Pektin Jeruk Bali (Citrus Maxima, L) Dalam Formulasi Sirup Kering Buah Mengkudu
Pektin Jeruk Bali (Citrus Maxima, L) Dalam Formulasi Sirup Kering Buah Mengkudu
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian penggunaan pektin jeruk bali sebagai bahan penstabil dalam formula sirup
kering buah mengkudu. Sirup kering buah mengkudu menggunakan bahan aktif buah mengkudu dan
diformulasikan dalam sediaan sirup kering dengan penambahan bahan penstabil berupa pektin dari
kulit jeruk bali. Penelitian ini dilakukan dengan membuat variasi jumlah pektin yaitu 0;0,5; 1 dan
1,5% pada formula sirup kering, sementara jumlah sakarosa dalam formula adalah tetap sebesar
20%. Uji fisik terhadap produk sirup kering meliputi: kestabilan pH, viskositas, endapan, angka
lempeng total, angka kapang dan khamir selama 7 hari. Hasil uji menunjukkan penambahan pektin
berpengaruh terhadap kastabilan sirup kering buah mengkudu. Formula sirup kering dengan
penambahan pektin 0,5% memiliki pH 4.57, viskositas 540 serta nilai ALT jauh dibawah batas ≤106
kol/gr dan AKK ≤104 kol/gr.
ABSTRACT
The research of pectin as a stabilizer in Morinda dry syrup had been carried out. Morinda dry syrup
using morinda citrifolia fruit as active ingredients and formulated in dry syrup with the addition of a
pectin as stabilizer from Citrus maxima L. This research was done by varying of pectin amount ie 0;
0,5; 1 and 1.5% in dry syrup formulas, while the amount of saccharose in the formula is fixed at
20%. Physical tests carried out on dried syrup products include: pH stability, viscosity, precipitate,
total plate number, yeast figures for 7 days. The results showed that the addition of pectin has an
effect on Morinda dry syrup. The dry syrup formula with 0.5% pectin addition has a pH 4.57, the
viscosity 540 and the ALT value below the limit ≤10 6 kol / gr and AKK ≤104 kol / gr.
K
alimantan Barat memiliki berbagai di dalam albedonya. Selama ini kulit jeruk
potensi buah-buahan untuk bali hanya dibuang sebagai sampah, tidak
dikembangkan, salah satunya termanfaatkan. Menurut penelitian
adalah tanamanan buah jeruk bali. kandungan pektin jeruk bali berkisar
Tanaman jeruk bali tumbuh subur di lahan antara 16,68% sampai 21,95% (Wang et
gambut namun kurang diberdayakan oleh al, 2014).
masyarakat. Pengelolaan tanaman ini Pektin merupakan komponen
biasanya disesuaikan dengan kebutuhan utama yang terdapat dalam dinding sel
akan jeruk bali terutama perayaan primer dan lamela tengah antar sel
keagamaan. tanaman mencakup polisakarida berupa
Jeruk bali mengandung berbagai asam galakturonat. Poliskarida utama yang
komponen nutrisi. Selain sumber vitamin C, menyusun polimer pektin adalah
43
homogalakturonan, rhamnogalakturonan-I, asam lemak yang menyebabkan bau busuk
dan rhamnogalakturonan-II (Willats et al, tajam menyengat (Winarti, 2005). Untuk
2001). Struktur pektin memiliki daerah mengatasi masalah tersebut dapat
yang disebut smooth region dan hairy digunakan bahan tambahan berupa
region. Hairy region lebih fleksibel karena essence atau menggunakan buah yang
memiliki rantai cabang arabinogalaktan matang namun mengkal. Sementara untuk
(Yadav, 2008). kepraktisan serta kemudahan dilakukan
Kebutuhan pektin untuk industri formulasi berupa sirup kering buah
selama ini banyak diimpor dari negara mengkudu. Sirup kering merupakan obat
China, Eropa (Jerman dan Denmark) serta atau campuran obat dengan sakarosa,
Amerika. Menurut penelitian kebutuhan yang harus dilarutkan dahulu dalam air
pektin di Indonesia meningkat dari tahun dalam jumlah tertentu sebelum digunakan.
