0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
814 tayangan2 halaman
Puisi ini menceritakan tentang nasib tragis para romusha selama masa penjajahan Jepang di Indonesia. Romusha diperlakukan seperti mayat hidup karena tidak memiliki harga diri, emosi, maupun kebebasan. Mereka bekerja rodi tanpa protes untuk kepentingan penjajah. Walaupun sudah tidak ada, kisah pahit romusha masih mengingatkan kita akan sejarah kelam masa lalu.
Puisi ini menceritakan tentang nasib tragis para romusha selama masa penjajahan Jepang di Indonesia. Romusha diperlakukan seperti mayat hidup karena tidak memiliki harga diri, emosi, maupun kebebasan. Mereka bekerja rodi tanpa protes untuk kepentingan penjajah. Walaupun sudah tidak ada, kisah pahit romusha masih mengingatkan kita akan sejarah kelam masa lalu.
Puisi ini menceritakan tentang nasib tragis para romusha selama masa penjajahan Jepang di Indonesia. Romusha diperlakukan seperti mayat hidup karena tidak memiliki harga diri, emosi, maupun kebebasan. Mereka bekerja rodi tanpa protes untuk kepentingan penjajah. Walaupun sudah tidak ada, kisah pahit romusha masih mengingatkan kita akan sejarah kelam masa lalu.
tidak paham jalan abadi seperti mayat berjalan karena tidak puas pada kehidupanya
Romusha tidak pernah protes apa pun
baik energi maupun emosi dan dendam kehidupan Romusha tidak ada harga diri menjadi anak jajahan
ketika semua selesai
Romusha jadi tahu arti kebebasan Romusha mengingatkan kita pada sejarah sekalipun sudah tidak ada
Saat menengok ke luar jendela
Jalanan sepi penuh bayang Romusha Wajah penuh dendam, tubuh penuh legam Darahnya adalah hitam yang melukis jendela
Aku kerap merasa berdosa
Duduk manis di atas tumpukan jasad romusha Membawaku pada masa lalu Pada romusha yang tubuhnya tertidur lama Terimakasih, karenamu pahlawanku Sekarang aku bisa hidup tenang Tanpa kerja rodi Romusha Tanpa jerit takut rakyat tertembak