Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SANITASI TEMPAT IBADAH”


Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Kesling Perumahan dan TTU
Dosen Pembimbing : Lailatul Ramawati S.KM M,.Kes

Disusun Oleh:
HABIB SYAPUTRA RAHMANSYAH (201320100003)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA BANYUWANGI
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Sanitasi Tempat Ibadah” untuk memenuhi tugas di fakultas ilmu
kesehatan Masyarakat Universitas Bakti Indonesia Banyuwamgi.

Penyusunan makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Lailatul Rahmawati S.KM M,.Kes selaku dosen mata kuliah


”Kesling Perumahan dan TTU”

2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang


membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Habib Syaputra Rahmansyah

Banyuwangi 23 November 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................9
A. MASJID ...........................................................................................................9
Komponen penilaian ........................................................................................9
Fasilitas Sanitasi .............................................................................................10
B.GEREJA..........................................................................................................13
Persyaratan sanitasi dari gereja .......................................................................13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................15
A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/pengendalian


semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia
terutama yang sifatnya merugikan/berbahaya terhadap perkembangan fisik,
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum


(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan
kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977).

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum


yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan
ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di
perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat
ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat
ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan.

Masjid dan Gereja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana umum
pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam
dan Kristen. Masjid-masjid besar di Indonesia pada umumnya dibangun dengan
konsep masjid berkubah berbentuk setengah bola atau dome. Semestinya, pada
saat merancang masjid, desain akustik tidak boleh dikesampingkan karena
berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang diterima pendengar diakibatkan dari
suara dengung di dalam ruang masjid. Kegiatan yang sering dilakukan di dalam
masjid adalah kegiatan yang menimbulkan kejelasan penyampaian suara, seperti
sholat berjamaah dan ceramah agama. Begitu juga ketika kita akan membangun
sebuah Gereja, Harus diperhitungkan dengan sensibilitas. “Gereja induk” di
bawah pimpinan uskup. Perlu ada ikatan spiritual dengan katedral sebagai pusat
keuskupan. Gereja paroki janganlah dibangun hanya demi persyaratan birokratis-
administratif, tetapi sebagai tempat umat berkumpul untuk juga merayakan misteri
Pembaptisan, Krisma, Ekaristi bersama uskup dan para imamnya.

Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes


288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum.

Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Gereja adalah Kep. Menkes


288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum.

4
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.

B. Rumusan Masalah

1. Mempelajari Sanitasi Ttu


2. Mempelajari Apa itu Sanitasi
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Definisi Sanitasi


2. Mengetahui Sanitasi Tempat Ibadah

5
6
7
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASJID
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umumnya pada
waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.
Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum.

Komponen penilaian meliputi :

1. LETAK
a. Sesuai dengan rencana Tata kota.
b. Tidak terletak di daerah banjir
2. KONTRUKSI

a. Kuat dan aman sesuai dengan petunjuk dari PU


b. Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu kontak
dengan air kedap air.
c. Atap ruangan masjid harus kuat, tidak bocor serta tidak memungkinkan
terjadinya genangan air.
d. Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter,
kuat serta berwarna terang.
e. Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik.

3. PERSYRATAN
a. Persyaratan Bagian Luar

1) Halaman / Lingkungan Masjid

a. Bersih dan tidak terdapat sampah berserakan


b. Tidak ada genangan air di sekitar lingkungan masjid / halaman masjid

2) Tempat sampah

Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, dan mudah
dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan dengan
kebutuhan.

3) Pembuangan air limbah/kotor

Air mengalir dengan lancar,saluran bersambung dengan saluran


pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air
limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup.

9
4) Penyediaan air bersih

Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat
diperlukan. Air Wudhu keluar melalui kran-kran khusus.
5) Jamban dan peturasan

Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang santer minimal satu buah yang
dilengkapi dengan air untuk penggelontor.

6) Tempat Wudhu

Ruang untuk mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban atau
peturasan dan ruang mesjid.

b.Persyaratan Bagian Dalam

1) Lantai
a) Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaannya rata.
b) Mudah dibersihkan dan tidak lembab.

2) Ventilasi
a) Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi
alami maupun buatan, sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman.
b) Ventilasi (V) Lubang penghawaan harus disesuaikan dengan jumlah
pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
3) Pencahayaan

a) Cukup terang minimal 10 fc.


b) Tidak menyilaukan.

4) Alat Sembahyang

a) Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan dijemur secara
periodik
b) Alat sholat bersih dan bebas dari kutu busuk dan lain serangga.
c) Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan
lebar 30 cm, yang dipergunakan sebagai tempat sujud

5) Tempat Sandal dan Sepatu

a) Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus

Fasilitas Sanitasi :
1) Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air
memenuhi persyaratan air bersih atau air minum dan tersedia setiap saat,
dan air wudhu keluar dari kran-kran khusus.

10
2) Air kotor/limbah mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan
saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air. Apabila tidak ada, di
tampungan dalam bak yang tertutup dan kedap air.
3) Tersedia tempat sampah yang tertutup, rapat, kedap air dan mudah
dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan
kebutuhan, serta disediakan TPS yang memenuhi syarat.

11
12
B.GEREJA

Geraja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu
waktu tertentu dapat melakukan ibadah keagamaan Kristen. Dasar pelaksanaan
Penyehatan Lingkungan Gereja adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003
tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.

Persyaratan sanitasi dari gereja, antara lain:

a) LETAK : Tidak terletak diedarah banjir dan sesuai dengan


rencana tatakota.
b) KONSTRUKSI : Kuat, aman, dan sesuai petunjuk Dinas Pekejaan
Umum.
c) PERSYARATAN BAGIAN LUAR
1) Halaman : Bersih, tidak terdapat sampah yang
berserakan dan genangan air.
2) Tempat sampah : Tersedia tempat sampah yang bertutup
rapat, kedap air, mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan
kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan.
3) Pembuangan air limbah/kotor : Air mengalir dengan lancar ,
saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum,
kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah
ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan
tertutup.
4) Persediaan air : Kualitas harus memenuhi persyaratan air
bersih dan tersedia setiap saat diperlukan
5) Jamban dan peturasan Tersedia jamban dan peturasan (urinoir)
yang santer minimal satu buah yang dilengkapi dengan air untuk
penggelontor

d) PERSYARATAN BAGIAN DALAM

1) Lantai, dinding, dan langit- langit bersih


2) Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa
3) Bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya
4) Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab
5) Ventilasi : Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah
pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi
mekanis.
6) Pencahayaan : Cukup terang, minimal 100 Lux dan tidak
menyilaukan.

13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menurut WHO sanitasi adalah usaha pencegahan/pengendalian semua


faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia
terutama yang sifatnya merugikan/berbahaya terhadap perkembangan fisik,
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

Kemudian kalau kita melihat definsi Tempat-tempat umum (Suparlan


1977),. Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua
orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan
baik secara insidentil maupun terus menerus. Termasuk tempat ibadah yang
umum pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan kegiatan ibadah keagamaan
masing- masing.

Selain dari kegunaan dari (TTU), termasuk tempat ibadah, disana juga ada
syarat-syarat yang harus kita penuhi. Untuk bagaimana kita dapat menggunakan
tempat ibadah tersebut dengan layak dan sehat.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang
sanitasi tempat ibadah dan dapat kita amalkan kedalam kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). http://dwiafriapratama.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-inspeksi-
sanitasitempat.

(n.d.). http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2011/12/sanitasi-
tempatibadah.

16

Anda mungkin juga menyukai