ke tahun. Pada tahun 2020 diperkirakan Formulasi sirup kering dalam penelitian ini
kebutuhan pektin mencapai 1320 ton menggunakan buah mengkudu sebagai
(Puspitasari, 2017). Jumlah ini sebenarnya bahan aktif dan pektin jeruk bali sebagai
dapat dipenuhi apabila ada pemanfaatan bahan penstabil. Bahan penstabil atau
dari kulit jeruk sebagai sumber produksi pensuspensi digunakan agar sirup kering
pektin oleh industri di Indonesia. stabil dan homogen setelah sirup
Fungsi pektin awalnya digunakan digunakan (Anwar, 2012). Penelitian ini
dalam pembuatan gel dan selai, namun dilakukan untuk memanfaatkan pektin hasil
saat ini meluas, banyak digunakan dalam ekstraksi dari albedo kulit jeruk bali
bidang industri baik industri makanan, sebagai stabilisator dalam pembuatan sirup
minuman, maupun farmasi dan kosmetik kering buah mengkudu.
(May, 1990). Kemampuan pektin dalam
membentuk gel dalam larutan encer dapat METODOLOGI
dimanfaatkan pada industri minuman Bahan dan Alat
sebagai pengental atau stabilizer. Food and Bahan-bahan yang digunakan
Drug Administration/FDA menggolongkan dalam penelitian ini adalah kulit jeruk bali,
pektin termasuk juga modifikasi pektin ke etanol 96%, etanol 70%, potato dextrose
dalam golongan food additive. agar, plate count agar, aquadestilata, buah
Pada penelitian ini pektin jeruk bali mengkudu, asam sitrat dan sakarosa.
diekstraksi menggunakan asam sitrat. Alat penelitian yang digunakan
Asam sitrat digunakan karena adalah oven (memmert), blender (Philips),
keamanannya dalam produk pangan. timbangan (analitical balance/Scout pro),
Pektin yang didapatkan dikarakterisasi dan autoclaf (Tomy/SX-500), laminar
diformulasikan sebagai bahan penstabil airflow/LAF (Streanline vertical), tabung
dalam pembuatan sirup kering buah reaksi, pipet tetes, cawan petri, beker
mengkudu. glass, gelas ukur, bunsen, erlenmeyer,
Buah mengkudu telah lama jarum ose, pH meter, viskosimeter
digunakan sebagai bahan aktif obat, (Brookfield LV), Spray Dryer (TPS15).
makanan dan minuman oleh negara maju
dengan proses produksi dan teknologi Metode
modern (Djauhariya dan Rosman, 2000). Ekstraksi pektin
Buah mengkudu memiliki beragam Ekstraksi pektin dilakukan dalam
aktivitas seperti antitumor (Hirazumi & suasana asam menggunakan asam sitrat
Furuzawa, 1999), antioksidative dan 2,5% dengan suhu 700C dan waktu 90
inflamatory (Lin et al, 2013), menit. Larutan pektin disaring kemudian
imunomodulator (Suhirman dan Winarti, diendapkan dengan pelarut etanol 96%.
2010), mengurangi rasa sakit atau Endapan pektin disaring dicuci 3 kali
analgetik (Younos et al, 1990). Buah dengan etanol 96%. Pektin yang
mengkudu mengandung senyawa asam didapatkan dikeringkan dalam oven pada
kaprilat dan asam kaproat, merupakan
Organoleptik serbuk kering buah bau khas buah mengkudu dengan kadar air
mengkudu sebagai bahan aktif formula 4,784 kadar abu 0,738 serta kelarutan
memiliki warna putih kecoklatan dengan 91,89% atau mudah larut dalam air.
