Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GENETIKA
“Prinsip-prinsip rekaya genetik dan implementasinya”

Dosen pengampu :

Elfa Oprasmani, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH:

MARTINA BR PASARIBU 180384205031

ROZZA AMALIA 180384205002

JESIKA SIBUEA 180384205053

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
limpahan rahmatnya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip rekaya genetik dan implementasinya” disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah “Genetika”. Dengan tersusunnya makalah ini maka kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan hikmat kepada kami. Dan kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen kami ibu Elfa Oprasmani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena tak ada
yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang barsifat membangun dari
semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Tanjungpinang, 26 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR .........................................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ...................................................................................................4


1.2 Rumusan masalah .............................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip rekayasa genetika ..................................................................................6
2.2 contoh produk rekayasa genetik ........................................................................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya
suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari kata genos
dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang
asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu
juga.Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi
kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya
perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini dipelajari
bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang
mungkin timbul didalamnya.
Ilmu ini tidak cocok diterjemah dengan ilmu kebakaran, karena sebagaimana tampak
nanti, bahan sifat keturunan itu tidaklah bersifat baka.Selalu mengalami perubahan, berangsur
atau mendadak.Seluruh makluk bumi mengalami evolusi termasuk manusia.Evolusi itu terjadi
karena perubahan bahan sifat keturunan, dan dilaksanakan oleh seleksi alam.
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk
bioteknologi. Secara umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada mahluk hidup
melalui transfer gen dari suatu organisme ke organisme lain. Aplikasi dari bioteknologi medis
sudah berlangsung lama, sebagai contoh 100 tahun lalu lintah umum digunakan untuk
merawat penyakit dengan cara membiarkan lintah menyedot darah pasien bloodletting. Hal ini
dipercaya dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit. Sekarang sudah
ditemukan lintah memiliki enzim pada kelenjar salivanya yang dapat menghancurkan
gumpalan darah yang bila tidak dihancurkan dapat menyebabkan strok dan serangan jantung.
Mulai pada tahun 1990 Human Genome Project mengidentifikasi semua gen (genom)
yang terdapat pada DNA dalam sel manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom
manusia yang berjumlah 24. Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk perkembangan di
bidang pendekatan diagnostik untuk mendeteksi penyakit dan pendekatan molekuler untuk
menyembuhkan penyakit genetik manusia.

4
2. Rumusan Masalah
a. Apa sajakah prinsip rekayasa gentik ?
b. Apa sajakah Contoh produk rekayasa genetik ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui prinsip rekayasa gentik.
b. Untuk mengetahui Contoh produk rekayasa genetik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Prinsip Dasar Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika adalah semua proses yang ditujukan untuk menghasilkan organisme
transgenik. Organisme transgenik merupakan organisme yang urutan informasi genetik dalam
kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.
Ada beberapa prinsip dasar dalam rekayasa genetika antara lain Rekombinasi DNA, fusi
protoplasma, dan kultur jaringan.
a. Rekombinasi DNA
Proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau mati dan
memasukkannya dalam sel hidup lainnya, itulah rekombinsi DNA. Rekayasa genetika ini
merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan
sifat yang diinginkan atau disebut juga pencangkokan gen. Dalam rekayasa genetika
digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap
makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah melakukan perubahan susunan asam
nukleat dari DNA (gen) dan menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme
penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa
saja. Pada proses rekayasa genetika organisme yang sering digunakan adalah bakteri
Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf
molekuler.
Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu
1) Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid atau
virus. Plasmid yaitu lingkaran kecil DNA yang terdapat pada bakteri yang diambil dari bakteri
dan disisipi dengan gen asing. Pemasukannya melalui pemanasan dalam larutanNaCl atau
melalui elektroporasi.
2) Bakteri atau virus berperan dalam memperbanyak plasmid atau DNA virus. Plasmid di
dalam tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak
plasmid yang direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning
gen.

