Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR PENAMPANG ATAP

1.Dome (Kubah)
Kubah adalah unsur yang umum ditemukan pada gaya arsitektur bangunan tertentu. Kubah
berasal dari Roma, dan struktur ini telah ada sejak 1000 tahun yang lalu. Dengan bentuknya
yang klasik, kubah telah melengkapi elemen arsitektur sebuah bangunan. Kubah telah
menghiasi bangunan sepanjang sejarah arsitektur dan di seluruh dunia. Dalam arsitektur,
kubah hanya merupakan struktur berongga semi bulat. Namun dalam prakteknya, kubah
memiliki makna yang jauh lebih luas ketimbang hanya sebagai elemen arsitektur saja.
Bahkan, kubah telah mengambil peran yang menentukan dalam organisasi dan turut juga
menentukan fungsi dan kegunaan bangunan, mengingat tidak semua bangunan memasang
kubah untuk atapnya. Namun, tak banyak orang memahami bahwa kubah memiliki ragam
jenis yang dibangun dan dikembangkan sesuai dengan spesialisasi dan peruntukkannya.
Berikut ini beberapa jenis dan fitur kubah yang umum diterapkan pada arsitektur bangunan.
Fitur – fitur pada kubah
Telah dijelaskan bahwa sebuah kubah dalam arsitektur adalah sebuah struktur dengan dasar
setengah lingkaran. Dasar kubah memiliki bentuk elips atau melingkar, dan sisi kurva yang
melengkung ke atas menuju ke satu titik pusat. Kubah bisa juga menjadi salah satu jenis
langit – langit atau ceiling yang diciptakan sebagai alternatif untuk atap tradisional. Atap
tradisional atau konvensional yang menutupi area atau bangunan yang penting dan signifikan,
pasti akan sangat berat dan membutuhkan dukungan yang diperlukan untuk menjaganya agar
atap tidak runtuh. Sementara itu, sebuah kubah tidak memerlukan dukungan interior.
Hal ini memungkinkan kubah untuk menutupi bangunan yang besar sembari menyisakan
ruangan yang luas dan lapang di bagian bawah atau dalamnya. Tentunya, hal ini akan lebih
banyak memungkinkan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam ruangan, terlebih jika
pinggiran kubah dibuat dari kaca.
Corbel Dome/ Kubah Corbel
Kubah Corbel adalah salah satu bentuk kubah paling awal yang ditemukan di beberapa
konstruksi Paleolitik. Kubah corbel bukan seperti bentuk kubah yang selama ini kita pikirkan,
bahkan bisa dibilang, kubah ini tidak mirip sama sekali dengan kubah yang biasa. Kubah
Corbel dibentuk oleh konstruksi batu horisontal yang secara bertahap memiliki ukuran yang
mengecil, untuk menciptakan bentuk semi bulat. Karena lingkar di setiap lapisan menurun,
lingkaran batu secara bertahap bergerak menuju pusat, didukung oleh lapisan sebelumnya
sampai bentuk kubah benar-benar tertutup.
Onion dome/ Kubah bawang
Kubah dengan bentuk seperti bawang ini umum ditemukan di arsitektur bergaya eastern atau
ketimuran. Kubah bawang adalah kubah bulat yang melebar dari dasar yang kecil dan
kemudian meruncing hingga ke puncaknya. Jika Anda ingin membayangkan bentuk kubah
bawang, Anda bisa melihat kubah Taj Mahal atau kubah yang biasa digunakan pada banyak
gereja Ortodoks di Rusia.
Desain Kubah Pada Arsitektur Bangunan Cathedral
Drum Dome
Mungkin bentuk kubah paling umum adalah kubah drum. Kubah drum mempunyai bentuk
semi bulat sederhana yang meluas hingga ke dasar yang melingkar, mirip dengan kubah
Pantheon.
Kubah oval
Kubah oval cukup Sering ditemukan di gedung-gedung Renaissance atau Baroque. Kubah
oval memiliki basis oval atau berbentuk bulat telur dan meluas ke atas ke atas seperti kubah
berbentuk setengah bola.
Sail Dome/ Kubah Layar
Sail Dome adalah jenis kubah dengan bentuk unik, karena tidak seperti kubah drum, basis
dari kubah ini tidak membentuk lingkaran. Sebaliknya, sudut – sudut kubah mendukung
seluruh struktur, sementara sisi yang lain juga melengkung, menciptakan bentuk seperti layar
kotak yang terkembang akibat terkena hembusan angin.
SaucerDome/ Kubah Cawan
Istilah kubah cawan dikenakan pada jenis kubah ini karena kubah ini memiliki fondasi yang
melingkar. Selain itu, tidak seperti kubah drum, kubah cawan membuat bentuk cekungan
yang cukup rendah, membuat kubah ini terlihat lebih seperti cawan terbalik daripada
setengah bola.
Scalloped or umbrella dome/ Kubah Bergigi atau Kubah Payung
Kubah Bergigi atau Kubah Payung ialah kubah yang mana berat kubah didukung oleh
struktur vertikal yang berawal dari dasar ke pusat, yang membagi kubah menjadi beberapa
segmen. Jika garis – garis vertikal mendistorsi bentuk kubah, sehingga setiap penampang
lebih bersifat poligonal ketimbang bundar, kubah tersebut akan dijuluki kubah poligonal.
Thomas Jefferson Monticello merupakan contoh bangunan dengan kubah poligonal.
Desain Kubah Kaca Reichstag Dome di Jerman
Penggunaan kubah di era modern
Kubah mungkin lebih sering dipakai untuk bangunan yang menyimbolkan unsur keagamaan
dan politik. Tetapi di zaman modern, kubah juga memiliki perannya tersendiri. Ya, di era
modern ini, kita akan lebih sering menjumpai kubah yang tidak dihadirkan pada bangunan
bernuansa agama atau politik. Kubah kini bisa ditemui pada stadion olahraga, gedung seni
dan pertunjukan, bahkan gedung sekolah atau universitas. Sehingga, fungsinya sebagai
simbol agama atau politik sudah tidak terlalu relevan di masa sekarang.
2.Barrel
Barrel atau konstruksi atap yang berbentuk gelombang dan bertumpuk-tumpuk,kita
mengenalnya dengan genteng. Barrel sangat umum di gunakan di zaman sekarang,bahan-
bahanya pun mulai beragam seiring dengan berkembangnya zaman, Sebagai salah satu
bagian utama sebuah rumah, atap memiliki peran sangat penting. Atap mengamankan
penghuninya dari cuaca seperti hujan, panas, dan sebagainya. Pada mulanya atap di rumah-
rumah tradisional di Indonesia dibuat dari bahan-bahan alami termasuk rumbia, ijuk, jerami,
dan sebagainya. Perkembangan zaman dan meningkatnya standar kenyamanan manusia
membuka jalan bagi perkembangan jenis atap baru non organik yang lebih kokoh dan awet.
Atap Berbahan Alami
Atap jenis ini didapat dari bahan-bahan alami. Di Indonesia, setidaknya ada empat bahan
yang umum dipakai antara lain kayu, bambu, ijuk, dan rumbia.
Salah satu contoh atap berbahan alami adalah atap
kayu yang biasa disebut atap sirap. Lembaran papan
kayu biasa ditata rapi di atas struktur atap dan
memberi suasana sejuk bagi penghuni di bawahnya.
Kayu yang umum digunakan adalah jenis ulin/kayu
besi, jati, atau merbau.

