Anda di halaman 1dari 52

HUBUNGAN PENGUASAAN ISTILAH ASING

DENGAN HASIL BELAJAR MAKANAN


KONTINENTAL SISWA KELAS XI
SMK PUTRA ANDA BINJAI

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Seminar Proposal

OLEH :

YUSRIL ADE P.BGN

5183342013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini

tepat pada waktunya.

Adapun judul usulan penelitian ini adalah “ Hubungan Penguasaan

Istilah Asing Dengan Hasil Belajar Makanan Kontinental Siswa Kelas XI

SMK Putra Anda Binjai” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat skripsi

Program Studi Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah membimbing penulis dalam pembuatan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan

selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................4
C. Pembatasan Masalah....................................................................................4
D. Rumusan Masalah........................................................................................5
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
F. Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS...........................................................7
A. Kajian Teori.................................................................................................7
B. Penelitian Relevan......................................................................................24
C. Kerangka Berfikir.......................................................................................25
D. Hipotesis Penelitian....................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................28
A. Desain Penelitian........................................................................................28
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................28
C. Subjek dan Objek Penelitian......................................................................28
D. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian...........................................29
E. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................29
F. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data...........................................30
G. Teknik Analisis Data..................................................................................37
DAFAR PUSTAKA...............................................................................................42
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bechamel Sauce...................................................................................19

Gambar 2. Veloute Sauce......................................................................................19

Gambar 3. Brown Sauce........................................................................................20

Gambar 4. Tomato Sauce.......................................................................................21

Gambar 5. Mayonnaise Sauce................................................................................21

Gambar 6. Hollandaise Sauce................................................................................22


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Istilah Asing Pada Materi Saus...................................................................9

Tabel 2. Empat Aspek Keterampilan Bahasa.........................................................14

Tabel 3. Skala Linkert............................................................................................31

Tabel 4. Kisi – Kisi Angket Penguasaan Istilah Asing..........................................31

Tabel 5. Kisi-kisi Tes Penguasaan Istilah Asing....................................................31

Tabel 6. Kisi-kisi Tes Makanan Kontinental.........................................................32

Tabel 7. Taraf Kesukaran Item..............................................................................35

Tabel 8. Indeks Daya Pembeda Item.....................................................................36

Tabel 9. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian...........................................38

Tabel 10. Tingkat Kecenderungan Nilai Akhir Hasil Belajar................................38


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Esi Emelia (2013),mata pelajaran Makanan Kontinental

merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang dapat membentuk siswa

menjadi pekerja terampil yang dibutuhkan dalam dunia industry. Sesuai dengan

tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan yang merupakan pendidikan pada

jenjang menengah yang menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki dunia kerja

dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian yang diperolehnya itu demi

kemajuan dirinya, masyarakat dan bangsa.

Makanan kontinental adalah sebuah istilah yang digeneralisasikan secara

kolektif yang merujuk pada masakan-masakan yang berasal dari negara yang

mempunyai dataran luas contohnya Eropa, Amerika dan Australia. Seiring dengan

perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang sejalan dengan

berkembangnya era globalisasi, masyarakat juga sudah mulai mengenal makanan

khas barat yang dikenal dengan makanan kontinental.

Pada proses pembelajaran mata pelajaran makanan kontinental selalu

menggunakan istilah asing yaitu dalam resep, teknik pengolahan, bahan-bahan,

alat, dan metode memasak. Oleh karena itu siswa selalu menemukan kesulitan-

kesulitan dalam memahami penggunaan resep, pengenalan bahan, pengenalan

alat, maupun dalam proses memasak.

1
Makanan Kontinental adalah salah satu bidang studi yang ada di sekolah

SMK Putra Anda Binjai, tujuan adanya bidang studi ini adalah untuk melatih

2
2

keterampilan yang dimiliki siswa baik secara teori dan praktek dalam mengolah

berbagai hidangan kontinental yang dimulai dari hidangan appetizer sampai

dessert. Serta dapat mempersiapkan siswa menjadi tenaga professional dalam

bidang kuliner khususnya masakan kontinental.

Menurut Esi Emelia (2013),Materi saus (sauce) merupakan kompetensi

dasar yang harus ditempuh siswa yang menjadi dasar pegetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi yang diperlukan siswa dalam pembelajaran

yang meliputi pengertian saus, karakteristik saus, turunan saus, bahan dan alat

serta penyimpanan saus yang didalamnya terdapat istilah-istilah asing dengan

Bahasa Inggris maupun Perancis yang harus dikuasai oleh siswa-siswi program

keahlian Jasa Boga yang akan membantu hasil belajar pada makanan kontinental

meningkat.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi , beliau

menyatakan bahwa saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam hal

pengucapan istilah berbahasa asing sehari-hari siswa masih sering salah dalam

melafalkan istilah asing dengan benar. Kemudian siswa masih belum terbiasa

membaca dan menulis istilah asing dengan benar sehingga pada saat diberikan

tugas atau ujian berlangsung siswa sering keliru dalam menjawab pertanyaan.

Pemahaman secara spesifik mengenai istilah asing yang ada juga belum

dilaksanakan, sehingga banyak siswa yang menganggap bahwa istilah-istilah

asing tersebut hanya sekedar kalimat tanpa mengetahui makna atau arti dari istilah

tersebut.
3

Kondisi tersebut tergambar pada hasil belajar siswa kelas XI Jasa Boga

khususnya pada mata pelajaran makanan kontinental masih dikategorikan cukup

dan masih ada yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

ditetapkan. Demikian dengan daftar kumpulan nilai hasil belajar siswa diperoleh

untuk tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah 31 orang siswa tidak ada yang

memperoleh nilai 90-100, siswa yang nilainya memenuhi standart nilai ketuntasan

sebanyak 19 orang dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 orang. Pada tahun

ajaran 2017/2018 dengan jumlah 26 orang siswa ada peningkatan namun tidak ada

siswa yang memperoleh nilai 90-100. Siswa mendapat nilai tuntas sebanyak 17

orang dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang. Menurut keterangan guru

yang bersangkutan nilai tersebut telah mengalami pertambahan nilai yang

didasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti: kehadiran, keaktifan dalam proses

belajar mangajar, sikap dan tingkah laku dengan Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) standart kompetensi saus (sauce) adalah 75.

Dari data diatas terlihat bahwa penguasaan istilah asing siswa merupakan

hal penting dalam mata pelajaran makanan kontinental khususnya materi saus.

Terlebih lagi tidak dapat dipungkiri bahwa pada bidang jasa boga erat kaitanya

dengan istilah berbahasa asing mulai dari mempersiapkan sampai mengolah suatu

hidangan. Penulis ingin melihat seberapa erat kaitannya penguasaan istilah asing

dengan hasil belajar makanan kontinental siswa.

Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengkaji masalah

ini secara mendalam melalui penelitian dengan judul “ Hubungan Penguasaan


4

Istilah Asing Dengan Hasil Belajar Makanan Kontinental Siswa Kelas XI SMK

Putra Anda Binjai ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di identifikasi masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penguasaan istilah asing Makanan Kontinental pada siswa

SMK Putra Anda Binjai

2. Bagaimana hasil belajar Makanan Kontinental siswa SMK Putra Anda

Binjai

3. Apakah penguasaan istilah asing dapat meningkatkan hasil belajar

Makanan Kontinental siswa SMK Putra Anda Binjai

4. Bagaimana hubungan penguasaan istilah asing dengan hasil belajar

Makanan Kontinental di SMK Putra Anda Binjai

5. Bagai mana minat siswa terhadap Bahasa asing

6. Apakah dukungan sekolah terhadap Bahasa asing di SMK Putra Anda

Binjai

7. Apakah siswa SMK Putra Anda Binjai dapat mengucapkan istilah dalam

bahsa asing dengan benar

8. Apakah siswa memahami Bahasa asing yang terdapat didalam materi saus

9. Bagaimana tindakan atau usaha siswa SMK Putra Anda Binjai untuk

melaksakan mata pelajaran makan continental


5

10. Apa kah siswa mampu memahami materi saus dalam pembelajaran

kontinental

C. Pembatasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah karena mengingat

begitu luas dan kompleksnya permasalahan, maka pembatasan masalah disusun

sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya membahas tentang istilah asing pada Makanan

Kontinental dalam bahasa Inggris dan Prancis

2. Hasil belajar Makanan Kontinental dibatasi pada materi saus (sauce)

3. Subjek penelitian ini adalah siswa Jasa Boga kelas XI SMK Putra Anda

Binjai

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah

di atas, maka permasalahan ini akan dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penguasaan istilah asing Makanan Kontinental siswa kelas XI

SMK Putra Anda Binjai?

2. Bagaimana hasil belajar Makanan Kontinental siswa kelas XI SMK Putra

Anda Binjai?

3. Bagaimana hubungan penguasaan istilah asing dengan hasil belajar

Makanan Kontinental siswa kelas XI SMK Putra Anda Binjai?


6

4. Apa kah siswa SMK Putra Anda Binjai dapat memahami istilah bahsa

asing pada makanan kontinental?

5. Apakah siswa dapat melak sanakan materi saus dengan istilah asing?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui penguasaan istilah asing pada Makanan Kontinental

siswa kelas XI SMK Putra Anda Binjai

2. Untuk mengetahui hasil belajar Makanan Kontinental di SMK Putra Anda

Binjai.

3. Untuk mengetahui adakah hubungan penguasaan istilah asing dengan hasil

belajar Makanan Kontinental siswa kelas XI SMK Putra Anda Binjai

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memperkenalkan

istilah-istilah asing dalam Bahasa Inggris dan Prancis dalam kegiatan

pembelajaran Makanan Kontinental


7

2. Bagi sekolah, Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam

meningkatkan dan memaksimalkan hasil belajar siswa di kelas XI pada

mata pelajaran makanan kontinental pada materi saus (sauce).

3. Bagi penelti, penelitian ini dapat menjadi bekal di masa mendatang

pada saat menjadi profesi sebagai pendidik

4. Bagi peneliti lain, Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam

mengkaji masalah-masalah yang sama.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Penguasaan Istilah Asing

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2018) penguasaan merupakan

suatu proses cara, pembuatan menguasai, pemilikan atas sesuatu serta pemahaman

untuk menggunakan kepandaian atau pengetahuan. Sedangkan menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (2018) istilah merupakan kata atau gabungan kata yang

dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan, atau sifat

yang khas dalam bidang tertentu atau nama, sebutan. Istilah dibedakan antara

istilah khusus dan istilah umum (Muslich, 2010). Istilah khusus adalah perangkat

istilah yang khusus dipakai dalam suatu bidang ilmu dan teknologi tertentu seperti

ilmu Pendidikan dan Keguruan, sedangkan istilah umum adalah istilah istilah

yang merupakan unsur bahasa umum yang ada pada dasarnya dipahami oleh

setiap penutur asli bahasa tempat istilah itu dipakai.

Bahasa asing merupakan bahasa yang bukan asli milik penduduk suatu

negara, tetapi kehadirannya diperlukan dengan status tertentu (Iskandarwassid dan

Sunendar, 2013). Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak

digunakan ditanah air/Negara asal seseorang (Wikipedia, 2019). Pengajaran

bahasa asing di Indonesia secara formal dikenalkan pada tingkat pendidikan dasar

khusu snya bahasa Inggris dan untuk bahasa Prancis baru dipelajari pada tingkat

SMA atau SMK. Iskandarwassid dan Sunendar (2013) menambahkan bahwa

7
dalam menguasai bahasa asing siswa harus berusaha lebih keras karena bahasa

asing tidak

8
8

dapat dikuasai dalam sekejap, terlebih jika terdapat perbedaan yang cukup

signifikan antara struktur bahasa pertama siswa dengan struktur bahasa asing

tersebut. Hal itu menyebabkan beberapa kendala seperti kurangnya frekuensi

pemakaian bahasa asing tersebut, buku ajar yang lebih menekankan pada aspek

tata bahasa, jumlah siswa dalam suatu kelas masih terlalu banyak dan waktu

belajar yang dirasa terlalu singkat.

Berdasarkan defenisi tersebut maka penguasaan istilah asing merupakan

suatu proses dalam memahami kata atau gabungan kata yang mengandung arti

nama serta sebutan yang khas dari suatu daerah pada bidang tertentu.

a. Istilah Asing Dalam Materi Saus

Siswa yang menempuh program studi jasa boga khususnya pada mata

pelajaran makanan kontinental, penguasaan istilah asing sangat penting agar hasil

praktek yang akan diolah siswa dapat dikatakan standart dan sesuai dengan teori

yang diajarkan. Penguasaan istilah asing dalam mata pelajaran makanan

kontinental ini juga penting dipahami untuk menunjang hasil belajar pada mata

pelajaran tersebut yang berkaitan mengenai, bahan-bahan, peralatan, proses

pembuatan serta teknik pengolahan. Mempelajari dan mempraktekkan Food and

Baverage English bagi siswa dapat membantu saat lulus dan memasuki dunia

kerja (Qoyyimah, 2008)

Menurut Bartono (2010), berikut ini adalah penguasaan istilah asing yang

harus diketahui siswa sesuai dengan materi saus adalah sebagai berikut :
9

Tabel 1. Istilah Asing Pada Materi Saus

1 Anchovy Pengucapan : (/ˈanˌCHōvē/)


Ikan teri atau ikan bilis yang dikalengkan
2 Au bain marie Pengucapan : (/u ban mah-REE/)
Memasak bahan makanan dalam sebuah tempat yang
dipanaskan dalam air mendidih. Mengetim ini
dikerjakan dengan dua panci, dimana panci yang
bagian bawah harus lebih besar dari panci bagian
dalam, tetapi air dari panci bagian bawah jangan
sampai masuk ke dalam makanan.
3 Basic sauce Pengucapan : (/ˈbesik sos/)
Saus (sauce)
4 Bay leaf Pengucapan : (/bey lif/)
daun berbentuk kecil dipakai seperti daun salam
5 Béchamel sauce Pengucapan : (/bāSHaˈmel sôs/)
Namanya diambil dari Marquise Bechamel, salah
seorang Lord Steward Louise XIV. Sauce béchamel
dibuat dari susu ditambah dengan roux (campuran
tepung dan mentega panas)
6 Beef stock Pengucapan : (/bēf stäk/)
Kaldu dari tulang sapi
7 Beurre manie Pengucapan : (/bur mahn-yey/)
sauce. Adalah campuran mentega dan tepung diaduk sampai
penjadi pasta dan dicampurkan pada bahan cair
mendidih, diaduk-aduk sampai licin dan dibiarkan
sebentar di atas api agar tepungnya masak. Cara ini
dipakai untuk pengentalan secara cepat pada akhir
suatu masakan dan untuk menyelesaikan
8 Butter Pengucapan : (/’bətər/)
Mentega
9 Celery Pengucapan : (/’sel(e)re/)
Seledri
10 Chicken stock Pengucapan : (/ˈCHikən stäk /)
Kaldu ayam
11 Chop Pengucapan : (/cop/)
Mencincang secara coarse (kasar), fine (halus)
12 Clear Pengucapan : (/ˈklir/)
Istilah untuk soup dan saus
13 Chervil Pengucapan : (/ˈCHervel/)
Anggota keluarga daun peterseli yang daunya halus
seperti pakis dan bunga putih kecil yang membentuk
kelompok
14 Cold sauce Pengucapan : (/kōld sos/)
10

Saus dingin
15 Cream Pengucapan : (/krēm/)
Mild dan halus terasa krim-nya
16 Demi-glace Pengucapan : (/ˈdemēˌɡlas sos/)
sauce Merupakan saus espagnole yang dimasak sampai
kental.
17 Egg yolk Pengucapan : (/eg yok/) (kuning telur)
Perlakuan pengental dengan kuning telur harus
dilakukan secara hati-hati agar kuning telur tidak
berbutir.
18 Espagnole Pengucapan : (/es pa nyol sos/)
sauce Merupakan saus dasar coklat, karena terbuat dari
bahan brown roux ditambah dengan brown stock.
19 Fish stock Pengucapan : (/fiSH stäk/)
Kaldu ikan
20 Feeezer Pengucapan : (/ˈfrēzər/)
Alat bersuhu rendah yang digunakan untuk
membekukan produk makanan.
21 Gravy Pengucapan : (/ˈɡrāvē/)
Saus tradisional yang digunakan pada masakan yang
dipanggang, seperti kentang panggang, daging
panggang, atau sayuran rebus
22 Heavy Pengucapan : (/ˈhevē/)
Istilah kental untuk kaldu
23 Hollandaise Pengucapan : (/hɒlənˈdeɪz sos/) dan (/be͡ənˈe͡ɪz sos/)
sauce dan Dibuat dari bahan cair butter, ditambah bahan
bearnaise sauce pengental kuning telur.

24 Horse radish Pengucapan : (/ˈhôrsˌradiSH/)


Tanaman sejenis lobak yang memiliki rasa pedas
25 Lime Pengucapan : (/laym/)
Jeruk nipis
26 Liquid Pengucapan : (/ˈlikwid/)
Suatu bahan yang berbentuk cair
27 Mayonnaise Pengucapan : (/ˈmāeˌnāz sos/)
sauce Dibuat dari kuning telur ditambah dengan mustard,
cuka dan minyak selada.
28 Melted butter Pengucapan : (/ˈmelted ˈbatter/)
Yaitu butter yang dipanaskan sampai meleleh,
kemudian ditambahkan bahan dasar lain
29 Mirepoix Pengucapan : (/mirˈpwä/)
Sayuran aromatic seperti wortel, seledri, dan bombai
30 Mushroom Pengucapan : (/ˈməSHˌro͞om/)
Jamur
31 Mustard Pengucapan : (/ˈmastərd/)
11

Merupakan salah satu bumbu khas Eropa, ada yang


berwarna kekuningan dan ada pula yang berwarna
kecoklatan
32 Oily Pengucapan : (/ˈoili/)
Berminyak, istilah untuk kaldu yang banyak lemaknya
33 Onion Pengucapan : (/ˈanyen/)
Bawang bombai
34 Optional Pengucapan : (/ˈäpSHional/)
Bahan yang tak harus dipakai (bisa dihapus)
35 Pepper Pengucapan : (/pepəe/)
Lada
36 Piquant Pengucapan : (/ˈpēkənt/)
Artinya pedas, istilah untuk saus pedas
37 Pure Pengucapan : (/pyoor/)
Artinya sesuatu yang dihasilkan dari bahan yang
diambil kemurniannya atau sarinya
38 Roux Pengucapan : (/ro͞o/)
Roux adalah campuran antara lemak dan tepung yang
dimasak bersama-sama. Ada tiga macam roux yaitu :
White roux (pengental putih), blond roux ( pengental
pirang), brown roux ( pengental coklat)
39 Sauce Pengucapan : (/vinəˈɡret sos/)
vinaigrette Dibuat dari cuka, mustard, minyak selada, peterseli
cincang, dan chives (tumbuhan kecil keluarga bawang)
40 Seasoning Pengucapan : (/ˈsēzeniNG/)
Campuran aneka rempah kering yang biasa dipakai
dalam masakan italia
41 Simple sauce Pengucapan : (/ˈsimpəl sos/)
Dibuat dari soft butter ditambah dengan satu macam
bahan lain, yang akan menentukan nama dari simple
butter sauce tersebut.
42 Soft butter Pengucapan : (/sôft ˈbatter/)
Yaitu butter yang dilembekkan untuk mempermudah
bahan lain yang ditambahkan dapat tercampur rata.
43 Spices Pengucapan : (/sepaisis/)
Rempah-rempah
44 Thick Pengucapan : (/THik/)
Istilah kental soup dan saus
45 Tarragon Pengucapan : (/ˈterəɡən/)
Tanaman aromatic untuk membuat saus
46 Tomato sauce Pengucapan : (/təˈmādō sos/)
Merupakan saus yang berasal dari pasta tomat dengan
tambahan rempah-rempah
47 Veloute sauce Pengucapan : (/vəˌlo͞oˈtā sos/)
Dibuat dari blond roux ditambah dengan air kaldu.
12

Kaldu ini akan memberikan nama dari sauce tersebut


misalnya chicken veloute (dibuat dengan kaldu ayam),
fish veloute (dibuat dengan kaldu ikan).
48 Veal stock Pengucapan : (/vēl stäk/)
Kaldu dari tulang anak sapi (veal)
49 Vinegar Pengucapan : (/vinəgər/)
Cuka
50 Warm sauce Pengucapan : (/worm sos/)
Saus hangat
Sumber : Bartono (2010)

b. Prinsip – Prinsip Penguasaan Istilah

Tarigan (2008) menyebutkan, kemampuan bahasa adalah kecakapan

seseorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa, dalam

kompetensi bahasa, seseorang harus menguasai empat keterampilan bahasa, yaitu

keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seluruh anak didik di sekolah

meliputi empat aspek dasar yaitu sebagai berikut ; (1) Mendengarkan atau

menyimak (listening skills) berarti memahami dialog interaktif pada tayangan

televisi, radio, memahami isi pidato/khotbah/ceramah, dan memahami dalam

kegiatan mendengarkan karya sastra seperti cerpen dan novel. (2) Membaca

(reading skills) adalah memahami ragam wacana tulis seperti membaca intensif,

ekstensif, memindai, membaca cepat dan membaca sastra. (3) Berbicara (speaking

skills) adalah mengungkapkan pikiran, informasi dalam bentuk komentar, laporan,

pidato, dan diskusi. (4) Menulis (writing skills) adalah menuang informasi, ide-

ide, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk tulisan ringan, cerpen, teks pidato

atau lainnya.

Sunarti dan Anggraini (2009), juga berpendapat bahwa terdapat 4 aspek

dalam memperoleh keterampilan pemahaman dalam berbahasa yaitu: a)

Menyimak (Listening), b) Berbicara (Speaking), c) Membaca (Reading), d)


13

Menulis (Writing). Keempat keterampilan bahasa itu saling berkait satu sama lain,

sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa

keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat.

1) Keterampilan menyimak (listening skills)

Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan

yang bersifat reseptif (mau menerima). Dengan demikian, menyimak tidak

sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ghazali (2010)

menambahkan kegiatan menyimak bisa berbeda jauh satu sama lain tergantung

pada situasinya, topic, pesertanya dan genre/jenis teksnya.

2) Keterampilan berbicara (speaking skills)

Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan

yang bersifat produktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan

secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya

pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta

klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat

tempo bicara dari lawan bicara.

3) Keterampilan membaca (reading skills)

Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis

yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara

tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada


14

masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali

keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan

menyimak dan berbicara. Membaca dalam bahasa kedua bisa menggunakan

bermacam-macam jenis teks. Teks bisa berupa materi yang memberikan infomasi

tertentu (seperti label, tanda peringatan, resep masakan, buku pegangan, instruksi,

pengumuman, aturan atau regulasi) (Ghazali, 2010).

4) Keterampilan menulis (writing skills)

Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis

yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang

paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena

menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan

juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur

tulisan yang teratur.

Tabel 2. Empat Aspek Keterampilan Bahasa

Ciri – Ciri Lisan Tulisan


Reseptif Mendengarkan Membaca
Produktif Berbicara Menulis

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk menguasai istilah

berbahasa asing khususnya pada mata pelajaran makanan kontinental diperlukan

beberapa keterampilan yaitu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis.

2. Hasil Belajar Makanan Kontinental


15

Menurut Sudjana (2005), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Siswa dikatakan

berhasil dalam belajar ketika siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

atau tujuan istruksional. Menurut Jihad dan Haris (2008), mengelopokkan jenis

hasil belajar menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut : a) Domain kognitif :

domain kognitif adalah jenis-jenis hasil belajar yang berhubungan dengan ingatan

atau pengenalan terhadap pengetahuan suatu materi pelajaran yang telah

diajarkan. b) Domain afektif : domain afektif berhubungan dengan sikap. Tipe

hasil belajar afektif akan muncul dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, cara belajar, dan

hubungan bersosialisasi. c) Domain psikomotor : domain psikomotor

berhubungan dengan ketrampilan (skill) dan kemampuan individu dalam

melakukan tindakan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil

yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diberikan guru.

Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar mencakup

bidang kognitif (pengetahuan) pada istilah asing dalam mata pelajaran makanan

kontinental dengan materi saus (sauce)

Makanan kontinental memiliki sejarah dan ciri tersendiri dibandingkan

makanan lainnya serta memiliki pola makan, struktur, pembagian waktu makan

dan jenis makanan tertentu (Komariah dkk. 2013). Mata pelajaran makanan

kontinental merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh seluruh peserta

didik keahlian jasa boga di SMK Putra Anda Binjai khususnya kelas XI. Secara
16

garis besar materi makanan kontinental dikelas XI adalah salah satunya materi

saus (sauce)

Pada materi saus (sauce) memiliki indikator tentang penjelasan macam-

macam saus (sauce) yang ada pada makanan kontinental. Materi saus (sauce) ini

sangat penting karena merupakan dasar dari hidangan-hidangan yang ada pada

makanan kontinental yang akan dipelajari pada materi-materi selanjutnya.

a. Pengertian Saus (Sauce)

Menurut Ekawatiningsih, dkk (2008) Sauce adalah cairan yang

dikentalkan dengan salah satu kombinasi dari bahan pengental sehingga menjadi

setengah cair (semi liquid) dan disajikan bersama daging, ikan atau kue-kue manis

dengan maksud untuk mempertinggi kualitas makanan tersebut. Bahan pengental

saus antara lain, terigu, tepung beras, dan tepung jagung. Hasil pembuatan saus

yang baik sebagian besar ditentukan oleh bahan cair yang digunakan, dalam hal

ini stock atau minyak yang berkualitas. Emilia (2013) menambahkan hidangan

akan lebih menarik apabila dimasak atau disiram dengan sauce karena sauce

merupakan pelengkap hidangan.

Penambahan saus pada makanan bertujuan :

1) Menambah rasa dan kelezatan suatu masakan

Saus dapat digunakan untuk menambah rasa, misalnya dengan cara

memberikan saus yang berlawanan dengan struktur makanan dasarnya. Tekstur


17

yang kasar dapat diberi saus yang lembut, demikian juga sebaliknya, tekstur yang

lembut dapat diberi saus yang agak kasar. Namun perlu diperhatikan bahwa saus

disajikan bukan untuk mengubah rasa asli dari bahan tersebut yang dapat

menyebabkan rasa dari bahan aslinya menjadi hilang.

2) Memberi cairan pada makanan, sehingga memberikan kelembaban

Saus dapat memberi kelembaban, misalnya dengan cara memberi olesan

mayonnaise pada sandwich. Makanan yang agak kering bisa kelihatan agak basah

dengan penambahan saus seperti fried chicken yang diberi tartare sauce.

3) Mempertinggi aroma makanan

Aroma yang dihasilkan oleh saus yang mempunyai aroma tumbuh-

tumbuhan, membuat makanan mempunyai daya tarik tambahan, namun perlu

dijaga agar saus tidak menutup aroma alami dari bahan utama suatu masakan.

4) Meningkatkan penampilan dalam warna dan kilau.

Pemberian saus pada makanan dapat menambah daya tarik dan

merangsang nafsu makan. Pemberian saus yang benar, berwarna dan kontras,

tidak kusam, makanan menjadi lebih menarik

5) Mempertinggi nilai gizi.

Nilai gizi suatu makanan dapat ditingkatkan dengan pemberian saus,

misalnya puding dengan saus sari buah atau saus susu.

b. Saus Dasar (Leading Sauce)

Menurut Emilia (2013) ada 6 (enam) bahan cair yang digunakan untuk

membuat saus dasar yaitu susu, kaldu putih, kaldu coklat, puree tomat, mentega

yang dijernihkan dan minyak. Berdasarkan Janis bahan cair yang digunakan dapat
18

diklasifikasikan saus dasar yang digunakan dalam masakan kontinental, yaitu :a)

Béchamel sauce, dibuat dari bahan cair susu dengan pengental white roux. b)

Veloute (Chicken veloute, Fish veloute, Veal veloute), dibuat dari bahan cair kaldu

putih ditambah bahan pengental blond roux. c) Brown sauce atau Espagnole,

dibuat dari bahan cair kaldu coklat dan bahan brown roux. d) Tomato sauce,

dibuat dari bahan cair tomat ditambah stock dengan bahan brown roux. e)

Hollandaise sauce dan bernaise sauce, dibuat dari bahan cair butter, ditambah

bahan pengental kuning telur. f) Mayonnaise sauce, dibuat dari bahan cair minyak

dengan bahan pengental kuning telur.

Basic sauce dinamakan juga mother sauce atau induk sauce karena dari

basic sauce dapat dibuat bermacam-macam sauce dengan penambahan bahan atau

bumbu-bumbu. Sauce turunan didapat dengan menambahkan bahan-bahan lain

kedalam sauce induk, misalnya mushroom, ham, marrow (sungsum), atau

minuman seperti brady, liqueur, wine dan sherry (Bartono, 2010). Sauce dapat

dibagi menjadi warm sauce dan cold sauce sebagai berikut:

a. Warm Sauce

Sauce panas adalah sauce yang disajikan panas. Sauce panas terbuat dari

cairan seperti susu dan tepung. Warm sauce terdiri dari :

1. Bechamel Sauce

Yaitu sauce yang dibuat dari kaldu putih ditambah dengan roux dan susu.
19

Gambar 1. Bechamel Sauce


Sumber : (http.//www.google.co.id/)

Turunan bechamel sauce :

a) Cream Sc   : Bechamel + krim segar

b) Mornay Sc : Bechamel + keju parut

c) Soubise Sc : Bechamel + bawang bombay

d) Mustard Sc: Bechamel + horse radish. Dst

2. Veloute sauce

Yaitu saus yang dibuat dari roux ditambah dengan air kaldu. Nama saus

ini mengikuti nama kaldu yang digunakan sebagai bahan campurannya.

Contohnya: Chicken Veloute, adalah saus yang dibuat dari roux ditambah dengan

air kaldu ayam.

Gambar 2. Veloute Sauce


Sumber : (http.//www.google.co.id/)
Turunan veloute sauce:

a) Allemande Sc : Veal veloute + krim + egg yolk + lime


20

b) Mushroom Sc : Allemande + mushroom + irisan lime

c) Souprime Sc  : Chicken veloute + krim + egg yolk + mentega

3. Brown Sauce atau Espagnole sauce

Warna coklat didapat dari kaldu coklat yang dibuat dengan cara

menggosongkan tulang-tulang di dalam oven ataupun diatas roasting pan yang

nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar saus dasar coklat, ditambah

mirepoix, ekstrak tomat, serta bumbu-bumbu yang lain.

Gambar 3. Brown Sauce


Sumber : (http.//www.google.co.id/)

Turunan Brown Sauce/Espagnole Sauce.

a) Madeira Sc : Demiglace + onion + anggur  

b) Piquante Sc  : Demiglace+ bawang bombay + anggur putih + cuka +

petersely + merica + onion + acar timun + tarragon

c) Charcuteire Sc : Demiglace + bawang bombay + anggur putih + mustard

+ merica  + acar timun + cuka

4. Saus Tomat
21

Saus yang dibuat dari tomat segar, tomato paste, wortel, bawang bombay,

bawang putih, dan bumbu-bumbu yang terdiri dari merica, bayleaf, thyme,

oregano. Semua bahan tersebut dimasak dengan diberi air kaldu daging dan

dikentalkan dengan tepung, kemudian disaring halus.

Gambar 4. Tomato Sauce


Sumber : (http.//www.google.co.id/)
Turunan Saus Tomat :

a) American Sc : Saus tomat + mentega + sari lobster

b) Italienne Sc : Saus tomat + irisan jamur + onion + ham + anggur putih +

petersely + tarragon + chervil

c) Spicy Sc : saus tomat, potongan tomat + cabe hijau + cabe merah besar +

jamur + irisan lidah sapi + parsley

5. Mayonnaise Sauce

Dibuat dari egg yolk ditambah dengan minyak selada, mustard, cuka, dan

seasoning dengan garam, dan merica.

Gambar 5. Mayonnaise Sauce


Sumber : (http.//www.google.co.id/)
Turunan Mayonnaise sauce:
22

a) Remoulade Sc : Mayonnaise + capers + acar timun + cincangan parsley +

chervil + tarragon + anchovy

b) Tartare Sc : Mayonnaise + telur + bawang bombay + chives

c) Andalouse Sc: Mayonnaise+tomato paste+cabe merah (capsicum)

d) Chantily Sc : Mayonnaise + krim

6. Hollandaise Sauce

Gambar 6. Hollandaise Sauce


Sumber : (http.//www.google.co.id/)

Dibuat dari sari cuka ditambah dengan merica yang dipecahkan kasarn

bawang merah yang dipotong halus, dan air. Penyelesaianya setelah didinginkan

sebentar sari tadi dicampur dengan egg yolk, dikocok di atas air panas lalu tunggu

sampai menjadi campuran yang kental, dan terakhir campuran tadi ditambahkan

dengan mentega cair sedikit demi sedikit. Biasanya disajikan bersama ikan atau

sayur.

Turunan Hollandaise sauce:

a) Mouseline Sc : Hollandaise + krim

b) Riche Sc : Hollandaise + udang dan truffles

c) Maltaise Sc : Hollandaise + air jeruk + kulit jeruk


23

Menurut Ekawatiningsih, dkk (2008) ada 3 (tiga) hal yang menentukan

kriteria kualitas saus adalah :

1) Kepekatan dan kondisi bagian utama (body)

Saus disebut berkualitas apabila memiliki kelembutan tertentu yang

ditandai dengan tidak adanya gumpalan, baik yang terlihat maupun hanya dapat

dirasakan lewat indra cecapan. Body saus tidak terlalu encer atau kental, tetapi

cukup dapat menutupi makanan secara ringan, tidak tebal, dan makanan itu masih

nampak terlihat.

2) Aroma

Setiap saus memiliki aroma khusus, tidak sembarang aroma dapat

digunakan, sebaiknya dipilh aroma yang benar-benar dapat meningkatkan atau

melengkapi makanan.

3) Penampilan

Penampilan saus ditujukan dengan kelembutan dan kilau yang baik.

Masing-masing saus memiliki warna yang khusus, coklat tua, gading muda, putih

dan merah.

Untuk menjaga kualitas saus terdapat teknik penyimpanan sauce sebagai berikut :

1. Saus dasar roux disimpan dengan cara:

a) Au’bain marie.

b) Ditutup dengan kertas roti yang dialasi mentega.

c) Bila terlalu kental dicairkan dengan susu/stock, bila terlalu cair

dikentalkan dengan bahan pengental.


24

2. Holandaise disimpan dengan cara:

a) Dalam jangka pendek disimpan dalam refregerator, apabila hendak

dihidangkan dilakukan aubain marie.

b) Disimpan dalam freezer  apabila penyimpanan dalam waktu yang cukup

lama.

3. Mayonaise sauce:

a) Disimpan dalam refregerator, dan dinetralkan kembali sesuai dengan

temperatur ruangan.

b) Bila terlalu kental tambahkan cuka atau jeruk nipis.

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Melki Sibarani (2016) yang berjudul

“Hubungan Penguasaaan Istilah Asing dan Kemandirian Belajar Terhadap

Hasil Belajar Makanan Kontinental SMK Pencawan Medan”.

Mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara penguasaan

istilah asing dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nova Angelina Silalahi (2018) yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Istilah Asing dengan Hasil Praktek

Table Set Up Siswa SMK Negeri 3 Pematang Siantar”. Penelitian ini

menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara

pengetahuan istilah bahasa asing dengan hasil praktek table set up siswa

SMK Negeri 3 Pematang Siantar


25

3. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wulansari (2017) yang berjudul

“Tingkat Pemahaman Istilah Asing Yang Terdapat Dalam Mata Pelajaran

Boga Dasar Pada Siswa Kelas X Di Smk N 2 Godean”. Mengemukakan

tingkat pemahaman siswa terhadap istilah asing pada mata pelajaran boga

dasar termasuk kategori sangat rendah dan hasil tersebut sejajar pada hasil

pemahaman siswa pada setiap indkator soal yang cenderung dalam

kategori rendah.

D. Kerangka Berfikir

Istilah asing merupakan suatu proses dalam memahami kata atau gabungan

kata yang mengandung arti nama serta sebutan yang khas dari suatu daerah pada

bidang tertentu. Pengetahuan istilah asing yang diperoleh seseorang berasal dari

proses belajar melalui materi-materi pembelajaran maupun dari sumber lainnya

yang dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai istilah bahasa asing yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan seseorang untuk menentukan masa depan.

Siswa dituntut untuk banyak melalukan belajar diluar jam belajar sekolah karena

didalam mata pelajaran makanan kontinental terdapat beberapa menggunakan

istilah asing didalamnya yang harus dikuasai oleh siswa siswi program keahlian

jasa boga. Siswa harus mengetahui cara penulisannya, dan harus tahu bagaimana

istilah asing tersebut dilafalkan dengan benar.

Materi makanan kontinental terdiri dari pembelajaran teori dan praktek.

Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai siswa, yaitu menjelaskan

prinsip makanan kontinental yaitu materi saus dan turunannya. Sebelum peserta
26

didik melaksanakan prakek, pemahaman mengenai teori materi saus harus

dikuasai oleh siswa khususnya dalam mengenal istilah asing.

Siswa yang sudah dibekali penguasaan mengenai istilah asing pada

makanan kontinental semasa pembelajaran, maka siswa tidak akan mengalami

kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran praktek serta istilah-istilah asing

tersebut akan selalu digunakan pada pembelajaran kejuruan kelas XII serta juga

akan digunakan pada saat PKLI dan didunia kerja. Oleh karena itu, siswa harus

benar-benar menguasai istilah asing pada makanan kontinental agar tidak

menghambat kompetensi-kompetensi selanjutnya dalam hal teori dan praktek

serta meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diduga semakin tinggi penguasaan

istilah asing pada makanan kontinental maka semakin tinggi pula hasil belajar

siswa pada mata pelajaran makanan kontinental. Dengan kata lain terdapat

keterkaitan antara hubungan penguasaan istilah asing dengan hasil belajar

makanan kontinental siswa kelas XI SMK Putra Anda binjai.

E. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2010) Hipotesis dapat diartikan seuatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berfifkir diatas maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :


27

a. Hipotesis Alternatif (Ha) Terdapat hubungan yang berarti antara

Penguasaan Istilah Asing dengan Hasil Belajar Makanan Kontinental

siswa kelas XI SMK Putra Anda Binjai.

b. Hipotesis Nihil (Ho) Tidak terdapat hubungan yang berarti Penguasaan

Istilah Asing dengan Hasil Belajar Makanan Kontinental siswa kelas XI

SMK Putra Anda Binjai


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelatif yaitu

penelahaan hubungan antara dua variable atau lebih pada suatu studi atau pada

suatu kelompok objek yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan

dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu

(Arikunto, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Putra Anda Binjai yang beralamat di

Jl. W. R. Mongonsidi No. 22 Binjai, Sumatera Utara program keahlian Jasa Boga

dengan mata pelajaran Makanan Kontinental pada bulan April – Juni.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK Putra

Anda Binjai Program Keahlian Jasa Boga, yaitu 1 kelas dengan jumlah siswa 32

siswa orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 25 perempuan dan yang menjadi

objek penelitian ini adalah hasil belajar Makanan Kontinental.

28
29
29

D. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian

1. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penguasaan Istilah Asing merupakan suatu proses dalam memahami

kata atau gabungan kata yang mengandung arti nama serta sebutan

yang khas dari suatu daerah pada bidang tertentu.

b. Hasil belajar bidang studi Makanan Kontinental adalah suatu

perubahan yang dicapai oleh siswa melalui pross tahapan pembelajaran

makanan kontinental yang dijaring melalui daftar kumpulan nilai

2. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang/obyek kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dan

menurut fungsinya. Variable penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variable

bebas (X) dan variable terikat (Y).

1. Variable bebas (X) dalam penelitian ini adalah Penguasan Istilah Asing

2. Variable terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar Makanan

Kontinental tentang Saus (sauce)

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2010),” populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan


30

dari yang menjadi subjek penelitian yang diteliti. Yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Putra Anda Binjai sebanyak 32 orang

siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).

Apabila subjeknya kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010).

Berdasarkan populasi yang ada, sampel penelitian ini adalah 32 orang siswa kelas

XI di SMK Putra Anda Binjai dengan menggunakan sampling total.

F. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Angket, menurut (Arikunto, 2012) bahwa angket atau kuestioner

merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan

maksud agar orang yang diberi (responden) tersebut memberikan respon

sesuai dengan permintaan pengguna. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan respon sikap (afektif) siswa

terhadap penguasaan istilah asing siswa. Adapun skala nilai dalam

penelitian ini berpedoman pada skala linkert yang terdiri dari empat

pilihan jawaban, setiap jawaban diberi skor sebagai berikut :


31

Tabel 3. Skala Linkert


Skor Untuk Pernyataan
Alternative Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tabel 4. Kisi – Kisi Angket Penguasaan Istilah Asing


Nomor Butir Nomor Butir
No Komponen Jumlah
Positif Negatif
Mendengarkan istilah 3,9,10,12
1 1,2,4,5,6,7,8,11 12
asing makanan kontinental
Membaca istilah asing 13,15,16,17,18,1 14,21
2 12
makanan kontinental 9,20,22,23,24
Berbicara istilah asing 25,26,27,31,32,3 28,29,30,36
3 12
makanan kontinental 3,34,35
Menulis istilah asing 37,38,40,41,42,4 39,43,48
4 14
makanan kontinental 4,45,46,47,49,50
Jumlah 50

b) Tes, menurut Menurut Arikunto (2012), merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dalam penelitian ini

instrument tes digunakan untuk mengukur aspek pengetahuan istilah asing

dan hasil belajar makanan kontinental siswa. Berikut disampaikan rincian

kisi-kisi instrument setiap variable sebagai berikut :

Tabel 5. Kisi-kisi Tes Penguasaan Istilah Asing


No Komponen Nomor Soal Jumlah Soal
1 Istilah-istilah asing pada 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 50
materi saus (sauce) ,13,14,15,16,17,18,19,20,
21,22,23,24,25,26,27,28,
29,30,31,32,33,34,35,36,
37,38,39,40,41,42,43,44,
45,46,47,48,49,50
32

Tabel 6. Kisi-kisi Tes Makanan Kontinental


No Materi/Sub Materi Nomor Soal Jumlah Soal
1 Pengertian Saus 1,14,42 3
2 Fungsi Dan Tekstur Saus 2,3,25 3
4 Macam-Macam Saus Dasar 6,7,8,12,13,15,16,17,18 21
Dan Turunannya ,19,22,23,27,28,30,33,3
7,43,44,46,49
5 Teknik Pengolahan Berbagai 4,5,9,10,11,20,21,24,26 20
Macam Saus ,29,31,32,34,35,36,41,4
5,47,48,50
6 Teknik Penyimpanan Saus 38,39,40 3
Jumlah 50

1. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrument penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan alat ukur

yang benar-benar akurat agar kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan

kenyataan kondisi lingkungan. Uji coba yang digunakan terhadap instrument

penelitian adalah uji validitas dan uji coba realibilitas (Arikunto,2012).

Pelaksanaan uji validitas instrument penelitian dilakukan di SMK Pencawan

Medan siswa kelas XI Jasa Boga pada bulan April dengan jumlah 30 orang siswa,

tes dan angket yang dilakukan berupa soal pilihan berganda dan pernyataan

masing-masing sebanyak 50 soal dan 4 alternatif jawaban.

a. Validitas Angket

Untuk mengetahui butir angket dapat diuji dengan menggunakan rumus

Korelasi Product Momen seperti yang dikemukakan Arikunto (2012) berikut.

( N . Σ XY )−( Σ X )(Σ Y )
r xy=
√{N Σ X 2−¿ ¿ ¿
33

Keterangan

r xy = koefisien korelasi X dan Y

N = jumlah responden

∑XY = total perkalian skor X dan Y

∑Y = jumlah skor variabel Y

∑X = jumlah skor variabel X

∑ X 2 = total kuadrat skor variabel X

∑Y 2 = total kuadrat skor variabel Y

Besarnya r xy hitung dikonsultasikan pada r tabel dengan batas signifikan 5%.

Apabila didapat r hitung >r tabel

b. Uji Reliabilitas Angket

Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus Alpha yang dikemukakan

Arikunto (2012) sebagai berikut:

K ∑ σ 2t
(
r 11=
K−1 (
)x 1 σ t
)
Keterangan :

r 11 = Reabilitas instrument

K = Banyaknya soal

Σσ t
= Jumlah varians skor tiap-tiap item

σt = Varians soal

Varians butir dihitung dengan menggunakan rumus Arikunto (2012) sebagai

berikut :
34

2
ΣX
σ 2=
ΣX −
2
( ) N
N
Besarnya r 11 yang m=diperoleh tersebut dikonsultasikan dengan indeks korelasi

seperti yang dikemukakan Arikunto (2012) sebagai berikut :

1. Antara 0,800 – 1,000 tergolong sangat tinggi

2. Antara 0,600 – 0,799 tergolong tinggi

3. Antara 0,400 – 0,599 tergolong sedang

4. Antara 0,200 – 0,399 tergolong rendah

5. Antara 0,000 – 0,199 tergolong sangat rendah

c. Reliabilitas Tes

Untuk menghitung reliabilitas tes pilihan berganda digunakan rumus

Kuder dan Richardson (KR:20) yang diuraikan Arikunto (2012).

n s 2−∑ pq
r 11=( )x(
n−1 s2 )
Keterangan :

r 11 = Reabilitas tes

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑ pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = Banyaknya item

S = Standart deviasi dari tes


35

Dengan ketentuan ideks korelasi menurut Arikunto (2012) sebagai berikut :

1. Antara 0,800 – 1,000 tergolong sangat tinggi

2. Antara 0,600 – 0,799 tergolong tinggi

3. Antara 0,400 – 0,599 tergolong sedang

4. Antara 0,200 – 0,399 tergolong rendah

5. Antara 0,000 – 0,199 tergolong sangat rendah

d. Indeks Kesukaran Tes

Untuk menguji indeks kesukaran tes digunakan persamaan sebagai berikut

(Arikunto, 2012) :

B
P = JS

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengartikan angka taraf kesukaran item digunakan kriteria

(Arikunto, 2012) sebagai berikut :

Tabel 7.Taraf Kesukaran Item


Angka Indeks Kesukaran Item Interpretasi
1.0 – 0.30 Sukar
0.31 – 0.70 Sedang
0.71 – 1.00 Mudah
36

e. Daya Beda

Untuk menentukan daya pembeda (indeks diskriminasi), harus diketahui

banyak siswa yang tergolong kelompok bawah dan tergolong kelompok atas.

Maka terlebih dahulu mengurutkan skor peserta dari tinggi sampai terendah.

