Rekayasa Ide
Rekayasa Ide
KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh:
2201142011
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunnya REKAYASA IDE ini membahas tentang materi perkuliahan KEPEMIMPINAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini,semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta
harapan semoga makalah sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas
semua ini penulis mengucapkan Terima kasih, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah
-mudahan mendapat amal baik dari Tuhan.
adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan.
CBR
Buku Utama (buku satu)
Judul buku : Kepemimpinan
Pengarang : Dr.Wirawan,MSI,Sp.A,M.M.,M.SI.
Penerbit : PT Rajagrafindo Persada
Tahun terbit : 2013
Kota Terbit : -
Tebal Buku : -
ISBN : 978-979-769-561-3
BUKU PERTAMA
(Judul : Kepemimpinan)
A. PENGERTIAN
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku pemimpin dalam memengaruhi sikap,
perilakudan sebagainya para pengikutnya. Pola perilaku ini adalah dalam pengertian dinamis,
yaitu gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat berubah ubah tergantung pada kuantitas dan
kualitas para pengikut, situasi dan budaya sistem sosialnya.
Partisipatif 1. Cocok untuk organisasi dimana 1. tidak cocok jika para pengikut
pemimpinnya berkualitas rendah dan pasif
berupayamemberdayakan para 2. tidak cocok dalam situasi drurat
pengikutnya. dan kritis.
2. Menciptakan tim kerja pemimpin 3. memerlukan pengertian dan
dan para pengikut yang kohesif. kesabaran pemimpin.
3. Menghasilkan kepuasan kerja 4. pembuatan keputusan dapat
tinggi para pengikutnya. lambat.
Demokratik 1. 1. Cocok untuk situasi normal 1. memerlukan kualitas pengikut
2. Menciptakan tim kerja tinggi tinggi
3. Menghasilkan kepuasan kerja 2. jika pengikut tidak berkualitas
para pengikut tinggi dapat menimbulkan anarkis
4. Jika para pengikut berkualitas, 3. memerlukan peraturan yang
menghasilkan kinerja tinggi mengatur tentang hak dan
kewajiban pemimpin dan pengikut
serta bagaimana berinteraksi satu
sama lain
Pemimmpin 1. Cocok untuk para pengikut 1.Tidak cocock untuk para pengikut
terima beres dengan kemampuan tinggi dengan kemampuan dan
2. Memberdayakan pengkut kematangan kerja rendah
3. Meningkatkan motivasi dan 2. jika pemimpin lemah, rentan
kepuasan kerja akan terjadi penyalahgunaan oleh
4. Meningkatkan kreatifitas dan para pengikut
inovasi pengikutt
Dalam kepemimpinan yang efektif, pemimpin harus mencocokkannya dengan situasi control
kepemimpinan yang dihadapinya.
1. Pemimpin yang termotivasi dengan tugas atau skor LPC rendah akan efektif di situasi
kepemimpinn yang tinggi atau rendah
2. Pemimpin yang termotivasi hubungan antara pemimpin dengan pengikut atau skor LPC
tinggi, kepemimpinannya efektif jika berada pada control situasi sedang
D. Teori kepemimpinan situasional
Teori kepemimpinan situasional mulai dikembangkan tahun 1970an oleh Paul Hersey dan
Kenneth H. Blanchard di centre for leadership studies. Sampai tahun 1982 kedua teoritisi
tersebut bekerja bersama sama untuk mengembangkan teori tersebut.
1. Konsep dasar
Teori kepemimpinan situasional berdasarkan asumsi atau pola piker sebagai berikut.
1) Tak ada satu cara terbaik untuk memengaruhi orang
2) Perilaku kepemimpinan yang efektif ditentukan oleh tiga factor yaitu:
a. Perilaku tugas
b. Perilaku hubungan
c. Kesiapan para pengikut
2. taksonomi gaya kepemimpinan
Perilaku tugas dan perilaku hubungan merupakan dimensi yang terpisah dan dapat
diletakkan pada as yang berbeda. Perilaku hubungan terletak pada as vertical sedangkan perilaku
tugas terletak pada as horizontal.
