Anda di halaman 1dari 15

SURVEILANS PEMUKIMAN DAN PERUMAHAN

Oleh

KELOMPOK III

Agus Rosmalinda (182510001)

Eva Sri jayanti Siregar (182510004)

Jazzy Septya Zinkie (182510021)

Dosen Pengampu : HERDIANTI, M.Kes


Mata Kuliah : Surveilans Kesehatan Lingkungan

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKes)
UNIVERSITAS IBNU SINA
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat Nya
kepada kita semua sehingga makalah  ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dibuat
untuk pelaksaan tugas mata kuliah Surveilans Kesehatan Lingkungan. Pada kesempatan ini
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 

Kami  sangat menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi para Mahasiswa sebagai sarana pembelajaran.

Batam, 27 September 2021

i
Tim penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2. Permasalahan..............................................................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.4. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1. Penataan Lingkungan Permukiman dan Perumahan..................................................................3
2.2 Standart Dasar Rumah Sehat Siap Huni.....................................................................................7
2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Perumahan......................................................8
2.4. Hubungan Rumah Dengan Kesehatan........................................................................................9
2.5. Dampak Sanitasi Pemukiman Perumahan yang Buruk............................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
3.1  Kesimpulan...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penataan lingkungan merupakan proses pengelompokan, pemanfaatan, dan pengendalian


lingkungan hidup sesuai dengan potensi dan fungsinya. Dalam Undang Undang nomor 24
tahun 1992 tentang Penataan Ruang, penataan ruang/lingkungan memiliki tujuan:

1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan,


2. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
budaya,
3. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.

Penataan lingkungan dilaksanakan secara terpadu, seimbang dan berdaya guna. Penataan
lingkungan hidup yang baik akan terpelihara kualitas lingkungan. Berdasarkan fungsi utama
kawasan, penataan lingkungan hidup dibagi menjadi 2, yaitu:

1) kawasan lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Contoh: hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan cagar alam, dan
sebagainya.
2) kawasan budi daya, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya manusia dan sumber daya
buatan. Contoh: lahan budi daya jagung, kayu, sawah, dan lain-lain.

Berdasarkan kegiatan utamanya, penataan lingkungan hidup terdiri dari 3 kawasan, yaitu:

1) Kawasan perdesaan, adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian


termasuk pengelolaan sumber daya alam.
2) Kawasan perkotaan, adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian
3) Kawasan tertentu, adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai
strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan. 

1
1.2 Permasalahan

Dalam penatan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan yang


sering ditemukan, antara lain:

1. Kurang ditegakkannya Hukum dan aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan


Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.
2. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung didaerah serta rendahnya
kualitas pelayanan publik dan perijinan
3. Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung
bersejarah, padahal punya potensi wisata.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Penataan Lingkungan Pemukiman


Perumahan merupakan suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia sebaik-baiknya agar tertata rapi secara terpadu, seimbang
dan berdaya guna. Demi tercapainya kesejahtraan bersama di lingkungan hidup tempat
tinggal kita dan terhindar dari masalah-masalah lingkungan lainnya.

1.4 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui surveilans pemukiman dan perumahan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

.1. Penataan Lingkungan Permukiman dan Perumahan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan


sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perkampungan, khususnya wujud fisik
bangunan gedung dan lingkungannya. Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kese-
jahteraan masyarakat melalui pembangunan perumahan rakyat dan memperbaiki keadaan
lingkungan pemukimannya.

Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam
menata kehidupan keluarga dan kelangsungan hidup generasi. Realitas tersebut yang menjadi
dasar pemikiran betapa pentingnya pembangunan perumahan dan kawasan pemukiman
sebagai wujud tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan dan cerminan tingkat
kesejahteraan masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada


Pasal 12 huruf c, disebutkan bahwa urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar, yaitu perumahan dan kawasan permukiman. Dengan demikian prioritas
pemerintah daerah dalam menyiapkan pembiayaan dan menyelenggarakan pembangunan
perumahan dan pengembangan kawasan permukiman wajib terpenuhi dalam setiap
perencanaan program dan kegiatan pembangunan di daerah. Hal ini sejalan dengan
amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman,
Pasal 3 “bahwa Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk:

1) Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan


permukiman;
2) Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk
yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman
sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR);

3
3) Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan
bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan;
4) Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman;
5) Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan
6) Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

Terkait permukian dan perumahan harus dibedakan pengertian dari masing-masing aspek
tersebut. Perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan. Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan
hidup baik kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang mendukung perikehidupan.

