupakan pelayanan kesehatan
dasar, yang meliputi upaya promotif (pemeliharaan), preventif (pencegahan),
rehabilitatif (pemulihan kesehatan) dan kuratif (pengobatan). (Kemenkes RI,
2013)
7. Bak penampungan air bebas dari jentik nyamuk

BLOK POSKESTREN
Bak penampungan air yang bebas dari jentik nyamuk akan membebaskan
pesantren dari jentik yang dapat mengganggu kesehatan. Bebas dari jentik
nyamuk sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga
penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam
Berdarah Dengue (DBD), malaria, cikungunya atau kaki gajah. Lingkungan
menjadi bersih dan sehat (Proverawati, 2012).
8. Penggunaan garam beryodium
Garam Iodium atau garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya
dengan yodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam
beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengandung yodium sebesar 30-80 ppm
(Depkes RI). Penggunaan garam beryodium sangat penting bagi kesehatan
terutama kesehatan keluarga. Iodium bermanfaat untuk memicu pertumbuhan
otak, menyehatkan kelenjar tiroid, menyehatkan proses tumbuh kembang janin,
mencerdaskan otak. Kekurangan iodium mengakibatkan penyakit gondok,
. .
keterbelakangan mental, bayi lahir cacat, anak kurang cerdas, keguguran pada
ibu hamil, dan lain-lain.
9. Makanan bergizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zatzat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. Untuk memperoleh gizi seimbang,
diperlukan konsumsi dari berbagai kelompok makanan yang berbeda. Makanan
tersebut idealnya terdiri beragam jenis nutrisi, termasuk protein, karbohidrat,
lemak, serat, mineral, dan vitamin.
10. Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di pesantren adalah Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren) yang merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren di
bidang kesehatan. Poskestren termasuk dalam upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) (Adisasmito, 2014).

BLOK POSKESTREN
11. Gaya hidup tidak merokok dan bebas NAPZA
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama
satu bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Di
dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).
Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan
rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih
awal disbanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis,
merusak gigi, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan
keguguran. (Dinkesprov Banten, 2010) Pecandu narkoba, khususnya pengguna
jarum suntik, dapat menjadi sarana penularan HIV/AIDS. Secara tidak langsung,
narkoba dan miras biasanya terkait erat dengan pergaulan seksual bebas. Di
samping itu, kecanduan obat terlarang pada orang tua akan mengakibatkan bayi
lahir dengan ketergantungan obat sehingga harus mengalami perawatan intensif
yang mahal. Kebiasaan menggunakan narkoba atau miras dapat menurun pada
sifat anak yang dilahirkan, yaitu menjadi peminum, pencandu, atau mengalami
. .
gangguan mental (cacat). Seorang wanita pecandu mempunyai sikap hidup
malas dan kekurangan gizi sehingga dapat mengakibatkan keguguran
kandungan atau melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau cacat. (Efendi &
Makhfudli, 2013)
12. Gaya hidup sadari AIDS
Kegiatan penyuluhan dan konseling yang dilakukan oleh Poskestrem
merupakan hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
reproduksi remaja pada umumnya dan remaja santri pada khususnya (Wijayanti,
2007).
13. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang

BLOK POSKESTREN
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh Pemerintah.

. .