3. kesiapan pengikut
Menurut Hersey, Blandchard, dan Johnson kesiapan pengikut adalah sampai seberapa
besar pengikut menunjukkan kemampuan dan kemauan untuk mencapai suatu tugas khusus.
Kesiapan pengikut terdiri dari dua komponen yaitu:
1. Kemampuan pengikut yaitu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dibawa oleh
individu atau kelompok pengikut untuk melaksanakan tugas atau aktivitas tertentu
2. Kemauan pengikut yaitu sampai seberapa besar individu atau kelompok pengikut mempunyai
kepercayaan diri, komitmen dan motivasi untuk melakukan tugas.
6. kefektivitas pemimpin
Menurut Hersey, Blandchard, dan Johnson (1996) mengemukakanjuga hubungan
kepemimpinan situasional dengan sejumlah aspek kepemimpinan seperti efektivitas
kepemimpinan, kekuasaan, dan komunikasi.
1. Gaya kepemimpinan
Tidak memacu kinerja dan maintenace anggotanya sehingga menghasilkan kinerja dan
solidaritas kerja sama yang rendah
2. Gaya kepemimpinan Pm
Pemimpin memacu kinerja para anggota tim kerja untuk bekerja keras, akan tetapi kurang
memerhatikan pemeliharaan fisik dan kejiwaan mereka.
3. Gaya kepemimpinan PM
Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin memacu kinerja anggota tim setinggi-tingginya dan
dalam waktu bersamaan memelihara solidaritas dan kerja sama para anggota tim.
4. Gaya kepemimpinan pM
Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin kurang memerhatikan kinerja anggota timnya.
1. Jenis Kepemimpinan PM
Sebagai perusahaan milik pemerintah,perusahaan ini beroperasi di bawah pendekatan
kepemimpinan yang lebih kaku dengan tekanan lebih kecil terhadap pemeliharaan. Akan tetapi
kepemimpinan tersebut masih mempertahankan pemeliharaan yang memuaskan dengan
manajemen pada budaya bisnisnya. Pada periodetransisional ini seharusnya organisasi kerjasama
memelihara talenta-talenta manajemen terbaik dan menciptakan suatu iklim komunikasi yang
baik supaya mendorong efektivitas kepemimpinan dan mencapai tujuan transisionalnya.
1. Model normatif dibangun dengan cara sedemikian rupa sehingga berpotensi bernilai bagi para
manajer atau para pemimpin dalam menentukan metode kepemimpinan yang harus dipakai
dalam segala situasi dari berbagai situasi yang mereka temui dalam melaksanakan peran
formal mereka.
2. Tak satupun metode kepemimpinan dapat diterapkan untuk semua situasi, fungsi daripada
model normatif harus menyediakan suatu kerangka untuk menganalisis persyaratan
situasional yang dapat diterjemahkan menjadi preskripsi-preskripsi gaya kepemimpinan.
3. Unit analisis yang tepat untuk menganalisis situasi adalah problem khusus untuk diselesaikan
untuk konteks dimana problem muncul.
4. Metode kepemimpinan yang dipakai untuk merespons suatu situasi tidak harus menghambat
keleluasaan gaya kepemimpinan dalam situasi lainnya.
Istilah primal berasal dari Bahasa Latin Primalis, primus yang artinya pertama, mula-
mula.Istilah primal dalam istilah kepemimpinan primal artinya pertama (first), orisinil (original),
dan paling penting (the most important).“ the emotional task of the leaders is primal-that is,
first-in two sense. It is both the original and the most important act of leadership” (Goleman,
Boyatzis dan McKee, 2002).
Menurut Teori Kepemimpinan Primal, tugas utama dari seorang pemimpin adalah
mempersiapkan perasaan dan emosi yang baik bagi para pengikutnya. Untuk itu pemimpin
menciptakan gema (resonance)-reservioir positivitas yang membebaskan semua baik yang ada
setiap orang.Dengan demikian, pekerjaan utama kepemimpinan adalah pekerjaan
Model Kepemimpinan Primal ada hubungannya dengan neurology atau ilmu syaraf.
