Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS NASKAH

“JANGAN SEBUT AKU


ANAK KORUPTOR”
KARYA HAMZAH UTINA

KELOMPOK 3

Ayu Puji Lestari 172121116


Cici Hartati 172121117
Basit Renaldi 172121086
Demina Siti A. 172121091
Diki Supriadi 172121110
Lusi Salsaldilla N. 172121095

Silvi Naila Arifah 172121101


Tira Riani 172121106
Yeyen Yenti 172121122
A. Hakikat Drama
Drama adalah proses lakon sebagai tokoh
dalam peran, mencontoh, meniruh gerak
pembicaraan perseorangan, menggunakan
secara nyata dari perangkat yang
dibayangkan, penggunaan pengalaman yang
selalu serta pengetahuan, karakter dan situasi
dalam suatu lakuan, dialog, monolog, guna
menghindarkan peristiwa dan rangkaian cerita
cerita tertentu Menurut Wood dan Attfield, 1996
(dalam Sariana, 2010:60).
B. Pendekatan Struktural

Analisis naskah drama dengan


mengunakan pendekatan struktural adalah
menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan
instrisik yang terdapat dalam naskah drama
tersebut. Adapun unsur-unsur instrisik dalam
karya sastra drama yakni sebagai berikut.
1. Sinopsis
2. Babak dan Adegan
3. Wawancang dan Kramagung
4. Tema
5. Penokohan dan Perwatakan
6. Alur
7. Konflik
8. Latar
9. Tipe Drama
10. Teknik Dialog
11. Gaya bahasa
C. Analisis Naskah Drama
1. Sinopsis
Naskah drama berjudul “Jangan Sebut Aku Anak
Koruptor” mengisahkan sukma seorang anak koruptor
yang menjadi korban buly teman-temannya disekolah, ia
selalu menjadi bahan hinaan temannya terutama rizal
yang selalu menjadi provokator, meskipun begitu ada
satu orang yang selalu membelanya yaitu reno. Di lain sisi
ada kisah romansa yang terjadi antara pak hasan dan
minarti yaitu janda pemilik warung kopi yang selalu
menjadi tempat nyaman pak hasan dan pak burhan
untuk mendiskusikan masalah korupsi di Indonesia. Suatu
hari rizal sang provokator rupanya mendapat karma,
ayahnya pak zainal juga terjerat kasus korupsi dan harus
dibawa oleh polisi. Drama ini ditutup dengan adegan
romansa minarti yang menerima pinangan pak hasan.
2. Babak dan Adegan

Pada naskah drama yang berjudul


“Jangan sebut aku anak koruptor” karya
Hamzah Utina, mengisahkan seorang anak
sang koruptor yang terus mendapat
perlakuan tidak adil. Dalam naskah drama
ini juga terdiri dari beberapa babak dan
adegan, yaitu tujuh babak dan setiap
babak memiliki adegannya masing-masing,
dan terdapat perubahan peristiwa pada
setiap babak.
3. Wawancang dan Kramanggung

PAK BURHAN: Eh, tunggu dulu (sambil


memperhatikan layar kaca), bukankah itu Pak
Rio, Ayahnya Sukma teman kamu, Reno ?
RENO : Benar Ayah itu ayahnya Sukma.
AISYA : Kasihan Sukma. Dia sudah pasti akan
terpukul dengan berita ini.
RENO : Itu sudah pasti, Aisya. Sukma akan terpukul
dan tidak ingin hal ini terjadi pada dirinya

Dari data tersebut dapat kita tentukan


wawancang dan kramagungnya. Wawancang
terdapat pada tulisan yang dicetak tebal,
sedangkan kramagung terdapat pada tulisan
yang dicetak miring.
4. Tema

Tema mayor : naskah drama berjudul


‘jangan sebut aku anak koruptor’ memilki
tema mayor korupsi.

Tema minor : sedangkan tema minor dalam


naskah drama berjudul ‘jangan sebut aku
anak koruptor’ adalah kisah romansa antara
pak hasan dan minarti,
5. Tokoh dan Penokohan

a. PAK BURHAN : TOKOH MAYSRAKAT (48 TAHUN)


Penyayang dapat dilihat pada kalimat:
“ Anak-anak, Ayah datang bawah martabak. Ayo siapa yang mau?”