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut (Arikunto,

2012) ;

B
A B
B
D= J − J
A B

Keterangan :

D = Daya pembeda

BA = Jumlah siswa yang menjawab benar

JA = Banyaknya peserta pada kelompok atas

BB = Jumlah siswa yang menjawab salah

JB = Banyaknya peserta pada kelompok bawah

Adapun kriteria daya pembeda (Arikunto, 2012) yaitu :

Tabel 8. Indeks Daya Pembeda Item


Angka Indeks Daya Pembeda Item Interpretasi
0.70 – 1.00 Baik Sekali
0.40 – 0.69 Baik
0.20 – 0.39 Cukup
0.00 – 0.19 Lemah
Negatif Sangat Lemah
37

G. Teknik Analisis Data

a. Deskripsi Data

Untuk dapat mendeskripsikan data setiap ubahan maka perlu dicari rata-

rata (M) dan simpagan baku (SD). Hingga rata-rata dan simpangan baku dihitung

dengan menggunakan rumus berikut Arikunto (2012):

ΣX 1 2
M= dan SD : √ (N . Σ x )¿ ¿
n N

Dimana :

M = Harga rata-rata

SD = Simpangan Baku

ΣX = Jumlah Skor x

Σ X2 = Jumlah kuadrat skor x

N = Banyaknya sampel

b. Uji Kecenderungan

Untuk mengetahui kecenderungan data ubahan variable penelitian

dianalisis dengan menggunakan harga rata-rata ideal (Mi) dan simpangan baku

ideal (SDi). Adapun rumus mencari harga rata-rata ideal dan simpangan baku

ideal adalah :

skor tertinggi+ skor terendah skor tertinggi+ skor terendah


Mi = SDi =
2 6
38

Berdasarkan Mi dan SDi yang sudah diperoleh, maka data dikelompokkan

dengan ketentuan kategri kecenderungan sebagai berikut :

Tabel 9. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian

Rentangan Frekuensi Persentase % Kategori


Mi + 1,5 SDi s/d ke atas f1 f1/N x 100% Tinggi
Mi – Mi + 1,5 SDi f2 f2/N x 100% Cukup
Mi – 1,5 SDi s/d Mi f3 f3/N x 100% Kurang
Mi – 1,5 SDi s/d bawah f4 f4/N x 100% Rendah

Tabel 10. Tingkat Kecenderungan Nilai Akhir Hasil Belajar

Interval Frekuensi Persentase % Kategori


>80 – 100 f1 f1/N x 100% Tinggi
71-79 f2 f2/N x 100% Cukup
<70 f3 f3/N x 100% Kurang

c. Uji Persyaratan Analisis

Untuk persyaratan analisis data penelitian maka dilakukan uji persyaratan

dengan menggunakan :

 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data yang

berkaitan dengan teknik analisis data yang digunakan. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat (( x ¿¿ 2)¿(Arikunto, 2012) sebagai

berikut :

x 2=Σ ¿¿
Keterangan :

x2 = chi-kuadrat
39

fo = frekuensi yang diperoleh pada penelitian

fh = frekuensi yang dihitung secara teoritis

Untuk menghitung fh (frekuensi yang diharapkan) digunakan rumus sebagai

berikut:

1. Tentukan batas kelas interval dengan cara mengurangi 0,5 dari setiap kelas

interval terkecil

2. Hitung kolom z dengan menggunakan rumus

xi−x
Z=
s

Keterangan :

xi = Batas kelas interval

x = Rata – rata

S = Standar Deviasi

3. Hitung fh dengan rumus = luas kelas interval x 100

Harga Chi-kuadrat yang digunakan dengan taraf signifikan yang

dipergunakan 5% dan derajat kebebasan sebesar jumlah kelas frekuensi

dikurangi satu (dk= k-1). Apabila x 2hitung< x 2tabel, maka distribusi data adalah

normal.

 Uji Linieritas

Dalam hal ini terlebih dahulu ditentukan persamaan regresi sederhana

antara variable bebas dengan variable terikat, Sudjana (2004) :

( Σ Y ) ( Σ X 2 )−(Σ X )( ΣXY )
a=
( n ) ( Σ X 2 )−¿ ¿
40

n ( ΣX Y )−( Σ X )(ΣY )
b=
( n ) ( Σ X 2) −¿ ¿

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui liner tidaknya antara ubahan

bebas dengan ubahan terikat. Rumus yang dipakai untuk menghitung linieritas

seperti rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2004) :

RJK ( TC)
Fh =
RJK (G)

Dalam pengujian keberartian regresi dari hubungan variable dengan taraf

signifikan 5% dengan derajat kebebasan (K-2) dan (N-K). Untuk uji keberartian

regresi Sudjana (2005), digunakan rumus sebagai berikut :

RJK /a
Fo =
RJK ( s)

Hasil dari Fo dikonsultasikan dengan F tabel jika Fh < F tabel pada taraf

signifikan 5% maka garis regresi adalah linier. Dengan demikian model linieritas

diterima.

 Uji Hipotesis

Setelah diperoleh uji hasil persyaratan analisis maka langkah selanjutnya

adalah menganalisa dan menggunakan perhitungan koefisien korelasi antara

ubahan bebas dengan ubahan terikat digunakan rumus product moment :

( N . Σ XY )−(Σ X )( Σ Y )
r xy =
√{ N Σ X 2−¿¿ ¿
Dimana :

r xy = koefisien korelasi X dan Y

N = jumlah responden
41

∑XY = total perkalian skor X dan Y

∑Y = jumlah skor variabel Y

∑X = jumlah skor variabel X

∑X2 = total kuadrat skor variabel X

∑Y 2 = total kuadrat skor variabel Y

Bersarnya r xy dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5% apabila r hitung >

r tabel maka hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak,

sedangkan apabila r hitung ¿ r tabel maka hipotesis alternative (Ha) ditolak dan

hipotesis nihil (Ho) diterima. Dengan ketentuan jika harga r hitung > r tabel dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variable X dengan

Y
42

DAFAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Wikipedia Indonesia.www. wikipedia.org/wiki/htm. Diakses tgl


03/03/2019.

Arikunto (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Akasara.

Arikunto (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Behrend

Asep Jihad dan Abdul Haris. (2008), Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
Presindo

Bartono PH dan Ruffino. 2010. Tata Boga Industry. Yogyakarta : Penerbit Andi

Ekawatiningsih, Priastuti. (2008). Restoran Untuk Sekolah Menengah Kejuruan


Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Emilia, Esi. (2013). Makanan Kontinental. Medan : Unimed Press

Ghazali, Syukur (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan

Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung : PT. Refika Aditama

Iskandarwassid, dan H. Dadang Sunendar (2013). Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

KBBI, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 03 Maret 2019].

Komariah Kokom, dkk. 2013. Pengolahan Hidangan Kontinental. Jurusan PTBB


FT. Universitas Negeri Yogyakarta.

Muslich, M (2010). Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi. Jakarta : Bumi


43

Aksara

Qoyyimah, U. (2008). English For Professional. Yogyakarta : Golden Books

Sibarani, Melki. 2015, Hubungan Penguasaan Istilah Asing dan Kemandirian


Belajar Terhadap Hasil Belajar Makanan Kontinental SMK Pencawan
Medan.Pendidikan Tata Boga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri

Medan.

Sudjana, Nana. (2005). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta

Sumarsih, 1995. Perbedaaan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dan


Relevansinya Terhadap Pengajaran Reading di IKIP Medan. (Penelitian
Fakultas Bahasa dan Seni). Medan : IKIP Unimed.

Sunarti dan Anggraini, D (2009). Keterampilan Berbahasa Indonesia : Bahan


Ajar
Mata Kuliah Bahasa Indonesia 3

Syah Muhibbin, 2006. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada

Tarigan, Henry. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai