Anda di halaman 1dari 5

AVULSI

CSL SEMESTER 5

Dosen pengampu : drg. Juliani Kusumaputra, Sp.BM

MILAWATI
1112017037

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2021
Avulsi merupakan salah satu cedera dentoalveolar traumatis yaitu keadaan gigi
yang lepas dari soketnya, sering terjadi pada gigi depan rahang atas karena bagian
labial lebih rentan terhadap trauma wajah. Avulsi gigi didefinisikan sebagai
keluarnya seluruh gigi dari soket akibat trauma. Tulang alveolar, sementum,
ligamen periodontal, gingiva, dan pulpa akan mengalami kerusakan pada saat gigi
secara total keluar dari soketnya. Hal ini menyebabkan terputusnya ligamen-
ligamen periodontal dan suplai darah ke jaringan pulpa. Akibatnya pulpa gigi
mengalami nekrosis dan periodonsium rusak.

Gambar. Avulsi Gigi

Avulsi merupakan kasus trauma dental yang paling sering terjadi


dibandingkan dengan kasus trauma dental lainnya. Penyebab gigi avulsi adalah
ketika melakukan olahraga seperti bermain sepak bola dan bola basket, berkelahi
dan kecelakaan mobil. Avulsi gigi dipertimbangkan sebagai kondisi
kegawatdaruratan dental.
Gambaran klinis yang dapat dilihat dari gigi avulsi adalah terdapat
bekuan darah di dalam soketnya. Avulsi paling sering terjadi pada gigi insisivus
sentral pada rahang atas. Penanganan untuk avulsi gigi yaitu reimplantasi yang
merupakan tindakan di bidang kedokteran gigi yang merujuk pada pemasangan
atau insersi dan fiksasi sementara gigi yang mengalami avulsi.
Gigi avulsi salah satu kasus trauma dental yang memerlukan perawatan
darurat. Penanganan yang tepat akan mempengaruhi prognosisnya. Ketika terjadi
avulsi pada gigi, penanganan pertama :
1. Tenangkan kondisi
2. Carilah gigi yang lepas dan peganglah pada bagian mahkotanya. Jangan
menyentuh bagian akar.
3. Jika gigi kotor, cucilah dibawah air mengalir biarkan agar gigi tetap lembab
dalam waktu maksimal 10 detik dan letakkan kembali gigi ke soketnya.
Ketika gigi sudah diposisinya semula, gigitlah saputangan untuk menjaga agar
gigi tetap ditempatnya.
4. Jika tidak memungkinkan untuk mereposisi giginya, letakkan gigi yang avulsi
tersebut ke tempat penyimpanan lain dan segera ke klinik gawat darurat
terdekat.
5. Jika ada tempat penyimpanan khusus seperti Hanks Balanced Storage
Medium (HBSS atau saline), media tersebut lebih baik digunakan.
6. Carilah perawatan dental secepatnya.

Replantasi segera dilakukan jika gigi avulsi, maka prognosisnya semakin baik.
Ketika pasien avulsi datang ke praktik dokter gigi dengan kondisi giginya sudah
dimasukkan kembali di tempat cedera, hendaknya dokter gigi memeriksa baik
secara klinik maupun radiologik untuk memeriksa hasil replantasi yang
dilakukannya.

1. Gigi diletakkan pada cawan yang berisi larutan salin


2. Segera lakukan rontgen
3. Lokasi avulsi diperiksa dengan baik untuk mengetahui apakah terdapat
serpihan tulang yang harus dibuang
4. Soket diirigasi dengan meggunakan laruta salin untuk menghindari
kontaminasi
5. Gigi diambil dengan cara angkat mahkota gigi dengan hati-hati
6. Periksa morfologi gigi
7. Masukkan kembali kedalam soketnya. Setelah dimasukkan tekan secara
perlahan dengan jari atau papsien diinstruksikan untuk menggigit kasa sampai
gigi kembali ke posisi semula
8. Gigi distabilkan selama 1 sampai 2 minggu dengan splin
9. Dokter memberikan antibiotik kepada pasien
10. Pasien diberikan perawatan penunjang. Diet lunak.
DAFTAR PUSTAKA

Textbook of Maxillofacial Surgery Thrid Edition: Padma Preetha Balaji BDS, MDS
Consultant Oral and Maxillofacial Surgeon Balaji Dental, Craniofacial Hospital and
Research Centre Chennai, Tamil Nadu, India: p 2078-2101

Bahammam, A. (2018). Knowledge and attitude of emergency physician about the


emergency management of tooth avulsion. BMC Oral Health. pp 2-9

Anda mungkin juga menyukai