6
3) Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut enzim
endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease yang dapat
memotong ADN pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu.

b. Teknologi Hibridoma
Teknologi hibridoma adalah suatu cara untuk menyatukan dua sel dari jaringan-jaringan
berbeda suatu organisme yang sama atau bahkan organisme yang berbeda, sehingga diperoleh
satu sel tunggal (sel hibrid). Selanjutnya, sel hibrid dapat dikembangbiakkan,sehingga
diperoleh bertriliun-triliun sel, yang masing-masing mengandung satu set gen komplit dari
dua sel aslinya. Sebagai contoh, salah satu dari dua sel yang asli mungkin berupa sel manusia.
Sel tersebut khusus mensekresikan produk yang berguna seperti antibodi atau hormon.
Hormon atau antibodi disekresikan dalam jumlah sangat sedikit, karena hasil produksi
dikendalikan mekanisme pengaturan sel yang normal. Jika sel tersebut dilebur dengan sel
kanker (sel yang tidak memiliki pengendalian normal terhadap pertumbuhan dan sintesis
protein), maka produksi hormone atau antibodi secara dramatis meningkat.
Peristiwa peleburan dua sel seperti tersebut, menghasilkan sel hibrid dan dikenal
sebagai hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker). Tujuan teknik hibridoma
adalah untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar, sehingga dapat digunakan
untuk diagnostic dan terapeutik. Selain itu, teknik ini merupakan jalan untuk menyilang atau
memotong dalam spesies secara genetik pada sel eukariotik yang tidak dapat diselesaikan
dengan cara peleburan gamet secara seksual. Secara umum sel-sel tidak melebur secara
otomatis, sehingga ilmuwan berusaha merancang teknik laboratorium untuk menstimulir sel-
sel tersebut berfusi atau bergabung.

c. Kultur Jaringan
Teori yang melandasi teknik kultur jaringan ini adalah teori Totipotensi. Setiap sel
tumbuhan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru bila ditempatkan pada
lingkungan yang sesuai. Individu-individu yang dihasilkan akan mempunyai sifat yang sama
persis dengan induknya.
Tahap-tahap kultur jaringan dalam membentuk embrio dari sel somatik serupa pada
tahap perkembangan zigot menjadi embrio. Kultur jaringan sering disebut sebagai
perbanyakan secara in vitro karena jaringan ditanam (dikultur) pada suatu media buatan
(bukan alami). Materi yang akan dikulturkan dalam kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan

7
dapat diambil dari yang dewasa ataupun pembenihan (seeding). Pada media yang sesuai,
eksplan akan tumbuh menjadi kalus. Selanjutnya, kalus akan berkembang menjadi tanaman
kecil yang disebut plantlet. Kultur jaringan merupakan salah satu rangkaian teknik rekayasa
genetika karena dapat menumbuhkan sel-sel transgenik. Oleh karena itu, dapat pula dikatakan
bahwa kultur jaringan sebagai alat (tool) dalam pelaksanaan rekayasa genetika.

2. Contoh Produk Rekayasa Genetik

Pemanfaatan Rekayasa Genetik dalam Produksi Obat

a. Pembuatan Insulin
Produksi hormon insulin melalui rekayasa genetika menggunakan teknologi Plasmid yang
dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon tersebut ke plasmid
bakteri. DNA/gen → hormon insulin Inang/host → DNA. Gen sumber dari sel Bakteri :
Escherricia coli dan Pancreas manusia isolid plasmid → dipotong dengan enzim endonuklease
→ isolasi gen sumber oleh enzim endonuklease Plasmid tunggal → Single gen/gen gabung
dengan enzim ligase → terbentuk DNA rekombinan → dimasukkan ke sel bakteri sebagai
vektor → Bakteri menghasilkan hormone insulin. Keberhasilan memindahkan gen insulin
manusia diperoleh melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi. Bakteri
yang digunakan bakteri E.coli dan telah diperdagangkan untuk mengobati penyakit diabetis
dengan merek dagang: Humulin R

8
b. Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop
saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma yang erupakan fusi
sel dan sel.
Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi, fusi, dan
kloning. Imunisasi dapat dilakukan dengan imunisasi konvensional, imunisasi sekali suntik
intralimpa, maupun imunisasi in vitro. Fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang mampu
menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus dibiakan seperti sel
myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel induk yang tidak
mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat tumbuh.
Frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan Polietilen glikol (PEG),
DMSO, dan penggunaan medan listrik. PEG berfungsi untuk membuka membran sel sehingga
mempermudah proses fusi. Sel hibrid kemudian ditumbuhkan pada media pertumbuhan.
Penambahan berbagai macam sistem pemberi makan dapat meningkatkan pertumbuhan sel
hibridoma.

c. Obat-obatan Produksi Rekayasa Genetik


Obat-obatan yang dibuat dari unsur aktif yang diproduksi dengan rekayasa genetika,
biasanya disebut Biologicals. Di Eropa saat ini tercatat lebih dari 130 jenis obat-obatan yang
mengandung 100 unsur aktif yang dibuat secara rekayasa genetika sudah mendapat izin
pemasaran. Unsur aktifnya diproduksi dengan bantuan bakteri, ragi atau sel binatang
memamahbiak dalam bejana dari baja tahan karat atau instalasi fermentasi.
Obat-obatan tersebut antara lain :
a. Antibodi monoklonal adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon
sel-sel b sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi sel berbeda;
penghasil sel b Limpa dan sel mieloma) yang dikultur. Bertindak sebagai antigen yang
akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsinya antara lain untuk diagnosis penyakit
dan kehamilan
b. Terapi gen adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan
gen normal
c. Antibiotik, Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari
Penicillium notatum.
• Penicillium chrysogenum ........(memperbaiki penisilin yang sudah ada).

9
• Cephalospurium...........(penisilin)
• Cephalosporium.........(sefalospurin)
• Streptomyces..........(treptomisin, untuk pengobatan TBC)
d.Interferon Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh
manusia. Proses pembentukan di dalam tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding
kecepatan replikasi virus) karena itu dilakukan rekayasa genetika.
e.Vaksin, Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria. Secara konvensional pelemahan kuman
dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan
fusi atau transplantasi gen dengan menggunakan S.cereviciae dalam skala industri
menggunakan S.cereviciae dalam skala industri
f. Hormon tumbuh manusia (GH) dan Insulin
Hormon ini diproduksi menggunakan E.coli untuk mengobati kelainan pertumbuhan
(misal: cebol), dan insulin untuk penderita diabetes mellitus

D. bidang pertanian

a. Peningkatan varietas tanaman dan pengembangan varietas baru dengan hasil yang
lebih tinggi dan ketahanan terhadap penyakit dan hama.

Rekayasa genetik juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam sel dari organisme
lainnya. Para ilmuwan telah menyisipkan gen-gen dan bakteri ke dalam sel tomat, gandum,
padi, dan tanaman pangan lainnya, sehingga beberapa memungkinkan tanaman bertahan
hidup dalam temperature dingin atau kondisi tanah yang gersang dan kebal terhadap serangan
hama serangga.

Contoh tanaman yang telah menggunakan Teknologi Rekayasa yaitu:


a. Kedelai Transgenik
Kedelai merupakan produk Genetikally Modified Organism terbesar yaitu sekitar
33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada. Dengan rekayasa genetik,
dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tahan terhadap herbisida dan
memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara global telah dikomersialkan dua jenis
kedelai transgenik yaitu kedelai toleran herbisida dan kedelai dengan kandungan asam
lemak tinggi
b. Jagung Transgenik

10
Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetik melalui
teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt)
untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yang disebut corn borer sehingga
dapat meningkatkan hasil panen. Gen Bacillus thuringiensis yang dipindahkan mampu
memproduksi senyawa pestisida yang membunuh larva corn borer tersebut.
Berdasarkan kajian tim CARE-LPPM IPB menunjukkan bahwa pengembangan
usaha tani jagung transgenik secara nasional memberikan keuntungan ekonomi sekitar Rp.
6,8 triliyun. Keuntungan itu berasal dari mulai peningkatan produksi jagung, penghematan
usaha tani hingga penghematan devisa negara dengan berkurangnya ketergantungan akan
impor jagung. Dalam jangka pendek pengembangan jagung transgenik akan meningkatkan
produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145.170 ton dan konsumsi langsung 225.550
ton. Sementara dalam jangka panjang, penurunan harga jagung akan merangsang kenaikan
permintaan jagung baik oleh industri pakan maupun konsumsi langsung. Bukan hanya itu,
dengan meningkatkan produksi jagung Indonesia juga menekan impor jagung yang kini
jumlahnya masih cukup besar. Pada tahun 2006, impor jagung masih mencapai 1,76 juta
ton. Secara tidak langsung, penggunaan tanaman transgenik juga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
c. Kapas Transgenik
Kapas hasil rekayasa genetik diperkenalkan tahun 1996 di Amerika Serikat. Kapas
yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan jumlah penggunaan
insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin)
dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida,
gen yang menunda pemasakan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan
kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma
tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga
merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat menurunkan
produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari 50
persen areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa
tahun ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman kapas transgenik. Demikian juga
dengan Cina dan India yang merupakan produsen kapas terbesar di dunia setelah Amerika
Serikat juga secara intensif telah mengembangkan kapas transgenik.
d. Tomat Transgenik