Kritis dapat dilihat pada kalimat:


“Yaaa, sangat prihatin dan benci, bahwa ternyata korupsi di negeri
ini tak pernah berhenti. Seolah-olah negeri ini banyak menampung
pejabat-pejabat yang tidak tahu malu mencuri uang rakyat (sedikit
marah). Terus terang saja, Pak Hasan, saya baru mendengar yang
namanya korupsi sudah sangat benci dan alergi.”

b. BU KIRA : ISTRI PAK BURHAN (47 TAHUN)


Penyayang dapat diihat pada kalimat:
“Tidak usah saling berebut, anakku. Semua pasti dapat. Tuh, masih
banyak.”
c. PAK ZAINAL : SANG KORUPTOR (52
TAHUN)
Licik dapat dilihat pada kalimat:
“Irma, jika ada orang datang, katakan saja
Bapak tidak ada, ya.” “Katakan saja Bapak
tidak ada. Bapak akan keluar melalui pintu
belakang dan langsung pulang ke rumah.”

d. BU ANISA : ISTRI PAK ZAINAL (47 TAHUN)


Jujur dapat dilihat pada kalmat:
“Rizal, coba bangunkan ayahmu.”
e. BU SARCE : ISTRI PAK RIO (45 TAHUN)
Tegar dapat dilihat pada kalimat:
“Sukma, kamu harus sabar, ya. Apa yang kau
alami sama dengan Ibu.
Malu sama tetangga.”

Sabar dapat diihat pada kalimat:


“Sukma, anakku, (sambil memeluk Sukma, tidak
tahan meneteskan air
matanya)… kita akan pindah ke desa ibu. Kita
akan jual rumah ini dan
membangun sebuah rumah di desa.”
PAK HASAN : TOKOH MASYARAKAT (45 TAHUN)
Kritis dapat dilihat pada kalimat:
“Pak Burhan, kenyataannya hukuman mati yang
diterapkan di negeri
ini sepertinya tidak efektif. Contohnya, hukuman mati
kepada para
gembong narkoba. Tetap saja para gembong
narkoba ini masih
melakukan aktivitasnya meracuni anak-anak negeri
yang tak berdosa
ini.”

Romantis dapat dilihat pada kalimat:


“Minarti, Abang serius mencintai kamu, Minarti. Abang
akan
melakukan apa saja untuk kamu, Minarti. Asal kamu
mau jadi Istri
abang.”
g. MINARTI : JANDA MUDA (27 TAHUN)
Sopan dapat dilihat pada kalimat:
“Tunggu aja ya, Bang. Tapi, apa benar
Abang mencintai Minarti?”

h. RENO : ANAK PAK BURHAN (16 TAHUN)


Baik dapat dilihat pada kalimat:
“Jangan gitu, dong! Kasihan Sukma. Itu
bukan salah dia.”
i. PAK POLISI : 40 TAHUN
Tegas dapat dilihat pada kalimat:
“Bu, waktu kami tidak banyak. Jadi tolong panggil Pak Zainal.”

j. AISYA : ANAK PAK BURHAN (15 TAHUN)


Baik dapat dilihat pada kalimat:
“Kasihan Sukma. Dia sudah pasti akan terpukul dengan berita
ini.”

k. FAISAL : TEMAN SEKELA FAISAL (16 TAHUN)


Baik dapat dilihat pada kalimat:
“Rizal, aku setuju apa yang dikatakan Reno tadi. Justru
sebaliknya, kita
harus memberi dorongan moril kepada Sukma. Dia itu lagi
mendapat
musibah dan itu bukan kemauannya. Sukma nggak salah. Tapi
orang
tuanyalah yang salah.”
l. IRMA : SEKRETARIS PAK ZAINAL (25 TAHUN)
Penakut dpat dilihat pada kalimat:
“Tapi, Pak …”

m. SUKMA : ANAK PAK RIO (16 TAHUN)


Mudah putus asa dapat dilihat pada kalimat:
“Sukma tidak mau sekolah lagi. Sukma ingin
bunuh diri saja.”

n. RIZAL : ANAK PAK ZAINAL (16 TAHUN)


Sombong dapat dilihat pada kalimat:
“Eh, teman-teman, awas ada anak koruptor mau
lewat. Kok, masih berani beraninya muncul di sini.
Nggak tahu malu.”
6. Alur dan Konflik
a. Alur
1) Situation
2) Cerita mulai bergerak (generation
circumtanses)
3) Mulai memuncak
4) Puncak
5) Penyelesaian

b. Konflik
Konflik yang digunakan naskah drama ini
yaitu termasuk konflik fisik yaitu manusia
dengan manusia
7. Latar

a. Latar tempat
1) Ruang tamu
2) Warung kopi
3) Teras /koridor sekolah
4) Ruang kantor

a. Latar waktu
1. Sore
c. Latar alat
1. Alat rumah tangga, seperti kursi dan televisi
2. Alat di warung kopi

d. Latar lingkungan kehidupan


1. Latar lingkungan pinggiran kota atau suatu kota
kecil. Karna dalam naskah tersebut penduduknya
terlihat berkecukupan tapi masih terdapat warung
kopi kecil.
2. Latar lingkungan sekolah, karna dalam naskah
drama tersebut ada adegan yang terjadi di
sekolah.
8. Tipe Drama

Naskah drama dengan judul ‘Jangan Sebut


Aku Anak Koruptor termasuk kedalam tipe
Melodrama, karena dalam naskah
awalnya menceritakan kesedihan dan
kemalangan tokoh utama;
9. Teknik Dialog

Teknik dialog yang digunakan pada naskah


tersebut dapat dilihat fari keseluruhan isi
naskah menggunakan the technique of
dialogue conversation yaitu teknik
percakapan, fialog diantara satu tokoh
dengan tokoh yang lain.
10. Gaya Bahasa

Naskah drama tersebut menggunakan


gaya bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca, sehingga pembaca tidak
memerlukan waktuyang terlalu lama untuk
membaca dan memahami naskah
tersebut.
Majas yang terdapat dalam naskah drama ini yaitu:
1. Metafora yaitu kiasan yang mengungkapkan ekspresi langsung
dalam bentuk perbandingan analogis. Penggunaan kata atau
kelompok kata bukan arti sebenarnya. Majas ini terdapat pada
kalimat:
Seolah-olah negeri ini banyak menampung pejabat-pejabat
yang tidak tahu malu mencuri uang rakyat (sedikit marah)

2. Sarkasme yaitu salah satu jenis majas. Tujuan dari sarkasme


dimaksudkan untuk menyindir, atau menyinggung seseorang atau
sesuatu. Sarkasme dapat berupa penghinaan yang mengekspresikan
rasa kesal dan marah dengan menggunakan kata-kata kasar. Majas
ini dapat melukai perasaan seseorang. Majas ini terdapat dalam
kalimat:
Awas ada anak koruptor, berani-beraninya muncul di sini.
3. Gaya Bahasa percakapan

PAK HASAN : Minarti, jangan panggil aku ‘Pak’. Aku


masih muda. Dan kebetulan aku sudah duda dan
kamu janda.
MINARTI : Jadi, Minarti harus panggil apa?
PAK HASAN : Panggil aja ‘Bang Hasan’.
MINARTI : Baik, Pak Hasan. Eh maaf… Bang Hasan.
PAK HASAN : Begitu dong. Itu kan lebih romantis.
MINARTI : Terus, maksud Abang apa?
11. Amanat

Amanat yang ingin disampaikan oleh


penulis naskah menurut kelompok kami
adalah; tidak merundung pihak lemah,
karena setiap hal yang kita perbuat akan
kembali kepada kita. Amanah adalah
tanggung jawab pemimpin, maka jangan
disia-siakan karena pertanggunjawaban
tidak hanya di dunia saja namun sampai
akhirat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai