Anda di halaman 1dari 4

MUHAMMAD ANDHIKA MAULANA KUSNADI (G24180057)

Point 3 Perbandingan cara pengukuran (waktu pengukuran/ ketinggian


alat/metode pengukuran)

Pada pengukuran menggunakan alat meteorologi akan menghasilkan data


dengan detail sesuai dengan waktu pengambilan data serta pada ketinggian
terttentu dan metode yang digunakan dalam pengukuran. Pengukuran pada waktu
yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda juga, begitupun dalam
penggunaan metode pengukuran dan pengukuran dalam ketinggian berbeda.
Beberapa alat yang telah kami pelajari di BMKG Dramaga yaitu sangkar cuaca,
panci klas-A, anemometer, beberapa termometer, beberapa alat pengukur radiasi
matahari dan lama penyinarannya, serta pengukur curah hujan dll.
Pada pengukuran lama penyinaran matahari menggunakan Campbell
Stokes, alat ini mempunyai 2 komponen penting yaitu bola kaca yang dapat
mengumpulkan cahaya dan kertas pias yang akan terbakar dengan memiliki jejak
pada kekuatan panas matahari tertentu. Kertas pias pada Campbell Stokes terdiri
dari 3 bentuk, yaitu lengkung pendek, lengking panjang, dan lurus. Perbedaan
bentuk kertas pias disesuaikan pada lokasi tempat dan waktu (bulan) saat
pengamatan. Menurut Hamdi S (2014), pengamatan yang dilakukan pada bulan
November dan bulan desember memiliki hasil yang berbeda. Data yang didapat
pada bulan November mendapatkan hasil bahwa lama penyinaran matahari yang
lebih dari 5 jam/hari sedangkan pada bulan Desember kurang dari 5 jam/hari. Hal
ini disebabkan karena perbedaan waktu pengamatan dan juga faktor cuaca yang
menyebabkan matahri tidak langsung mengenai permukaan Bumi.
BMKG Dramaga memiliki menara yang terdapat
alat ukur berupa anemometer dan sangkar meteo dengan
3 ketinggian berbeda. Beberapa alat yang berada di
menara tersebut antara lain anemometer dan sangkar
meteo. Anemometer yang diletakkan pada ketinggian
berbeda yang berfungsi untuk mengetahui kecepatan
angin pada ketinggian berbeda. Angin bergerak lebih
cepat pada ketinggian 43,5 meter dibandingkan pada
ketinggian 7,3 meter. Nilai relativitas tertinggi pada
ketinggian 7,3 meter, kecepatan angin 3 m/s sampai 4
m/s dengan nilai relativitaas tertinggi sebesar 34.90 %. Pada ketinggian 20.6
meter dan 43.2 meter kecepatan angin 6 m/s sampai 7 m/s merupakan relativitas
tertinggi masing masing sebesar 26.69 % dan 26.98 %(Ahmadi et al. 2016).
Sangkar cuaca yang diletakkan pada ketinggian berbeda pun memiliki
fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban pada ketinggian berbeda. semakin
tinggi lokasi pengamatan maka semakin rendah suhunya dan semakin tinggi
kelembaban pada tempat tersebut. Sangkar cuaca di desain dengan ventilasi yang
cukup untuk pertikaran udara namun termometer tidak terkena angin dengan
langsung sehingga dibuat ventilasi yang mengarah kebawah agar angin tidak
langsung mengenai termometer. Selain termometer yang berada di sangkar cuaca,
terdapat pula termomter yang diletakkan didalam tanah dan di permukaan tanah
kering dan berumput. Tujuannya untuk mengetahui suhu dalam tanah dan
permukaan yang digunakan dalam bidang pertanian.
Selain itu, terdapat beberapa alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah
evapotranspirasi dan curah hujan. Salah satu
alat yang digunakan untuk pengukuran
evapotranpirasi adalah Panci Klas-A. Namun,
dalam pengukuran evapotranspirasi terdapat
beberapa metode yang bisa dilakukan.
Diantaranya adalah metode Aerodinamik,
metode Penman-Monteith dan metode Panci
Kelas A. Evapotranspirasi pada Metode
Aerodinamik bernilai lebih tinggi dibandingkan
dengan dua metode lainnya. Nilai
evapotranspirasi dasarian yang dihitung
menggunakan Metode Aerodinamik menunjukkan nilai yang lebih fluktuatif.
Hasil evapotranspirasi menggunakan metode Penman-Monteith menghasilkan
pola yang cukup statis. Hasil pendugaan evapotranspirasi pada Metode Panci
Kelas-A menunjukkan nilai yang tidak berbeda jauh dengan Metode Penman-
Monteith. Hasil evapotranspirasi menggunakan Panci Kelas A bisa menjadi tidak
akurat jika curah hujan tinggi karena curah hujan yang lebih besar dari 10 mm
membuat perhitungan menjadi kurang teliti (Dewi 2013). Salah satu alat pengukur
curah hujan yaitu rain gauge. Data yang dihasilkan oleh Rain Gauge adalah data
logger yang otomatis diolah oleh komputer.

DAPUS
Hamdi S. 2014. Mengenal lama penyinaran matahari sebagai salah satu parameter
klimatologi. Jurnal Berita Dirgantara. 15(1): 7-16.
Ahmadi S, Farhandianto MRE, Pambudi BS, Hardianto T, Gunawan. 2016.
Estimasi Energi listrik berdasarkan perbedaan ketinggian menggunakan
analisis Weibull dan analisis Rayleigh. Prosiding SNST; 2016; Bogor.
Bogor(ID): SNST. 43-50.
Dewi A. 2013. Perbandingan pendugaan evapotranspirasi menggunakan Metode
Aerodinamik, Penman-Monteith, dan Panci Klas-A [skripsi]. Bogor(ID):
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai