Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : ……………………………………………………………………………
Fakultas : ……………………………………………………………………………
UPBJJ-UT : ……………………………………………………………………………
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
……………………., ………………………
Esti Muslikah
1. Keberhasilan LWK tidak terlepas dari jurus jitunya menganalisis situasi eksternal. Anda diminta
untuk:
a. Menjelaskan komponen lingkungan (mikro dan makro) yang penting untuk dianalisis agar
dapat mempertahankan kinerja penjualannya.
ANALISIS PELANGGAN
Para manajer perlu mengetahui siapa pelanggan saat ini dan pelanggan potensial, apa saja
kebutuhan mereka, persepsi kualitas produk perusahaan dan pesaing di mata konsumen, dan
perubahan apa yang mungkin terjadi pada kebutuhan konsumen. Informasi yang dibutuhkan
tentang konsumen sebenarnya tidak terbatas. Maksudnya, informasi apa pun tentang mereka
diperlukan sepanjang berkaitan dengan preferensi merek atau produk mereka. Salah satu metode
untuk memperoleh informasi secara sistematis adalah model 5 W: who, what, where, when, dan
why. Pertanyaan-pertanyaan menyangkut model tersebut disajikan :
a. Kebutuhan dasar apa dari non-konsumen yang tidak dipenuhi oleh produk kita?
b. Apa fitur, benefit, maupun keunggulan produk pesaing yang menarik bagi non-konsumen?
c. Adakah isu-isu distribusi, promosi, dan harga yang menyebabkan non-konsumen tidak
membeli produk kita?
d. Adakah potensi untuk mengonversi non-konsumen menjadi konsumen?
SIAPA PELANGGAN SAAT INI DAN PELANGGAN POTENSIAL (WHO)?
Yang perlu diketahui adalah karakteristik pelanggan kita saat ini maupun pelanggan potensial.
Untuk pasar konsumen perlu dilakukan segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografi (jenis
kelamin, usia, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, etnisitas, dan lain-lain), geografi (tempat tinggal, kota, pulau, kepadatan
penduduk, dan lain-lain), psikografi (sikap, opini, minat, motivasi, gaya hidup, dan lain-lain), dan
perilaku konsumsi (tingkat pemakaian, tipe produk yang dibeli, frekuensi pembelian, lama
berlangganan, dan seterusnya).
Untuk pasar bisnis perlu dilakukan segmentasi berdasarkan karakteristik bisnis (jenis usaha, skala
usaha, pertumbuhan usaha, lama berlangganan, dan lain-lain). Selain itu, perlu juga diketahui unit
pengambil keputusan atau siapa yang berwenang mengambil keputusan dalam perusahaan
pelanggan.
Profitabilitas setiap segmen, bahkan setiap konsumen kalau mungkin, sangat berguna bagi
perusahaan. Karena pada prinsipnya, layanan yang baik harus diprioritaskan pada konsumen yang
profitable, konsumen yang merugikan dapat diabaikan. Oleh karena itu, perhitungan rugi laba atas
setiap segmen atau konsumen individu, kalau memungkinkan, sangat penting dilakukan.
Apabila data lengkap segmentasi pasar dapat dilakukan dengan ”Cluster Analysis”. Dengan analisis
ini kita dapat memperoleh profil setiap segmen. Apabila dikombinasi dengan analisis diskriminan1,
kita dapat membuat model tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi profitabilitas konsumen
saat ini. Model ini dapat diterapkan untuk memprediksi profitabilitas setiap pelanggan potensial.
Bagian ini merupakan perilaku konsumen setelah pembelian (post- purchase behavior). Setelah
pembelian perusahaan perlu mengetahui kepuasan konsumen dan bagaimana konsumen
memperlakukan produk. Untuk pasar bisnis setelah pembelian produk tentu masuk dalam proses
produksi perusahaan. Untuk pasar konsumen, perilaku pembeli setelah penjualan menyangkut
perlakuan atas produk, perawatan produk, pembuangan produk (apabila sudah tidak terpakai) dan
seterusnya.
DI MANA KONSUMEN MEMBELI PRODUK KITA? (WHERE)
Pertanyaan ini berkaitan dengan distribusi. Tempat pembelian produk dapat dibagi menjadi non-
store retailing (MLM, door-to-door selling, personal selling, electronic commercial, dan lain-lain)
maupun store retailing. Eceran toko sendiri dapat dibagi menjadi eceran tradisional dan eceran
modern.
Eceran yang berkembang saat ini adalah eceran internet. Banyak produk konsumen maupun bisnis
yang dipasarkan melalui jalur distribusi ini. Bahkan, produk-produk yang sebelumnya dijual di
toko, banyak yang sudah beralih ke internet, misalnya soft-ware.
Pertanyaan ini berkaitan dengan waktu (timing) konsumen membeli produk. Banyak produk yang
penjualannya bersifat musiman. Musim dimaksud bisa bersifat bulanan, mingguan, maupun harian.
Payung dan sepatu lumpur adalah produk yang memiliki siklus penjualan bulanan. Keduanya
mencapai puncak penjualan pada musim hujan. Pusat-pusat wisata umumnya memiliki siklus
mingguan. Hari Sabtu dan Minggu adalah puncak kunjungan.
Pertanyaan ‘WHY’ berkaitan dengan benefit apa alasan konsumen (disebut point of selling)
memilih produk kita. Agar lebih akurat perlu juga diketahui kenapa konsumen tidak memilih
pesaing. Pertanyaan ini perlu diajukan karena kadang-kadang perusahaan tidak tahu kenapa
pelanggan memilih produknya. Dengan mengetahui atribut-atribut yang menjadi bahan
pertimbangan konsumen, perusahaan dapat mengetahui keunggulan bersaing produknya, sehingga
dapat memberi prioritas untuk mengelola atribut-atribut tersebut.
Pertanyaan HOW berkaitan dengan cara pembayaran yang diinginkan atau mampu dilakukan
konsumen, apakah kas, kredit, ataukah kartu kredit. Sebagai contoh, sebanyak 80% pembayaran
sepeda motor, mobil maupun rumah baru di Indonesia dilakukan dengan kredit. Transaksi on-line
umumnya dilakukan dengan kartu kredit. Pertanyaannya, dapatkah cara pembayaran kita jadikan
sebagai point of selling? Adakah cara-cara pembayaran baru yang memudahkan konsumen membeli
produk kita?
ANALISIS PERSAINGAN
Tujuan analisis pesaing adalah untuk mengetahui: (1) kekuatan dan kelemahan pesaing, dan (2)
perilaku masa depan pesaing. Kekuatan dan kelemahan pesaing dibandingkan dengan kekuatan dan
kelemahan perusahaan kita. Situasi yang berbahaya terjadi pada dimensi di mana pesaing kuat dan
kita lemah. Sebaliknya, apabila kita kuat dan pesaing lemah pada suatu dimensi, maka dimensi
tersebut menjadi keunggulan bersaing kita. Kalau sama-sama kuat pada suatu dimensi, maka
kekuatan perusahaan kita pada dimensi tersebut memiliki nilai strategis yang rendah. Kelemahan
perusahaan kita pada suatu dimensi tidak menjadi masalah besar apabila pada dimensi yang sama
pesaing juga lemah.
Penentuan ‘siapa pesaing kita’ dapat dilakukan berdasarkan pendapat konsumen, maupun
perusahaan sendiri. Dalam penentuan pesaing berdasarkan pendapat konsumen, ada jenis informasi
yang dapat digali dari konsumen, yaitu pertama, persepsi tentang kesamaan merek-merek. Kedua,
preferensi merek yang tersedia di pasaran. Dari sisi kesamaan, merek-merek yang memiliki
kesamaan adalah yang bersaing. Semakin banyak kesamaan semakin tinggi persaingan antar merek.
Dari sisi preferensi, persaingan terjadi antar merek yang tingkat preferensi konsumen pada mereka
berdekatan. Sebab, menurut pengertian dari sudut bisnis, persaingan adalah perlombaan antar merek
untuk dipilih konsumen dalam pembelian.
Aspek kesamaan dan preferensi dapat diolah untuk menghasilkan peta persepsi (perceptual map)
yang menggambarkan persaingan secara visual. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan
multidimension scaling.
TREN POLITIK
1. Apakah pergantian pemerintahan berpengaruh pada bisnis dan
ekonomi?
2. Bagaimana suhu politik nasional dan daerah setiap pemilihan umum?
3. Apakah ada usaha kita menjalin relasi dengan pemerintahan terpilih?
ISU HUKUM DAN PERATURAN
TREN DEMOGRAFI
1. Bagaimana struktur keluarga, apakah masih didominasi oleh keluarga
tradisional (suami, istri, dan anak) ataukah sudah bergeser pada single
parent dan anak?
2. Bagaimana komposisi penduduk berdasarkan usia? Apakah penduduk
berusia tua semakin banyak?
3. Bagaimana distribusi penduduk, apakah lebih dari separuh berdiam di
pulau Jawa dan apakah penduduk pedesaan masih lebih banyak
dibanding penduduk perkotaan?
TREN LINGKUNGAN ALAM
1. Lingkungan alam ditandai oleh pemerosotan kualitas. Hutan telah
berkurang, gurun bertambah, air tanah tercemar, danau dan sungai
terpolusi, udara tercemari karbon dioksida, yang selain mengurangi
kualitas udara, juga menyebabkan pemanasan global. Pertanyaannya,
adalah apakah di antara tren tersebut yang menjadi isu penting dan
menonjol belakangan ini?
2. Adakah tren baru lingkungan alam selain yang sudah ada selama ini?
b. Mengidentifikasi dan menganalisis lingkungan mikro dan makro yang menjadi kunci sukses
LWK membayang-bayangi pemain kopi kemasan yang berskala besar seperti Cap Kapal
Api dan Nescafe.
Tren Politik
Pergantian pemerintah tidak berpengaruh pada bisnis LWK dan perekonomian karena
produk LWK merupakan bisnis swasta.
Suhu politik nasional dan daerah tidak mempengaruhi produk LWK.
Produk LWK tidak menjalin relasi dengan pemerintahan terpilih.
Teknologi
Dengan teknologi produksi produk LWK yang maju sehingga dapat memproduksi produk
dengan efektif dan efisien.
Dengan kemajuan teknologi sosial media, konsumen menjadi lebih mengenal produk-
produk Luwak White Koffe.
Tren Budaya
Dengan tren gaya hidup generasi milenial sekarang yang sering nongkrong dan minum
kopi, maka Luwak White koffe menjadi pilihan utama mereka karena mereka sudah bosan
dengan produk kopi hitam yang instant, kopi instant susu, kopi tubruk dan kopi tubruk
susu yang berbahan dasar kopi hitam dengan rasa manis karena sudah mengandung gula.
Tren Demografi
LWK memperoleh momentum yang tepat meledakkan produk kopi putih karena tingkat
pendapatan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat serta bonus demografi
(meningkatnya generasi milenial).
Analisis Pelanggan
Saat ini pelanggan yang potensial untuk membeli produk kita adalah seluruh kalangan
masyarakat pecinta kopi yang ingin merasakan kopi dengan rasa yang berbeda
Konsumen yang membeli Produk White Koffe dengan kemasan botol, memakai bekas
kemasan botol untuk isi ulang tempat minumnya dan bisa digunakan untuk kerajinan daur
ulang.
Konsumen dapat membeli produk kita di warung-warung kopi yang bisa langsung disajikan
kepada mereka dan konsumen dapat menikmati produk LWK dalam bentuk sachetan yang
bisa dibeli di toko-toko dan supermarket terdekat.
Dengan pelanggan yang bisa menemukan produk LWK dengan mudah maka pelanggan
bisa menikmati produk kapan saja sesuai keinginan konsumen.
Potensial pembelian konsumen terhadap produk LWK sangat tinggi kecuali konsumen yang
tidak suka kopi atau konsumen yang memiliki sakit jantung dan lambung.
Analisa Persaingan
Dengan pengaruh wilayah geografis yang berbeda maka memasarkan produk sangat berpengaruh,
seperti kopi luwak yang sangat populer di Jawa Tengah maka produk kopi luwak white koffe masuk
ke Jakarta karena orang Jawa tengah banyak di Jakarta.
2.Keberhasilan LWK sangat dipengaruhi oleh strategi Positioning dan Diferensiasi. Anda diminta untuk:
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati
suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler,
1997). Positioning merupakan elemen yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran.
Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap
produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan
menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan posisi
antara lain :
a) Positioning menurut atribut produk.
Usaha memposisikan diri menurut atribut produknya.
b) Positioning menurut manfaat.
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu
c) Positioning menurut harga/ kualitas.
Produk diposisikan sebagai nilai (harga dan kualitas) terbaik.
d) Positioning menurut penggunaan/ penerapan.
Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan/
penerapan.
e) Positioning menurut pemakai.
Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai.
f) Positioning menurut pesaing.
Produk memposisikan diri sebagai lebih baik daripada pesaing utamanya.
g) Positioning menurut kategori produk.
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk.
Positioning produk begitu penting karena merupakan titik awal untuk menentukan strategi
pengembangan merek. Setelah menentukan positioning produk, tahap selanjutnya adalah
menentukan diferensiasi untuk menciptakan kredibilitas. Dengan kredibilitas ini akan
semakin memperkuat merek yang dimiliki.
a) Sasaran
Cakupan pasar seluas-luasnya, penerimaan saluran, volume penjualan dan keuntungan.
Karena ketersediaan produk kopi putih merek “Luwak” di segala channel distribusi yang
dapat dijangkau di Indonesia baik di pasar modern maupun pasar tradisional.
b) Perantara
Jumlah banyak semua tipe dan level outlet, karena roduk kopi putih merek “Luwak” dapat
diperoleh di minimarket, supermarket sampai warung rokok pinggir jalan sekalipun.
c) Pelanggan
Pada pasar konsumen memiliki jumlah banyak berorientasi pada kemudahan karena produk
mudah ditemui. Pasar organisasi produk difokuskan pada semua tipe pelanggan karena
produk kopi sangat digemari masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa minum kopi.
Pelayanan produk secara langsung diharapkan dari perantara.
d) Penekanan Pemasaran
Berdasarkan pasar konsumen produk LWK, mempromosikan produk white coffee merek
“Luwak” di berbagai media massa baik cetak, radio, sosial media maupun televisi dan
ternyata produk kopi putih merek “Luwak” tersebut menjadi sangat populer. Pasar
organisasi menggunakan komunikasi teratur, dengan layanan superior.
e) Kerugian utama
Memiliki kontrol saluran yang terbatas.
Berdasarkan karakteristik di atas, strategi distribusi yang diterapkan oleh LWK yaitu
distribusi intensif. Distribusi yang memanfaatkan produk di mana-mana agar mudah
ditemukan pembeli.
(Sumber: EKMA4475 Modul 6)
Media promosi yang digunakan produk LWK menggunakan strategi iklan. Dikarenakan
LWK mempromosikan produk white coffee merek “Luwak” di berbagai media massa baik
cetak, radio, sosial media maupun televisi dan ternyata produk kopi putih merek “Luwak”
tersebut menjadi sangat populer dan sangat digemari masyarakat Indonesia yang sudah
terbiasa minum kopi. Berikut analisa strategi promosi dari beberapa karakteristik iklan
LWK:
Presentasi publik
Iklan adalah metode komunikasi yang bersifat massal. presentase publik tersebut
merupakan sebuah pengesahan dan penyeragaman standar produk. Artinya, semua
produk yang dihasilkan harus sesuai dengan yang diiklankan. Karena banyak orang
yang menerima pesan yang sama, alasan membeli produk juga bersifat umum.
Ditunjukkan dengan membalikkan paradigma bahwa kopi pasti hitam warnanya
dengan membuat produk kopi putih atau white coffee.
Pervasiveness.
Dalam medium yang memungkinkan perusahaan menyampaikan pesan berulang-
ulang (seperti iklan televisi dan surat kabar) atau yang memungkinkan iklan
disajikan audiensi berulang-ulang (seperti Billboard dan poster). Dalam hal ini
produk LWK memanfaatkan media-media massa baik cetak, radio, sosial media
maupun televisi dan ternyata produk kopi putih merek “Luwak”.
Dramatisasi pesan
Dalam iklan, pesan dapat diterima disasi melalui warna, estetika, suara, dan gambar.
Ditunjukkan branding “Luwak” menjadi kata yang identik dengan produk kopi
termahal di dunia karena berasal dari binantang “Luwak”, sehingga kata kopi luwak
identik dengan kualitas kopi terbaik.
Impersonalitas
Audiens tidak memiliki kewajiban perhatikan iklan. Jadi, terasa lebih adil bagi
audiens. Lain halnya dengan personal selling. Sekali bersedia mendengarkan,
audiens harus memberi perhatian dan waktu kepada sales representative.