Anda di halaman 1dari 2

CITA – CITA, SISTEM, DAN PRINSIP HIDUP YANG DIKEMBANGKAN

Cita-cita Ki Hajar Dewantara


Taman Siswa mencita-citakan terciptanya pendidikan nasional, yaitu pendidikan
yang beralas kebudayaan sendiri. Dalam pelaksanaanya pendidikan Taman Siswa akan
mengikuti garis kebudayaan nasional dan berusaha mendidik angkatan muda di dalam
jiwa kebangsaan. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada
peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk
memperoleh kemerdekaan.
Tujuan Pendidikan tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur
akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk
menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan
bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan susunan kalimat yang
berbeda namun tujuan pendidikan Tamansiswa ini sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional.

Sistem

Pendidikan Tamansiswa dilaksanakan berdasar Sistem Among, yaitu suatu sistem


pendidikan yang berjiwa ke keluargaan dan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.
Dalam sistem ini setiap pendidik harus meluangkan waktu sebanyak 24 jam setiap
harinya untuk memberikan pelayanan kepada anak didik sebagaimana orang tua yang
memberikan pelayanan kepada anaknya.

Sistem Among tersebut berdasarkan cara berlakunya disebut Sistem Tutwuri


Handayani. Dalam sistem ini orientasi pendidikan adalah pada anak didik, yang dalam
terminologi baru disebut student centered. Di dalam sistem ini pelaksanaan pendidikan
lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada anak didik,
bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. Apabila minat anak
didik ternyata akan ke luar “rel” atau pengembangan potensi anak didik di jalan yang
salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya.
Prinsip hidup yang di kembangkan
Ing ngarsa sung tuladha – di depan memberi teladan.
Ing madya mangun karsa – di tengah membangun semangat.
Tut wuri handayani – dari belakang memberi dorongan.

Tiga kalimat di atas adalah Patrap Triloka, prinsip sekolah Taman Siswa yang didirikan
Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara, pendidik, aktifis, pahlawan nasional, dan
Menteri Pendidikan Republik Indonesia pertama ini mencetuskan Patrap Triloka dengan
terinspirasi dari, di antaranya, Friedrich Froebel, Tagore dan Maria Montessori.

Patrap Triloka atau sistem Among adalah prinsip pendidikan yang progresif. Ia menekankan
bahwa pendidik bukanlah sekadar figur yang berdiri di depan calon terdidik. Pendidik, menurut
prinsip ini, harus berdiri di antara para siswa dan di belakang mereka. Ini mengindikasikan
keharusan pendidik untuk, pada dasarnya, rendah hati dan pengertian. Pendidik dituntut
memahami dan mengayomi.

Anda mungkin juga menyukai