Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

Dampak Penguasaan Guru Dalam Pembelajaran terhadap


Kesuksesan Siswa Dalam Belajar Matematika

Anetha LF Tilaar
(Dosen pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Manado)

Abstrak: Penguasaan yang harus dimiliki seorang guru matematika dalam rangka
menunjang kesuksesan siswa dalam belajar matematika. Kajian ini bertujuan untuk
memaparkan tentang faktor-faktor yang menjadi indikator kinerja guru matematika yang
mempengaruhi kesuksesan siswa dalam belajar matematika. Kajian ini bersifat kualitatif,
yang memfokuskan pada hal-hal yang diharapkan minimal diketahui dan dipahami pengajar
matematika, dengan berdasarkan pada kajian pustaka dan pengamatan penulis.

Kata kunci : penguasaan, matematika, pembelajaran, kesuksesan, guru dan siswa.

PENDAHULUAN
Era globalisasi menuntut setiap bangsa Kunci untuk meningkatkan kualitas
memiliki SDM yang berdaya tahan kuat pendidikan, terletak pada guru sebagai
dan prilaku yang andal. Kemakmuran sosok yang sentral. Kualitas guru
suatu bangsa tidak lagi ditentukan sumber memegang peran penting dalam
daya alamnya, melainkan ditentukan oleh meningkatkan kualitas pen-didikan.
kualitas SDM. Dalam rangka peningkatan Kurangnya kesadaran para guru untuk
SDM, pendidikan merupakan kunci mengembangkan profesi keguruannya,
utama. Pendidikan mempunyai peran mengakibatkan munculnya istilah guru
penting, karena pendi-dikan akan mampu yang berpredikat ‘tukang mengajar’.Guru
meningkatkan SDM yang berkualitas. mem-punyai tugas untuk mendidik,
Pendidikan adalah kunci untuk mengajar dan melatih. Mendidik berarti
membangun SDM, karena pendidikan meneruskan dan mengembangkan nilai-
merupakan salah satu bentuk investasi nilai hidup, mengajar berarti meneruskan
modal manusia (human investment), yang dan mengembangkan pemahaman siswa
akan menentukan kualitas SDM suatu terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,
bangsa (Sholeh, 2005:14). Kualitas SDM sedangkan melatih berarti
jauh lebih penting diban-dingkan dengan mengembangkan kecakapan atau
sumber daya alam yang tersedia. keterampilan pada siswa (Winkel,
Walaupun suatu negara mempunyai 2004:29). Guru yang profesional bukan
sumber daya alam (SDA) yang berlimpah, hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan
tapi tanpa SDM yang berkualitas untuk kepada para muridnya di depan kelas,
me-ngelolanya, maka tidak ada gunanya. tetapi ia harus sanggup menjadikan murid-
Sebaliknya, suatu negara yang memiliki muridnya mempunyai kemam-puan
SDM berkualitas baik, mampu merencanakan, menganalisis dan
menciptakan kemakmuran dan keadilan menyimpulkan masalah yang dihadapi
bagi bangsanya. Contoh konkrit seperti (Nurdin, 2005:7).
negara tetangga Jepang dan Singapura.

122
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

Pengelolaan pendidikan yang dan penguasaan berbagai teknik penilaian.


