DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7 KELAS 3B
2020
1. Dinding
2. Jendela
a. Laboratorium harus memiliki jendela yang dilengkapi dengan kasa penahan insekta
sehingga ketika dibuka tidak menyebabkan jenis-jenis insekta seperti lalat dan
sebagainya memasuki laboratorium
b. Laboratorium harus memiliki jendela yang dipasang teralis.
3. Lantai
a. Lantai harus tidak dapat ditembus oleh tumpahan bahan, penutup lantai dijadikan
satu dengan dinding (missal dengan perekat, las panas vinil flooring, dan slab baja
dengan lapisan epoksi;
b. Lantai pada lokasi penyimpanan bahan korosif harus dari bahan yang kedap cairan.
a. Setiap laboratorium harus mempunyai bak cuci tangan yang letaknya dekat dengan
pintu ke luar. Penting sekali mencuci tangan sebelum meninggalkan laboratorium,
untuk membersihkan tangan dari bahan kimia/biologis yang menempel baik
disadari ataupun tidak;
b. Bak cuci tangan harus mempunyai bibir yang cukup untuk menghindari percikan
air ke lantai, agar lantai tidak licin.
5. Penyimpanan Bahan Kimia
a. Rak penyimpanan bahan kimia tidak boleh berada di atas bak cuci.
b. Bahan kimia harus diwadahi dan disimpan sesuai dengan aturannya, seperti tidak
menyimpan bahan kimia incompatible berdekatan.
Contoh :
Tidak menyimpan bahan kimia yang bersifat oksidator dan reduktor berdekatan
karena dapat menimbulkan reaksi.
c. Tidak menyimpan pelarut-pelarut organik dalam ruang asam, karena di tempat ini
banyak bekerja dengan api.
d. Limbah kimia dikumpulkan dalam wadah sesuai dengan aturannya untuk
selanjutnya dihilangkan bahan kimia berbahayanya.
1) Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah terpisah
menurut tipe bahan kimia yang berkaitan
2) Wadah diberi label (A-J)
3) Dengan label A-J dipastikan bahan kimia yang terkumpul dalam satu kategori
tidak bereaksi satu sama lain
4) Pengecekan untuk kandungan asam dan basa, pH indikator (No. Kat. 109535)
5) Sebelum dikumpulkan, lakukan penetralan. Sediakan larutan penetral
6. Furniture
7. Jalan keluar
a. Lebar gang dalam laboratorium (aisle clearance) minimum 24 inch (60 cm). Jalan
utama (main aisle) untuk ke luar emergensi minimum 36 inch (90 cm)
b. Gang dan jalan utama harus bebas hambatan, tidak boleh menyimpan apapun di
gang dan jalan utama;
c. Pintu-pintu laboratorium sebaiknya dapat menutup sendiri, juga dapat dibuka
dengan mudah;
d. Daun pintu harus membuka ke arah luar, untuk memudahkan personil ke luar
laboratorium pada waktu keadaan bahaya;
e. Dalam keadaan darurat personil laboratorium tidak ke luar melalui daerah/ lokasi
yang lebih berbahaya, tetapi sebaliknya harus menjauhi daerah tersebut
8. Penerangan
a. Semua areal laboratorium harus mendapat penerangan yang memadai baik oleh
cahaya alami ataupun buatan untuk kesehatan dan keselamatan kerja. Intensitas
cahaya yang masuk dapat diatur dengan tirai;
b. Kamar gelap, kamar tissue culture, kamar dingin dan kamar panas harus
dihindarkan dari cahaya alami;
c. Level illuminasi yang direkomendasikan 90 foot-candles;
d. Lampu dapat ditempatkan pada langit-langit, parallel dengan meja lab dan
diposisikan agar tidak membentuk bayangan.
a. Listrik
1) Pipa saluran limbah cair harus terpisah dengan pipa saluran air buangan
domestic;
2) Pipa saluran air pendingin harus berbeda dengan pipa saluran air minum.
Menurut Griffin, Luas ukuran satu unit modul laboratorium sebesar ±1800 cm2.
a. Total lebar satu unit modul sebesar 300 cm
b. Total panjang satu unit modul sebesar 600 cm
a. Lebar ukuran meja kerja laboratorium sebesar ± 30 inch (75 cm) dan panjang
yang disesuaikan
b. Jarak antar meja kerja laboratorium dengan meja peralatan minimum 5 ft (150
cm), sebagian menjadi tempat kerja dan sebagian menjadi gang yang arahnya
menuju keluar atau ke jalan utama. Bilamana terjadi bahaya yang diikuti dengan
uap/asap tebal, orang dapat merangkak dan otomatis menuju keluar.
c. Tinggi permukaan meja kerja laboratorium untuk bekerja sambil duduk 30 -32
inch ( 75- 80 cm) dan untuk bekerja sambil berdiri 35 -37 inch . Untuk orang
Indonesia perlu dikoreksi.