45
Serbuk kering buah mengkudu secara oral adalah lebih besar dari 15000
memiliki khasiat dalam menstabilkan mg/kg (West et al, 2006). Buah mengkudu
tekanan darah. Serbuk kering dibuat dari diformulasikan dalam bentuk sirup kering
ekstrak air dengan metode spray drying an secara tradisional digunakan untuk
karena secara tradisional senyawa aktif menstabilkan atau menurunkan tekanan
buah mengkudu larut dalam pelarut air dan darah. Klaim ini dikarenakan adanya
cepat terbentuk serbuk dengan proses scopoletin yang dapat menurunkan
spray drying. Spray drying juga resistensi perifer (ACE inhibitor) dan
menggunakan maltodekstrin untuk xeronine memiliki aktifitas diuretik.
melindungi bahan aktif dari kerusakan
akibat panas/oksidasi (Purnomo dkk, Uji pH dan Viskositas
2016). Penentuan nilai pH dilakukan
Buah mengkudu banyak memiliki dengan menambahkan sirup kering dengan
manfaat kesehatan seperti mengurangi air matang hangat ke dalam botol sampai
rasa sakit/analgetik, antioksidan, volume 100ml. Sirup dikocok sampai larut
antiinflamasi dan penghambat xanthine sempurna dan didiamkan. Selanjutnya
oxidase. Sebagai bahan baku obat buah dilakukan uji pH menggunakan pH meter.
mengkudu digunakan dalam pengobatan Elektroda dibilas dengan akuades sebelum
diabetes, hipertensi, tukak lambung, digunakan. Viskositas tiap-tiap formula
arteriosklerosis (Wang et al, 2002). diukur dengan alat viskosimeter Brookfield
Buah mengkudu aman dikonsumsi LV dengan spindle S62. Stabilitas pH dan
karena dikategorikan dalam zat yang viskositas diukur selama 7 hari (FI IV,
praktis tidak toksik. LD50 buah mengkudu 1995) dan didapatkan nilai pada Tabel 3.
Sirup kering tanpa pektin dalam tidak stabil, sementara formula 2, 3 dan 4
formula 1 memiliki pH lebih tinggi dari tetap. Penambahan pektin dalam formula
formula 2, 3, dan 4 dimana pH menurun sirup kering dapat mempertahankan
dengan semakin meningkatnya kadar viskositas dan pH selama 7 hari pengujian.
pektin. Pektin bersifat asam sehingga
menurunkan pH sirup kering (Indrasti Uji pengendapan
dalam Mardini dkk, 2007). Pektin stabil Formula sirup kering ditambahkan
pada pH 2-4, diluar rentang tersebut dapat air matang dalam botol sirup sampai
mengalami depolimerisasi (Farobie, 2006). volume 100ml. Larutan sirup dikocok
Hal ini terlihat pada penambahan pektin sampai homogen dan dilihat terjadinya
dapat mempengaruhi stabilitas viskositas pengendapan hari ke 1, 3, 5 dan 7 setelah
(Setianto dkk, 2016) seperti terlihat pada rekonstitusi dan kemudahan dalam
formula 2, 3 dan 4. Tanpa penambahan dispersinya dengan pengocokan selam 7
pektin viskositas formula 1 menurun atau hari. Hasil uji dapat terlihat pada Tabel 4.
Pengujian ALT dari sirup kering Uji Angka Kapang dan Khamir
pada formula 1 tanpa pektin hari ke-5 Sementara nilai angka kapang dan
mulai ada pertumbuhan, sementara pada khamir juga didapatkan hasil yang tidak
formula 2,3 dan 4 sampai hari ke-7 masih jauh berbeda dengan nilai angka lempang
dibawah batas ≤106 kol/gr. Hal ini total seperti Tabel 6, dibawah batas
dimungkinkan bahwa pektin juga memiliki cemaran maksimum yaitu ≤104 kol/gr.
sifat antimikrobia (Espitia et al, 2014). Pertumbuhan mikrobia (ALT dan AKK)
dalam uji seperti terlihat pada Tabel 6.
47
dibawah nilai cemaran. Namun secara Planta medica, Vol18 No.3 Hal :
umum sirup kering buah mengkudu yang 201-209.
diuji selam 7 hari masih memenuhi batas Espitia, P. J. P., Du, W. X., de Jesús Avena-
mutu obat tradisional untuk batas cemaran Bustillos, R., Soares, N. D. F. F., &
mikroba ALT sebesar ≤106 kol/gr dan AKK McHugh, T. H., 2014, Edible films
sebesar ≤104 kol/gr(BPOM, 2014). from pectin: Physical-Mechanical
and Antimicrobial Properties-A
KESIMPULAN review, Food Hydrocolloids, Vol.35
Jeruk bali yang diekstraksi dengan Hal : 287-296.
asam sitrat 2,5% pada suhu 700C dan Farobie, O., 2006, Pembuatan dan
waktu 90 menit memiliki rendemen pektin Pencirian Pektin Asetat, Thesis,
sebesar 5,575%, bilangan ekivalensi Institut Pertanian Bandung
751,17, kadar air 5,77, kadar abu 1,43, Food and Drug Administration, Food
kadar metoksil 5,50% (low methoxyl Additive Status List, diakses pada
pectin). http://www.fda.gov/Food/Ingredie
Formula sirup kering dengan ntsPackagingLabeling/FoodAdditiv
penambahan pektin 0,5% memiliki pH esIngredients/ucm091048.htm 15
4.57, viskositas 540 serta nilai ALT jauh Februari 2017
dibawah batas ≤106 kol/gr dan AKK ≤104 Hirazumi, A., & Furusawa, E., 1999, An
kol/gr untuk batas cemaran mikroba dan Immunomodulatory
kapang selama 7 hari setelah waktu Polysaccharide‐Rich Substance
rekonstitusi. from The Fruit Juice of Morinda
citrifolia(noni) with Antitumour
DAFTAR PUSTAKA Activity, Phytotherapy Research,
Anwar, E., & Antokalina, S. V., 2012, Pati Vol.13 No. 5 Hal : 380-387
Pregel Pati Singkong Fosfat Ibrahim, G. E., Hassan, I. M., Abd-Elrashid,
Sebagai Bahan Pensuspensi A. M., El-Massry, K. F., Eh-Ghorab,
Sirup Kering Ampisilin, A. H., Manal, M. R., & Osman, F.,
Pharmaceutical Sciences and 2011, Effect of Clouding Agents
Research (PSR), Vol.3 No.3 Hal : on the Quality of Apple Juice
117-126. during Storage, Food
Axelos, M. A. V., & Thibault, J. F., 1991, Hydrocolloids, Vol.25 No. 1 Hal :
The Chemistry of low-Methoxyl 91-97.
Pectin Gelation, The Themistry Lin, Y. L., Chang, Y. Y., Yang, D. J., Tzang,
and Technology of Pectin B. S., & Chen, Y. C., 2013,
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Beneficial Effects of Noni (Morinda
2014, Peratauran Kepada Badan citrifolia L.) Juice on Livers of
Pengawas Obat dan Makanan High-fat Dietary Hamsters, Food
Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Chemistry, Vol.140 No.1 Hal : 31-
Persyaratan Mutu Obat 38.
Tradisional, Jakarta. Mardini, N., Malahayati, N., & Arafah, E.,
Departemen Kesehatan, 1995, Farmakope 2007, Sifat Fisik, Kimia, dan
Indonesia, Edisi IV, Jakarta. Sensoris Sari Buah Nenas dengan
Djauhariya, E., & Rosman, R., 2000, Status Penambahan Kalsium Sitrat Malat
Perkembangan Teknologi (CCM) dan Pektin, Seminar
Tanaman Mengkudu, Balai Nasional Teknologi, Yogyakarta,
Penelitian Tanaman Obat dan 24 Nopember 2007
Aromatik, Kementerian Pertanian May, C. D., 1990, Industrial Pectins:
El-Nakeeb, M. A., & Yousef, R. T., 1970, Sources, Production and
Study of Antimicrobial Action of Applications, Carbohydrate
Pectin. I. Antibacterial and polymers, Vol.12 No.1 Hal : 79-99.
Antifungal Activities of Pectin,
49