Oleh
KELOMPOK III
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat Nya
kepada kita semua sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dibuat
untuk pelaksaan tugas mata kuliah Surveilans Kesehatan Lingkungan. Pada kesempatan ini
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi para Mahasiswa sebagai sarana pembelajaran.
i
Tim penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2. Permasalahan..............................................................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.4. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1. Penataan Lingkungan Permukiman dan Perumahan..................................................................3
2.2 Standart Dasar Rumah Sehat Siap Huni.....................................................................................7
2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Perumahan......................................................8
2.4. Hubungan Rumah Dengan Kesehatan........................................................................................9
2.5. Dampak Sanitasi Pemukiman Perumahan yang Buruk............................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penataan lingkungan dilaksanakan secara terpadu, seimbang dan berdaya guna. Penataan
lingkungan hidup yang baik akan terpelihara kualitas lingkungan. Berdasarkan fungsi utama
kawasan, penataan lingkungan hidup dibagi menjadi 2, yaitu:
1) kawasan lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Contoh: hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan cagar alam, dan
sebagainya.
2) kawasan budi daya, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya manusia dan sumber daya
buatan. Contoh: lahan budi daya jagung, kayu, sawah, dan lain-lain.
Berdasarkan kegiatan utamanya, penataan lingkungan hidup terdiri dari 3 kawasan, yaitu:
1
1.2 Permasalahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam
menata kehidupan keluarga dan kelangsungan hidup generasi. Realitas tersebut yang menjadi
dasar pemikiran betapa pentingnya pembangunan perumahan dan kawasan pemukiman
sebagai wujud tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan dan cerminan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
3
3) Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan
bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan;
4) Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman;
5) Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan
6) Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Terkait permukian dan perumahan harus dibedakan pengertian dari masing-masing aspek
tersebut. Perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan. Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan
hidup baik kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang mendukung perikehidupan.
Menurut WHO Perumahan adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan
sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Sedangkan lingkungan pemukiman
adalah meliputi semua keadaan yang terdapat di sekitar pemukiman yang secara totalitas
membentuk kesatuan utuh yang saling mengikat dengan pemukiman tersebut, membentuk
korelasi yang saling mengkait satu dengan yang lainnya (Anonim,1991).
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan
sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan,
kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan
sekitarnya.
4
Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi
dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan
masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan
yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu
sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar
terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyrakat
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar,
tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beradun dan
memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
3. Kebisingan dan Getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik
4. Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman
a. Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1mg/kg
5
5. Prasarana dan Sarana Lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan
tidak menyilaukan mata.
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan
f. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.
g. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
h. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor Penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan
juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
6
f) Ventilasi
g) Sarana pembuangan asap dapur
h) Pencahayaan
2) Kelompok sarana sanitasi, meliputi :
a) Sarana Air Bersih
b) Sarana Pembuangan Kotoran
c) Sarana Pembuangan Air Limbah
d) Sarana Pembuangan Sampah
3) Kelompok Perilaku Penghuni
a) Membuka jendela kamar tidur
b) Membuka jendela ruang keluarga
c) Membersihkan rumah dan halaman
d) Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
e) Membuang sampah pada tempat sampah
Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut: bebas dari kelembapan; mudah diadakan perbaikan;
mempunyai cukup akomodasi dan fasilitas untuk mencuci, mandi dan buang kotoran;
serta mempunyai fasilitas yang cukup untuk menyimpan, meracik, dan memasak
makanan. Pada tahun 1946 di Inggris ada sebuah Sub Committee on Standards of
Fitness for
Habitation yang membuat rekomendasi terhadap rumah yang akan dihuni, antara
lain sebagai berikut:
d) Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan rumah tangga.
7
f) Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah yang baik.
h) Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (di dalam atau di luar).
3) Faktor lingkungan dimana masyarakat itu berbeda, baik lingkungan fisik, biologis
ataupun social.Suatu daerah dengan lingkungan fisik berupa pegunungan, tentu saja
perumahannya berbeda dengan perumahan di daerah pantai, demikian pula
perumahan di daerah beriklim panas, berbeda dengan perumahan di daerah
beriklim dingin. Semuanya ada perbedaan antara stu dengan yang lainnya.
8
4) Kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi pembangunan.Unutk ini
telah sama bahwa masyarakat yang telah maju teknologinya, mampu
membangun perumahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan masyarakat
yang masih sederhana.
5) Kebudayaan, diindonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan beraneka
ragam kebudayaan, sehingga corak dan model rumah di daerah sesuai dengan
kkebudayaan dan adat istiadatnya.
9
2.5. Dampak Sanitasi Pemukiman Perumahan yang Buruk
Salah satu karakteristik kota adalah jumlah penduduk yang makin banyak dan
tingginya kepadatan penduduk. Hal ini menimbulkan dampak terhadap daya dukung kota
berupa ketidak seimbangan antara ruang yang dibutuhkan dan jumlah penduduk yang
meningkat. Pertumbuhan penduduk kota, terutama dari arus pendatang tidak hanya
menyebabkan kota menjadi berkembang, tetapi juga menimbulkan permasalahan-
permasalahan baru. Umumnya di negara berkembang, kaum pendatang mempunyai
tujuan untuk mencari pekerjaan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah pemukiman dan perumahan yang terjadi sekarang bukan hanya dikarenakan
lemahnya hukum di Indonesia saja, tapi juga dipengaruhi oleh laju pertembuhan penduduk
yang masih diluar batas optimal pemerintah yang membuat penyediaan sarana dan prasarana
perkotaan terutama kebutuhan akan hunian tempat tinggal dan infrastruktur pendukungnya
tidak terkandali.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://rachmat-arsitektur.blogspot.com/2012/09/penataan-lingkungan-hidup.html
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_aa0b209
011_BAB%20VBAB%205%20PENATAAN%20BANGUNAN%20DAN
%20LINGKUNGAN.pdf
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1511918
2414_RPIJM-KOLTIM_Bab_1.pdf
http://www.indonesian-publichealth.com/kesehatan-lingkungan-perumahan/
https://laboratorium.umkt.ac.id/wp-content/uploads/2020/11/MODUL-KESEHATAN-
LINGKUNGAN-PEMUKIMAN-DAN-PERKOTAAN.pdf
http://repository.utu.ac.id/220/1/BAB%20I_V.pdf
12