BLOK POSKESTREN
Penyakit dan pencegahan

A. Jenis-jenis Penyakit di Pondok Pesantren

a) Scabies

b) ISPA

c) Diare

d) Typhus

e) Gastritis

B. Pencegahan Penyakit Pondok Pesantren

1. SCABIES

a) Penyediaan Air bersih di Pondok Pesantren

b) Menjaga kebersihan diri, pakaian, dan menjaga kebersihan lingkungan


. .
Pesantren

c) Menghindari Kontak dengan Penderita

d) Para Santri tidak saling meminjam Pakaian, sarung, selimut, dan Handuk

2. ISPA

a) Menjaga Lingkungan Pondok Pesantren tetap Bersih

b) Menjauhkan Polusi Udara

c) Menjaga Kesehatan Gizi Santri

d) Ventilasi yang baik di Pesantren dan tidak merokok di kawasan tertutup

e) Penerapan PHBS

BLOK POSKESTREN
3. DIARE

a) Makanan/Minuman matang dan Bersih

b) Penggunaan Jamban Sehat

c)Menggunakan bahan makanan yang segar

d) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

e) Penyimpanan makanan di lakukan ditempat / di lemari tertutup

4. Typhus

a) Hindari Makanan dan Lingkungan dari kecoa, tikus, lalat

b) Tidak memakan dan meminum yang mentah

c) Menjaga sanitasi dan higienisan makanan dan lingkungan Pesantren

d) Mencuci tangan

5. GASTRITIS

a) Penyajian Makanan pada waktunya secara teratur


. .
b) Menghindari penyajian makanan yang merangsang lambung seperti makanan
pedas, asam, dan bergas

BLOK POSKESTREN
Pengaturan Gizi Anak Santri

di Pondok Pesantren

A. Makanan dan Kadar Haemoglobin Remaja

Menjelaskan tentang pentingnya gizi seimbang pada kesehatan reproduksi remaja.


Pendistribusian makanan di pondok pesantren dilakukan dengan cara santri mengantri
untuk pembagian makan pada waktu jam makan yaitu :

JAM MAKAN SANTRI

Sarapan Pagi 06.00 – 06.30

Makan Siang 12.30 – 13.30

Makan Malam 18.00 – 18.30

B. Pemilihan dan Penyimpanan Bahan Makanan


. .
1. adanya peningkatan pengetahuan pengelola pondok dan juru masak tentang
pemilihan dan penyimpanan bahan makanan. Antara lain dalam memilih ikan
yang segar, daging yang segar, ciri-ciri tempe yang berkualitas, sayur- sayuran
yang baik untuk dikonsumsi.

2. cara penyimpanan bahan makanan selain harus bersih dan tempat penyimpanan
terbuat dari bahan yang aman, juga harus memperhatikan jarak rak
penyimpanan dengan standar minimal dengan lantai 15 cm, dengan dinding 5
cm dan dengan langit-langit 60 cm.

C. Pengolahan dan Penyajian Makanan

Pengolahan dan penyajian makanan bertujuan untuk mengurangi risiko kehilangan zat
gizi makanan, meningkatkan nilai cerna dari bahan makanan, meningkatkan dan
mempertahankan warna, aroma, rasa, tekstur dan penampilan makanan,
membebaskan dari mikroorganisme dan zat yang berbahaya, dan meningkatkan atau
menyeimbangkan zat gizi bahan makanan bila bercampur dengan bahan makanan lain.

BLOK POSKESTREN
PROPOSAL
PEMBANGUNAN PONDOK PESANTREN

. .

BLOK POSKESTREN
Bangunan Masjid:

Ruang Kapasitas Perhitungan Besaran Ruang


R. Shalat 500 Orang (500 x 0,72m2 ) + 361,8 m2
(0,6m2 x 3 buah)
Serambi 100 orang 100 x 0.72m2 72 m2
R, Mihrab 1 orang (2- 0,72 m2 ) + (1 x 1,32 m2
0,6)
R. Khotib 1 orang 1,2 m2 1,2 m2
R. Wudhu Putri = 10 orang 10 buah x 0,72m2 7,2 m2
Putra = 10 orang 10 buah x 0,72m2 7,2 m2
Penjumlahan 450,72 m2
2
Ruang Gerak 500 orang x 0,8 m 400 m2
Flow 30% x 450,72 m2 135,216 m2
Luas Total 985,16 m2

Ruangan Guru :
. .
Perabot Jumlah/Kapasita Perhitungan Besaran Ruang
s
Meja Guru 40 buah (40 buah x 3 m2) 120 m2
Kursi Guru 40 buah (40 x 1,5 m2) 60 m2
Penjumlahan 200 m2
Ruang Gerak 40 x 0,8 m2 32 m2
Flow 30% x 232m2 69,6 m2
Luas Total 301,6 m2