Untuk menciptakan satuan lingkungan pemukiman diperlukan kawasan perumahan dalam


berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan lahan dan ruang, prasarana dan sarana
lingkungan yang memenuhi kesehatan.

Menurut WHO Perumahan adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan
sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Sedangkan lingkungan pemukiman
adalah meliputi semua keadaan yang terdapat di sekitar pemukiman yang secara totalitas
membentuk kesatuan utuh yang saling mengikat dengan pemukiman tersebut, membentuk
korelasi yang saling mengkait satu dengan yang lainnya (Anonim,1991).

Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan
sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan,
kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan
sekitarnya.

Syarat-Syarat Rumah Sehat :

4
Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi
dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan
masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan
yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu
sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar
terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyrakat

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut keputusan


Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai
berikut:

1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar,
tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beradun dan
memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
3. Kebisingan dan Getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik
4. Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman
a. Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1mg/kg

5
5. Prasarana dan Sarana Lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan
tidak menyilaukan mata.
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan
f. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.
g. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
h. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor Penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan
juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Parameter Penilaian Rumah Sehat

Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah,


sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :

1) Kelompok komponen rumah, meliputi :


a) Langit-langit
b) Dinding
c) Lantai
d) Jendela kamar tidur
e) Jendela ruang keluarga dan ruang tamu

6
f) Ventilasi
g) Sarana pembuangan asap dapur
h) Pencahayaan
2) Kelompok sarana sanitasi, meliputi :
a) Sarana Air Bersih
b) Sarana Pembuangan Kotoran
c) Sarana Pembuangan Air Limbah
d) Sarana Pembuangan Sampah
3) Kelompok Perilaku Penghuni
a) Membuka jendela kamar tidur
b) Membuka jendela ruang keluarga
c) Membersihkan rumah dan halaman
d) Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
e) Membuang sampah pada tempat sampah

2.2 Standart Dasar Rumah Sehat Siap Huni

Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut: bebas dari kelembapan; mudah diadakan perbaikan;
mempunyai cukup akomodasi dan fasilitas untuk mencuci, mandi dan buang kotoran;
serta mempunyai fasilitas yang cukup untuk menyimpan, meracik, dan memasak
makanan. Pada tahun 1946 di Inggris ada sebuah Sub Committee on Standards of
Fitness for

Habitation yang membuat rekomendasi terhadap rumah yang akan dihuni, antara
lain sebagai berikut:

a) Dalam segala hal harus kering.

b) Dalam keadaan rumah diperbaiki.

c) Tiap kamar mempunyai lampu dan lubang ventilasi.

d) Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan rumah tangga.

e) Mempunyai kamar mandi.

7
f) Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah yang baik.

g) Mempunyai system drainase yang baik.

h) Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (di dalam atau di luar).

i) Cukup fasilitas untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan.

j) Tempat menyimpan makanan harus mempunyai ventilasi yang baik.

k) Jalan masuk ke rumah yang baik.

2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Perumahan

Di dalam program kesehatan lingkungan, suatu pemukiman/perumahan sangat


berhubungan dengan kondisi ekonomi, social, tradisi/kebiasaan, suku, geografi dan
kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan/pemukiman dipengaruhi beberapa faktor
yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut, antara lain fasilitas
pelayanan, perlengkapan, peralatan yang menunjang terselenggaranya kesehatan fisik,
kesehatan mental, kesejahteraan social bagi individu dan keluarganya. Ada
perbedaan corak, bentuk atau keadaan perumahan antara satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya, umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni :

1) Kebijakan pemerntah tentang perumahan yang menyangkut tata guna tanah,


program perumahan yang dimiliki dan lain sebagainya.

2) Status social ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan masyarakat,


tersedianya bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan atau dibeli
dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur, secara
relaive akan mempunyai perumahan yang lebih baik, dibandingkan dengan
masyarakat yang miskin.

3) Faktor lingkungan dimana masyarakat itu berbeda, baik lingkungan fisik, biologis
ataupun social.Suatu daerah dengan lingkungan fisik berupa pegunungan, tentu saja
perumahannya berbeda dengan perumahan di daerah pantai, demikian pula
perumahan di daerah beriklim panas, berbeda dengan perumahan di daerah
beriklim dingin. Semuanya ada perbedaan antara stu dengan yang lainnya.