berkualitas berarti mendorong tanggung Peran guru matematika di era pelaksanaan
jawab ter-jadinya peningkatan dan pendidikan yang kompetetif ini, sangat
perbaikan kualitas pada tenaga guru dalam menuntut kemampuan bukan hanya
usaha membantu kepala sekolah untuk tentang penguasaan materi matematika
mengorganisir berbagai program saja, tetapi juga harus menguasai strategi
peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran matematika yang sesuai
perbaikan proses pembelajaran dengan dengan materi/ pokok bahasan yang
didukung para stakeholder, sehingga upaya diajarkan serta mampu dan terampil
pengembangan sekolah dalam menyiapkan melaksanakan penilaian dengan tepat.
SDM yang handal dan kompetetif di pasar Momentum untuk perubahan dalam
kerja lokal, regional, nasional bahkan bidang pendidikan matematika mulai di
global, akan terus semakin terbuka bagi awal tahun 1980-an. Para guru matematika
mas-yarakat. di Amerika Serikat dan Kanada merespon
Dalam melaksanakan fungsinya, perubahan dalam bidang pendidikan
diharapkan guru matematika dalam matematika, yaitu ‘kembali ke dasar’ (back
mengajar selalu berusaha meningkatkan to basic). Salah satu hasil dari perubahan
pengetahuannya, karena mengajar adalah pemecahan soal menjadi suatu
matematika agak ber-beda dengan bagian penting dalam kurikulum
mengajarkan mata pelajaran yang lain. matematika. Era perubahan dalam
Matematika mempunyai ciri-ciri khusus, matematika dimulai dengan menitikberat-
sehingga pendidikan dan pengajaran kan pada (i) standar professional, yaitu
matematika perlu ditangani secara khusus menyangkut penguasaan guru tentang
oleh seorang guru matematika yang materi matematika dan bagaimana
mempunyai penguasaan konsep dan mengajarkannya supaya siswa sukses
prinsip matema-tika yang baik (Jihad, dalam belajar mate-matika, dan (ii) standar
2008:157). Rosyada (2004:297) penilaian yang menunjukkan perlunya
mengemukakan bahwa seorang guru yang mengintegrasikan penilai-an dengan
profesional ditandai dengan penguasaan pengajaran dan menyatakan peran kunci
terhadap bahan ajar dengan baik, pe- penilaian dalam proses belajar matematika.
nguasaan berbagai strategi pembelajaran

Penguasaan Materi Ajar


Matematika adalah pola berpikir, pola pengetahuan terstruktur yang
mengorganisasikan pembuktian yang terorganisasi; matematika adalah ilmu
logik; matematika adalah bahasa yang tentang keteraturan pola dan ide; dan
menggunakan istilah yang mendefinisikan matematika adalah suatu seni yang
dengan cer-mat, jelas, akurat dengan keindahannya terdapat pada keterurutan
simbol yang padat; matematika adalah dan keharmonisan (Jihad, 2008:152).

123
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

Penguasaan dalam matematika akan perlukan untuk belajar dan kemudian


membuka pintu untuk masa depan yang memberi tantangan dan mendukung
produktif, lemah dalam matematika mereka untuk mempelajarinya dengan
membiarkan pintu tersebut tertutup (Van baik. Faktor pembelajaran matematika
de Walle, 2008:1). Seorang guru didasarkan pada ide dasar, yaitu belajar
matematika dituntut harus memiliki matematika dengan pemahaman adalah
kemampuan memadai dalam bidang ilmu penting, karena belajar matematika tidak
yang diajarkannya, yakni memiliki hanya memerlukan keterampilan
pengusaaan bidang ilmu yang di-ajarkan menghitung tetapi juga memerlukan
dan loyal dengan ilmu tersebut, yakni terus kecakapan berpikir secara matematis
mengikuti perkembangan dengan untuk menyelesaikan soal/masalah baru
senantiasa meningkatkan keilmuannya yang akan dihadapi pada masa yang akan
lewat bacaan, menulis, serta mengikuti datang.
tulisan-tulisan dalam jurnal (Rosyada, Peraturan Menteri Pendidikan
2004:118). Nasional tentang Standar Kualifikasi
National Council of Teachers of Akademik dan Kompetensi Guru,
Mathematics (NCTM) dalam Va de Walle mengemukakan bahwa seorang guru yang
juga mengatakan bahwa belajar mengajarkan mata pe-lajaran matematika
matematika dapat dimaksimalkan apabila di Sekolah Menengah Pertama (SMP),
para guru memfo-kuskan pada berpikir diharapkan memiliki kompe-tensi dalam
dan pemahaman matematika (i) menggunakan bilangan, hubungan
(www.nctm.org). Keyakinan para guru diantara bilangan, berbagai sistem bila-
matematika tentang apa arti mengetahui ngan dan teori bilangan, (ii) menggunakan
dan mengerjakan matematika dan pengukuran dan penaksiran, (iii)
bagaimana siswa memahami matematika mengguna-kan logika matematika, (iv)
akan mempunyai pengaruh yang sangat menggunakan konsep-konsep geometri,
besar dan memban-tu para siswa untuk (v) menggunakan konsep-konsep statistika
sukses dalam belajar matematika. dan peluang, (vi) menggunakan pola dan
Guru matematika yang profesional fungsi, (vii) meng-gunakan konsep-konsep
merupakan seorang yang memiliki aljabar, (viii) menggunakan konsep-konsep
keahlian atas pekerjaan dan selalu kalkulus dan geo-metri analitik, (ix)
mempunyai keinginan untuk menggunakan konsep dan proses
meningkatkan pengetahuan dengan matematika diskrit, (x) menggunakan
mengikuti perkembangan pengetahuan trigonometri, (xi) menggunakan vektor
terbaru yang sesuai dengan keahlian. Salah dan matriks, (xii) menjelaskan sejarah dan
satu faktor yang harus diperhatikan guru filsafat matematika, dan (xiii) mampu
matematika, yaitu mengajar matematika menggunakan alat peraga, alat ukur, alat
yang efektif memerlukan pemahaman hitung, piranti lunak komputer, model
tentang apa yang siswa ketahui dan matematika dan model statistika.

124
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

Penguasaan Strategi Pembelajaran


Materi matematika yang hierarkis bing pengajar matematika untuk
haruslah dikuasai dengan mantap oleh menggunakan strategi pengajaran yang
guru matematika. Guru yang mengajarkan dimulai dengan memperhatikan kondisi
matematika harus terampil menggunakan siswa sebagai peserta didik, bukan
strategi pembelajaran yang cocok agar memperhatikan guru sebagai pengajar.
siswa tertarik untuk belajar. Proses Prinsip-prinsip dasar konstruktivisme
pembelajaran matematika banyak adalah peserta didik mengkonstruksi sen-
membutuhkan alat bantu sebagai media diri pengetahuan mereka.
pembelajaran. Sebagai guru mate-matika, Kemampuan yang harus dimiliki
kemampuan menggunakan benda-benda guru matematika menyangkut strategi
fisik atau manipulatif untuk memodelkan pembe-lajaran matematika, antara lain (i)
konsep-konsep matematika merupakan kemampuan dan keterampilan untuk
strategi yang baik dan penting untuk mendorong ber-kembangnya pemahaman
membantu siswa mempelajari matematika dan penghayatan terhadap prinsip, nilai
(Van de Walle, 2008:31). dan proses matematika pada siswa; (ii)
Tugas guru matematika adalah kemampuan dan keterampilan
membimbing peserta didik agar memiliki menumbuhkan kesenangan belajar mate-
pengeta-huan dan nilai matematika, matika pada siswa; (iii) memahami konsep
melaksanakan proses matematika (doing dasar pendidikan, pendidikan matematika,
mathematics), serta menumbuhkan rasa dan proses belajar matematika; (iv)
senang dan cinta terhadap pelajaran kemampuan dan keterampilan
matematika. Untuk mendukung merencanakan program pengajaran
tercapainya misi dan terlaksananya tugas matematika; (v) kemampuan dan
guru tersebut, maka guru matematika keterampilan mengelola kelas, yaitu men-
harus me-miliki pengetahuan, ciptakan suasana belajar yang menarik dan
kemampuan, dan keterampilan mengenai media pengajaran yang sesuai dengan
matematika, karakteristik dan proses materi; (vi) kemampuan dan keterampilan
belajar mengajar matematika. mengevaluasi hasil belajar matematika
Hilbert dan Carpenter dalam Van de siswa serta melaksanakan tindak lanjutnya
Walle mengemukakan para pendidik (Jihad, 2008:160-161).
mate-matika sepakat bahwa para siswa
harus memahami matematika. Teori Penguasaan Penilaian Pengajaran
Konstruktivisme menyarankan bahwa Selain penguasaan materi ajar
peserta didik harus aktif dalam matematika dengan baik dan kemampuan
mengembangkan pemahamannya; teori ini menerapkan strategi pembelajaran yang
memberi wawasan tentang bagaimana baik, seorang guru matematika dituntut
siswa belajar matematika dan membim- harus mampu melaksanakan penilaian

125
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

yang tepat dan benar. Pelaksanaan Hasil penilaian yang dilaksanakan


penilaian hasil belajar siswa bertujuan guru dapat digunakan oleh semua pihak
untuk mendapatkan informasi berharga yang terkait dalam pendidikan. Guru,
yang menyangkut keseluruhan proses siswa, orangtua siswa, kepala sekolah, dan
pembelajaran, strategi pembelajaran, guru bim-bingan/konseling adalah pihak-
penataan ruang belajar, kemampuan guru pihak yang memerlukan hasil penilaian
menguasai kelas dan mengaktifkan siswa (Worthen, dkk, 1997:9). Hasil penilaian
belajar serta mendiagnosis kelemahan- digunakan sebagai dasar untuk
kelemahan dalam proses pembelajaran menentukan peserta didik yang boleh
(Rosyada, 2004:194). melanjutkan ke materi pelajaran
Sesuai dengan kesepakatan dalam selanjutnya dan peserta didik yang perlu
platform mastery learning, penguasaan siswa mendapat layanan perbaikan (remedial).
dalam materi ajar harus minimal 80%. Keseluruhan hasil penilaian dapat
Bagi siswa yang belum mencapainya harus dijadikan acuan sebagai dasar untuk
memperoleh pemulihan dan penguatan melakukan evalu-asi terhadap peserta
sehingga dapat mencapai penguasaan didik. Berdasarkan kesimpulan hasil
minimal tersebut. Bagaimana tingkat evaluasi, para stakeholders dapat menyusun
penguasaan siswa yang sebenarnya dan rencana untuk memperbaiki, merubah
bagaimana metode untuk menanganinya, atau memelihara proses pembelajaran,
hanya dapat disimpulkan melalui penyempurnaan program, dan
pelaksanaan penilaian yang benar. Hasil penyempurnaan pelayanan yang
dari pelaksanaan evaluasi terhadap siswa menyangkut kegiatan belajar mengajar
merupakan kesimpulan yang dapat dibuat maupun penyempurnaan pelayanan yang
guru sebagai pelaksana. Guru matematika menyangkut kegiatan di luar kelas yang
harus selalu melakukan analisis belajar bermanfaat untuk menyelaraskan dan
mengajar se-cara terus menerus dengan mengembangkan kematangan peserta
tujuan untuk: (i) memastikan setiap siswa didik. Maksud dari pelaksanaan penilaian
yang belajar bahwa matematika penting dapat di lihat pada gambar berikut.
dan logis serta dapat mengembangkan Gambar 1 menjelaskan bahwa (i)
watak atau sikap positif, (ii) menyesuaikan memonitor kemajuan siswa mengartikan
atau mengubah aktivitas ketika mengajar, bahwa hasil penilaian harus memberikan
dan (iii) menggambarkan atau memberi guru dan siswa umpan balik terus menerus
komentar tentang perkembangan belajar tentang kemajuan dalam pencapaian
setiap siswa yang ditujukan kepada tujuan; penilaian selama pengajaran harus
orangtua, administrator dan siswa sendiri. menginformasikan setiap siswa dan guru
Kesimpulan dari hasil penilaian tersebut mengenai perkembangan kekuatan
mem-beri kontribusi positif dalam rangka matematika dan kemampuan
memutuskan tentang posisi peserta menyelesaikan soal, jadi tidak hanya
didik/siswa yang dinilai (Knox, 2002:6). menguasai kemampuan prosedural, (ii)

126
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

membuat keputusan pengajaran evaluasi melibatkan guru secara langsung,


mengartikan bahwa guru yang dan hasil evaluasi harus mencer-minkan
merencanakan setiap hari untuk kriteria tentang apa yang dipahami dan
mengembangkan pemahaman siswa harus diketahui siswa, bukan untuk memban-
memiliki informasi harian mengenai pola dingkan siswa yang satu dengan siswa
pikir siswa dan apa ide yang digunakan yang lain, dan (iv) mengevaluasi program
dan dikembangkan; pemecahan soal meng-artikan bahwa, bagaimana program
harian dan diskusi memberikan lebih bekerja untuk mencapai tujuan? Uraian di
banyak data dan susunan yang bermanfaat atas menje-laskan bahwa yang menjadi
dibandingkan dengan apa yang didapatkan sasaran penilaian adalah konsep dan
dari hasil tes tiap bab, (iii) mengevaluasi prosedur, proses mate-matika dan watak
kemajuan siswa mengartikan bahwa proses atau sikap siswa terhadap matematika.

Memonitor
Kemajuan
Siswa

Maksud Membuat
Mengevaluas Dari Keputusan
i Program Penilaian Pengajaran

Mengevaluas
i Kemajuan
Siswa

Gambar 1.
Empat Maksud Penilaian dan Hasilnya
(Sumber: Disesuaikan dari Vande Walle, 2008:81)

127
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

PENUTUP
Kesimpulan
Pertama, seorang guru matematika matematika, bukan untuk
dituntut harus memiliki kemampuan membandingkan dengan peserta
memadai dalam bidang ilmu yang didik/siswa yang lain.
diajarkannya, yakni memiliki pengusaaan Keempat, pembelajaran matematika
bidang ilmu yang diajarkan dan loyal seharusnya lebih ditekankan sebagai
dengan ilmu tersebut, mengikuti wahana pendidikan untuk
perkembangan dengan senantiasa mengembangkan seluruh potensi yang
meningkatkan keilmuannya lewat bacaan, dimiliki peserta didik, termasuk
menulis, serta mengikuti tulisan-tulisan kemampuan bernalar, kreativitas,
dalam jurnal. kemampuan memecahkan masalah,
Kedua, dalam proses pembelajaran kebiasaan kerja keras dan mandiri, serta
matematika, guru sebaiknya berbagai ketrampilan dasar yang
menggunakan strategi pengajaran yang diperlukan dalam hidup bermasyarakat.
dimulai dengan memperhatikan kondisi Kelima, pendidikan matematika di
siswa sebagai peserta didik, bukan sekolah harus dapat membekali siswa
memperhatikan guru sebagai pengajar. dengan pengetahuan, kemampuan dan
Ketiga, pelaksanaan penilaian keterampilan dasar matematika agar
pengajaran matematika oleh guru, lulusannya menjadi warganegara yang
bertujuan untuk menentukan posisi melek matematika
peserta didik/siswa dalam pengajaran
Saran
Pertama, guru diharapkan maka dalam rapor siswa harus diberikan
menguasai secara tuntas kurikulum 10, apapun yang terjadi agar tidak ada
melalui rencana persiapan pembelajaran kebohongan, demikian juga sebaliknya.
(RPP), belajar matematika memiliki pola Ketiga, orang tua siswa agar
yang konsisten yang dimulai dari memberikan bimbingan yang lebih
memahami konsep sampai dengan konstruktif kepada anak-anak, agar
penyelesaian secara menyeluruh. mereka lebih menghargai waktu dalam
Kedua, guru diharapkan dalam belajar karena dengan menghargai waktu
memberikan penilaian kepada siswa agar berarti mulai disiplin dalam menata dan
sesuai standar penilaian jangan ada mengatur waktu belajar siswa apakah di
kebohongan. Kalau siswa dalam ulangan, sekolah maupun di rumah.
tugas dan final tes mendapat skor 10,

DAFTAR RUJUKAN
Jihad, Asep. Pengembangan Kurikulum Historis). Yogyakarta : Multi
Matematika (Tinjauan Teoritis dan Pressindo, 2008.

128
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010

Knox Alan B. Evaluation for Continuing Peningkatan Kualitas Pendidikan.


Education. A Comprehensive Guide to Jakarta : Penerbit Grafindo
Success. San Francisco : John Khazanah Ilmu. 2005.
Wiley & Sons, 2002.
Van De Walle, John A. Matematika
Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional & Sekolah Dasar Dan Menengah -
Implementasi Kurikulum. Jakarta : Pengembangan Pengajaran.
Penerbit Quantum Teaching, Jakarta : Penerbit Erlangga. 2008.
2005.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran.
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Yogyakarta : Penerbit Media
Demokratis. Sebuah Model Pelibatan Abadi. 2004.
Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Worthen Blaine R, Sanders James R
Pendidikan. Jakarta : Prenada
and Fitzpatrick Jody L. Program
Media, 2004.
Evaluation. Alternative Approaches
Sholeh, Munawar. Politik Pendidikan. and Practical Guidelines. New York :
Membangun Sumber Bangsa dengan Longman Publisher, 1997.

129

Anda mungkin juga menyukai