Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ulangan Akhir


Semester (UAS)

METODE PENELITIAN KUALITATIF

Dosen Pengampu : Dr. Joni Rusmanto, M.Si

Disusun Oleh :

IVANNA AGUSTINA

GAC 118 067 (A)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2020
TUGAS INDIVIDU 1

Soal :

1. Cari perbedaan mendasar mengenai metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian
kualitatif.
2. Sebutkan dan jelaskan arti kata mendeskripsikan, menjelaskan, menggambarkan dan
memahami.
3. Apa yang dimaksud dengan latar belakang masalah penelitian? Berikan 1 contoh atau
pilih salah satu tema tertentu yang ingin anda teliti dan coba anda identifikasi menjadi isi
dalam latar belakang masalah.
4. Cari 1 skripsi. Lalu liat topik, rumusan masalah, tujuan, dan teorinya apa. Beri penjelasan
dari teori itu sesuai dari pembelajaran sebelumnya.

Jawaban :

1. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,


menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh
sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian kualitatif menggunakan teknik analisis yang mendalam dengan cara
mengkaji satu persatu masalah yang ada dalam kasus. Tujuan dari metode kualitatif bukan
generalisasi tetapi pemahaman yang secara mendalam terhadap suatu masalah.Tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan fenomena yang terjadi di masyarakat secara
mendalam dengan cara mengumpulkan data secara dalam dan lengkap. Dalam penelitian ini
kelengkapan dan kedalaman data yang diteliti merupakan suatu yang sangat penting. Dalam
peneitian kualitatif, apabila dalam penelitian yang dilakukan semakin dalam dan teliti, maka
akan semakin baik. Pada umumnya penelitian kualitatif memiliki objek yang lebih sedikit,
sehingga dalam penelitiannya lebih fokus pada kedalaman data.
Sedangkan metode penelitian kuantitatif adalah Penelitian Kuantitatif adalah metode
penilitian yang berfokus pada aspek pengukuran dengan cara objektif terhadap fenomena
sosial. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk mengembangkan dan menggunakan cara-
cara matematis, teori-teori serta hipotesis yang berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kasus.
Proses pengukuran adalah bagian penting dalam metode penelitian kuantitatif, karena hal
tersebut memberikan hubungan yang kuat dari pengamatan yang empiris dengan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Sumber :

Saya mendapat informasi atau pengetahuan mengenai pengertian Metode Penelitian


Kuantitatif dan kualitatif ini berdasarkan Internet :
https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html

2. Arti kata dibawah ini adalah :


 Mendeskripsikan adalah suatu tulisan yang isinya menggambarkan atau menjelaskan
tentang suatu objek atau keadaan tertentu secara ringkas dan tepat.

Contoh teks mendeskripsikan :

Harimau Sumatra

Harimau Sumatra atau yang memiliki nama ilmiah Panthera Tigris Sumatrae adalah salah
satu satwa endemik Indonesia yang menarik. Harimau ini memiliki penampakan yang khas
dan berbeda dari jenis harimau lain pada umumnya. Harimau Sumatra memiliki motif belang
yang berwarna oranye dan hitam.
Pola hitamnya memiliki ukuran lebar dan jaraknya cukup rapat, kadang sampai dempet. Bisa
dibilang, belang Harimau Sumatra tampak lebih tipis daripada sub spesies harimau lainnya.
Motif belang ini adalah salah satu kekuatan harimau jenis ini untuk berkamuflase.
Selain itu, motif belangnya ini juga yang berperan sebagai pembeda setiap individu harimau
dengan individu lain. Motif ini menyerupai fungsi pola sidik jari manusia yang khas satu
sama lain. Di antara semua sub spesies harimau, Harimau Sumatra memiliki warna yang
paling gelap. Sub spesies ini juga memiliki lebih banyak janggut dan surai dibanding sub
spesies harimau lainnya.
Selain itu, ukuran tubuhnya juga paling kecil. Untuk Harimau Sumatra jantan, panjang rata-
rata tubuhnya hanya 92 inci dari kepala ke kaki atau sekitar 250 cm, dengan berat sekitar 300
pon atau sekitar 140 kg. Jantan dewasa bisa juga mencapai tinggi 60 cm. Sementara Harimau
Sumatra betina rata-rata panjangnya 78 inci atau sekitar 198 cm dengan berat 200 pon atau
sekitar 91 kg.
Bagian jari-jari Harimau Sumatra juga unik karena terdapat selaput. Selaput di antara jari-jari
Harimau Sumatra ini menjadikannya perenang yang handal. Ia mampu berenang dengan
cepat sehingga mampu berburu mangsa di air. Ia berbeda dengan kucing peliharaan pada
umumnya yang tidak menyukai air. Sumber: Buku Siswa Bahasa Indonesia.

 Menjelaskan adalah menerangkan atau menguraikan secara terang-terangan.


Contoh : Ana sedang menjelaskan presentasi yang telah ia buat.
 Menggambarkan adalah adalah menggambarkan atau membuat gambar (lukisan). Contoh :
Kakak Ani sedang menggambarkan lukisan untuk adiknya sebuah rumah.
 Memahami adalah mengerti benar (akan). Arti lainnya dari memahami adalah mengetahui
benar. Contoh: Bayu memahami bahasa dan kebudayaan arab.

Sumber :

Saya mendapat informasi atau pengetahuan mengenai arti kata deskripsi, menjelaskan,
menggambarkan, memahami dan contoh-contohnya melalui :
 https://www.bola.com/ragam/read/4317446/pengertian-ciri-ciri-struktur-dan-contoh-
teks-deskripsi
 https://lektur.id/arti-menjelaskan/
 Arti dari kata menggambarkan dan contohnya merupakan pemahaman saya sendiri.
 https://lektur.id/arti-memahami/

3. Yang dimaksud dengan latar belakang penelitian adalah menceritakan hal hal yang
melatar belakangi mengapa peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang
masalah ini, peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan
tempat kejadian perkara. Untuk memunculkan berbagai alasan mengapa memilih judul
tersebut, maka seorang peneliti dalam hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, akan tetapi belum efektif pada pelaksanaannya. Latar belakang
Masalah dapat juga mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial, politik, budaya,
pertahanan dan keamanan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang menekankan
pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penelitian itu ditunda-
tunda untuk tidak diteliti.
Contoh Latar Belakang Masalah :
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pemilu merupakan wujud dari sistem demokrasi sebuah negara yang bertujuan untuk
pemilihan kepala negara/kepala pemerintahan dan kepala daerah serta Dewan Perwakilan
Rakyat Pusat dan Daerah. Pada umumnya istilah pemilu lebih sering merujuk kepada
pemilihan anggota Legislatif dan Presiden yang diadakan setiap periodesasi tertentu.
Pemilihan Umum (Pemilu) pertama kali di Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno,
yang memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante dengan berlandaskan
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1953 tentang Pemilihan Umum. Pada awalnya pemilu
bertujuan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota. Sejak zaman Orde Baru Pemilu di Indonesia menganut Asas
“LUBER” yang merupakan singkatan dari Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia adapun
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dalam Undang-
Undang ini yang dimaksud dengan Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah
sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
Republis Indonesia Tahun 1945. Dengan seiring berjalannya waktu Pemilu di Indonesia
sudah diadakan sebanyak 12 kali yaitu pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1997, 1999,
2004, 2009, 2014, 2016 dan 2019. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002,
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR,
disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga Pilpres pun
dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama
kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan UU nomor 22 tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pemilihan Umum, Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
(Pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari Pemilu.
Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi yang juga terlibat dalam Pilkada
serentak yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2018. Dari total 15 Kabupaten dan Kota di
Kalimantan Tengah, 11 diantaranya menggelar pemilihan Bupati/Walikota pada 2018.
Dengan adanya hal tersebut pemilihan Walikota di Palangka Raya memiliki 4 Pasangan
Calon yang terdiri dari nomor 1, yakni Tuty Dau dan H.Rahmadi, HN., SH, nomor 2 yakni H.
Rusliansyah, SE., dan Rogas M.AP, nomor 3 yakni Fairid Nafarin SE dan Hj. Umi
Mastikah,SH, serta nomor 4 yakni Aries Marcorius Narang, SE dan Habib Said Akhmadi
Fawzi Bachsin, S.Hi. Pemilihan Walikota di Palangka Raya yakni memiliki empat pasangan
calon sebagaimana diatas. Dalam perolehan suara pada Pilwali Palangka Raya pada 27 Juni
2018 yang dimenangkan oleh Pasangan Calon Fairid Nafarin dan Umi Mastikah dengan
perolehan suara 477.644 (44%) dari jumlah suara yang masuk sekitar 107.223 dengan jumlah
TPS Kecamatan Pahandut 204 TPS, Jekanraya 306 TPS, Bukitbatu 35 TPS, Sebangau 36
TPS dan Rakumput 11 TPS dengan jumlah TPS dari 5 Kecamatan mencapai 592 total TPS.
Adapun strategi pemenangan yang ideal dalam memenangkan pasangan calon dalam
pemilihan kepala daerah menurut (Sugiarto, C Pratiwi, Akbar, 2013) adalah urgensi
pengakaran partai, pemilukada Banyumas 2013 juga menunjukkan kuatnya peran partai itu
mensyaratkan adanya konsolidasi internal partai yang mantap dan informasi tentang prestasi
atau kegagalan calon pertahanan dapat mengkondisikan para pemilih untuk memilih atau
tidak memilih calon pertahanan tersebut. Menurut Baleri dalam skripsinya strategi
pemenangan Herman Hn dan Yusuf Kohar dalam pemilihan Walikota-Wakil Walikota
mengatakan bahwa, profil calon dipromosikan dan dipasarkan dalam bentuk brosur, pamflet,
dan baliho yang berisi visi, misi dan program yang ditawarkan. ; Jaringan merupakan faktor
yang digunakan untuk strategi penting yang digunakan. Media yang digunakan untuk ajang
promosi dan memberikan informasi dimedia cetak, elektronik dan media sosial berupa
instagram, twitter dan facebook.
Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian yang diatas dengan menggunakan
beberapa teori maka dengan ini saya tertarik ingin meneliti dengan konsep teori dan cara
pandng yang berbeda dengan menggunakan pendekatan teori marketing politik dalam melihat
bagaimana cara memenangkan pasangan Calon Fairid Naparin dan Umi Mastikah dengan
melihat bahwa pasangan calon ini adalah sebagai pendatang baru di dunia politik dan juga
tim sepemenangan dari pasangan calon juga menggunakan strategi pemenangan yang berbeda
dari beberapa peneliti diatas dalam memenangkan pasangan calon. Dalam perolehan
pemenangan Pasangan Fairid Nafarin dan Umi Mastikah tentunya ada suatu dobrakan untuk
mengetahui strategi apa yang digunakan oleh pasangan tersebut sehingga dalam mendapatkan
kemenangan 44% dari 4 pasangan calon dalam Pemilihan Walikota Kota Palangka Raya.
Maka penulis tertarik ingin meneliti tentang “ANALISIS MARKETING POLITIK
PASANGAN FAIRID NAPIRIN DAN UMI MASTIKAH DALAM PILKADA TAHUN
2018 KOTA PALANGKA RAYA”.
Sumber :
Saya melihat contoh dan mengetik/mengerjakannya yang saya ada tambahkan dengan
pemahaman saya sendiri Latar Belakang Masalah ini dari Skripsi Kakak Tingkat di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang saya fotokan melalui Handphone di Perpustakaan FISIP
UPR. Dengan Judul “Analisis Marketing Politik Pasangan Fairid Napirin Dan Umi Mastikah
Dalam Pilkada Tahun 2018 Kota Palangka Raya”.

