IPPSTV Minggu ke-08

PENGIRIMAN SINYAL WARNA

SINYAL LUMINANSI
Sebagaimana azas kompatibilitas, stasiun TV Warna harus mengirimkan sinyal monokrom
(monochrome; hitam-putih) agar bisa diterima oleh TV yang lebih dulu ada. Untuk keperluan
ini, stasiun TV Warna mengirimkan Sinyal Kecerahan atau Sinyal Luminansi (luminance) yang
diberi simbol ‘Y’. Sinyal ini sebenarnya identik dengan Sinyal Video pada Teknik TV Hitam-Putih,
oleh karenanya, sinyal Y juga lazim disebut dengan Sinyal Video.
Besarnya sinyal luminansi dinyatakan sebagai:
Y = 0,3R + 0,59G + 0,11B
Contoh:
Saat pola menampilkan warna putih, keluaran R = 1V; G = 1V; B =1V
maka besarnya sinyal Y untuk warna putih tersebut adalah:
Y = (0,3 x 1) + (0,59 x 1) + (0,11 x 1)
Y = 1 Volt

SINYAL WARNA
Stasiun TV Warna tidak mengirimkan sinyal warna sebagai R, G dan B tetapi warna primer
tersebut diolah lebih dulu menjadi sinyal selisih warna (Color Difference Signal) sehingga
berlaku:
R – Y = Sinyal selisih sarna merah
G – Y = Sinyal selisih sarna merah
B – Y = Sinyal selisih sarna merah

Contoh:
Saat pola menampilkan warna putih, keluaran R = 1V; G = 1V; B =1V
maka besarnya sinyal selisih warna adalah:
R – Y = 1 - 1 = 0 Volt
G – Y = 1 - 1 = 0 Volt
B – Y = 1 - 1 = 0 Volt
Sinyal selisih warna inipun tidak dikirimkan semua tetapi hanya R – Y dan B – Y yang diproses,
sedangkan sinyal G – Y akan diperoleh kembali melalui proses matematis pada sirkit Matriks TV
penerima. Hal ini bisa dipahami karena sinyal luminansi didominasi warna hijau (perhatikan
bilangan 0,59G).
Proses berikutnya, sinyal R - Y dan B - Y harus dilemahkan dulu agar tidak terjadi kejenuhan
yang berlebihan. Oleh karena itu, selanjutnya dikenal dua sinyal baru; ‘v dan u’.
v = 0,877 (R-Y)
u = 0,493 (B-Y)

Contoh:
Saat pola menampilkan warna putih, berlaku:
v = 0,877 x 0 = 0 Volt
u = 0,493 x 0 = 0 Volt

SINYAL NADA WARNA (CHROMINANCE; CHROMA)

Pada teknik TV Warna, sinyal gambar dinyatakan sebagai Luminance dan Chrominance saja,
oleh karena itu sinyal v dan u selanjutnya harus dinyatakan sebagai sebuah sinyal saja. Kedua
sinyal itu dicampur secara vektor setelah dimodulasikan pada sinyal Sub Carrier (pembawa
anakan) berfrekuensi 4433618,75 ± 0,25 Hz atau yang lebih populer dengan 4,43 MHz.
Phase sinyal Sub Carrier untuk sinyal v dan Sub Carrier untuk sinyal u saling berbeda 90o dimana
Sub Carrier u ada pada phase 0o dan Sub Carrier v pada 90o.
Pemodulasiannya menggunakan balance modulator sehingga
diperoleh sinyal DSBSC (lihat kembali pelajaran tentang
Pemancar Radio SSB).
Untuk selanjutnya, Sub Carrier yang termodulasi sinyal v
dinyatakan sebagai Fv, Sub Carrier yang termodulasi sinyal u
dinyatakan sebagai Fu, dan hasil penjumlahan vektor
(resultant) dinyatakan sebagai F dengan corak warna (HUE,
dibaca hyu).tertentu, tergantung sudut  - nya.
Sinyal F inilah yang dikenal dengan sinyal nada warna (Chroma) dengan variasi sudut phase
yang menyatakan corak warna. Misal sudut 180o menyatakan corak warna yellow-green
(kuning kehijauan).
Dalam hal ini berlaku:
F2 = (Fv)2 + (Fu)2
tg = (Fv)/(Fu)
Sudut = arc tg  , atau = inv tg 
Contoh:
Misal dari hasil shooting diperoleh data:
Fv = 2,4 Volt
Fu = -1,2 Volt
tg  = (2,4)/(-1,2) = -2 Volt
Sudut  = inv tg (2) = 63,43o
Tetapi harus diingat bahwa dalam diagram Cartesius, jika sumbu X negatip dan sumbu Y positif
maka sudut ada di kuadran ke-2. Perhatikan bahwa Fv identik sumbu Y dan Fu identik sumbu
X. Oleh karena itu, pada contoh diatas, sudut  sesungguhnya adalah 180 – 63,43 = 116,57 o.
Sudut tersebut membawa corak warna merah kekuningan.

TUGAS
Lengkapi tabel berikut ini sebagaimana keterangan pada uraian materi diatas.

Warna R G B Y R-Y B -Y v u F tg  Sudut 

Putih 1 1 1
Kuning
Cyan
Hijau
Magenta
Merah
Biru
Hitam 0 0 0

Keterangan:
1. Anggap bahwa besarnya Fv = v, dan Fu = u
2. Tangens biasa disingkat tg, tetapi di kalkulator biasa dengan singkatan tan
3. Pada Matematika, arcus lazim digunakan, tetapi di kalkulator biasa dengan inv

CATATAN:
Hasil kerjaan ditulis tangan, difoto, kirim via e-mail
Ukuran foto usahakan kurang dari 1 MB

--] Selamat Mengerjakan [--