BLOK POSKESTREN
Perpustakaan :

Perabot Jumlah/Kapasita Perhitungan Besaran Ruang


s
Meja membaca 5 buah (5 buah x 0,86 m2) 6,9 m2
Kursi 48 buah (48 x 0,337 m2) 16,2 m2
Rak Buku 5 Buah (5 buah x 1,3 m2) 6,5 m2
Penjumlahan 29,6 m2
Ruang Gerak 200 x 0,8 m2 160 m2
Flow 30% x 189,6m2 56,88 m2
Luas Total 246,48 m2

Dapur :

Perabot Jumlah/Kapasita Perhitungan Besaran Ruang


s
Kulkas 2 Pintu 1 buah (1 buah x 13,4 m2) 13,4 m2
. Kitchen set 1 buah (1 buah x 42,5 m2) 42,5 m2 .
Penjumlahan 55,92 m2
Ruang Gerak 15 x 0,8 m2 12 m2
Flow 30% x 67,92 m2 20,3 m2
Luas Total 88,29 m2

UKS :

Perabot Jumlah/Kapasita Perhitungan Besaran Ruang


s
Ranjang 2 buah (2 buah x 21,5 m2) 43 m2

BLOK POSKESTREN
Lemari 1 buah (1 buah x 6,8 m2) 6,8 m2
Rak dorong 1 Buah (1 buah x 3,5 m2) 3,5 m2
Penjumlahan 53,3 m2
Ruang Gerak 10 x 0,8 m2 8 m2
Flow 30% x 61,3m2 18,39 m2
Luas Total 79,69

Kamar asrama:

Perabot Jumlah/Kapasita Perhitungan Besaran Ruang


s
Tempat tidur 6 buah (6 buah x 3 m2) 18 m2
Lemari 6 buah (6 buah x 1,2 m2) 7 m2
Meja belajar 6 Buah (6 buah x 1,75 m2) 10,5 m2
Penjumlahan 35,5 m2
Ruang Gerak 6 x 0,8 m2 4,8 m2
Flow 30% x 40,3 m2 12,09 m2
Luas Total 52,39 m2
. .
Ruang kelas:

Perabot Jumlah/Kapasita Perhitungan Besaran Ruang


s
Kursi Belajar 26 buah (26 buah x 0,35 m2) 9,1 m2
Meja belajar 26 buah (26 buah x 0,6 m2) 15,6 m2
Penjumlahan 25 m2
Ruang Gerak 26 x 0,8 m2 20,8 m2
Flow 30% x 45,8m2 13,74 m2
Luas Total 59,54 m2

Jamban/WC:

Perabot Jumlah/Kapasita Perhitungan Besaran Ruang


s

BLOK POSKESTREN
Kloset duduk 1 buah (1 buah x 0,45 m2) 0,45 m2
Bak Mandi 1 buah (1 buah x 0,48) 0,48 m2
Penjumlahan 0,93m2
Ruang Gerak 1 x 1,44 m2 1,44 m2
Flow 30% x 2,37m2 0,71 m2
Luas Total 3,08 m2

. .

DAFTAR PUSTAKA

1. PP RI No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.


2. Kepmen Negara KLH nomor94/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu Kebisingan

BLOK POSKESTREN
3. Kepmen Negara KLH Nomor 02/MENKLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku
Mutu Lingkungan.
4. Undang-undag Nomor.18 tahun 2019 tentang Pesantren
5. Sanitasi Pondok Pesantren diakses melalui https://www.indonesian-
publichealth.com/standar-sanitasi-pondok-pesantren/
6. ROSMILA. SANITASI DAN PERIAKU PERSONAL HYGIENE SANTRI PONDOK
PESANTREN. Di unduh dari http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/3015/1/ROSMILA.pdf
7. Khairunnisa difta, 2019, Hubungan Pelaksanaan Program Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren) Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Santri di
Pondok Pesantren Putra Al Iqon Semarang. Accessed 5 Oct 2020

. .

BLOK POSKESTREN

Anda mungkin juga menyukai