Anda di halaman 1dari 17

1

TUMOR JINAK ORGAN GENITALIA WANITA

Tumor jenis ini dapat menyerang organ genital wanita baik yang interna maupun yang
eksterna, seperti Vulva, Vagina, Uterus, Tuba Falopii, dan juga Ovarium.
1. Vulva
A. Tumor Kistik Vulva
1. Kista inklusi (kista epidermis), terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena
episiotomi atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kista.
Kista ini terdapat dibawah epitel vulva/ perineum maupun vagina berwarna kekuning-
kuningan atau abu-abu biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental.
Umumnya kista ini tidak menimbulkan keluhan.

Kista inklusi (kista epidermis)

2. Kista sisa jaringan embrio


a. Kista Gartner, dianggap berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada
dinding lateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat urethra dan klitoris. Dindingnya
terdiri dari epitel thorak dan kubus berisi cairan jernih tanpa mucin. Biasanya berukuran
kecil dan multipel namun dapat mencapai ukuran kepala janin dengan konsistensi yang lunak.

Kista Gartner
2

b. Kista/ Hidrokele saluran Nuck, berasal dari sisa processus vaginalis peritoneum yang
terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai pada labium mayor.
Terletak mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri
dari beberapa kista. Kista saluran Nuck berisi cairan jernih dengan dinding selaput
peritoneum. Dengan demikian kista ini harus dibesarkan dengan hernia (burut) inguinal dan
varikokel yang sering terdapat pada kehamilan.

3. Kista Kelenjar
a. Kista Bartholini, terjadi akibat radang. Kista Bartolini berkembang ketika saluran keluar
dari kelenjar Bartolini tersumbat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar kemudian
terakumulasi, menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses
terjadi bila kista menjadi terinfeksi. Abses Bartolini dapat disebabkan oleh sejumlah bakteri.
Ini termasuk organisme yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti Klamidia dan
Gonore serta bakteri yang biasanya ditemukan di saluran pencernaan, seperti Escherichia
coli.

Kista Bartholini

b. Kista sebasea, berasal dari kelenjar sebacea kulit yang terdapat pada labium mayor,
labium minor, dan mons veneris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga
terjadi penyumbatan sebum. Kelenjar ini biasanya terletak dekat dibawah permukaan kulit
berwarna kuning keabu-abuan, dengan batas yang jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil
sering multiple. Dindingnya berlapis epitel kelenjar dengan isi sebum yang mengandung
kristal kolesterol. Kristal ini sering mengalami infeksi.
3

c. Hidradenoma, berasal dari kelenjar keringat, atau bisa juga dari sisa saluran Wolffi.

Hidradenoma

d. Penyakit Fox-Forduce, disebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan saluran
kelenjar keringat sehingga membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1-3 mm,
multipel, terasa gatal. Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dan gelanggang susu. Dapat
mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan emosi antara lain rangsang seksual.

Penyakit Fox-Forduce

e. Kista paraurethra (Skene), terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini
biasanya menonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami infeksi.
f. Kista endometriosis, walaupun jarang sekali terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun
vagina. Kista pada vulva ini umumnya hanya memerlukan pengangkatan kalau mengganggu
saja. Pada kista yang mengalami infeksi dapat dilakukan insisi.
4

Endometriosis

B. Tumor Solid Vulva


1. Tumor Epitel
a. Kondiloma akuminata, penyakit ini disebabkan oleh virus HPV type 6 dan 11, dan akhir-
akhir ini juga dimasukkan dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Gambar histologik adalah suatu papiloma. Gambar makroskopik adalah seperti
jengger ayam, dapat tumbuh pada vulva dan sekitar anus sampai vagina dan serviks.

Kondiloma akuminata

b. Karunkula urethra
a) Karunkula urethra neoplasma, terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi
dorsal muara urethra, mikroskopik sebagai papiloma urethra yang ditutup oleh epitel
transisional.
b) Karunkula urethra granulomatosa, penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada
muara urethra terutama bagian belakang yang meluas ke samping.
5

c. Nevus pigmentosus, tampak sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman pada permukaan vulva
berdiameter 1-2 mm.Menurut Masson sel nevus berasal dari melanosit dalam epidermis atau
dari sel Schwann dari serabut saraf yang menuju kulit.
d. Hiperkeratosis, dibedakan :
a) Yang disebabkan infeksi menahun; dermatitis
b) Tumor jinak berpapil yang sudah menahun
c) Distrofi

2. Tumor jaringan mesodermal


a. Fibroma, berasal dari jaringan di sekitar labium mayus, dapat tumbuh besar dengan
konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan.

Fibroma

b. Lipoma, berasal dari jaringan lemak disekitar labium mayus dengan konsistensi lunak,
dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.

Lipoma
6

c. Leiomioma, berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat pada labium mayus
tersusun seperti pusaran air/ konde.
d. Neurofibroma, berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak, berbentuk
polipoid dan berwarna seperti daging.
e. Hemangioma, yang berasal kongenital biasanya akan menghilang sendiri pada
pertumbuhan anak. Pada wanita pasca menopause biasanya terjadi karena adanya varices
yang kecil-kecil dan dapat menyebabkan perdarahan pasca menopause.
f. Limfangioma, berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai. Mikroskopik
tampak seperti limfangioma namun tidak berwarna.

2. Vagina
Tumor-tumor di vagina umumnya mempunyai sifat yang sama dengan yang didapatkan pada
vulva.
A. Tumor Kistik
1. Inklusi
2. Kista sisa jaringan embrio
a. Kista Garner
b. Kista saluran Maller

B. Tumor Solid
1. Tumor epitel
a. Kondiloma akuminatum
b. Granuloma, merupakan granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama
terjadi pada bekas operasi kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai
bertahun-tahun.
2. Tumor jaringan mesoderm
a. Fibroma
b. Lipoma
c. Hemangioma
d. Miksoma
3. Adenosis vagina
Berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muller berupa tumor jinak vagina, terletak dekat
serviks uteri, terdiri dari epitel thorak yang mengeluarkan mucus. Kelainan ini dapat
disebabkan karena pemberian dietilstilbestrol atau hormon estrogen sintetik lain pada ibu
7

penderita pada waktu hamil muda (Sindrom DES). Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi
dilanjutkan dengan biopsi dan pemeriksaan histopatologi.

Adenosis vagina

3. Uterus
A. Ektoserviks
1. Kista sisa jaringan embrional, berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi terdapat pada
dinding samping ektoserviks
2. Kista endometriosis, letaknya superficial
3. Folikel/ kista Nabothi, kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita
multipara. Kista ini jarang mencapai ukuran besar, berwarna putih mengkilap berisi cairan
mukus. Bila membesar maka akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Papiloma, dapat tunggal maupun multipel, kebanyakan adalah merupakan sisa epitel yang
terlebih pada trauma bedah maupun persalinan.
5. Hemangioma, biasanya terletak superficial, dapat membesar pada waktu kehamilan, dapat
menyebabkan metroragi.

B. Endoserviks
Polip, sebetulnya adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput
lendir endoserviks. Polip berkembang karena pengaruh radang maupun virus. Tangkainya
dapat panjang, epitel yang melapisi adalah epitel endoserviks, dapat juga mengalami
metaplasi. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis dan mudah berdarah. Polip
endoserviks diangkat dan perlu diperiksa secara histologik.
8

Polip

C. Endometrium
1. Polip endometrium, sering didapati dengan pemeriksaan histeroskop. Polip berasal dari
adenoma, adenofibroma, mioma submukosum, plasenta.
2. Adenoma-adenofibroma, terdiri dari epitel endometrium dengan struma yang sesuai
dengan daur haid, merupakan hiperplasia endometrium, konsistensi lunak, berwarna
kemerahan. Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi,
infertilitas.
3. Mioma submukosum, sarang mioma dapat tumbuh bertangkai, keluar dari uterus menjadi
mioma yang dilahirkan (Myom geburt). Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih.
4. Polip plasenta, berasal dari plasenta yang tertinggal, setelah partus maupun abortus,
menyebabkan uterus mengalami subinvolusi yang menimbulkan perdarahan, diangkat dengan
cara kuretase, dapat dilakukan dengan cara kauteterisasi dan bedah laser.

D. Miometrium
Berasal dari otot uterus dan jaringan ikat.
Patogenesis
Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur.
Patologi anatomi
Sarang mioma di uterus berasal dari serviks uterus hanya 1-3 %, sisanya adalah dari korpus
uterus. Menurut letaknya :
a. Mioma submukosum, berada dibawah endometrium, menonjol ke dalam rongga uterus.
b. Mioma intramural, terdapat di dinding uterus, antara serabut miometrium.
9

c. Mioma subserosum, tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan
uterus, diliputi oleh serosa.

Mioma

Perubahan sekunder
a. Atrofi, sesudah menopause atau sesudah kehamilan.
b. Degenerasi hialin, sering terjadi pada penderita usia lanjut.
c. Degenerasi kistik, menyerupai limfangioma.
d. Degenerasi membatu (calcareous degeneration), terjadi pada wanita berusia lanjut oleh
karena adanya gangguan dalam sirkulasi
e. Degenerasi merah (carneous degeneration), terjadi pada kehamilan dan nifas.
f. Degenerasi lemak, jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
Komplikasi
Degenerasi ganas, keganasan umumnya ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus,
keganasan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
Torsi (putaran tangkai), sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul
gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami sindrom abdomen akut.
Gejala dan tanda
Ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik, tumor ini tidak menggangu,
gejala yang dikeluhkan, tergantung pada tempat sarang mioma.
Gejala tersebut dapat digolongkan :
a. Perdarahan abnormal, adalah hipermenore, menoragia, dan metroragia. Penyebab
perdarahan ini adalah pengaruh ovarium, permukaan endometrium yang lebih luas, atrofi
endometrium, miometrium tidak dapat berkontraksi optimal.
b. Rasa nyeri, bukan merupakan gejala yang khas tapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.
10

c. Gejala dan tanda penekanan, tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan
pada kandung kemih menyebabkan poliuri, pada urethra menyebabkan retensio urine, pada
ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum menyebabkan obstipasi dan
tenesmia, pada pembuluh darah limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan
nyeri panggul.
Infertilitas dan abortus
Dapat terjadi apabila sarang mioma menutup dan menekan pars interstitialis tuba, sedangkan
mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus.

Mioma uteri dan kehamilan


Mioma dapat mempengaruhi kehamilan, menyebabkan infertilitas, rongga uterus
menghalangi kemajuan persalinan, serviks uteri menyebabkan inersia maupun atonia uteri,
menyebabkan perdarahan pasca persalinan, menyebabkan plasenta sukar lepas, mengganggu
proses involusi dalam nifas.
Diagnosis
Penderita mengeluh akan rasa berat, adanya benjolan pada perut bagian bawah. Pemeriksaan
bimanual mengungkapkan tumor pada uterus, umumnya terletak pada garis tengah, teraba
berbenjol-benjol. Sebagai diagnosis banding perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian
bawah panggul atau panggul dalam mioma subserosum dan kehamilan, USG abdominal dan
transvaginal dapat membantu dalam menegakkan dugaan klinis.
Pengobatan
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Mioma uteri memerlukan
pengamatan setiap 3-6 bulan. Pemberian GnRH agonist selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dan keseluruhannya menjadi
kecil. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang
terlambat.
Pengobatan operatif
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Dapat
dikerjakan pada mioma submukosum pada Myoma Geburt dengan cara ekstirpasi lewat
vagina. Penderita mioma akan masih memerlukan histerektomi. Histerektomi adalah
pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan terpilih. Histerektomi
dilaksanakan perabdominal atau pervaginam.
11

Radioterapi
Bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause.
Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus.

4. Tuba falopii dan jaringan sekitarnya


Tumor pada tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma.
A. Tumor Tuba Uterina
1. Adenoma
2. Leiomioma
3. Fibroma

Tumor Neoplasma Jinak Jaringan Sekitarnya


A. Tumor Non Neoplasma
Disebabkan oleh radang antara lain Hidrosalping, Piosalping, dan kista tuboovarial.
1. Ovarium
a. Tumor Ovarium Non Neoplasma
1. Tumor akibat radang ovarium
Misalnya abses ovarial, abses tubo ovarial, dan kista tubo ovarial.
2. Tumor fungsional
a. Kista folikel, berasal dari folikel de Graaf yang tidak berovulasi, atau dari beberapa folikel
primer yang setelah tumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami atresia yang lazim,
biasanya berdiameter 1-1,5 cm. Dalam menangani tumor ovarium dapat timbul persoalan
apakah tumor yang dihadapi neoplasma atau kista folikel. Bila diameter tumor tidak melebihi
5 cm, dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.
b. Kista korpus luteum, dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan
menjadi korpus albikans, kadang mempertahankan diri (korpus luteum persistens). Dapat
menimbulkan gangguan haid berupa amenore diikuti oleh perdarahan tidak teratur, juga rasa
berat di perut bagian bawah. Cara penanganannya dengan menunggu sampai kista hilang
sendiri. Bila dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum
akan diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
c. Kista teka lutein, pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya
kelainan tersebut ovarium dapat membesar menjadi dan kistik. Tumbuhnya kista karena
pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau
koriokarsinoma, ovarium akan mengecil spontan.
12

3. Tumor lain
a. Kista inklusi germinal, terjadi karena invaginasi & isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium.
Tumor ini banyak terdapat pada wanita yang sudah lanjut, dengan besar yang jarang melebihi
diameter 1 cm.
b. Kista endometrium, Kista ini adalah endometriosis yang berlokasi di ovarium.
c. Kista Stein-Leventhal, dikenal dengan nama sindroma Stein-Leventhal dan disebabkan
oleh gangguan keseimbangan hormonal. Pada penderita terdapat gangguan ovulasi karena
endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen. Hiperplasia endometrium sering ditemukan.
Diagnosis
Dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; laparoskopi dapat membantu dalam pembuatan
diagnosis. Pada diagnosis deferensial perlu dipikirkan tumor ovarium yang mengeluarkan
androgen.
Terapi
Dengan Wedge Resection ovarium, tetapi sekarang banyak diganti dengan pengobatan
menggunakan klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi. Wedge Resection perlu
dipertimbangkan, apabila terapi klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi atau
menimbulkan efek samping.

b. Tumor Ovarium Neoplasma


1. Tumor Kistik
a. Kistoma ovarii simpleks, suatu jenis kistadenomaserosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya, berhubungan dengan tekanan cairan dalam kista. Terapinya dengan
pengangkatan kista melalui reseksi ovarium, tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera
diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah adanya keganasan.
b. Kistadenoma Ovarii Mucinosum, asalnya belum diketahui secara pasti, namun menurut
Meyer, kemungkinan berasal dari suatu teratoma yang dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain. Ada pula penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal
dari epitel germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama
dengan tumor Brener.
Gambaran klinik
Lazimnya berbentuk multilokuler, oleh karena permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10
% dapat mencapai ukuran yang sangat besar, apalagi pada penderita yang datang dari
pedesaan. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat dijumpai yang bilateral. Dinding kista
13

agak tebal berwarna putih keabu-abuan. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas
kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
pencampuran dengan darah.
Penanganan
Terdiri atas pengangkatan tumor. Bila pada operasi, tumor sudah cukup besar sehingga tidak
tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta
tuba (salpingo-ooferoktomi). Setelah k ista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik
ditempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi
ovarium yang lain juga perlu diperiksa.
c. Kistadenoma Ovarii Serosum, banyak penulis berpendapat berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal epithelium)
Gambaran klinik
Pada umumnya kista jenis ini tidak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan
kistadenoma mucinosum. Permukaan tumor biasanya licin, dapat pula berbentuk
multilokuler, walau lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Isi kista cair,
kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma).
Perubahan ganas
Bila ditemukan pertumbuhan papiler, proliferasi dan stratifikasi epitel serta anaplasia dan
mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan dalam kelompok
tumor ganas. Dapat dikatakan bahwa 30 sampai 35 % dari kistadenoma serosum mengalami
perubahan keganasan. Bila pada satu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai
dengan ascitesis, maka prognosis penyakit itu kurang baik., meskipun diagnosis
histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus
tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas
(clinically malignant).
Terapi
Berhubung lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap tumor yang telah dikeluarkan. Kadang-kadang perlu diperiksa sedian yang
dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada
saat operasi.
d. Kista Dermoid, merupakan satu teratoma kista yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk
glandula sebacea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada
14

elemen-elemen ektoderm dan mesoderm.

Gambaran klinis
Dinding kista kelihatan putih keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik
kenyal, dibagian lain padat. Sepintas terlihat seperti kista berongga satu, tetapi bila dibelah
biasanya nampak satu kista besar dengan ruang kecil-kecil dalam dindingnya. Tumor
mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal, dan endodermal. Maka dapat
ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebacea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan
ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrontestinalis, epitel saluran pernafasan dan
jaringan tiroid (endodermal). Termasuk disini:
a) Struma ovarium, tumor ini terdiri atas jaringan tiroid dan kadang dapat menyebabkan
hipertiroid.
b) Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum, dapat dianggap sebagai
adenoma yang berasal dari satu elemen dari epitel germinativum.
c) Koriokarsinoma, tumor ganas yang jarang ditemukan dan untuk diagnosisnya harus
dibuktikan dengan adanya hormon koriogonadotropin. Kista dermoid adalah salah satu
teratoma kistik. Umumnya teratoma solid ialah tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang dapat
juga ditemukan teratoma solidum yang jinak. Tetapi pada kista dermoid terdiri atas
pengangkatan, biasanya dengen seluruh ovarium.

c. Tumor Ovarium Padat dan Jinak


1. Fibroma ovarii
Semua tumor yang padat adalah neoplasma, tapi tidak berarti semuanya ganas meskipun
mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis,
sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.
Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastic stroma ovarium atau dari beberapa sel
mesenkim yang multipoten.
Gambaran klinis
Diameternya dapat mencapai 22 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 220 kg, dengan
90 % unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warna merah jambu keabu-
abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang
disebut fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak disebut fibroma molle. Neoplasma
ini terdiri dari jaringan ikat dengan sel-sel ditengah-tengah jaringan kolagen. Selain
mempunyai struktur fibroma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-bagian yang mengalami
15

degenerasi hialin. Yang penting ialah pada tumor ini sering ditemukan sindrom Meigs.
Potensi keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah, kurang dari 1 %
Terapi
Terdiri atas operasi yaitu ooferoktomi. Sesudah operasi, ascites dan hidrothoraks menghilang
secara spontan.
2. Tumor Brenner
Merupakan satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita
yang dekat atau sesudah menopause. Angka frekuensinya ialah 0,5% dari semua tumor
ovarium. Menurut Meyer, epitel pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa sel Walthard
yang belum mengadakan diferensiasi. Penyelidikan yang terakhir memberi petunjuk bahwa
sarang-sarang tumor Brenner berasal dari epitel selomik duktus Mulleri.

Tumor Brenner

Gambaran klinis
Besarnya beraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang dari 5 cm), sampai yang
beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan berwarna
kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista kecil (multikistik). Kadang-kadang pada
tumor ini ditemukan sindroma Meigs. Mikroskopik gambaran tumor sangat khas, terdiri dari
2 elemen yakni sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan
ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala kllinik yang khas, dan jika masih kecil
biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium. Jika menjadi
besar beratnya menjadi beberapa kilogram dan dapat seperti fibroma. Meskipun tumor ini
jinak, namun dapat memberi gejala; telah dilaporkan beberapa kasus tumor jenis ini yang
16

histopatologik maupun klinis menunjukkan keganasan.

Terapi
Terdiri dari pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda keganasan dikerjakan salpingo-
ooforektomia bilateralis dan histerektomia totalis.
3. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang, dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30 kasus.
Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16 cm diameternya. Ada 2 teori
tentang asalnya; yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkim folikel
primordial, yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium. Beberapa dari
tumor ini menyebabkan gejala maskulinisasi, yang terdiri atas hirsutisme, pembesaran
klitoris, atrofi mamma dan pembesaran suara. Terapi terdiri atas pengangkatan tumor beserta
ovarium.
17

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Prawirohardjo, S. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai