Anda di halaman 1dari 4

KOMPARASI KOEFISIEN PERMEABILITAS (k) PADA TANAH KOHESIF

Noegroho Djarwanti
Jurusan Teknik Sipil FT-UNS, Jln. Ir. Sutami 36A Surakarta. Telp: 0271 647069.
Email: noegrohodjarwanti@yahoo.com

Abstract
Soils are granule structure which form interrelated pores. The water capability to penetrate the soil media is denoted as
the coefficient of permeability (k). This research is conducted with falling head and consolidation test. From these test
the obtained k value is compared with some k values stated in literatures. The k values in this tests range from
1.00967E-07 cm/s to 2.98689E-05 cm/s. The k value of consolidation test is lower than that of falling head test. The dif-
ference of k value between test and literature are 2.15852E-05 cm/s to 3.35206 E-07 cm/s and 8.914E-08 cm/s to
1.607E-07 cm/s by falling head test and consolidation, respectively. Both differences are in the range of 10-8 cm/s to 10-
5
cm/s.

Keyword:
coefficient of permeability, consolidation test, falling head test, cohesive soil.

PENDAHULUAN Uji laboratorium yang dilaksanakan pada penelitian


Koefisien permeabilitas tanah (k) digunakan untuk ini ada 2 (dua) yaitu :
mengetahui besarnya rembesan pada permasalahan
bendungan, saluran irigasi, tanggul tanah, sumur a. Uji tinggi jatuh (falling head test)
resapan dan lainnya. Dengan mengkomparasi nilai (ASTM D 2434 - 68)
koefisien permebilitas antara data lapangan dengan Uji ini untuk tanah berbutir halus (lempung dan
nilai kisaran yang diberikan literatur, maka lanau), dimana koefisien permeabilitas dapat
diharapkan hasilnya dapat digunakan untuk dicari dengan Persamaan 2:
memprediksi nilai awal koefisien permeabilitas. h dh
Sampel tanah diambil dari perumahan Josroyo-Jaten q = k .i. A = k . . A = −a ................... (2.a)
L dt
Karanganyar yang direncanakan akan dibangun su-
 aL   h1 
mur resapan sebagai solusi akibat adanya fluktuasi k = 2,303. . log  ......................(2.b)
perubahan air yang tinggi sehingga sering banjir,  At   h2 
jadi diharapkan nilai k dapat digunakan sebagai data dengan :
awal untuk mengetahui besarnya kecepatan rembe- h = h1-h2 = beda tinggi sembarang waktu t (m)
san air. A = luas potongan melintang benda uji (m2)
a = luas pipa pengukur (m2)
Head (1981), Bowles (1991) dan Das (1995), L = panjang sampel (m)
menyatakan bahwa aliran air dalam tanah sangat
dipengaruhi oleh karakteristik tanah antara lain:
jenis tanah, ukuran dan bentuk butiran, komposisi
Saat t1 =0
mineral, rongga pori (void ratio), derajat kejenuhan Luas = a
dh
dan tipe aliran. h
Darcy (1956) memberikan persamaan pengaliran air Kertas pori
pada lapisan tanah jenuh sempurna sebagaimana Saat t2-t1
ditunjukkan pada Persamaan 1: h1
q = A.k i ....................................................... (1.a)
s h2
q
v= = k i ................................................... (1.b) Luas = A
a
A m
dengan : L p
q = volume aliran air per satuan waktu (cm3) e
A = luas penampang tanah yang dilewati air (cm2) l
k = koefisien permeabilitas (cm/dt)
i = gradien hidraulik
v = kecepatan aliran (cm/dt)
Gambar 1. Skema pengujian falling head test

MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008/21


b. Uji konsolidasi (consolidation test) HASIL DAN PEMBAHASAN
(ASTM D 2435 - 90) Hasil uji Distribusi Ukuran Butir untuk seluruh
Konsolidasi adalah proses keluarnya air dari sampel tanah sebanyak 14 seperti ditampilkan pada
rongga pori dari tanah jenuh dengan Gambar 2, selanjutnya klasifikasinya serta nilai
permeabilitas rendah akibat beban. Koefisien koefisien permeabilitas hasil pengujian diuraikan
permeabilitas diperoleh dari persamaan pada Tabel 2.
konsolidasi yaitu : Pembahasan diuraikan dalam bentuk Tabel 3 dan
Gambar 3.
Tv .γ w .∆e.( H2 )
2

k= ................................ (3.a) 100


t.∆σ .(1 + e) 90
1
2
3
4
80
Untuk 90% konsolidasi, Tv = 0.848, maka dapat 5
6
70 7
diperoleh persamaan koefisien permeabilitas :

P e rs e n ta s e L o lo s (% )
8

0,848.γ w .∆e.( H2 )
9
2 60 10
11

k= ........................... (3.b) 50 12

t90 .∆σ .(1 + e)


13
40 14

Koefisien permeabilitas tanah biasanya 30

dinyatakan pada temperatur 200 C. 20

µT 10

k 20 = kT . ........................................ (3.c) 0
µ 20 10 1 0.1 0.01 0.001

Diameter Tanah (mm)


dengan :
t = waktu pengaliran (menit) Gambar 2. Grafik Distribusi Ukuran Butir
Tv = faktor waktu
H = panjang rata-rata lintasan drainase (cm)
∆e = perubahan angka pori pd perubahan Tabel 2. Nilai k hasil Uji falling head test & Uji
tekanan tertentu konsolidasi
γw = berat volume air (kg/cm3) No
Sam
γb Klasi
k (fal-
ling head)
k
(consolidation)
fikasi
pel (gr/cm3) (cm/dt) (cm/dt)
Koefisien permeabilitas secara empirik telah banyak 1 1,694 CL 2,26180E-06 1,607E-07
diusulkan oleh beberapa pakar antara lain seperti 2 1,665 CL 1,20673E-05 1,607E-07
diuraikan pada Tabel 1: 3 1,638 CL 7,35725E-07 1,607E-07
CL,
4 1,694 5,11629E-06 8,914E-08
Tabel 1. Nilai k beberapa peneliti ML
5 1,693 CL 1,03010E-06 1,008E-07
Nilai k 6 1,677 CL 2,98689E-05 1,607E-07
Peneliti Karakteristik
(cm/dt) 7 1,644 CL 3,83124E-06 1,008E-07
Lanau -4 -9 8 1,655 CL 2,01571E-06 1,351E-07
Bowles (1991) 10 - 10
Kelempungan 9 1,733 CL 1,00967E-07 1,607E-07
0,001-0,00001 CL
Lanau 10 1,726 1,61985E-07 1,351E-07
Das (1995) kurang dari
Lempung 11 1,695
CL,
2,15852E-05 8,914E-08
0.000001 ML
Perlof & Drainase 12 1,645 CL 3,21535E-07 1,607E-07
10-3 - 10-7
Baron (1976) Buruk 13 1,645 CL 3,35206E-07 1,607E-07
Casagrande Drainase -3 -7
10 - 10 14 1,645 CL 3,30790E-07 1,607E-07
(1938) Buruk

METODE Tabel 3. Perbandingan nilai k penelitian dan nilai k


Penelitian ini menggunakan metode eksperimen literatur
fisik di laboratorium yang meliputi 2 tahapan yaitu : Nilai k (cm/dt)
1. Persiapan alat dan sampel tanah. Falling
Konsolidasi Bowles
Braja Perlof & Casa
Head M Das Baron grande
2. Pelaksanan uji falling head dan consolidation.
Langkah selanjutnya adalah dengan mengkomparasi 1991 1995 1976 1938

hasil eksperimen fisik di laboratorium terhadap 1,00967 E-07 8,914 E-08 10 E-04
10 E-4
10 E-03 10 E-03
s.d.
sampel yang ada dengan hasil eksperimen empirik s.d. s.d. s.d.
10 E-6
s.d. s.d.
2,98689 E-05 1,607E-07 10 E-09 10 E-07 10 E-07
yang telah ada pada jenis sampel yang sama. (lanau)
< 10 E-7
(lempung)

22/ MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008


nilai k yang diberikan oleh Bowles (1991), Perlof &
10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 Baron (1976) dan Casagrande (1938).
Bowles
(1991) REKOMENDASI
Das, B.M. 1. Penelitian dilakukan dengan variasi lain misal-
(1995) nya ukuran dan posisi sampel yang berbeda.
Perlof & 2. Penelitian menggunakan uji langsung di lapan-
Baron gan (cross check dengan uji di lapangan).
(1976)
Casagrande
(1938) REFERENSI
Falling
Anonim. (1997), “Annual Book of ASTM Stan-
Head Test dart”. Section 4 Volume 04.08.
Consolida- Bowles, J.E. (1991), ”Sifat-Sifat Fisis dan
tion Geoteknis Tanah”, Erlangga.
Gambar 3. Grafik Perbandingan nilai k penelitian Das, B.M. (1995), ”Mekanika Tanah (Prinsip-
dan k literatur Prinsip Rekayasa Geoteknik)”, Jilid 2. Jakarta
SIMPULAN : Erlangga.
Nilai koefisien permeabilitas uji consolidation lebih Hardiyatmo, H.C. (2002), ”Mekanika Tanah I”.
kecil dibandingkan hasil falling head test. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Head, K.H. (1981), “Manual of Soil Laboratory
Nilai koefisien permeabilitas untuk: Testing Volume 2”, Pentech Press.
• Falling head test antara 1,00967 E-07 cm/dt Smith, M.J. (1992), „Mekanika Tanah“. Jakarta :
sampai dengan 2,98689 E-05 cm/dt. Erlangga.
• Consolidation test antara 8,914 E-08 cm/dt Sunardi. (2006), „Studi Koefisien Permeabilitas (k)
sampai dengan 1,607 E-07 cm/dt Pasir Gap Graded“, Skripsi, Jurusan Teknik
nilai keduanya dalam range antara 10-7 cm/dt Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
sampai 10-5 cm/dt sehingga lebih sesuai dengan Maret, Surakarta.

MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008/23


24/ MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 2008

Anda mungkin juga menyukai