Atap Genteng Tanah Liat


Atap genteng tanah liat adalah jenis atap yang paling
umum digunakan saat ini. Sebagai bahan atap lokal,
genteng baru berkembang pada awal abad 20. Semula
didatangkan oleh pihak Belanda sebagai atap hunian
dan pabrik-pabrik gula mereka, genteng tanah liat
kemudian mulai populer di kalangan masyarakat lokal.
Saat ini ada berbagai jenis atap genteng dengan nama
lokal yang unik, seperti genteng kodok, plentong,
garuda, kojer, press, dan lain sebagainya. Genteng
tanah liat dikenal dapat menahan panas dengan baik sehingga ruang di bawahnya sejuk.
Genteng ini cocok diaplikasikan untuk berbagai gaya desain—dari tradisional hingga
modern.
Varian modern dari genteng tanah liat adalah genteng keramik. Jika permukaan genteng biasa
kasar dan berpori, genteng keramik permukaannya telah diberi lapisan glasir sehingga kedap
air dan terlihat mengkilap.
Atap Genteng Beton
Seperti namanya, genteng beton dibuat dari bahan beton,
yaitu pasir dan semen. Pewarna ditambahkan agar terlihat
estetis. Bahan-bahan tersebut diproses melalui mesin
bertekanan tinggi dan kemudian dipanaskan hingga
terbentuk genteng yang kuat dan tahan lama.
Anda bisa memilih genteng beton tipe gelombang atau tipe
datar (flat). Jika ingin kesan natural, Anda dapat memilih
genteng yang bergelombang. Kesan modern muncul saat Anda menggunakan genteng flat.
Bobot genteng beton yang cukup berat (60 kg per meter persegi, dibanding genteng tanah liat
yang sekitar 45 kg) memerlukan konstruksi struktur atap yang kuat.
Atap Genteng Metal/Logam

Genteng metal saat ini semakin populer. Selain


kemampuannya menahan pengaruh cuaca yang mumpuni,
genteng metal juga ringan bobotnya dan gampang dipasang.
Berbagai material logam digunakan untuk tipe genteng ini,
seperti stainless steel/baja tahan karat, tembaga, genteng
baja galvalum, spandek (paduan seng dan aluminium),
genteng metal multiroof, genteng millenium, dan sebagainya.
Menurut teksturnya, ada genteng bergelombang dan ada pula yang flat. Tipe genteng
milenium, misalnya, memiliki penampilan datar dengan warna futuristik yang cocok untuk
rumah modern yang bergaya minimalis.
Meski genteng metal lebih ekonomis dan ringan, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan
menghantarkan panas yang tinggi. Bila langit-langit rumah tidak diberi ruang kosong atau
plafon, rumah yang dinaungi genteng metal cenderung terasa lebih panas.
Atap Genteng Bitumen
Bitumen adalah nama lain aspal. Genteng bitumen
memang dibuat dari paduan aspal dengan bahan-bahan
penguatnya, yaitu serat kayu. Karena komponen
pembuatnya itulah, genteng bitumen menjadi liat dan
kuat.
Selain itu, genteng bitumen juga sangat ringan, sekitar
1/6 dari berat genteng beton untuk luasan yang sama.
Alhasil, Anda bisa memasangnya pada tipe struktur
penyangga atap apa saja. Materialnya yang ‘lunak’
membuat genteng ini bagus untuk meredam suara luar.
Genteng yang mulai populer di AS pada permulaan abad
20 ini juga semakin populer penggunaannya di
Indonesia, terutama untuk rumah-rumah bertema minimalis.

Anda mungkin juga menyukai