8
4) Kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi pembangunan.Unutk ini
telah sama bahwa masyarakat yang telah maju teknologinya, mampu
membangun perumahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan masyarakat
yang masih sederhana.

5) Kebudayaan, diindonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan beraneka
ragam kebudayaan, sehingga corak dan model rumah di daerah sesuai dengan
kkebudayaan dan adat istiadatnya.

2.4. Hubungan Rumah Dengan Kesehatan

Perumahan yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu usaha


untuk memperbaiki kesehatan. Di Indonesia terutama di pedesaan, soal perumahan
masih belum memenuhi syarat syarat perumahan sehat. Tetapi di kota-kota besar hal
ini sudah mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan, walaupun di berbagai
tempt Masih ada rumah yang sama skali tidak memenuhi syarat kesehatan.

Pada umumnya di kota-kota besar terdapat masalah-masalah perumahan yang sulit


dipecahkan :

a) Kepadatan Penghuni (overcrowding)


Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang berkembang lebih pesat,
dari pada jumlah rumah sehinga kebanyakan orang atau keluarga terpaksa
harus tinggal sama-sama dalam satu rumah.
b) Perumahan Liar (Wild Occupancy)
Adanya rumah-rumah liar ini menimbulkan aspek merugikan, baik dari segi
keindahan kota, maupun dari segi timbulnya penyakit menular, sebab pada
umumnya rumah-rumah liar ini dibuat sembarangan saja, tidak mempunyai
kakus, dapur khusus, kamar mandi, serta pembuangan air kotor dan
pembuangan sampahnya tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan daerah
pemukiman liar sebagai sumber penyakit. Jelaslah bahwa perumahan ada
hubungannya dengan kesehatan.

9
2.5. Dampak Sanitasi Pemukiman Perumahan yang Buruk

Salah satu karakteristik kota adalah jumlah penduduk yang makin banyak dan
tingginya kepadatan penduduk. Hal ini menimbulkan dampak terhadap daya dukung kota
berupa ketidak seimbangan antara ruang yang dibutuhkan dan jumlah penduduk yang
meningkat. Pertumbuhan penduduk kota, terutama dari arus pendatang tidak hanya
menyebabkan kota menjadi berkembang, tetapi juga menimbulkan permasalahan-
permasalahan baru. Umumnya di negara berkembang, kaum pendatang mempunyai
tujuan untuk mencari pekerjaan

1. Terjadinya kepadatan penduduk di suatau daerah.

2. Meningkatnya kasus penyakit akibat lingkungan (yang berhubungan dengan vector


dan sarana prasarana yang tak tercukupi)

3. Meningkatnya jumlah bangunan liar (Rumah Liar)

4. Melonjaknya Angka Penganggguran yang berdampak pada masalah Per-ekonomiaan


dan lain sebagainya.

10
BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, Penataan Lingkungan Pemukiman Perumahan merupakan


suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia
sebaik-baiknya agar tertata rapi secara terpadu, seimbang dan berdaya guna. Demi
tercapainya kesejahtraan bersama dilingkungan hidup tempat tinggal kita.

Masalah pemukiman dan perumahan yang terjadi sekarang bukan hanya dikarenakan
lemahnya hukum di Indonesia saja, tapi juga dipengaruhi oleh laju pertembuhan penduduk
yang masih diluar batas optimal pemerintah yang membuat penyediaan sarana dan prasarana
perkotaan terutama kebutuhan akan hunian tempat tinggal dan infrastruktur pendukungnya
tidak terkandali.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://rachmat-arsitektur.blogspot.com/2012/09/penataan-lingkungan-hidup.html

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_aa0b209
011_BAB%20VBAB%205%20PENATAAN%20BANGUNAN%20DAN
%20LINGKUNGAN.pdf

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1511918
2414_RPIJM-KOLTIM_Bab_1.pdf

http://www.indonesian-publichealth.com/kesehatan-lingkungan-perumahan/

https://laboratorium.umkt.ac.id/wp-content/uploads/2020/11/MODUL-KESEHATAN-
LINGKUNGAN-PEMUKIMAN-DAN-PERKOTAAN.pdf

http://repository.utu.ac.id/220/1/BAB%20I_V.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai