Anda di halaman 1dari 6

AKUTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

“RANGKUMAN BAB 6,7,8,9,10”

DISUSUN OLEH :

1. Carolyn Natasya Imani / 30160404

2. Brian Christoper / 32170475

3. Marlene Suherman / 39170214

4. Mega Asih / 31150513

5. Meri Kristianti / 34170037

6. Octaviani Effendi / 30170156

DOSEN :
Dr. Hanif Ismail., S.E., M.M., M.Ak.

JAKARTA 2019
Bab 6 : ALOKASI BIAYA PADA PESANAN
Biaya langsung

Pembebanan yang paling mudah dan sederhana adalam pembebanan biaya pabrikasi langsung
dan biaya penjualan langsung.

Administrasi pesanan

Biaya pabrikasi langsung dirinci per pesanan dalam administrasi pesanan dan dalam buku
besar melalui pemindahbukuan langsung dari rubrik 4 ke akun "600 pabrikasi".

Contoh :

600 pabrikasi Rp....

Pada 499 pemindahbukuan Rp...

Biaya penjualan langsing juga dirinci per pesanan yang dilakukan dalam administrasi
pesanan dan dibebankan pada buku besar melalui penjurnalan langsung dari rubrik 4 ke rubrik
8. Dalam rubrik ini, kita menggunakan akun "800 penjualan".

Alokasi biaya penjualan langsung dari rubrik 4 ke rubrik 8 dilakukan dengan jurnal :

800 penjualan Rp..........

Pada 499 pemindahbukuan Rp..........

ALOKASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PESANAN

Biaya tidak langsung

Biaya yang tidak dapat dipastikan untuk pesanan yang mana pengeluarannya dilakukan.

Kebanyakan perusahaan menggunakan satu dari dua metode alternatif sebagai berikut :

1. Metode inkremental

2. Metode pusat biaya

Metode inkremental tidak membebankan biaya tidak langsung yang sebenarnya, tetapi dengan
tambahan biaya tidak langsung.

KOMPUTERISASI PEMBEBANAN BIAYA PADA PESANAN

Layar input yang sudah biasa kita pakai adalah yang digunakan untuk menginput pembelian,
penjualan, pemasukan, dan pengeluaran kas dan bank

BAB 7 : METODE PUSAT BIAYA


7.1 Pembebanan Biaya Tidak Langsung Menurut Metode Pusat Biaya
Pusat biaya dapat dikategorikan ke dalam berbagai kelompok. Pembagian yang paling
penting untuk kita adalah ke dalam : pusat biaya pembantu dan pusat biaya utama.

 Pusat Biaya Pembantu


Adalah divisi yang memberikan jasanya kepada divisi-divisi lainnya. Contoh dari
pusat biaya pembantu adalah divisi gedung, divisi pemeliharaan dan divisi
transportasi.
 Pusat Biaya Utama
Dalam perusahaan industri, 2 pusat biaya yang paling terkenal adalah :
- Divisi pabrikasi yang melaksanakan pesanan
- Divisi penjualan yang menjual pesanan

7.2 Daftar Pengalokasian Biaya Tidak Langsung dengan Sistem Prakalkulasi

Kita membahas perhitungan-perhitungan prakalkulasi apa saja yang harus kita


lakukan jika kita akan membebankan jumlah biaya tidak langsung pada penyandang
biaya dengan metode pusat biaya.

7.3 Beberapa Hal Khusus dalam Menghitung Tarif pada Pusat-Pusat Biaya

 Penghitungan tarif dalam hal okupasi yang dianggarkan berbeda dengan okupasi
normalnya
Ketika menghitung tarif, kita akan memperhitungkan pemisahan biaya tidak langsung
ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
 Penghitungan tarif dengan pemisahan ke dalam jenis-jenis biaya
Metode pusat biaya dirancang untuk membagi biaya tidak langsung pada penyandang
biaya secara lebih baik. Dalam praktik, metode ini juga mempunyai arti yang besar
dalam pengontrolan efisiensi suatu perusahaan.
 Pengontrolan efisiensi
Kalau kita ingin mengetahui lebih dalam tentang penyebab selisih antara biaya aktual
dan biaya yang dibolehkan per divisi, kita perlu merinci biaya aktual dan biaya yang
dibolehkan berdasarkan jenis biayanya. Agar hal ini memungkinkan, kita sudah harus
merinci setiap jenis biaya ketika menghitung biaya prakalkulasi yang dianggarkan.
 Tarif-tarif parsial
Tarif parsialnya dihitung dengan cara membagi total biaya yang dianggarkan untuk
tiap jenis biaya dengan kapasitas normal atau dengan kapasitas yang dianggarkan.
Dalam beberapa hal, hubungannya bisa jadi terbalik, yaitu kita menghitung jumlah
keseluruhan biaya yang dianggarkan melalui tarif. Ini terjadi terutama pada biaya
variabel yang sifatnya proporsional.
Untuk setiap jenis biaya variabel yang bersifat proporsional, kita tentukan terlebih
dahulu satuan output normatif untuk divisi yang bersangkutan. Setelah itu, kita
tentukan tarif parsialnya dengan menggunakan harga yang tetap.

Bab 8 : PEMBUKUAN DENGAN METODE PUSAT BIAYA


8.1 Tabel pengalokasian Biaya dan Penggantiannya Secara Pascakalkulasi
Perusahaan membuat tabel pembagian biaya dan penggatian yang di hitung secara
pascakalkulasi yang mencantumkan :

1. Biaya tidak langsung actual dari rubik 4 yang di rinci per bagian, disebut biaya yang di
alokasikan/ di bebankan pertama kali
2. Pembebanan dari divisi yang berakhir pada penyandang biaya (pabrikasi dan
penjualan) di lakukan atas dasar jumlah output actual x tarif prakalkulasi
per output.

8.2 Pembukan Biaya Tidak Langsung pada Metode Pusat Biaya

Pada setiap akhir periode (misalnya akhir bulan). Biaya-biaya actual dibandingkan
dengan biaya – biaya yang dianggarkan (atau yang dibolehkan). Karena itu, kita perlu
membuka dua akun untuk setiap pusat biaya. Sebagai contoh, untuk divisi Gedung. Kita
mempunyai akun nomor “500” Biaya divisi Gedung dan akun nomor “505” Penggantian
Kepada Divisi Gedung.

8.3 Komputerisasi Pembukuan dengan Metode Pusat Biaya

Biaya yang dialokasikan pertama kali

Ketika membukukan biaya tidak langsung dalam rubik 4 di buku besar, kita juga sekaligus
memasukan jumlah-jumlah yang harus di bukukan ke akun-akun buku besar pembantu untuk
pusat biaya yang terkait.

Biaya yang dibebankan

Tergantung dari paket software-nya, pembebanan biaya dari satu pusat biaya ke pusat biaya
lainnya berlangsung dalam program software secara:

 Manual
 Otomatis
Dengan manual ataupun otomatis, pada setiap pendebitan atau pengkreditan di cantumkan:

 Akun (buku besar utama): 500 pusat biaya


 Pusat biaya yang bersangkutan dalam buku besar pembantu pusat biaya
Pembebanan oleh pusat biaya utama

Kita menggunakan cara manual dalam pembebanan biaya oleh pusat biaya utama

Kepada penyandang biaya (pesanan):

Disni kita juga menganggap bahwa setiap jumlah yang dibebankan tercatat pada:

 Akun (buku besar utama) nomor 500 pusat biaya


 Pusat biaya yang bersangkutan dalam buku besar pembantu pusat biaya
8.4 Ikhtisar dalam Bentuk Skema

Dalam bab ini, biaya tidak langsung dialokasikan pada penyandang biaya melalui
metode pusat-pusat biaya serta di bukukan dalam buku besar

BAB 9 : PENGANGGARAN BIAYA TIDAK LANGSUNG


9.1 Budget Biaya Tidak Langsung
 Budget tetap = Menetapkan suatu jumlah yang tetap untuk biaya yang dibolehkan dalam setiap
periode. Dengan budget tetap, maka :
- Budget prakalkulasi (budget yang ditentukan sebelum periode budget dimulai)
- Budget pascakalulasi (budget setelah berakhirnya periode budget yang dihitung atas dasar biaya
yang sebenarnya), yaitu kapasitas pemakaian normal x tarif yang ditentukan sebelumnya
(prakalkulasi), atau dengan kata lain = Budget prakalkulasi = Budget Pascakalakulasi / BT = N
x Tt
 Karena itu, sebelum periode budget dimulai, kita sudah dapat membandingkan :
 Biaya tetap dianggarkan = budget tetap = N x Tt ; Prakalkulasi untuk biaya tetap = Kb x Tt
 Perbedaan antara kedua angka tersebut adalah laba/rugi prakalkulasi akibat kapasitas pemakaian
= (Kb – N) x Tt
 Secara keseluruhan, dalam periode akhir budget, hasil yang didapatkan
 Biaya tetap aktual dan budget biaya tetap = budget tetap = N x Tt Perbedaan antara dua angka
tersebut adalah laba/rugi budget.
 Budget biaya tetap = budget tetap = N x Tt , dan penggantian untuk biaya pascakalkulasi = KaxTt
Perbedaan antara dua angka tersebut adalah laba/rugi pascakalkulasi akibat kapasitas
pemakaian = (Ka – N) x Tt
 Budget variabel= Digunakan pada perusahaan yang menggunakan divisi sesuai kegiatan
perusahaan dalam periode tertentu.
 Perbedaan yang timbul dalam budget variabel merupakan selisih antara :
 Budget variabel prakalkulasi yang dihitung sebelum periode budget berdasarkan output yang
dianggarkan : Kb x Tv
 Budget variabel pascakalkulasi yang dihitung pada akhir periode budget berdasarkan output
aktual : Ka x Tv
 Sebelum dimulainya periode budget, dapat membandingkan :
 Biaya variabel yang dianggarkan = budget variabel : Bv = Kb x Tv
 Penggantian prakalkulasi biaya variabel = Kb x Tv
 Pada akhir periode budget, hal yang dapat dibandingkan :
 Biaya variabel aktual dan biaya variabel yang dianggarkan berdasarkan pascakalkulasi = Ka xTv
Perbedaannya adalah laba/rugi budget.
 Biaya variabel yang dianggarkan berdasarkan budget variabel pascakalkulasi = Ka x Tv dan
penggantian biaya variabel pasca kalkulasi = Ka x Tv
 Budget Campuran= Biaya-biaya yang terjadi dalam suatu kegiatan perusahaannya biasanya tidak
lepas dari biaya tetap dan biaya variabel.
 Pada budget campuran, rumus budget prakalkulasi dan pascakalkulasi adalah : Budget campuran
prakalkulasi : (N x Tt) +(Kb x Tv) dan Budget campuran pascakalkulasi : (NxTt) + (Ka x Tv)
 Sebelum periode budget dimulai, dapat ditarik kesimpulan :
 Budget campuran = (N x Tt) +(Kb xTv)
 Penggantian prakalkulasi untuk biaya tetap dan biaya variabel = (Kb x Tt) + (Kb x Tv)
 Selisih dari kedua angka tersebut adalah laba/rugi kapasitas pemakaian = (Kb – N)xTt
 Pada akhir periode budget,dapat ditarik kesimpulan :
 Biaya aktual dan biaya campuran paskalkulasi = (N x Tt) + (Ka x Tv) Selisih dari dua angka
tersebut adalah laba/rugi budget.
 Budget campuran pascakalkulasi = (N x Tt) + (Ka x Tv)
Penggantian pascakalkulasi = (Ka x Tt) + (Ka x Tv) Selisih dari dua angka tersebut adalah
laba/rugi kapasitas pemakaian(okupansi) untuk biaya tetap = (Ka – N) x Tt.
Keterangan : BT = Biaya tetap; N = Biaya normal; Tt = Tarif tetap ; Kb = Kapasitas budget; Ka =
Kapasitas anggaran; Tv = Tarif Variabel; Bv = Biaya Variabel

9.2 Contoh budget campuran


 Tarif per jam mesin prakalkulasi : To = Tt +Tv
 Budget campuran pascakalkulasi : Budget tetap : N x Tt ; Budget variabel : Ka x Tv
 Penggantian pascakalkulasi : Ka x To

Bab 10 : BUDGET DAN PEMBUKUANNYA


10.1 Pola Z dalam rubrik 5
Kita dapat mengetahui rugi/laba divisi dengan membandingkan saldo akun biaya dan akun
penggantiannya, yang dipisahkan kedalam:

-rugi/laba Budget

-rugi/laba okupansi (kapasitas pemakaian)

Kedua jenis rugi/laba ini dapat dipisahkan dalam pembukuan dengan membukukan Budget
pascakalkulasi.

Budget pascakalkulasi biaya tidak langsung untuk setiap divisi di jurnal sebagai berikut:

5…. Budget Divisi X – akan diganti Rp. ……

Pada 5…. Budget Divisi X Rp. ……

Dengan demikian, untuk setiap divisi kita akan memperoleh 4 akun untuk biaya tidak
langsung untuk memperlihatkan rugi/labanya.

10.2 Pembukuan untuk Divisi tertentu yang menggunakan Budget Tetap

Dalam metode budget tetap, perusahaan menetapkan jumlah yg tetap untuk satu periode
tertentu. Jadi jumlah output yang diberikan oleh divisi yang bersangkutan sama sekali tidak
diperhitungkan.

10.3 Pembukuan untuk Divisi yang menggunakan Budget Variabel

Dalam budget variabel, untuk periode tertentu ditentukan satu jumlah yang terkait dengam
jumlah output yang diberikan oleh divisi yang bersangkutan.

Budget Variabel pascakalkulasi nya adalah: Ka x Tv

10.4 Pembukuan untuk Divisi dengan Budget Campuran

Dalam budget campuran, untuk setiap periode ditentukan sebuah jumlah, yang secara
pascakalkulasi, terdiri dari:

- Budget tetap untuk biaya tetapnya= N x Tt ; +


- Budget variabel untuk biaya variabel = Ka x Tv

10.5 Komputerisasi Budget

Dalam pembukuan yg sudah dikomputerisasi, kita dapat memasukkan berbagai budget dalam
pembukuan. Kita membuat akun ‘5.. Budget Divisi… ‘ dan ‘5.. Budget Divisi… - akan
diganti’ yg kemudian diinput atau diprogram agar pembukuan berlangsung secara otomatis
melalui buku harian memorial. Dengan demikian, kita melakukan pencatatan budget secara
intrakomptabel.

Anda mungkin juga menyukai