11
Pada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau tapi belum
matang. Hal ini disebabkan akrena tomat cepat lunak setelah matang. Dengan demikian,
tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan penanganan yang sulit. Tomat
pada umumnya mengalami hal tersebut karena memiliki gen yang menyebabkan buah
tomat mudah lembek. Hal ini disebabkan oleh enzim poligalakturonase yang berfungsi
mempercepat degradasi pektin. Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut
antisenescens yang memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara
memperlambat sintesa enzim poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat.
Dengan mengurangi produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat
pemrosesan tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya
untuk waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat
sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap
penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak selama
pemrosesan lebih sedikit.
e. Kentang Transgenik
Mulai pada tanggal 15 Mei 1995, pemerintah Amerika menyetujui untuk
mengomersialkan kentang hasil rekayasa genetika yang disebut Monsanto sebagai
perusahaan penunjang dengan sebutan kentang “New Leaf”. Jenis kentang hybrid tersebut
mengandung materi genetik yang memnungkinkan kentang mampu melindungi dirinya
terhadap serangan Colorado potato beetle. Dengan demikian tanaman tersebut dapat
menghindarkan diri dari penggunaan pestisida kimia yang digunakan pada kentang
tersebut. Selain resisten terhadap serangan hama, kentang transgenik ini juga memiliki
komposisi zat gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan kentang pada umumnya.
Hama beetle Colorado merupakan suatu jenis serangga yang paling destruktif untuk
komoditi kentang di Amerika dan mampu menghancurkan sampai 85% produksi tahunan
kentang bila tidak ditanggulangi dengan baik.
Daya perlindungan kentang transgenik tersebut berasal dari bakteri Bacillus
thuringiensis sehingga kentang transgenik ini disebut juga dengan kentang Bt. Sehingga
diharapkan melalui kentang transgenik ini akan membantu suplai kentang yang
berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan daya beli masyarakat.

b. Peningkatan kualitas nutrisi berbagai produk makanan dari hewan

12
Teknik rekayasa genetika dapat juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam hewan yang
kemudian memproduksi obat-obatan penting untuk manusia. Sebagai contoh, para ilmuwan
dapat menyisipkan gen manusia ke sel sapi kemudian sapi tersebut memproduksi protein
manusian yang sesuai dengan kode gen yang disisipkan. Para ilmuwan telah menggunakan
teknik ini untuk memproduksi protein pembeku darah yang dibutuhkan oleh penderita
hemophilia.

13
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya
suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari kata genos
dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Genitika adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya
alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara
individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang pewarisan sifat.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866 di
Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli
botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von
Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada
penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad
ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi
penelitian di bidang genetika.Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan
genetika klasik.
Seiring berkembangnya jaman, ilmu genetika semakin mengalami perkembangan
bahkan ilmu genetika sudah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai
bidang diantaranya pertanian, kesehatan, industri farmasi, hukum serta kemasyarakatan dan
kemanusiaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suryo.1992.Genetika Strata 1. Universitas Gajah Mada: Jogjakarta

https://www.manfaatmewah.com/2019/03/3-prinsip-dasar-rekayasa-genetika-rekombinasi-
dna-fusi-sel-kultur-jaringan.html

Gerald Karp (2010). Cell Biology. International Student Version : Wiley

Imawan, 2012. Implementasi Rekayasa Genetika dalam Tehnik Pencangkokan DNA Manusia
terhadap Organisme Tumbuhan Sebagai Impian Revolusi Ilmiah Abad Ke-21.
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/11/implementasi-rekayasa-genetika-dalam-
tehnik-pencangkokan-dna-manusia-terhadap-organisme-tumbuhan-sebagai-impian-revolusi-
ilmiah-abad-ke-21/ Diakses tanggal 26 desember 2020

Moeljopawiro, Sugiono. 2001. Paradigma Baru Pemanfaatkan Sumberdaya Genetika Untuk


Pembangunan Genetika Pertaniaan. www.bioteknologi untuk indonesia abad 21. di
akses pada 26 desember 2020

15

Anda mungkin juga menyukai