Penelitian mengenai otak menunjukkan bahwa suasana hati dan tindakan pemimpin mempunyai
pengaruh sangat besar kepada para pengikutnya. Sistem syaraf yang bertanggung jawab
mengenai intelektual dan mengenai emosi terpisah, akan tetappi keduanya memiliki koneksi
yang menekun keduanya.
Sirkuit otak yang menenun pikiran dan perasaan menyediakan dasar syaraf dari
kepemimpinan primal. Walaupun budaya manusiamenempatkan nilai-nilai besar terhadap
ketiadaan emosi, emosi orang lebih kuat daripada intelektualnya. Dalam keadaan darurat, otak
limbik –pusat emosi seseorang-mengkomando keseluruhan otaknya.
G. kepemimpinan Toksik
1. Pengertian
Menurut Marcia Lynn Qhicker (1996) kepemimpinan toksik adalah pemimpin yang
disebabkan oleh pemimpin yang idak etis, tidak berintegritas dan kepemimpinan yang
disfungsional.
Menurut Lipman-blomen ada beberapa faktor psikologi yang terjadi dalam
kepemimpinan toksik, yaitu:
1) Tak kompeten
2) Kaku
3) Tanpa pengendalian diri
17
4) Tidak punya perasaan
5) Korup
BUKU PEMBANDING
A. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan strategi yang disukai dan
sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksanaan
tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama dan mementingkan hasil yang dapat dicapai.
Untuk menentukan gaya yang paling efektif dalam menghadapi gaya tertentu maka perlu
mempertimbangkan kekuatan yang ada dalam tiga unsur, yaitu diri pemimpin, bawahan, dan
situasi secara menyeluruh.
Pada tahun 1960-an berkembang teori kepemimpinan yang dinamakan pola manajerial.
Menurut teori ini ada empat dasar teori kepemimpinan:
1. Gaya manajemen tugas, pemimpin menunjukkan perhatian tinggi terhadap produksi tetapi
perhatian rendah terhadap manusia.
2. Gaya manajemen kontriklut, pemimpin memperlihatkan kepemimpinan yang tinggi terhadap
manusia, tetapi perhatiannya rendah terhadap produksi.
3. Gaya manajemen miskin, pemimpin tidak terlalu menunjukkan perhatian, baik terhadap
produksi maupun manusia.
4. Gaya manajemen tim, pemimpin menunjukkan perhatian tinggi baik terhadap produksi
maupun manusia.
B. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa semua
kepemimpinan tergantung kepada keadaan dan situasi. Dalam menerapkan teori kepemimpinan
situasional manajer harus didasarkan terhadap situasi yang dihadapi pada suatu saat tertentu dan
mengindetifikasikan kondisi anggota atau anak buah yang dipimpinnya.
PEMBAHASAN
1. Dinamika Kepemimpinan
Hubungan Manusia dalam kepemimpinan:
Hubungan manusiawi efektif (positif)
Yaitu adanya komunikasi dan perlakuan yang memuaskan dan menyenangkan.
Hubungan manusiawi tidak efektif (negatif)
Yaitu adanya komunikasi dan perlakuan yang tidak memuaskan dan tidak menyenangkan.
5. kepemimpinan situasional
1) kepemimpinan kontingensi
Bagaimana seorang manajer dalam situasi tertentu kepemimpinannya efektif. Adapun situasi
dimaksud menyangkut:
hubungan pemimpin dengan kelompok
derajat struktur tugas kelompok
posisi kewenangan formal pemimpin
2) kepemimpinan situasional
Dasar kepemimpinan situasional: kadar/bimbingan arahan pimpinan, kadar
dukungan, kadar dukungan sosio emosional, dan kematangan anggota.
5. juga menjelaskan tentang cara atau strategi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik
1. Buku ini terlalu mendalami tentang perilaku seseorang bahwa ini akan mengungkit pada
orang yang memiliki perilaku yang sama seperti yang dijelaskan.
2. Begitu banyak organisasi budaya tapi sayangnya tidak ada yang peduli tentang itu bahkan
tidak ada yang merespon.
