Sejahtera di Indonesia
Kesejahteraan merupakan kondisi di mana seseorang dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani sesuai dengan tingkat hidupnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesejahteraan adalah keadaan sejahtera, aman,
selamat, dan tenteram.
Dalam buku Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan dalam Mewujudkan Keluarga Sejahtera
(2018) karya Endang Rostiana, konsep kesejahteraan tidak dapat dipisahkan dari konsep
kemiskinan.
Dilansir dari situs resmi Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional (BKKBN),
tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan dengan indikatornya
masing-masing, yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja atau sekolah, dan
bepergian.
3. Rumah yang ditempati keluarga memiliki atap, lantai, dan dinding yang baik.
4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana ksehatan.
5. Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana playanan kontrasepsi.
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga, bersekolah.
Tetapi tidak memenuhi salah satu dari lima indikator Keluarga Sejahtera III atau indikator
kebutuhan pengembangan dari keluarga.
1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-maisng.
2. Paling klurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging, ikan, atau telur.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegui untuk setiap penghuni rumah
5. Tiga bukan terakhir keluarga dala keadaan sehat sehingga bisa melaksanakan tugas masing-
masing.
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan
7. Seluruh anggota umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin.
8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat atau obat kontrasepsi.
Tetapi tidak memenuhi salah satu dari dua indikator Keluarga Sejahtera III Plus atau indikator
aktualisasi diri.
1. Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan
sosial.
2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial, yayasan, atau
institusi masyarakat.
Daftar pustaka:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/20/141551369/tahapan-keluarga-sejahtera-dan-
indikatornya?page=all#page2