Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN WIRAUSAHA PENGOLAHAN MAKANAN KHAS DAERAH

YANG DIMODIFIKASI

GURU PENGAJAR:
Bu Rahmi

Oleh:
Aulia Chandra Safira
XII MIPA 3
SMAN 8 BEKASI
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................
BAB 1 pendahuluan..........................
A. Latar belang..........................
B. Tujuan pembuatan.................
C. Manfaat pembuatan...............
BAB 2 landasan teori........................
A. Wirausaha ...............................
B. Pengolahan makanan................
C. Makanan khas daerah................
BAB 3 pembahasan................................
BAB 4 penutup.......................................
A. Kesimpulan.............................................
B. Hambatan................................................
C. Saran........................................................
Daftar pustaka......................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun,
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bekasi, 3 Maret 2021


BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan kelompok tanaman Legum (kacang-kacangan) yang
berasal dari Amerika dan merupakan salah satu sumber protein nabati yang murah dan
mudah dikembangkan, Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan
Perkebunan (2013), pada tahun 2009 produksi buncis di Jawa mencapai 8,57 ton/ha.
Kemudian pada tahun 2010 produksi buncis mengalami penurunan menjadi 8,21 ton/ha. Hal
yang sama juga terjadi pada tahun 2011 yang mengalami penurunan menjadi 7,57 ton/ha.
Hingga pada tahun 2012 produksi buncis mengalami penurunan yang signifikan menjadi 6,15
ton/ha.

Bentuk usaha untuk meningkatkan produksi pertanian seperti tanaman buncis adalah tidak
terlepas dari peranan pupuk sebagai bahan penyubur (Ismawati, 2003). Salah upada yang
dapat dilakukan untuk menunjang produksi hasil dapat dilakukan dengan mengusahakan
agar tanaman mendapat unsur hara yang cukup selama pertumbuhannya, yaitu melalui
pemupukan dan pengaturan jarak tanaman yang tepat. Pupuk merupakan faktor yang
sangat penting untuk menunjang optimalisasi produksi yang telah ditetapkan. Namun, upaya
pemberian pupuk yang dilakukan secara sembarangan dan tidak terukur justru dapat
merugikan tanaman itu sendiri, bahkan tidak sedikit tanaman yang mengalami kematian
akibat cara pemupukan yang kurang tepat, karena itu untuk mencapai keberhasilan usaha
budidaya pertanian secara intensif, diperlukan pemahaman yang benar mengenai pupuk dan
cara pemupukan. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi. Suatu tanaman
dapat tumbuh dengan optimal bila dosis pupuk yang diberikan tepat (Sarief, 1989).

B. Tujuan pembuatan

 Untuk dikonsumsi

C. Manfaat pembuatan

 untuk melestarikan makanan daerah


BAB 2 LANDASAN TEORI
A. Wirausaha

Kewirausahaan suatu ilmu yng mengkaji tentang pengembangan dan


pembangunan semangat kreatifitas serta berani menanggung resiko
terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya
tersebut. Keberanian mengambil resiko sudah menjadi milik seorang
wirausahawan karena ia dituntut untuk berani dan siap jika usaha yang
dilakukan tersebut belum memiliki nilai perhatian di pasar, dan ini harus
dilihat sebagai bentuk proses menuju kewirausahaan sejati.
Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough1
“Wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan
menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya”.
Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari resiko, mereka
mencari peluang.
B. Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang


digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau
mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia
atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan makanan adalah segala
sesuatu yang dapat diolah menjadi makanan. Bahan makanan tersbut
dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan
sumbernya, yaitu:
1. Bahan makanan nabati yang berasal dari umbuh-tumbuhan.
Bahan makanan yang berasal dari binatang atau hewan
termasuk telur
2. Bahan makanan hasil olah dari hewani dan nabati, termasuk
susu dan keju
3. Seorang juru masak sangat perlu mengetahui jenis-jenis bahan
makanan termasuk kualitas, sifat bahan, daya simpan dan
kegunaan bahanbahan tersebut. Kualitas dari makanan yang
diolah sangat tergantung dari kualitas bahan makanan yang
digunakan. Disamping jenis bahan makanan, perlu juga diketahui
daya simpan bahan tersebut baik di dalam ruang pendingin,
maupun ruang pembeku, karena masing-masing bahan memiliki
daya simpan yang berbeda-beda.
C. Makanan Khas Daerah

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuh oleh setiap orang.
Makanan merupakan kebutuhan manusia untuk menunjang kelangsungan
hidup yang berguna untuk pertumbuhan dan membangun sel tubuh, menjaga
agar tetap sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya. Dapat dikatakan bahwa
fungsi makan secara umum antara lain makanan sebagai sumber tenaga,
makanan sebagai bahan pembangun serta pertumbuhan tubuh, dan makanan
sebagai pengatur aktivitas tubuh. Oleh karena itu, setiap makhluk hidup
membutuhkan makan untuk kelangsungan hidupnya.
Tradisi berasal dari bahasa latin yaitu tradisio, yang berarti kabar atau
penerusan. Tradisi dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang diturunkan
secara turun-temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisional dapat diartikan sebagai sikap
dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan
adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Tradisional juga dapat
didefiniskan sebagai suatu kebiasaan yang berasal dari leluhur yang diturunkan
secara turun temurun dan masih banyak dijalankan oleh masyarakat saat ini.
Sesuatu atau seseorang dikatakan tradisional jika sikap, cara berpikir, tindakan,
atau 10 karakteristik lainnya mengikuti adat, kebiasaan, atau norma yang
diwariskan secara turun-temurun.
BAB 3
PEMBAHASAN

1. MEMBUAT DAFTAR DAN DESKRIPSI MAKANAN KHAS DAERAH


NAMA MAKANAN :
KATEGORI : NABATI
ASAL DAERAH : BEKASI
CIRI KHAS : RASANYA ASIN, TERBUAT DARI BUNCIS
TANTANAGN : AGAK KERAS JADI HARUS DITAMBAH AIR LALU DI
REBUS SBNTR HINGGA AIRNYA HABIS

2. IDENTIFIKASI RAGAM BAHAN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

NO RAGAM BAHAN PERALATAN


1. Buncis Kompor
2. Wortel Panci
3. telur Pisau
4. Cabe Talenan
5. Bawang merah,putih, dan bombay Piring
6. Minyak
7.
DST

3. IDENTIFIKASI PROSES PEMBUATAN

NO CARA
1. Dipotong
2. Dicuci
3. Di tumis

4. IDENTIFIKASI LAPORAN KEUANGAN

NO
1. BY. BAHAN BAKU a. wotel Rp. 2.000,00
b. buncis Rp. 3.000,00
c. telur Rp. 3.000,00
d. sosis Rp. 5.000,00
2. BY. ADM DAN UMUM a) cabe Rp. 2.000,00
b) bawang Rp. 2.000,00
c) bawang Rp. 3.000,00
bombay
d) minyak Rp. 7.000,00
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulann nya adalah saya berhasil membuat masakan buncis ini
B. Hambatan
Tidak ada, hanya saya kesusahan memotong wortel
C. Saran
Semoga lebih baik kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/contoh-kata-pengantar/
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5270/2/BAB%20I.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/2410/3/3._BAB_II_LANDASAN_TEORI.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9769/5/BAB%20II.pdf

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17436/2/T1_152015001_BAB
%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai