Dokumen - Tips Laporan Asli Pil
Dokumen - Tips Laporan Asli Pil
BAB I
PENDAHULUAN
karakteristik fisika, kimia, dan biologis dari semua bahan-bahan obat dan bahan-
bahan farmasetik yang akan digunakan dalam membuat produk tersebut. Obat dan
lainnya untuk menghasilkan satu produk obat yang stabil, manjur, menarik,
Apabila pemakaian obat harus secara oral dalam bentuk kering, maka
bentuk kapsul, pil dan pil yang paling sering digunakan. Dari sudut pandang
farmasetika sediaan pil pada umumnya lebih stabil dari pada bentuk cair,
sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil
(Ansel, 2005).
Pil merupakan suatun sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau
lebih bahan obat yang digunakan untuk obat dalam. Banyaknya keuntungan yang
didapatkan dari sediaan bentuk pil ini, walaupun proses pembuatannya yang
cukup sulit namun kebanyakan sediaan pil ini digunakan dan disenangi oleh
pasien. Apalagi ditambah dari mekanisme kerja dari pil yang lebih cepat
diabsorbsi sehingga cepat menimbulkan efek terapi. Maka hal yang melatar
Pil merupakan salah satu sediaan farmasi yang sudah lama digunakan..
Masyarakat lebih menggemari obat-obat tardisional dalam bentuk sediaan pil dari
pada sediaan yang lain seperti jamu cair dan jamu serbuk, karena pil sangat
1
2
evisien dikonsumsi tidak berasa pahit dan cara minum yang sangat mudah dari
pada sediaan yang lain. Oleh sebab itu sediaan pil masih sangat diterima oleh
dalam pembuatan obat-obat sintesis dan obat-obat modern, seperti halnya pil KB,
pil obat magg dan lain-lain. Sediaan pil bisa di buat dengan cara tradisional dan
cara modern. Oleh sebab itu sediaan ini masih diajarkan dan di kembangkaan
Namun bagi para pembuat yang masih baru pertama membuat terkadang
masih banyak hambatan yang terjadi. Itu disebabkan karena banyak bahan obat
yang perlu diperlakukan secara khusus. Selain itu, banyak juga bahan–bahan yang
digunakan untuk membuat sediaan pil. Oleh karena itu, cara–cara pembuatan pil
2. Mampu membaca dan membuat resep pil dengan metode pembuatan pil yang
2. Dapat membaca dan membuat resep pil dengan metode pembuatan pil yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori
Pil berasal dari bahasa latin “pila” yang berarti bola. Menrut Farmakope
Indonesia edisi III, pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat mengandung satu
atau lebih bahan padat. Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mL disebut granula
dan pil besar yang beratnya lebih dari 500mg disebut boli. Boli biasanya
digunakan untuk pengobatan hewan seperti sapi, kuda dan lain-lain. bila tidak
Untuk membuat pil dibutuhkan zat tambahan seperti zat pengisi untuk
memperbesar volume, zat pengikat dan zat pembasah dan bila perlu ditambahkan
1. Zat utama : berupa bahan obat yang harus memenuhi persyaratan farmakope
a. Zat pengisi fungsinya untuk memperbesar volume massa pil agar mudah
dibuat. Contoh : akar manis (Radix Liquiritiae), bolus alba, atau bahan lain
adhesi massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang
tragakan, campuran bahan tersebut (PGS) atau bahan lain yaang cocok
3
4
molekul yang sejenis maupun tidak sejenis, sehingga massa pil menjadi
tidak lengket satu sama lain, lengket pada alat pembuat pil, atau lengket
salol, gelatin, gula, atau bahan lain yang cocok (Syamsuni, 2007).
a. Bahan obat yang dipakai terus menerus tetapi merangsang selaput lendir
membentuk senyawa yang tidak larut. Misalnya tanin dan algentum nitrat.
penisilin.
5
d. Bahan obat yang diharapkan agar dalam keadaan sepakat mungkin di usus.
emetin, sulfonama.
• Tidak boleh > 60 menit utk pil bersalut gula atau selaput
• Untuk pil salut enterik: setelah dilakukan pengujian dalam larutan HCl
• Mudah digunakan/ditelan
( Tungadi , 2011 ).
6
Kerugian Pil
• Kurang cocok untuk Obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
(Tungadi, 2011).
mendidih.
p.
licin.
zat pengisi.
Sinonim : Talk
Sinonim : Gliserin,Gliserol
minyak lemak.
BAB III
METODE KERJA
1. Alu
2. Lap halus
3. Lap kasar
4. Lumpang
5. Neraca analitik
6. Sendok tanduk
7. Sudip
8. Tabung
9. Kaca arloji
2. Alkohol q.s
3. Etiket
4. Kapas
6. Kertas perkamen
9
10
1,5 g, bolus albi sebanyak 0,3 g, dan vaselin albi sebanyak 0,3 g dengan
pil yang lembek dan mudah dibentuk dengan cara digerus dan ditekan-
tekan
Bobot pil = 60 mg
Sacarum lactis = 60 – 50 = 10 mg
= 0,3 g
11
= 1/6 x 1800 mg
= 300 mg = 0,3 g
12
BAB IV
PIL
Gambar di atas adalah gambar pil kalium permanganat dari hasil
III. 2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini sediaan yang dibuat yakni pil kalium permanganat.
Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat-alat
yang digunakan yaitu alu digunakan untuk menggerus bahan obat, kaca arloji
kertas perkamen digunakan untuk meletakkan kalium permanganat dan bolus albi
pada saat ditimbang di neraca analitik. Selain itu digunakan lap halus dan lap
12
12
13
untuk menggerus bahan obat, neraca analitik digunakan untuk menimbang bahan-
bahan obat, sendok tanduk digunakan untuk mengambil bahan obat berupa
serbuk, sudip digunakan untuk mengambil bahan obat yang telah digerus dari
gram sebagai zat aktif, bolus albi sebanyak 0,3 gram sebagai zat pengisi, vaselin
albi sebanyak 0,3 gram sebagai zat pengikat dan aquagilserinata secukupnya
sebagai zat pembasah. Setelah semua alat-alat dan bahan-bahan untuk praktikum
sebanyak 1,5g, bolus albi sebanyak 0,3g, dan vaselin albi sebanyak 0,3g, dengan
permanganat, bolus albi dan vaselin albi kedalam lumpang dan digerus hingga
halus dan homogen. Setelah itu ditambahkan sedikit demi sedikit aquagliserinata
untuk memperoleh massa pil yang lembek dan mudah dibentuk dengan cara
digerus dan ditekan-tekan. Setelah itu ditimbang bahan campuran tadi satu persatu
massa bulat dengan cara digelinding-gelindingkan pada papan kayu yang datar
yang telah ditaburi talk, kemudian dikemas dan diberi etiket putih untuk
Penambahan zat tambahan berupa bolus alba sebagai zat pengisi berfungsi
untuk memperbesar volume massa pil agar mudah dibuat selain itu untuk
mencukupkan volume dari massa pil. Kemudian penambahan vaselin albi sebagai
pengikat berfungsi untuk memperbesar daya adhesi massa pil agar massa pil dapat
zat pembasah yakni untuk memperkecil sudut kontak (<900 ) antar molekul
sehingga massa menjadi basah dan lembek serta mudah dibentuk. Semua zat
tambahan tersebut berfungsi untuk mendukung zat aktif pada proses pembuatan
Sediaan pil yang diperoleh tidak sesuai literatur dimana hasil dari
percobaan sediaan pil tidak menjadi massa bulat sedangkan menurut literatur pil
adalah sediaan berbentuk massa bulat, hal ini kemungkinan disebabkan karena zat
tambahan yang digunakan tidak bercampur dengan zat aktif, dan juga disebabkan
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat mengandung satu atau lebih
bahan padat.
2. Pil dapat di buat dengan memadukan zat aktif dengan zat tambahan yang
kita dapat mengetahui kadar obat yang akan di perlukan untuk membuat
sediaan pil.
V.2 Saran
melakukan praktikum.
2. Untuk praktikan agar lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan ini agar
tersebut.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
16