Produksi dan Produktivitas – dua istilah ini tentunya sering kita dengar bahkan kita ucapkan dalam
melihat keberhasilan sebuah usahatani. Dengan mengetahui produksi suatu usaha tani kita dapat
mengetahui nilai produktivitasnya. Produktivitas merupakan tolok ukur pertama kita melakukan
analisa keberhasilan usaha pertanian. Produktivitas bernilai baik jika nilainya melebihi standar nilai
yang umumnya diperoleh pada kegiatan usahatani tertentu. Dengan diketahuinya nilai produktivitas
budidaya pertanian, maka petani selaku pelaku utama pertanian dapat melihat keunggulan dan
kelemahan budidaya yang mereka lakukan. Hali ini sangat penting karena akan menjadi catatan bagi
mereka untuk meningkatkan atau mempertahankan produksi pada periode tanam berikutnya.
Melalui analisa dan manajemen yang tepat tentunya akan berdampak pada efisiensi produksi
pertanian. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani dan akan
berdampak pada kesejahteraan petani.
Pada tulisan kita kali ini kita hanya akan membahas tentang produksi dan produktivitas budidaya
pertanian secara umum saja. Untuk tingkat efisiensi produksi akan kita bahas pada kesempatan lain.
Agar tidak rancu memahami produksi dan produktivitas mari kita urutkan satu persatu
pembahasannya.
Berdasarkan rumus di atas dapat kita lihat bahwa untuk mencari produktivitas, kita harus
mengetahui jumlah produksi terlebih dahulu.
4. Cara menghitung produksi setiap komoditi pertanian tidak sama.
Perhitungan produksi budidaya pertanian biasanya dilakukan dengan melakukan pengambilan
beberapa sampel per satuan luas, kemudian diolah menjadi rata-rata sampel. Nilai rata-rata
sampel ini kemudian dikalikan dengan luas lahan secara keseluruhan, sehingga didapatlah total
produksi.
Keberagaman pola tanam dan jarak tanam menyebabkan metode pengambilan sampel untuk
penghitungan total produksi berbeda untuk setiap komoditi pertanian. Sebagai contoh saat kita
akan melakukan pengambilan sampel pada produksi tanaman padi maka cara yang umum
dilakukan adalah dengan melakukan ubinan pada lahan yang akan kita ambil sampelnya.
Sedangkan menghitung produksi tanaman hortikultura seperti cabe, terong, bawang merah, dan
jenis tanaman hortikultura lainnya tentunya akan menggunakan cara yang berbeda. Begitu juga
dengan tanaman perkebunan.
Pada kesempatan kali ini kita juga akan menyertakan simulasi cara menghitung produksi
beberapa sub sektor tanaman pertanian tersebut.
Untuk lebih jelasnya mari kita buat sebuah simulasi tentang cara menghitung produksi dan
produktivitas menggunakan dua metode ini.
Pak Darlis memiliki lahan sawah seluas 2 Ha. Untuk menghitung jumlah panen kali ini, Pak Darlis
meminta petugas pertanian untuk melakukan ubinan di lahan persawahan miliknya.