Anda di halaman 1dari 3

Pelaksanaan Pembangunan Keluarga

Sejahtera di Indonesia

Kesejahteraan merupakan kondisi di mana seseorang dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani sesuai dengan tingkat hidupnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesejahteraan adalah keadaan sejahtera, aman,
selamat, dan tenteram.

Kesejahteraan masing-masing indvidu bisa berbeda-beda, karena bersifat subyektif. Sehingga


faktor-faktor untuk menentukan tingkat kesejahteraan juga berbeda.

Dalam buku Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan dalam Mewujudkan Keluarga Sejahtera
(2018) karya Endang Rostiana, konsep kesejahteraan tidak dapat dipisahkan dari konsep
kemiskinan.

Menurut Endang, pendefisian serta pengukuran tingkat kesejahteraan memiliki keterkaitan


dengan pendefisian dan pengukuran tingkat kemiskinan.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga, keluarga sejahtera adalah:
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antaranggota dan antarkeluarga dengan
masyarakat dan lingkungan.
*Tahapan dan indikator keluarga sejahtera*

Dilansir dari situs resmi Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional (BKKBN),
tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan dengan indikatornya
masing-masing, yaitu:

• Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)


Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari lima indikator
Keluarga Sejahtera I atau indikator kebutuhan dasar keluarga.

• Tahapan Keluarga Sejahtera I


Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga yang mampu memenuhi enam indikator keluarga sejahtera,
tetapi tidak memenuhi salah satu dari delapan indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator
kebutuhan psikologis.
Enam indikator Keluarga Sejahtera I atau indikator kebutuhan dasar keluarga, yakni:

1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja atau sekolah, dan
bepergian.
3. Rumah yang ditempati keluarga memiliki atap, lantai, dan dinding yang baik.
4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana ksehatan.
5. Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana playanan kontrasepsi.
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga, bersekolah.

• Tahapan Keluarga Sejahtera II


Keluarga yang mampu memenuhi enam indikator Keluarga Sejahtera I dan delapan indikator
Keluarga Sejahtera II.

Tetapi tidak memenuhi salah satu dari lima indikator Keluarga Sejahtera III atau indikator
kebutuhan pengembangan dari keluarga.

Delapan indikator Keluarga Sejahtera II, yakni:

1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-maisng.
2. Paling klurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging, ikan, atau telur.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegui untuk setiap penghuni rumah
5. Tiga bukan terakhir keluarga dala keadaan sehat sehingga bisa melaksanakan tugas masing-
masing.
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan
7. Seluruh anggota umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin.
8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat atau obat kontrasepsi.

• Tahapan Keluarga Sejahtera III


Tahapan Keluarga Sejahtera III adalah keluarga yang mampu memenuhi enam indikator
tahapan Keluarga Sejahtera I, delapan indikator Keluarga Sejahtera II, dan lima indikator
Keluarga Sejahtera III.

Tetapi tidak memenuhi salah satu dari dua indikator Keluarga Sejahtera III Plus atau indikator
aktualisasi diri.

Lima indikator Keluarga Sejahtera, yaitu:

1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama


2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalan bentuk uang atau barang.
3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk
berkomunikasi.
4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal
5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar, majalah, radio, televisi, atau internet.

• Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus


Keluarga yang mampu memenuhi kesleuruhan dari Keluarga Sejahtera I, II, dan III, serta dua
indikator tambahan. Dua indikator tersebut adalah:

1. Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan
sosial.
2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial, yayasan, atau
institusi masyarakat.

Daftar pustaka:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/20/141551369/tahapan-keluarga-sejahtera-dan-
indikatornya?page=all#page2

Anda mungkin juga menyukai