4. Penjelasan yang saya dapatkan dari Skripsi punya kakak tingkat mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan Judul “Analisis Marketing Politik Pasangan
Fairid Napirin Dan Umi Mastikah Dalam Pilkada Tahun 2018 Kota Palangka Raya”.
Didalam penjelasan Rumusan Masalah Penulisnya menguraikan tentang :
1. Bagaimana Marketing Politik Pasangan Fairid Naparin dan Umi Mastikah dalam Pilkada
tahun 2018 di Kota Palangka Raya?
2. Faktor apa saja yang mendukung keberhasilan Marketing Politik Pasangan Fairid Napirin
dan Umi Mastikah dalam Pilkada tahun 2018 di Kota Palangka Raya?

Setelah itu saya akan mejelaskan Tujuan Penelitian yang dibuat oleh penulis yaitu :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Marketing Politik Pasangan Fairid Napirin dan Umi
Mastikah dalam Pilkada tahun 2018 di Kota Palangka Raya
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendukung keberhasilan
Marketing Politik Pasangan Fairid Napirin dan Umi Mastikah dalam Pilkada tahun 2018
di Kota Palangka Raya.

Kemudian saya akan memaparkan mengenai Teori apa saja yang ada didalam Skripsi
tersebut didalam BAB II Tinjauan Pustaka yaitu :

1. Marketing Politic (Pemasaran Politik)


2. Bentuk-Bentuk Marketing Politik
 Citra Politik
 Iklan Politik
 Bauran Pemasaran Politik
 Produk (Product)
 Promosi (Promotion)
 Harga (Price)
 Penempatan (Place)
 Komunikasi Politik
 Komunikasi Massa
 Komunikasi Interpersonal
 Komunikasi Organisasi
3. Strategi Marketing
 Strategi Segmentasi Pasar
 Strategi Penentuan Pasar Sasaran
 Strategi Penentuan Posisi Pasar
4. Bentuk Pemilu
 Pemilu Langsung
 Pemilu Tidak Langsung
5. Perkembangan Pemilu di Indonesia
 Pemilu Serentak
6. Kerangka Berpikir

Sumber :

Saya melihat contoh Skripsi Kakak Tingkat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
saya fotokan melalui Handphone di Perpustakaan FISIP UPR. Dengan Judul “Analisis
Marketing Politik Pasangan Fairid Napirin Dan Umi Mastikah Dalam Pilkada Tahun 2018
Kota Palangka Raya”.
TUGAS INDIVIDU 2

Soal :

1. Silahkan cari contoh dengan topik atau tema apa saja (politik,ekonomi,budaya,agama,dan
lain-lain). Lalu:

a). Buatkan/susun rumusan masalah penelitian (min 2) mengenai tema yang pilih.
b.) Buatkan/rumuskan judul penelitian berdasarkan contoh yang dipilih mengenai
contoh tema tersebut.

2. Mengenai topik dan tema yang dipilih berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian
yang disusun. Coba anda sebutkan dan jelaskan grand teori / teori besarnya yang rencana
akan digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dan tujuan penelitian yang sudah
dirumuskan tersebut diatas.

Jawaban :

1. Contoh topik atau tema yang saya ambil yaitu :


“Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga (Studi Di Kelurahan Panarung, Kecamatan
Pahandut)”.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang tidak kunjung usai, sejak dulu hingga
sekarang masalah kemiskinan seolah menjadi momok yang sangat menakutkan diseluruh
belahan dunia, termasuk Negara Indonesia. Masalah kemiskinan yang ada di Indonesia ini
merupakan isu yang sangat hangat untuk diperbincangkan. Kemiskinan juga dibarengi
dengan ketidakberdayaan orang miskin tidak memiliki daya atau kemampuan yang cukup
biasanya tidak akan mampu dalam kondisi yang serba sulit ini baik secara sosial, politik,
kekuasaan bahkan ekonomi sekalipun. Ketidakberdayaan ekonomi disebabkan oleh
terbatasnya akses produksi, alat untuk memproduksi, kegiatan pelayanan dan juga jasa.
Terkait dengan masalah kemiskinan tersebut, terjadi juga dilingkungan Kelurahan Panarung
yang dimana berdasarkan hasil observasi sementara yang saya lakukan di Kelurahan tersebut
masih sangat tinggi. Dimana data yang diperoleh sementara berdasarkan hasil observasi yang
saya tanyakan dengan salah satu aparatur Kelurahan, yang dimana angka kepala keluarga
yang tergolong masyarakat kurang mampu mencapai 439 kepala keluarga (KK).

Salah satu strategi yang dilakukan dalam mengentaskan kemiskinan yang banyak dilakukan
oleh pemerintah maupun non pemerintah yaitu melalui aktivitas pemberdayaan.
Pemberdayaan juga menjadi salah satu tujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang ada
dalam masyarakat. Salah satu tujuan pemberdayaan yaitu sebagai sebuah strategi dalam
meningkatkan kemampuan serta kapasitas seseorang dalam meningkatkan kehidupannya
untuk mencapai kesejahteraan melalui berbagai potensi yang dimiliki. Dalam proses,
pemberdayaan perempuan merupakan salah satu cara strategis untuk meningkatkan potensi
perempuan dan meningkatkan peran perempuan baik didomain publik maupun domestik.

Strategi pemerintah Kelurahan dalam memberdayakan perempuan ialah dengan memberikan


akses kepada masyarakat khususnya perempuan agar ikut serta melakukan pemberdayaan
serta terlibat langsung dalam semua kegiatan program pembangunan seperti Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K). Partisipasi masyarakat sangat diharapkan dalam
proses pembangunan, dimana dengan adanya perlibatan atau keterwakilan perempuan dalam
program pembangunan dapat membantu dlam pengambilan keputusan dalam pembangunan.
Dengan adanya partisipasi perempuan dalam usaha-usaha ekonomi produktif secara tidak
langsung akan membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

Peran pemerintah melalui strategi pemberdayaan perempuan diharapkan masyarakat


khususnya perempuan dapat membantu mengurangi angka kemiskinan melalui program-
program pemberdayaan perempuan yang telah ada dan dapat berpartisipisasi dalam semua
program pembangunan yang ada. Program pemberdayaan yang telah dilakukan oleh
pemerintah pada saat ini adalah dengan menyediakan sumber daya yang terdiri dari modal
bagi usaha ekonomi yang ada, peluang untuk mendukung secara aktif dalam proses
pembangunan dan juga bantuan untuk meningkatkan bantuan masyarakat serta menyongsong
masa depan yang lebih baik. Program pemberdayaan perempuan dalam kehidupan keluarga
akan mampu menjadi pintu masuk menuju perbaikan kesejahteraan keluarga. Berkaitan
dengan perbaikan kesejahteraan keluarga maka telah menuntut perempuan untuk dapat
menopang ketahanan ekonomi keluarga. Kondisi demikian merupakan dorongan yang kuat
bagi perempuan untuk bekerja dalam menambah penghasilan. Sehingga, dilihat dari latar
belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan
judul “Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga (Studi Di Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut)”.

a. 1.2 Rumusan Masalah mengenai tema yang saya pilih yaitu :


1) Bagaimana strategi pemerintah dalam pemberdayaan perempuan melalui program
usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) di Kelurahan Panarung,
Kecamatan Pahandut ?
2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat strategi pemerintah dalam
pemberdayaan perempuan melalui program usaha peningkatan pendapatan
keluarga (UP2K) di Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut ?

1.3 Tujuan Penelitian mengenai tema yang saya pilih yaitu :

1) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana strategi pemerintah dalam


pemberdayaan perempuan melalui program usaha peningkatan pendapatan
keluarga (UP2K) di Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut. .
2) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis apa saja faktor pendukung dan
penghambat strategi pemerintah dalam pemberdayaan perempuan melalui
program usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) di Kelurahan Panarung,
Kecamatan Pahandut.
b. Judul Penelitian berdasarkan tema yang saya ambil yaitu :
Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut

Sumber :

Saya melihat contoh dan mengetik/mengerjakannya yang saya ada tambahkan dengan
pemahaman saya sendiri yaitu Tema, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Judul
Penelitian ini dari Proposal Skripsi Kakak Tingkat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yang saya pinjam di Perpustakaan FISIP UPR. Dengan Judul “Strategi Pemerintah Dalam
Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (Studi
Di Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut)”.
2. Grand teori / teori besarnya yang rencana akan digunakan untuk menganalisis
rumusan masalah dan tujuan penelitian yang sudah dirumuskan tersebut diatas adalah :

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemberdayaan

2.1.1 Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari kata strategos yang dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari
Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema
untuk mencapai sasaran yang dituju titik strategi adalah taktik atau rencana yang disusun
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sebelumnya telah ditentukan oleh sekelompok
orang. Namun pengertian dari strategi tentunya tidak hanya sesederhana itu sehingga banyak
ahli memberikan definisi dari strategi secara umum berkaitan dengan sebuah organisasi titik
berikut ini adalah beberapa tokoh yang mendefinisikan strategi :

Menurut Henry (1998) seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa pengertian strategi terbagi
atas 5 definisi yaitu strategis sebagai rencana, strategis sebagai pola, strategi posisi, strategi
sebagai taktik dan terakhir sebagai prespektif.

Siagian 2004 memberikan definisi sebagai serangkaian keputusan dan tindakan mendasar
yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Dalam pengertian ini, strategi
diartikan sebagai suatu keputusan atau kebijakan yang dibuat tertinggi organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi dan kebijakan tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pihak
dalam sebuah organisasi titik Dengan demikian intinya adalah sebagai strategi memang
dibuat untuk mencapai sebuah tujuan dan sasaran.

Stephanie K. Marrus mendefinisikan bahwa strategi merupakan suatu proses penentuan


rencana para pemimpin Puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai titik pendapat
ini tidak jauh berbeda dengan Craig dan Grant (1996) yang mengartikan pengertian strategi
adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang.
Dari berbagai pengertian strategi oleh para ahli diatas secara umum strategi merupakan suatu
teknik untuk mencapai sebuah tujuan dan sasaran tertentu sesuai kepentingannya dan juga
sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh suatu instansi maupun organisasi kelompok yang
diberikan kepada masyarakat sebagai penerima dan kebijakan tersebut di mana dapat pula
diartikan sebagai salah satu langkah atau tindakan tertentu yang dilaksanakan demi
tercapainya dan kebersihan suatu tujuan yang diinginkan titik strategi ini dapat pula berkaitan
dengan organisasi, di mana strategi dirancang oleh petinggi atau pemimpin suatu organisasi
untuk langkah yang dilakukan organisasinya dapat mencapai sasaran atau tujuan jangka
panjang dari organisasi terlebih organisasi resmi yaitu pemerintah.

2.1.2 Pengertian Pemberdayan

Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata daya atau power yang berarti kekuatan,
kemampuan atau kekuasaan titik Melihat dari Pengertian tersebut maka pemberdayaan dapat
diartikan sebagai suatu proses menuju berdaya. Dalam prosesnya dapat diartikan bahwa
pemberdayaan itu melalui serangkaian langkah tindakan nyata untuk mengubah kondisi
masyarakat yang lemah baik pengetahuan sikap maupun praktek yang menuju suatu
penguasaan pengetahuan Sikap perilaku dan keterampilan yang baik.

Menurut Wirani (1998), konsep pemberdayaan masyarakat meliputi tiga hal yaitu
pengembangan, memperkuat potensi dan daya, dan terciptanya kemandirian titik
pemberdayaan juga tidak hanya ditujukan kepada yang tidak memiliki kemampuan, akan
tetapi dapat diberikan kepada yang memiliki daya namun masih terbatas untuk mencapai
kemandirian.

Sedangkan menurut Ife dalam Zubaedi (2013) pemberdayaan adalah memberikan sumber
daya, kesempatan pengetahuan dan keterampilan kepada warga untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menentukan masa depan sendiri dan berpartisipasi dalam
kehidupan dan masyarakatnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan


merupakan suatu proses meningkatkan daya seseorang, baik itu berupa pengetahuan ataupun
keterampilan supaya kemampuan seseorang dapat lebih baik dari sebelumnya. Dengan upaya
pemberdayaan maka diharapkan kesejahteraan dan ekonomi seseorang dapat meningkat.
Dengan adanya pemberdayaan serta kesadaran masyarakat untuk didayagunakan, maka
diharapkan adanya perubahan di dalam diri masing-masing individu titik di antaranya
Kemampuan mereka dalam mengelola potensi diri titik dengan meningkatnya potensi dalam
diri, maka seseorang akan lebih kreatif dan inovatif. Dalam pemberdayaan, apabila partisipasi
masyarakat tinggi terhadap kegiatan pemberdayaan maka kondisi kondisi yang terjadi belum
maksimal diharapkan adalah adanya partisipasi dari berbagai pihak akan dapat termotivasi.

Swift dan Levin dalam Mardikanto (2014) mengakatakan bahwa pemberdayaan merujuk
pada kelompok rentan dan lemah, untuk :

a. Memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka


meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang
mereka perlukan.

b. Partisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi


mereka titik pemberdayaan merujuk pada suatu pengolokasian kembali kekuasaan
melalui perubahan struktural sosial.

Dari pernyataan yang dikemukakan tersebut, berarti pemberdayaan merupakan suatu upaya
dalam memenuhi kebutuhan hidup individu maupun kelompok di dalam masyarakat yang
bertujuan untuk peningkatan ekonomi bagi individu yang rentan dan lemah agar Swasembada
masyarakat yang belum mampu dapat tercapai. Pada hakikatnya nya pemberdayaan
merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang titik logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama
sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi kadang-
kadang mereka tidak menyadari atau daya tersebut belum diketahui secara jelas. Oleh karena
itu daya harus digali dan kemudian dikembangkan titik jika asumsi ini berkembang maka
pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk
pengembangannya.

2.1.3 Tujuan Pemberdayaan

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi Mandiri titik kemandirian tersebut merupakan kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat
adalah merupakan suatu kondisi yang dialami masyarakat yang ditandai oleh kemampuan
untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi
mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya dan
kemampuan.

Dari pernyataan tersebut, berarti tujuan dari pemberdayaan pada intinya untuk melakukan
perbaikan aspek-aspek yang ada di dalam masyarakat sehingga dapat merubah dan
menjadikan kehidupan lebih baik daripada sebelumnya. Untuk itu, dalam proses
pemberdayaan diperlukan partisipasi dari perempuan agar program-program pemberdayaan
yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lembaga itu menjadi.

2.1.4 Tahap-Tahap Pemberdayaan

Menurut Sumodiningrat dalam Sulistiyani (2004). pemberdayaan tidak bersifat lamanya,


melainkan mencapai target masyarakat mampu untuk Mandiri, meski dari jauh itu dijaga pula
agar tidak jauh lagi titik dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu
proses belajar hingga mencapai status mandiri, Meskipun demikian dalam rangka mencapai
kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan secara
terus-menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi.

Sebagaimana disampaikan di awal bahwa proses pembelajaran dalam rangka pemberdayaan


perempuan akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah
meliputi:

1. Tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli
membutuhkan kapasitas lebih.

2. Hak transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan


agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran dalam pembangunan.

3. Tab peningkatan kemampuan intelektual kecakapan keterampilan sehingga terbentuk


inisiatif dan kemampuan inovatif Untuk mengantarkan pada kemandirian.

2.1.5 Strategi Pemberdayaan

Parsons (1994) Menyatakan bahwa pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif.


Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam
relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan client dalam setting pertolongan perseorangan.
meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan
diri klien hal ini bukanlah strategi utama pemberdaya. Namun demikian, tidak semua
intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan secara kolektivitas. Dalam beberapa situasi,
strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya
strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektifitas, dalam arti mengaitkan klien dengan
sumber atau sistem lain di luar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat
dilakukan melalui tiga matra pemberdayaan : mikro,mezzo, makro.

1. Mikro, pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan


konseling, stress management, Crisis intervention titik tujuan utamanya adalah
membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model
ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas.

2. Mezzo, pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok Lion. Pemberdayaan


dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi Didik Pendidikan
dan Pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam
meningkatkan kesadaran pengetahuan keterampilan dan sikap sikap klien agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Makro, pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar titik karena sasaran
perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas, perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
manajemen konflik, adalah strategi dalam pendekatan ini titik strategi sistem besar
memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-
situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk
bertindak.

2.2 Startegi Pemberdayaan Perempuan

2.2.1 Pengertian Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan adalah suatu proses kesadaran dan pembentukan kapasitas


terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembentukan keputusan
yang lebih besar dan tindakan transformasi agar menghasilkan kesamaan derajat yang lebih
besar antara perempuan dan laki-laki.
Pemberdayaan merupakan transformasi hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan
pada 4 level yang berbeda yakni keluarga, masyarakat, pasar, dan negara. Posisi perempuan
akan membaik hanya ketika perempuan dapat Mandiri dan mampu menguasai atas
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kehidupan.

