Dampak Penguasaan Guru Dalam Pembelajara
Dampak Penguasaan Guru Dalam Pembelajara
Anetha LF Tilaar
(Dosen pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Manado)
Abstrak: Penguasaan yang harus dimiliki seorang guru matematika dalam rangka
menunjang kesuksesan siswa dalam belajar matematika. Kajian ini bertujuan untuk
memaparkan tentang faktor-faktor yang menjadi indikator kinerja guru matematika yang
mempengaruhi kesuksesan siswa dalam belajar matematika. Kajian ini bersifat kualitatif,
yang memfokuskan pada hal-hal yang diharapkan minimal diketahui dan dipahami pengajar
matematika, dengan berdasarkan pada kajian pustaka dan pengamatan penulis.
PENDAHULUAN
Era globalisasi menuntut setiap bangsa Kunci untuk meningkatkan kualitas
memiliki SDM yang berdaya tahan kuat pendidikan, terletak pada guru sebagai
dan prilaku yang andal. Kemakmuran sosok yang sentral. Kualitas guru
suatu bangsa tidak lagi ditentukan sumber memegang peran penting dalam
daya alamnya, melainkan ditentukan oleh meningkatkan kualitas pen-didikan.
kualitas SDM. Dalam rangka peningkatan Kurangnya kesadaran para guru untuk
SDM, pendidikan merupakan kunci mengembangkan profesi keguruannya,
utama. Pendidikan mempunyai peran mengakibatkan munculnya istilah guru
penting, karena pendi-dikan akan mampu yang berpredikat ‘tukang mengajar’.Guru
meningkatkan SDM yang berkualitas. mem-punyai tugas untuk mendidik,
Pendidikan adalah kunci untuk mengajar dan melatih. Mendidik berarti
membangun SDM, karena pendidikan meneruskan dan mengembangkan nilai-
merupakan salah satu bentuk investasi nilai hidup, mengajar berarti meneruskan
modal manusia (human investment), yang dan mengembangkan pemahaman siswa
akan menentukan kualitas SDM suatu terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,
bangsa (Sholeh, 2005:14). Kualitas SDM sedangkan melatih berarti
jauh lebih penting diban-dingkan dengan mengembangkan kecakapan atau
sumber daya alam yang tersedia. keterampilan pada siswa (Winkel,
Walaupun suatu negara mempunyai 2004:29). Guru yang profesional bukan
sumber daya alam (SDA) yang berlimpah, hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan
tapi tanpa SDM yang berkualitas untuk kepada para muridnya di depan kelas,
me-ngelolanya, maka tidak ada gunanya. tetapi ia harus sanggup menjadikan murid-
Sebaliknya, suatu negara yang memiliki muridnya mempunyai kemam-puan
SDM berkualitas baik, mampu merencanakan, menganalisis dan
menciptakan kemakmuran dan keadilan menyimpulkan masalah yang dihadapi
bagi bangsanya. Contoh konkrit seperti (Nurdin, 2005:7).
negara tetangga Jepang dan Singapura.
122
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010
123
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010
124
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010
125
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010
126
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010
Memonitor
Kemajuan
Siswa
Maksud Membuat
Mengevaluas Dari Keputusan
i Program Penilaian Pengajaran
Mengevaluas
i Kemajuan
Siswa
Gambar 1.
Empat Maksud Penilaian dan Hasilnya
(Sumber: Disesuaikan dari Vande Walle, 2008:81)
127
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010
PENUTUP
Kesimpulan
Pertama, seorang guru matematika matematika, bukan untuk
dituntut harus memiliki kemampuan membandingkan dengan peserta
memadai dalam bidang ilmu yang didik/siswa yang lain.
diajarkannya, yakni memiliki pengusaaan Keempat, pembelajaran matematika
bidang ilmu yang diajarkan dan loyal seharusnya lebih ditekankan sebagai
dengan ilmu tersebut, mengikuti wahana pendidikan untuk
perkembangan dengan senantiasa mengembangkan seluruh potensi yang
meningkatkan keilmuannya lewat bacaan, dimiliki peserta didik, termasuk
menulis, serta mengikuti tulisan-tulisan kemampuan bernalar, kreativitas,
dalam jurnal. kemampuan memecahkan masalah,
Kedua, dalam proses pembelajaran kebiasaan kerja keras dan mandiri, serta
matematika, guru sebaiknya berbagai ketrampilan dasar yang
menggunakan strategi pengajaran yang diperlukan dalam hidup bermasyarakat.
dimulai dengan memperhatikan kondisi Kelima, pendidikan matematika di
siswa sebagai peserta didik, bukan sekolah harus dapat membekali siswa
memperhatikan guru sebagai pengajar. dengan pengetahuan, kemampuan dan
Ketiga, pelaksanaan penilaian keterampilan dasar matematika agar
pengajaran matematika oleh guru, lulusannya menjadi warganegara yang
bertujuan untuk menentukan posisi melek matematika
peserta didik/siswa dalam pengajaran
Saran
Pertama, guru diharapkan maka dalam rapor siswa harus diberikan
menguasai secara tuntas kurikulum 10, apapun yang terjadi agar tidak ada
melalui rencana persiapan pembelajaran kebohongan, demikian juga sebaliknya.
(RPP), belajar matematika memiliki pola Ketiga, orang tua siswa agar
yang konsisten yang dimulai dari memberikan bimbingan yang lebih
memahami konsep sampai dengan konstruktif kepada anak-anak, agar
penyelesaian secara menyeluruh. mereka lebih menghargai waktu dalam
Kedua, guru diharapkan dalam belajar karena dengan menghargai waktu
memberikan penilaian kepada siswa agar berarti mulai disiplin dalam menata dan
sesuai standar penilaian jangan ada mengatur waktu belajar siswa apakah di
kebohongan. Kalau siswa dalam ulangan, sekolah maupun di rumah.
tugas dan final tes mendapat skor 10,
DAFTAR RUJUKAN
Jihad, Asep. Pengembangan Kurikulum Historis). Yogyakarta : Multi
Matematika (Tinjauan Teoritis dan Pressindo, 2008.
128
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME I JILID 2, JULI 2010
129