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview itu sangat menarik. Dengan
warna putih yang mencolok dipadukan warna lainnya membuat orang ingin membacanya.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font sudah baik. Layout
dan tata letak, tata tulis sudah rapi. Size font yang mudah dibaca langsung dengan mata
3. Dari aspek isi buku, buku tersebut banyak sekali menjabarkan apa itu kepemimpinan, apa saja
gaya gaya kepemimpinan, faktor kesuksesan pemimpin, dll. Buku ini lebih mengarah
bagaimana menjadi seorang pemimpin.
4. Dari aspek tata Bahasa, buku tersebut dapat dipahami dengan baik.
1. Berdasarkan keseluruhan buku, buku ini sudah mendekati sempurna. tidak banyak
kekurangan-kekurangan yang ada, diantara kekurangan dalam buku ini adalah bukunya terlalu
lebar dan besar hingga tidak simpel untuk dibawa kemana-mana.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain agar mau
diarahkan untuk memcapai suatu tujuan. Dimana cara seorang pemimpin itu juga merupakan hal
yang perlu untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menjadi seorang pemimpin itu dia harus bisa
memimpin dari lingkungan yang kecil yaitu dirinya sendiri, keluarga, perusahaan hingga di
linkungan yang besar yaitu Negara. Pemimpin yang baik dalam kepemimpinannya mampu
membuat organisasi menjadi lebih maju dan baik dalam proses mencapai suatu tujuan. Oleh
sebab itu menjadi seorang pemimpin itu adalah tugas yang berat dan penuh tanggung jawab,
tetapi akan mudah bila kita menerapkan sifat sifat dan gaya gaya kepemimpinan yang baik.
4.2 Rekomendasi
Diharapkan setelah membaca critical book report ini pembaca lebih mengerti tentang menjadi
seorang pemimpin yang baik dan apa saja yang terkandung didalamnya sehingga kita dapat
memehami tentang teori sikap, perilaku dan gaya menjadi seorang pemimpin yang baik dan
betanggung jawab
CJR
A. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
Judul Jurnal : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan
Penulis : Byrab Johannws Tampi
Kota Terbit : Manado
Pernerbit :–
Tahunterbit : 2014
ISSN :–
Jumlah Halaman : 20
2. Jurnal Pembanding
Judul Jurnal : Gaya Kepemimpinan Perempuan
Penulis : Nina Zulida Situmorang
Kota Terbit : Depok
Pernerbit :–
Tahunterbit : 2011
ISSN : 1858-2559
Jumlah Halaman : 7
RINGKASAN ISI JURNAL
A. Pendahuluan
Kepemimpinan merupakan kekuatan yang sangat penting dibalik kekuasaan berbagai
organisasi dan bahwa untuk menciptakan organisasi yang efektif maka ruang lingkup kerja
mengenai apa yang bisa mereka capai, kemudian memobilisasi organisasi itu untuk berubah
kearah visi baru tersebut (Werren Bennis & Burt Nanus,2006:2). Tidak dapat dipungkiri
bahwa kesuksesan sebuah organisasisangat ditentukan oleh faktor kepemimpinan.
Memang benar bahwa seorang pimpinan baik secara individual maupun sebagai
kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian akan tetapi membutuhkan sekelompok
orang lain yang dikenal sebagai bawahan, yang digerakkan sedemikian rupa sehingga para
bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsinya kepada organisasi, terutama dalam
cara bekerja efektif, efisien, ekonomisdan produktif.
Pemimpin berdasarkan konsep teoritis, memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
pencapaian tujuan suatu organisasi, karena kepemimpinan inti dari pada manajemen yang
merupakan penggerak bagi sumber daya dan fungsi manajemen serta alat lainnya. Untuk
menggerakkan sumber daya terutama sumber daya manusia atau pegawai diperlukan kualitas
kepemimpinan seseorang. Salah satu faktor untuk menilai berkualitas tidaknya seorang
pemimpin termasuk pendapat Werren Bennis & Burt Nanus(2006:3), mengatakan bahwa
berperan kepemimpinan dapat dilihat dari aspek peran sebagai penentu arah, agen perubahan,
juru bicara dan pelatih.
Berbicara tentang kepemimpinan berarti kita tidak dapat melepaskan diri dari masalah
manusia, karena memang yang menjalankan kepemimpinan adalah manusia itu sendiri.
Memiliki pemikiran realistis dalam menghadapi berbagai proses aktivitas demi pencapaian
tujuan organisasi. Jadi unit analisisnya adalah manusia/individu. Oleh karena itu
kepemimpinan tidak akan ada tanpa pemimpin dan yang dipimpin, keduanya ini adalah
manusia yang memiliki potensi mengarahkan manusia dengan meningkatkan motivasi kerja
sumber daya pegawai di dalam mencapai tujuan organisasi. Tak dapat dipungkiri bahwa
kesuksesan organisasi tergantung pada kepemimpinan.
Muladi Adi Sujatno (2008:9) mengungkapkan pendapat Dale Cannagie dalam bukunya
“The Leader in You” mengatakan bahwa: ada jiwa kepemimpinan di dalam diri manusia dan
diperkuat oleh Warren Bennis (2006) dalam buku Muladi Adi Sujatno (2008:9) yang
mengatakan bahwa : “seorang pemimpin berbeda dengan orang kebanyakan.” Ia mmemiliki
kelebihan yang orang lain tidak memilikinya. Hal tersebut senada dengan pendapat Sri Sultan
ungguhnya memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Kekuatan terdahsyat
pemimpinadalah suri teladan (uswatun hasanah) dan kejujuran (siddiq)
Perlu disadari bahwa sumberdaya manusia merupakan suatu potensi kesuksesan untuk
mengimbangi perubahan dan kemajuan dalam sebuah organisasi dan berpengaruh terhadap
efektivitas kerja pimpinan dan efektivitas organisasi. Keseluruhan tugas hanya akan
bermanfaat dan berhasil baik, apabila diusahakan oleh kerjasama antara pimpinan dan yang
dipimpin. Dengan adanya kerjasama diharapkan seorang pemimpin mempunyai kemampuan
kerja yang serbaguna, berhasil guna dan dapat bekerja sesuai kebutuhan serta tuntutan
organisasi dimana ia bekerja. Di dalam kepemimpinan ada pemimpin, dipimpin dan situasi,
sebagaimana yang dinyatkan oleh Yukl ( 2001:13) membahas tentang kepemimpinan ada
tiga domain yang saling berhubungan yaitu pemimpin, dipimpin dan Situasi.
PEMBAHASAN/ANALISIS
A. Pembahasan Isi Jurnal
I. Jurnal Utama
GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa
untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya
sehingga kinerja organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. Seorang pemimpin
harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang
pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya
(Waridin danBambang Guritno, 2005).
Menurut Tjipto (2006:161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan
pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu, pendapat lain menyebutkan
bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari
seorang pemimpin yang dirasakan orang lain (Hersey, 2004:29).
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian sangat
diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang positif.
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika
mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karateristik
pokok pemimpin kharismatik:
a. Visi dan artikulasi. memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa
depan lebih baik dari pada status quo, dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi
yang dapat dipahami orang lain.
b. Riskio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risikopersonal tinggi,
menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi.
c. Peka terhadap linkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan
dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat
pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsive terhadap kebutuhan dan
perasaan mereka.
a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih
penghormatan dan kepercayaan.
b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk
memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana.
c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah
secara hati-hati.
d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan secara
pribadi, melatih dan menasehati.
e. Gaya kepemimpinan visioner : Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi
yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depam organisasi yang tengah
tumbuh dan membaik. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat,
mempunyai kekuatan besar yang bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke
masa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya umtuk
mewujudkannya.
MOTIVASI KERJA
Motivasi sendiri adalah reaksi yang timbul dari dalam diri seseorang
sebagaidorongan karena adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk
memenuhitujuan tertentu (Suranta,2002). Berdasarkan pengertian tentang motivasi diatas,
disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau semangat yang timbul dalam diri
seseorang atau karyawan untukmelakukan sesuatu atau bekerja, karena adanya rangsangan
dari luar baik itu dari atasanserta adanya dasar untuk memenuhi kebutuhan dan rasa puas,
serta memenuhi tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan dan dilakukan dalam
organisasi.
Teori-teori Motivasi
Teori motivasi Abraham maslow (Robins, 2006) mengatakan bahwa di dalam dirisemua
manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan, yaitu sebagai berikut:
a. Fisiologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan),
seks, dan kebutuhan jasmani lain.
b. Keamanan: antaranya keselamatan dan perlindungan atas kerugian fisik dan
emosional.
c. Sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima -baik, dan persahabatan.
d. Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan
prestasi; serta faktor dari luar misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
e. Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai ambisinya yang
mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
Beberapa penelitian melaporkan tidak ada perbedaan gender dengan segala aspek
kepuasan kerja (Fry&Greenfield, 1980; Sause&York, 1978; D. B. Smith & Plant, 1982;
Weaver, 1980 dalam Witt dan Nye, 1992). Sedangkan penelitian lain membukikan adanya
hubungan kepuasan antara kepuasan kerja dengan gender (D’Arcy, Syrotiuk&Siddique,
1984; Forgionne&Peeters, 1982; HulindanSmith, 1965; Shapiro&Stern, 1975). Gender lebih
banyak berhubungan dengan ketidakadilan dalam upah, promosi atau kepuasan kerja yang
menunjukkan hasil yang tidak konsisten diantara penelitian-penelitian tersebut
(Witt&Nye,1992). Secara garis besar penelitian-penelitaindiatas membuktikan tidak adanya
perbedaan gender dalam organisasi apalagi jika dari tahun dilakukannya penelititan, dimana
penelitian diatas tahun 1990 cenderung membuktikan tidak adanya perbedaan gender dalam
organisasi.
Secara umum ada 2 gaya kepemimpinan khas perempuan yakni (1) kepemimpinan
masculine dan feminism dan (2) kepemimpinan transformasional-transaksional.
Pada Jurnal Utama, ide-ide yang dituangkan oleh penulis penting dalam
menambah pengetahuan pembaca tentang kepemimpinan.Tidak ada kesalahan/ error atas
fakta dan interprestasi, karena hasil Penelitian yang terdapat didalam jurnal tersebut
berdasarkan fakta dan interprestasi yang sudah dilakukan.Bahasa yang digunakan
kebanyakan dari ide si penulis sendiri.
Pada Jurnal Pembanding, judul sudah jelas dengan topic yang dibahas, isi abstrak
yang terdapat didalam jurnal tersebut sudah spesifik dan jelas, terdapat tujuan penelitian,
metode penelitian dan kesimpulan.
II. KEKURANGAN
Pada jurnal Utama, font yang digunakan terlalu kecil untuk sebuah jurnal
sehingga menyulit kan pembaca dan juga di dalam jurnal II terdapat kata/gambar
diagaram yang sulit di mengerti.
Kepemimpinan atau leadership sendiri merupakan salah satu cabang ilmu ilmu sosial
sebab prinsip-prinsip , rumus-rumus, serta dalil-dalil nya bermanfaat dalam meningkatkan
kesejahteraan kehidupan manusia. Seperti layaknya ilmu-ilmu lain. Jadi dari berbagai definisi
yang mengemukakan tentang Kepemimpinan dapat saya simpulkan bahwa Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi dan memotivasi seseorang, pemimpin harus mempunyai sifat
dan perbuatan yang menjadikan dirinya panutan dan yang diikut bagi orang-orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.
B. Saran
Saya mengetahui dalam pembuatan critical jurnal riview ini masih banyak memiliki
kekurangan oleh karena itu saya sangat menantikan saran dan kritk yang membangun dari
pembaca sekalian,agar dalam pembatan tugas yang sama selanjutnya saya dapat lebih baik
lagi,akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih bagi yang sudah membantu saya
dalam penyelesaian tugas ini.
