ABSTRAK
Gejala klinis Meteorismus pada bayi yang disebabkan oleh beberapa kelainan dapat
menyebabkan kondisi penyakit yang serius, sehingga memerlukan tindakan cepat dan
tepat terutama untuk mengetahui kepastian penyebabnya, antara lain pemeriksaan
radiologi. Pada penatalaksanaan Teknik radiografi Abdomen 3 ( tiga ) posisi pada
bayi dengan kasus Meteorismus diharuskan ada keluarga yang memegang bayi agar
objek tidak bergerak pada saat di foto karena di Instalasi Radiologi RSMH
Palembang tidak mempunyai alat fiksasi khusus untuk bayi. Penulisan skirpsi ini
bertujuan untuk memberikan informasi secara deskriptip untuk mengetahui teknik
radiografi yang dilakukan pada praktek dan teori. Adapun tujuannya adalah untuk
mendapatkan hasil gambaran radiografi yang optimal agar dapat menegakkan
diagnosa. Sampelnya satu orang pasien bayi yang dilakukan pemeriksaan Abdomen 3
(tiga) posisi dengan kasus Meteorismus. Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa
adalah upaya yang dilakukan pada teknik radiografi Abdomen 3 ( tiga) posisi pada
bayi dengan kasus Meteorismus dengan proyeksi AP supine, posisi LLD dan posisi
RDD. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ketinggian udara bebas dan cairan
dalam rongga Abdomen.
1
UNIVERSITY OF KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDY OF DIPLOMA III TECHNIQUE ROENTGEN
ABSTRACT
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap
seluruh dunia terhadap kematian bayi sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian
jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiaanya tersebar.
Sebenarnya kematian bayi mempunyai peluang yang besar untuk dihindari dengan
(Manuaba, 2000).
Sakit perut pada bayi dan anak, baik akut maupun kronis, sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Rasa sakit dapat bervariasi, dari yang paling ringan
sampai yang berat. Rasa sakit dapat terlokalisir di suatu tempat, dapat pula diseluruh
perut, bahkan dapat menjalar ke tempat lain. Sakit perut yang berulang sering terjadi
pada anak. Anak perempuan cenderung lebih sering dibandingkan anak laki-laki, 80
Pada anak di bawah 2 tahun sakit perut mendadak disebabkan oleh kelainan
organik, sedangkan pada anak yang lebih besar kelainan fungsional saluran cerna
macam infeksi, terutama infeksi saluran pencernaan dan Alergi makanan, Sedangkan
3
anak diatas 2 tahun juga disebabkan berbagai macam infeksi didalam maupun diluar
saluran cerna (Scherer, 2001). Pendekatan diagnosis nyeri perut mendadak dan
berulang harus diteliti dengan lengkap, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
dasar. Hanya kasus yang diduga disebabkan kelainan organik yang memerlukan
Sakit Perut atau Infeksi Perut mendadak sering terjadi pada bayi di bawah usia
2 tahun faktor-faktor penyebab pengetahuan dan sikap ibu bersendawa setelah minum
abdomen 3 Posisi
4
1.4.1 Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap secara simultan dengan
2011 ?
1.4.3 Adakah hubungan antara Sikap dengan kejadian meteorismus (sakit perut)
5
1.6 Manfaat Penelitian
atau perpustakaan.
menegakkan diagnosa.
atau perpustakaan.
Palembang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan Saluran Cerna seperti muntah, diare, nyeri perut, sulit BAB
merupakan gejala penyakit yang sering dikeluhkan pada penderita anak atau bayi
yang melakukan rawat jalan. Penyakit alergi tampaknya berperanan paling utama
sebagai penyebab dalam kasus tersebut. Alergi tampaknya dapat menggangu semua
organ tubuh kita tanpa terkecuali, terutama saluran cerna. Gangguan organ tubuh
seperti saluran cerna sering kurang perhatian sebagai target organ reaksi yang
ditimbulkan oleh alergi makanan. Selama ini yang dianggap sebagai target adalah
Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ
dan sistim tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Fungsi organ
tubuh yang sering terlibat dalam proses terjadinya alergi makanan adalah saluran
cerna. Gejala gangguan saluran cerna yang berkaitan dengan alergi makanan adalah
7
Saluran cerna adalah target awal dan utama pada proses terjadinya alergi
makanan, karena penyebab utama ketidak matangan saluran cerna maka gangguan
cerna disebabkan oleh alergi paling sering ditemukan pada usia anak di bawah 2
2.1.2 Tanda-tanda terjadinya gangguan saluran cerna dan alergi makanan pada bayi
Tanda yang paling sensitif untuk mengetahui bahwa gangguan saluran cerna
adalah gangguan tidur malam harus diwaspadai adanya makanan alergi yang masih
terkonsumsi di daerah mulut diantaranya lidah, gigi dan bagian rongga mulut lainnya,
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan
lamamya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang) disebabkan oleh penyakit
infeksi saluran cerna, saluran kemih dan alergi makanan, Sakit perut karena
disfungsional disebabkan oleh tekanan emosional, stress, yang kemudian dibagi lagi
atas kasus bedah dan non bedah, Levine dan Rapport (2004)
Apapun penyebabnya, suatu hal yang pasti adalah sebagian kecil dari sakit perut
baik akut maupun kronik, yang memerlukan tindakan bedah, sebagian besar sakit
HA,2003)
Pengetahuan adalah hasil dari sesuatu yang belum diketahui menjadi diketahui,
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek
8
(Notoatmojo, 2002). Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada
5. Evaluasi (Evaluation)
9
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
2.3. SIKAP
terhadap stimulus atau obyek. Menurut Green, Sikap adalah perasaan, predisposisi,
atau seperangkat keyakinan yang relatif tetap terhadap suatu objek, seseorang atau
dysective or dynamic influence upon the individual’s respons to all objects and
situasional with which it is related”. Dan menurut Cardo, (2000) “Attitude entalis
situasional and other dispositionalvariables, guides and direct the overt behavior of
individual”.
Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tak dapat dilihat, tapi hanya
dapat ditafsirkan lebih dulu perilaku tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan
10
Menurut Newcomb, seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa suatu sikap itu
Dalam bagian lain All port (2002) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
1. Menerima (receiving)
(objek).
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
11
Bertanggung jawab atas segala yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
responden.
diantara thorak dan pelvis. Abdomen dibagi menjadi dinding abdomen dan
rongga abdomen beserta isinya. Dinding abdomen dari luar ke dalam terdiri dari
kulit, jaringan subcutis, fascia superfisualis, otot otot perut dan pinggung, serta di
sebelah dalam dibatasi oleh fascia otot bagian dalam (fascia transversalis). Isi
pencernaan (mulai dari bagian akhir oesophagus, lambung, sampai usus), hati
dan sistem empedu , pancreas, limpa, pembuluh darah, saraf dan kelenjar / saluran
Ada dua bentuk Abdomen pada Bayi, yaitu cembung dan cekung. Bentuk
a. Udara
12
- Dalam cavum peritonium (pnemoperitonium, oleh karena trauma dari luar
13
d. Adanya tumor
misalnya pada hernia diafragma yang besar. Pada anak yang lebih besar
2.4.1 Lambung
dapat dilebarkan sampai 2-3 liter. Pada bayi yang baru lahir kapasitasnya
Usus halus adalah bagian saluran cerna diantara lambung dan usus
Abdomen. Usus halus terletak didaerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus
Usus halus terdiri tiga bagian, yaitu usus duabelas jari (duodenum),
36
1. Duodenum (Usus dua belas jari)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
bagian terpendek dari usus halus, di mulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz. Pada usus dua belas jari terdapat dua
proses pencernaan.
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, dan
1-2 meter adalah bagian usus kosong. Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan dapat terdapat jonjot usus (vili), yang
Usus ini adalah bagian akhir dari usus halus dan memiliki panjang
2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan di lanjutkan oleh
usus buntu.
37
2.4.3 Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu sampai ke rektum. Fungsi organ ini adalah menyerap air dan feses.
permukaan visceral dari lobus kanan hepar untuk membelok ke kiri pada
flexura coli dextra untuk menjadi colon lateralis kanan. Colon ascendens
b. Colon transversum
umbilicalis.
2000 ).
38
d. Colon sigmoid ( berhubungan dengan rektum )
2.4.5 Hati
protein plasma dan penetralan obat. Hati juga memproduksi bile, yang
39
Gambar 1
Skematis Percabangan dan Anastomosis Portocavalis
( DR. dr. I. Harjadi Widjaja, PA, EGC, 2002 )
40
2.5 Patologi Klinis
saat ini lebih banyak digunakan ultranosonografi. Demikian pula untuk melihat
cairan bebas dalam rongga abdomen. Foto polos Abdomen pada posisi tegak
dimaksudkan untuk melihat distribusi udara dalam usus- usus , cairan dan udara
bebas. Bila tidak dijumpai gambaran udara dalam usus- usus pada keadaan
a. Ileus paralitik
penebalan dinding usus. Dapat dilihat fluid level yang umumnya letaknya
paralitik ini dengan mudah dapat ditentukan adanya ileus paralitik ini
b. Ileus obstruksif
pelebaran usus halus lebih dominan dengan gambaran klasik herring bone
41
(step ladder). Tidak ditemukan gambaran udara distal daerah
penyumbatan.
c. Peritonitis
Gejala klinis berupa perut kembung dan sakit perut disertai suhu
obstruksi usus berupa air – udara dan kadang – kadang udara bebas
d. Peritonitis mekonium
adalah peritonitis non bakterial yang berasal dari mekonium yang keluar
42
2.6 Pemeriksaan Radiologi Abdomen
pada foto BNO (Blass Nier Over Zigh) atau foto folos dan pemeriksaan
abdomen tanpa persiapan (akut abdomen) untuk melihat usus ( usus besar /kolon
dan usus kecil) dan untuk melihat udara bebas dalam rongga perut.
pada foto BNO atau pada foto polos dengan indikasi pemeriksaan adanya
b. Perforasi ( kebocoran )
usus bagian yang lebih distal ) sering terjadi pada anak kecil.
e. Corpus alienum
43
2.7 Dasar Teori Teknik Radiografi Akut Abdomen pada Bayi
Ukuran film : 18 x 24 cm
Posisi Pasien :
45º
Posisi Objek :
- Kaset diatur sehingga batas atas kaset setinggi axila agar kedua
( pertengahan kaset )
44
Gambar 2
Proyeksi AP Tegak
Gambar 3
Proyeksi AP Tegak dengan alat fiksasi
45
2.7.2 Proyeksi AP Supine
Tujuan : menunjukkan ukuran dan bentuk hati, limpa dan ginjal serta
Ukuran film : 18 x 24 cm
Posisi pasien :
46
Gambar 4
Preyeksi AP Supine
(memperllihatkan udara yang menggelembung pada perut)
( Bontranger Kenneth. L, 2001 )
47
2.7.3 Posisi R/L Dorsal Decubitus
Abdomen.
Ukuran kaset : 18 x 24 cm
Posisi pasien :
Posisi obyek :
b. MCP sejajar dengan garis tengah kaset dengan batas atas kaset axila
48
Gambar 5
Proyeksi LLD
(Bontranger Kenneth. L, 2001)
49
2.7.4 Posisi Left Lateral Decubitus ( LLD )
Tujuan : menunjukkan ukuran dan bentuk hati, limpa dan ginjal serta
Ukuran kaset : 18 x 24 cm
Posisi pasien :
a. Pasien diposisikan true lateral recumbent, dengan sisi kiri di atas meja
pemeriksaan
tempat tertinggi.
Posisi obyek :
Letakkan kaset vertikal dibelakang abdomen dengan batas sisi atas kaset
setinggi axila.
CP : Pada MSP tubuh kurang lebih 2 inchi keatas dari crista illiaca
( pertengahan film )
Kriteria gambaran :
50
c. Bila klinisnya diduga ada cairan di dalam rongga, abdomen kiri tidak
boleh terpotong
d. Bila klinisnya diduga ada udara di dalam rongga abdomen, maka sisi
Gambar 6
Proyeksi LLD
(Bontranger Kenneth. L, 2001)
51
2.8 Gambaran Radiografi yang optimal
akurat sedangkan kriteria penilaian akan dilihat dari kualitas radiografi serta seni
fotografinya.
a. Densitas
2009 )
1. Kilovolt (Kv)
3. Second (s)
52
Second menunjukan lamanya waktu penyinaran. Pengguna waktu
pula. Jika waktu penyinaran naik, maka densitas pun akan naik. mAs
mAs = Ma x s
Keterangan :
Ma : Milli Ampere
s : Second
akan turun.
5. Ketebalan objek
Semakin tebal objek yang akan di foto, maka semakin tinggi factor
Penyerapan oleh jaringan pada tubuh manusia berbeda satu sama lain
dikurangi 2 kV.
53
6. Luas lapangan Penyinaran ( kolimasi )
b. Kontras
gambar akan semakin hitam dan semakin rendah nilai densitas, maka
1. Tengangan Tabung
Perbedaan ini dipengaruhi oleh kerapatan jenis dan nomor atom obyek.
3. Radiasi hambur
4. Penyimpanan film
Penyimpanan film yang terlalu lama atau melewati batas waktu pakai
c. Ketajaman
jaringan organ pada sebuah film radiografi. Semakin jelas gambaran, maka
54
semakin akurat informasi yang diperoleh dari gambaran, ketidaktajaman
1. Faktor geometrik
oleh :
a) Ukuran fokus
b) Jarak
mengalami pembesaran.
2. Faktor pergerakan
55
a) Pergerakan subyektif
b) Pergerakan obyektif
a. Developing (Pembangkitan)
b. Rinsing (Pembilasan)
c. Fixing (Penetapan)
d. Washing (Pembilasan)
e. Drying (Pengeringan)
56
Proses kerjanya dengan cara film yang sudah di expose dimasukan
pada tangki-tangki yang terdiri dari developer, tangki rinsing, tangki fixer,
keaktifan serta pembangkit yang tinggi. Film yang sudah diekspose pada
klinik.sehingga petugas maupun masyarakat luas terhindar dari radiasi yang tidak
berguna.
57
2.10.1 Tujuan Proteksi Radiasi :
b. kacamata Pb
c. Sarung tangan Pb
d. Pelindung leher
e. Pelindung gonads.
58
2.10.4 Proteksi radiasi terhadap pasien yang akan difoto :
seperlunya
pengulangan foto.
radiasi.
(Harsanto,200)
59
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
hal-hal khusus, oleh karena itu konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat
diukur langsung. Konsep dapat diukur melalui yang lebih spesifik yng disebut
variabel. Dari beberapa teori penyebab kejadian sakit perut pada bayi pengetahuan,
Pengetahuan
Sikap
60
3.2 Hipotesis
Ada hubungan antara pengetahuan, sikap dengan kejadian sakit perut pada
3.2.2.2. Ada pengaruh antara faktor sikap dengan kejadian sakit perut pada
61
BAB IV
METODE PENELITIAN
Lanjut Usia) dengan variabel independen (Pengetahuan, dan Perilaku Lanjut Usia)
Populasi Penelitian ini adalah pasien lanjut usia yang berkunjunjg ke Rumah
dari Jumlah pasien sakit perut yang berkunjung ke Rumah Sakit Muhammad
62
kurang dari 100 orang maka diambil semua sehingga penelitiannya
Data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu data yang diperoleh melalui
sekunder yaitu data yang diperoleh dengan melihat rekam medik di Rumah
sudah lengkap atau ada yang perlu dikurangi sehingga data yang ada
kode-kode
Data yang sudah selesai di coding lalu dimasukan ke dalam bentuk tabel
63
Data diperiksa kembali sehingga bebas dari kesalahan dan dapat diuji
kembali kebenarannya.
Analisa data untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
usia).
Analisis bivariat terdiri dari : (1) analisis tables atau crosstabs, (2) analisis
0,05.
X² = Σ ( O- E)²
E
X² = Nilai X²
64
E = Frekuensi nilai harapan
Kriteria Uji
pada perut
kategori yaitu :
1. Baik
2. Tidak Baik
3. Buruk.
65
4.7.2 Variabel Dependen
4.7.2.1 Pengetahuan
Kategori yaitu :
1. Baik
2. Sedang
3. Rendah
4.7.2.2 Sikap
4. Hasil Ukur : Keadaan atau respon atas kejadian sakit perut dibagi
1. Baik
2. Sedang
3. Rendah
66
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoeisin Palembang
pada tahun 1953 atas prakasa Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dr.
manusianya tersedia para spesialis lengkap dan beberapa sub spesialis sehingga
mengubah tipenya dari kelas C menjadi Rumah Sakit Umum Pusat kelas B dan
menjadi rumah sakit terbesar, sebagian pusat rujukan layanan kesehatan se-
dari rumah sakit vartikal (rumah sakit penerima pajak) menjadi rumah sakit
Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan menjadi salah satu dari 13 rumah sakit
67
oprasionalnya dimulai dari tanggal 1 Januari 2002 sebagai rumah sakit perjan,
secara oprasional Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
5.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
5.2.2 Misi Rumah sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
berkualitas tinggi.
68
5.3 Gambaran Wilayah
Palembang.
Jendral Sudirman.
3. Radiografer : 18 orang
4. Administrasi : 5 orang
69
5. Tenaga Non Kesehatan : 4 orang
dengan kasus meteorismus ini dilakukan terhadap seorang pasien yang datanya
sebagai berikut :
Nama : An.
Umur : 2 Bulan
Diagnosa : Meteorismus
orang perawat dan satu orang dari keluarga bayi dengan membawa surat
70
rontgen, 3 buah kaset dengan film di dalamnya ukuran 18 X 24 cm,
keluarga bayi yang akan membantu memegang bayi pada saat di foto
diafragma, kedua tangan bayi diletakkan diatas kepala dan kedua kaki
kolimasi sesuai luas lapangan penyinaran pada obyek yang akan diambil.
Tube diatur sehingga FFD 90 cm, central ray vertikal tegal lurus film dan
kV, 200 mA dan 0,04 s. Kemudian eksposi pada saat pasien tahan napas .
Untuk posisi LLD bayi diposisikan tidur miring, sisi kiri menempel pada
71
meja pemeriksaan. Kedua tangan dan kedua kaki diletakkan ditempat
dibelakang tubuh dengan batas atas kaset setinggi axila. Atur kolimasi
sesuai dengan luas penyinaran pada obyek yang akan di ambil. FFD 90
kanan bayi, dengan batas atas kaset setinggi axila. Atur kolimasi sesuai
dengan luas penyinaran pada objek yang akan di ambil. FFD 90 cm, CR
yaitu 55 kV, 200 mA dan 0,04 s. Kemudian eksposi dilakukan pada saat
tahan nafas . Setelah pemotretan selesai, maka film dicuci dikamar gelap
posisi pada bayi oleh dokter Radiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
didapat :
72
- Tak tampak udara bebas di ekstralumen
Kesan : Meteorismus
5.6 Pembahasan
disesuaikan dengan ketebalan objek yang akan diperiksa dan pengaturan tube
pesawat. Hal ini dilakukan untuk kelancaran dalam pemeriksaan dan untuk
menjaga agar bayi tidak bergerak pada saat di foto. Disebabakan di Instalasi
Radiologi RSMH Palembang tidak mempunyai alat fiksasi khusus untuk bayi.
pemotretan berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan, yaitu foto yang
diperoleh tepat pada objek yang akan di lihat. Diperlukan kerjasama yang
73
Dari penilaian oleh radiolog dan beberapa radiografer pada hasil
yang telah dinilai dari seni teknik radiografinya mencakup dari posisi obyek,
supine, posisi objeknya kurang baik,tidak simetris dilihat dari MSP tubuh
gambarnya cukup baik. Sedangkan pada posisi LLD dan posisi RDD, posisi
tepat seperti kV, mA dan s. Jumlah radiasi yang diterima oleh pasien
terhadap efek radiasi. Oleh karena itu dapat dilakukan dengan membatasi
kolimasi sekecil mungkin, yaitu tidak melampaui batas organ yang akan
memegang bayi agar tidak terjadi pengulangan foto yang dapat menambah
74
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Penyebab Meteorismus adalah antara lain adanya cairan dalam rongga
rongga perut.
memegang bayi pada saat di foto untuk menahan pergerakkan bayi, karena
yaitu dilihat dari posisi objek, kontras gambar, densitas dan ketajaman
gambarnya.
75
6.2 Saran
76
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985.Ilmu Kesehatan Anak.FKUI Jakarta.
77