Pemberdayaan perempuan menjadi strategi penting dalam meningkatkan peran perempuan


meningkatkan potensi diri agar lebih mampu Mandiri dan berkarya. Kesadaran mengenai
peran perempuan mulai berkembang yang diwujudkan dalam pendekatan program
perempuan dalam pembangunan. Hal ini didasarkan pada suatu pemikiran mengenai perlu
adanya kemandirian bagi kaum perempuan, supaya pembangunan dapat dirasakan oleh
semua pihak. Karena perempuan merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga
sehingga posisi diikut serta dapat dalam pembangunan. Terdapat dua ciri dari pemberdayaan
perempuan. pertama, sebagai refleksi kepentingan persamaan dalam hak berbagai aspek
kehidupan masyarakat yang mendorong masyarakat berpartisipasi secara kolektif dalam
pembangunan:, sebagai proses pelibatan diri individu dan masyarakat dalam proses
pencerahan, penyadaran, dan perorganisasian kolektif sehingga mereka dapat berpartisipasi.

2.2.2 Tujuan Pemberdayaan Perempuan

Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk membangun kesadaran perempuan tentang


kesetaraan gender agar mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, sehingga
perempuan dapat Mandiri dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan titik menurut Nugroho
2008 tujuan program pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program


pembangunan, sebagai partisipasi aktif agar tidak sekedar menjadi objek
Pembangunan seperti yang terjadi selama ini.

2. Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk


meningkatkan potensi tawar-menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan
baik sebagai perencana maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.

3. Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usaha skala rumah


tangga, industri kecil maupun industri besar untuk menunjang peningkatan kebutuhan
rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif dan mandiri di.
4. Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lokal sebagai wadah
Pemberdayaan Kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program
pembangunan suatu wilayah tempat tinggalnya

Sedangkan menurut Sumodingrat (1999), tujuan dari pemberdayaan perempuan adalah :

1. Membangun eksistensi, dalam hal ini eksistensi perempuan titik perempuan harus
menyadari bahwa ia mempunyai hak yang sama dengan laki-laki titik tidak
seharusnya kaum perempuan berada dalam posisi yang terpuruk. Perempuan
mempunyai kesempatan untuk pengembangan

2. Memotivasi perempuan agar mempunyai kemampuan atau keberadaannya untuk


menentukan apa yang menjadi pilihan hidup melalui proses dialog titik perempuan
juga berhak menentukan pilihan, tidak selamanya harus menuntut pada laki-laki

3. Menumbuhkan kesadaran pada diri perempuan tentang kesetaraan dan kedudukannya


baik di sektor publik maupun domestik.

2.2.3 Program-Program Pemberdayaan Perempuan

Menurut Nugroho 2008 terdapat beberapa program yang dapat ditawarkan untuk
pemberdayaan perempuan yaitu:

1. Penguatan organisasi kelompok perempuan di segala tingkat mulai dari Desa hingga
nasional. Seperti misalnya PKK perkumpulan koperasi maupun Yayasan sosial.
Penguatan kelembagaan ditunjukkan untuk meningkatkan kemampuan lembaga agar
dapat berperan aktif sebagai perencana pelaksana Maupun pengontrol.

2. Peningkatan fungsi dan peran organisasi perempuan dalam pemasaran sosial program-
program pemberdayaan. Hal ini penting mengingat selama ini program pemberdayaan
yang ada kurang disosialisasikan dan kurang melibatkan peran masyarakat.

3. Pelibatan kelompok perempuan dalam perencanaan pelaksanaan dan monitoring


semua program pembangunan yang ada titik keterlibatan perempuan meliputi
program pembangunan fisik, penguatan ekonomi dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia.

4. Peningkatan kemampuan pembinaan perempuan agar mempunyai posisi tawar yang


setara serta memiliki akses dan peluang yang untuk terlibat dalam pembangunan.
5. Peningkatan kemampuan anggota kelompok perempuan dalam bidang usaha ( skala
industri kecil atau rumah tangga hingga skala industri besar ) berbagai keterampilan
yang menunjang seperti kemampuan produksi, kemampuan manajemen usaha serta
kemampuan untuk mengakses kredit dan pemasaran yang lebih luas.

2.2.4 Indikator Pemberdayaan Perempuan

Dalam konteks pemberdayaan bagi perempuan menurut Nursahabani Katjasungkara dalam


diskusi tim perumus strategi pembangunan nasional (Nugroho,2008) mengemukakan ada
empat indikator pemberdayaan perempuan :

1. Akses (Access)

Menurut Schlager dan Ostrom (1992) advice adalah hak untuk memasuki kamar memakai
dan memanfaatkan kawasan atau zona-zona tertentu. Akses juga dapat diartikan sebagai jalan
atau izin masuk dari suatu tempat atau wilayah yang bisa terlihat dengan mata atau tidak, bisa
kita masukkan dengan sumber daya yang ada di wilayah yang sesuai dengan izin yang
dimiliki titik dalam konteks pemberdayaan perempuan akses dapat diartikan bahwa
perempuan memiliki wadah untuk ikut serta melakukan pemberdayaan, kemudian dalam arti
kesamaan hak dalam mengakses sumber daya sumber daya produktif di dalam lingkungan
tersebut.

2. Partisipasi (Participation)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Partisipasi artinya turut berperan serta dalam
sebuah kegiatan, ke keikutsertaan, peran serta. Sedangkan menurut Sulaiman menjelaskan
bahwa Partisipasi sosial masyarakat merupakan keterlibatan aktif warga masyarakat baik
perorangan kelompok, ataupun kesatuan masyarakat dalam proses membuat keputusan
bersama, merencanakan dan melaksanakan program serta usaha pembangunan dan pelayanan
Kesejahteraan Sosial didalam maupun diluar lingkungan masyarakat, yang mendasarinya
adalah kesadaran akan tanggung jawab sosial.

3. Kontrol (Control)

Kontrol sering diterjemahkan sebagai pengawasan atau pengendalian titik kontrol menjadi
salah satu nilai dalam masyarakat titik pada hakikatnya nya dalam kehidupan masyarakat
perlu ada keseimbangan Supaya kehidupan masyarakat tercipta suasana tertib aman dan
damai sesuai tujuan hidup bersama yaitu bahwa perempuan mempunyai kesempatan yang
sama untuk melakukan kontrol atas pemanfaatan sumber daya sumber daya tersebut. Kontrol
sebagai proses menurut Graha kontrol dapat dilakukan oleh siapa saja yang berkepentingan
terhadap suatu organisasi atau kelompok masyarakat.

4. Manfaat (Benefits)

Pengertian manfaat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah guna atau faedah, laba
atau untung titik yaitu Bahwa pemanfaatan dalam sumber daya dapat dimanfaatkan dengan
baik guna melakukan program pembangunan berbasis pemberdayaan titik dalam proses
pemberdayaan perempuan tentunya banyak sekali manfaat yang diterima lingkungan sekitar.
Fathan juga merupakan turunan dari kata manfaat yakni suatu penghapaan yang sama temata
menunjukkan kegiatan menerima titik penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada
perolehan atau pemakaian yang hal-hal berguna baik dipergunakan secara langsung maupun
tidak langsung agar dapat bermanfaat.

2.2.5 Strategi Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan merupakan cara strategis untuk meningkatkan potensi perempuan


dan meningkatkan peran perempuan baik di domain publik maupun domestik. Menurut
Zakiah, pemberdayaan perempuan dapat dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

1. membongkar mitos kaum perempuan sebagai pelengkap dalam rumah tangga

2. memberi beragam keterampilan bagi kaum perempuan

3. memberi kesempatan seluas-luasnya terhadap kaum perempuan untuk bisa


mengikuti atau menempuh pendidikan seluas mungkin.

2.3 Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K)

2.3.1 Pengertian Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K)

Usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) adalah salah satu program kebijakan
pemerintah dalam bidang pemberdayaan perempuan dari segi perekonomian dalam
membangun dan memandirikan masyarakat. UP2K bergerak di bawah koordinator tim
penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK).

Program usaha peningkatan pendapatan keluarga sudah dilaksanakan sejak tahun 2012,
maksud dan tujuan dilaksanakannya program tersebut adalah sebagai wadah bagi masyarakat
dalam meningkatkan taraf hidup mereka titik sedangkan peran pengurus program up2k yaitu
sebagai fasilitator yang menampung keluhan masyarakat dalam pelaksanaan program
pemberdayaan perempuan seperti membangun kesadaran masyarakat titik Dengan demikian
tujuan adanya program kegiatan ekonomi usaha peningkatan pendapatan keluarga adalah
untuk memfasilitasi masyarakat yang dalam hal ini berupa kegiatan peminjaman dana yang
diberikan kepada anggota untuk mengembangkan usahanya sehingga masyarakat bisa
berkembang secara mandiri titik program ini ditunjukkan kepada kepada masyarakat yang
bekerja di beberapa sektor usaha dan usaha kecil untuk masyarakat yang memiliki usaha
kecil.

2.3.2 Tujuan dan Program Kerja UP2K

Tujuan umum dari UP2K ini adalah tercapainya peningkatan usaha ekonomi keluarga melalui
usaha kelompok atau perorangan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan keluarga. Sasaran kegiatan UP2K ini lebih diutamakan pada keluarga-keluarga
yang berpenghasilan rendah dan mengalami keterbatasan modal untuk mengembangkan
usahanya.

2.3.3 Dasar Hukum Program UP2K

Dalam pelaksanaanya, program UP2K memiliki beberapa dasar hukum sebagaj berikut :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan


pembangunan keluarga sejahtera.

2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 B tahun 1993 tentang pedoman program
usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK.

3. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 tentang gerakan


pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.

4. Undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan.

6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa.

7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah.


Sumber :

Grand teori / teori besar yang akan digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dan
tujuan penelitian ini Saya melihat contoh dan mengetik/mengerjakannya yang saya ada
tambahkan dengan pemahaman saya sendiri dari Proposal Skripsi Kakak Tingkat di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang saya pinjam di Perpustakaan FISIP UPR. Dengan Judul
“Strategi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga (Studi Di Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut)”.

Anda mungkin juga menyukai