BAB II
PENDAHULUAN
BAB II
MINI RISET
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kali ini penulis meneliti gaya kepemimpinan di daerah batak toba serta
permasalahan-permasalahan yang ada di sebuah HUTA/DUSUN dan pemecahan masalah di
HUTA/DUSUN tersebut
Berbicara tentang kepemimpinan dalam kebudayaan Batak Toba, maka hal penting yang
menopangnya adalah konsep dalihan na tolu (DNT). Konsep ini berasas kepada hubungan darah
dan perkawinan, yang membagi kelompok kekerabatan dalam tiga kategori, yaitu: (a) hula-hula,
pihak pemberi isteri, (b) anak boru, pihak penerima isteri, dan (c) dongan sabutuha, rekan satu
keturunan atau satu marga yang ditarik berdasarkan garis patrilineal. Hubungan ketiga
kelompok kerabat ini dilukiskan dalam konsep adat: (1) molo naeng ho sangap, manat
mardongan tubu, artinya jika kamu ingin menjadi orang terhormat, hati-hatilah dan cermat
dalam bergaul dengan dongan sabutuha (teman semarga); (2) molo naeng ho gabe, somba
ma ho marhula-hula, artinya jika ingin keturunan banyak hormatilah hula-hula; (3) molo
naeng namora, elek ma ho marboru, artinya kalau ingin kaya, baik-baiklah kepada boru.
Dari tiga golongan kerabat ini, maka tak heran seorang Batak Toba kadang menjadi hula-
hula dan dihormati, kadang dalam konteks kerabat lain ia menjadi anak boru yang melakukan
horja untuk suksesnya sebuah acara adat. Tentu saja iapun mempunyai marga dalam klen
tertentu. Dengan demikian kedudukan kelompok kekerabatan sedemikian sebenarnya menjaga
harmonisasi struktur sosial. Klen eksogamus dibentuk marga-marga induk atau cabangnya.
Bila diperhatikan lebih dalam khususnya terjadinya marga dalam masyarakat Batak Toba
merupakan satu hal yang sangat rumit, karena erat sekali hubungannya dengan mite dan
sejarah penyebaran masyarakat Batak Toba. Pada umumnya setiap idividu dalam masyarakat
Batak Toba mempercayai dirinya sebagai keturunan Si Raja Batak, yang kalau diurutkan
juga sebagai keturunan dari Debata Mula Jadi Na Bolon, yaitu dewa yang mempunyai
kekuasaan paling tinggi dalam sistem religi Batak Toba Lama.
Berikut saya lampirkan bukti wawancara saya dengan seorang Raja huta dengan tujuan
untuk memperkuat bukti penelitian
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah saya telusuri lebih dalam lagi ternyata gaya kepemimpinan di sebuah
tokoh adat batak sangat kuat dalam menyelesaikan permasalahan di dalam masyarakat
adat maupun di kegiatan adat seperti yang terlihat jelas ketika ada perkumpulan tonngo
raja, pendapat- pendapat dari para pemuka adat berbeda – beda dapat diseragamkan dan
mencapai kata mufakat oleh raja huta . Kemudian ketika ada masyarakat adat yang
berperilaku menyimpang ,keputusan raja huta tegas dan cepat dalam mengambil
keputusan.
Jadi kesimpulan yang bisa penulis ambil dari penelitian kali ini bahwa
kepemimpinan di daerah suku batak toba menggunakan gaya kepemimpinan demokrasi
yang dimana pemipin nya memberikan kebebasan kepada warga nya untuk memberikan
masukan , dan setelah saya perhatikan raja huta memiliki sifat yang mengayomi
warganya sebaga contoh ketika seorang raja huta sedang berpapasan dengan warganya
dia selalu menyapa dengan hangat dan selalu memberi senyuman dan menurut saya ini
adalah sebuah sifat yang harus di terapkan oleh seluruh pemimpin baik itu pemimpin
lingkup kecil maupun pemimpin lingkup besar .
BAB III
Kata penutup
Demikianlah rekeyasa ide yang dapat penulis sampai kan penulis sadar bahwa rekayasa ide ini
jauh dari kata sempurna akan tetapi penulis berharap bahwa setiap orang yang membaca mampu
mengerti terhadap pesan yang penulis tuangkan didalamnya
Daftar pustaka
Tampi , Byrab Johannws. 2014. ” Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi terrhadap
Kinerja Karyawan”: Jurnal Acta Diurna.