Anda di halaman 1dari 2

Nama : Intan Delia Rustandi

NIM : K14180002
Pertemuan : Sepuluh
Paralel : Dua
Komunikasi dan Diplomasi Global

RESUME VIDEO BAB NEGOSIASI

Negosiasi adalah sebuah sebuah proses diskusi atau tawar menawar yang
bertujuan untuk menghasilkan sebuah kesepakatan diantara pihak yang
berkepentingan untuk tujuan tertentu, sebuah negosiasi dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti negosiasi secara langsung ataupun melalui media perantara
seperti melalui panggilan telepon, surel bahkan mungkin sekarang melalui media
sosial. Aspek yang dperhatikan selain terjalinnya kesepatan adalah Relationship
antar pihak ketika keduanya merasa senang maka akan menjadi win-win solution,
namun jika hanya salah satu pihak yang diuntungkan dan yang lainnya tidak maka
kesepakatan tersebut bersnama win-lose solution. Hubungan yang baik itu penting
dalam bernegosiasi bisnis baik itu dengan rekan kerja, stakeholder dan pihak
lainnya.
Dan Poston, seorang Assistant Dean Masters programs Foster School of
Business yang sebelumnya selama lima belas tahun beliau berprofesi sebagai
seorang business lawyer dan bagian dari perusahaan di tiga negara Jepang dan Cina
membagikan pengalamannya dalam bernegosiasi dengan beberapa perusahaan
antar negara. Hal yang terpenting yang harus diperhatikan ketika akan memulai
bernegosiasi adalah memastikan untuk mengetahui latar belakang pihak yang akan
bernegosiasi, bentuk organisasi/perusahaan, industri yang bersangkutan, ide yang
ditawarkan, dan mengetahui alasan yang mereka inginkan ketika dan setelah
bernegosiasi dengan kita. Membangun relationship dan rasa saling percaya dalam
bernegosiasi juga dibutuhkan, beliau pernah menjadi seorang Lawyer untuk
perusahaan Jepang yang akan bernegosiasi dengan perusahaan pemerintah Cina
untuk membentuk sebuah joint venture, negosiasi ini berlangsung selama lima
tahun, dalam lima tahun tersebut keduanya saling mengenal satu sama lain untuk
membangun sebuah relationship dan kepercayaan, keduanya sering melakukan
rapat, berbincang dan lain-lain. Setelah kepercayaan itu terbangun, hanya butuh 6
bulan untuk memulai produksi.
Nama : Intan Delia Rustandi
NIM : K14180002
Pertemuan : Sepuluh
Paralel : Dua
Komunikasi dan Diplomasi Global

Menurut beliau, karakteristik yang harus dimiliki agar seseorang menjadi


seorang negosiasi yang baik adalah memiliki rasa empati, mengerti dan memahami
pihak yang diajak bernegosiasi, memposisikan diri jika diri kita adalah lawan
bicara, sehingga negosiasi yang berjalan dapat berlangsung secara efektif. Faktor
kegagalan dalam bernegosiasi diantaranya adalah tidak autentik dalam melakukan
negosiasi dan tidak bisa menyampaikan dengan baik maksud, alasan, dan tujuan
dalam negosiasi tersebut. Contoh ketidak”autentik”an dalam bernegosiasi adalah
perbedaan antara sample produk pada saat negosiasi dengan produk yang dibuat
setelah kesepakatan ada (produk di luar ekspetasi atau berbeda pada saat proses
negosiasi).
Perbedaan budaya dalam bernegosiasi juga memengaruhi proses
kesepakatan, ada beberapa negara yang mudah menolak jika tidak sesuai dengan
yang diinginkan tetapi ada negara yang sukar menolak seperti pengalaman yang
diceritakan beliau antara perusahaan Amerika yang akan bernegosiasi dengan
perusahaan Cina, pada saat proses negosiasi dan menyampaikan ide perusahan Cina
tersebut memuji ide yang disampaikan, tetapi tidak ada pernyataan kepastian ya
atau tidak dengan kesepakatan tersebut karena memang sebenarnya Cina tdak
tertarik dengan ide tersebut. Kesalahpahaman dalam bernegosiasi akan terjadi
ketika salah satu pihak terlalu mendominasi atau kurang memberikan kesempatan
kepada pihak yang lain untuk menjelaskan maksud dan tujuan mereka dalam
bernegosiasi.
Jika dilihat dari negara Indonesia, bentuk usaha mayoritas yang ada adalah
UMKM, Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyatakan pada tahun 2018 terdapat
64.199.606 unit UMKM. Salah satu contoh empiris yang sering kita jumpai adalah
negosiasi antara UMKM produksi makanan rumahan dengan warung kecil,
biasanya ada kesepakatan baik tertulis atau pun tidak untuk sistem pembayaran,
sistem pergantian barang baru dan lain-lain. Selain antar UMKM ada juga
kesepakatan antara Usaha Besar dengan UMKM contohnya adalah beberapa
perusahaan waralaba. Tentu proses negosiasi dua bentuk kerjasama tersebut
berbeda, negosiasi yang dilakukan Usaha Besar dan UMKM lebih terikat oleh
aturan undang-undang mengenai kemitraan dan lebih formal (selalu ada perjanjian
tertulis), berbeda halnya dengan perjanjian antar UMKM yang mayoritas bersifat
nonformal.

Anda mungkin juga menyukai