Anda di halaman 1dari 3

Nama : Atikah Barkia

NIM : 07041181924024
Jurusan/ Kelas : HI/ B Indralaya 2019
Mata Kuliah : Metodologi Ilmu Hubungan Internasional
Dosen Pengampu : Gunawan Lestari Elake, S.IP., MA

Tugas #3 MIHI: Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Kajian Pustaka

Tabel 1:

Topik Strategi Greenpeace dalam Menangani Kasus


Deforestasi untuk Perluasan Lahan Perusahaan
Kelapa Sawit di Kalimantan

Fakta Data
Fakta I  Sekitar 673 hektar hutan di Kalimantan
Deforestasi untuk perluasan wilayah mengalami deforestasi setiap harinya pada kurun
perusahaan Kelapa Sawit di waktu tahun 2000-2005.
Kalimantan terus terjadi.  Selama bulan September tahun 2013 lalu, PT.
WCJU (Perusahaan Industri Kelapa Sawit)
merubah 1.400 hektar hutan Kalimantan menjadi
perkebunan sawit.
 Perusahaan PT. Karya Makmur Abadi II milik
Kuala Lumpur memiliki cadangan lahan 50% di
Indonesia. 1000 hektar hutan Kalimantan telah
dikonversi menjadi perkebunan sawit oleh
perusahaan ini.
 Dari sekitar 74 juta hektar luas hutan
Kalimantan, hanya tersisa 71% pada tahun 2005
dan menyusut menjadi 55% pada tahun 2015
akibat didefortasi oleh perusahaan kelapa sawit.
 Hingga tahun 2017 ditemukan 6,20 juta hektar
hutan tua di Kalimantan telah hilang.
Setengahnya dikonversi menjadi perkebunan
industri (dimana 88% lahan-nya untuk
perkebunan kelapa sawit.
Fakta II  Greenpeace memiliki 5 fokus kampanye
Greenpeace sebagai NGO peduli lingkungan yang menjadi prioritas global, salah
lingkungan menangani kasus satunya terkait perlindungan hutan alam
deforestasi di Kalimantan. termasuk yang ada di Kalimantan, Indonesia.
 Greenpeace telah menyelidiki beberapa
perusahaan perkebunan kelapa sawit di
Kalimantan Barat dan menemukan bukti-bukti
bahwa tindakan yang dilakukan perusahaan
tersebut telah melanggar hukum yang berlaku di
Indonesia.
 Pada tahun 2019 Tim Cegah Api (TCA)
Greenpeace Indonesia ikut serta dalam usaha
memadamkan api di hutan Kalimantan.
Kebakaran ini sebagai tindak deforestasi untuk
lahan perkebunan sawit.
Rumusan Masalah
Bagaimana strategi Greenpeace
sebagai organisasi yang berfokus
pada kelestarian lingkungan dalam
menangani kasus deforestasi untuk
perluasan lahan perusahaan di
Kalimantan?

Tabel 3:

No. Penelitian Keterangan


Terdahulu
1. Nama Muhammad Arief Virgy, Yusa Djuyandi, dan Wawan Budi
Darmawan
Judul Strategi Jaringan Advokasi Transnasional Greenpeace
Indonesia Terkait Isu Deforestasi Hutan Indonesia oleh Wilmar
International
Sumber Journal of Political Issues, Vol. 1 No. 2
Tahun Januari 2020
Hasil Penelitian Greenpeace Indonesia secara optimal membentuk jaringan
advokasi transnasisonal di negara-negara yang memiliki fokus
terhadap isu lingkungan seperti Greenpeace US dan
Greenpeace Uni Eropa lewat strategi Information Politics,
Symbolic Politics, dan menekan Wilmar International lewat
strategi Leverage Politics. Serta membangun advokasi dengan
NGO lingkungan local seperti Walhi, Sawit Watch, SPKS,
FWI, JPIK.
Perbandingan Persamaan: Penelitian terdahulu dan penelitian ini memiliki
kesamaan dalam organisasi yang dilibatkan, yakni bagaimana
peran NGO Greenpeace dalam menangani kasus deforestasi di
Indonesia.
Perbedaan: Penelitian terdahulu berfokus pada uraian kasus
defortasi oleh perusahaan Wilmar saja, sedangkan penelitian
ini menguraikan beberapa kasus defortasi hutan di Kalimantan
yang dilakukan oleh berbagai perusahaan.
2. Nama Muhammad Risal
Judul Multinational Corporations (MNC) Perkebunan Kelapa Sawit
di Kalimantan Timur: Dampak Aspek Lingkungan, Sosial
Budaya, dan Ekonomi
Sumber Jurnal Interdependence, Vol. 3 No. 1
Tahun April 2015
Hasil Penelitian Bagi perusahaan multinasional/ MNC, hutan di Kalimantan
Timur merupakan lokasi yang strategis untuk mengembangkan
perkebunan kelapa sawit dengan hasil produksi yang
maksimal. Hal ini berdampak pada ekonomi dimana
menghasilkan pendapatan daerah. Namun Tindakan ini juga
berdampak terhadap lingkungan dan sosial budaya.
Lingkungan menjadi rusak, terjadi ketimpangan pendapatan
akibat upah buruh yang murah, serta hilangnya norma-norma
kearifan budaya lokal masyarakat yang berada di area
perkebunan sawit.
Perbandingan Persamaan: Penelitian terdahulu dan penelitian ini memiliki
kesamaan, yakni hutan yang didefortasi oleh perusahaan untuk
membuka lahan perkebunan sawit.
Perbedaan: Penelitian terdahulu berfokus pada aspek
lingkungan, budaya, dan ekonomi, sedangkan penelitian ini
berfokus pada lingkungan saja.
3. Nama Cahyoko Edi Tando, Sudarmo, dan Rina Herlina Haryanti
Judul Pemerintahan Kolaboratif Sebagai Solusi Kasus Deforestasi di
Pulau Kalimantan: Kajian Literatur
Sumber Jurnal Borneo Administrator, Vol. 15 No. 3
Tahun Desember 2019
Hasil Penelitian Pemerintah melakukan penguatan peran masyarakat Suku
Dayak karena mereka yang bersentuhan langsung dengan
hutan serta menjaga keberadaan hutan selama generasi ke
generasi. Pemerintah juga berkolaborasi dengan setiap
pemerintah daerah provinsi di Pulau Kalimantan.
Perbandingan Persamaan: Penelitian terdahulu dan penelitian ini memiliki
kesamaan dalam kasus dan tujuan penelitiannya, yakni
menganalisis peran atau strategi suatu kelompok dalam
menangani kasus deforetasi di Kalimantan.
Perbedaan: Penelitian terdahulu menganalisis peran dari
pemerintah beserta kolaborasinya dengan kelembagaan serta
kelompok masyarakat dalam mencari solusi untuk kasus
defortasi, sedangkan penelitian ini menganalisis strategi dari
kelompok/ organisasi peduli lingkungan, yakni Greenpeace.

Anda mungkin juga menyukai