Bab Iii Struktur Rangka Batang (Truss)
Bab Iii Struktur Rangka Batang (Truss)
Batang
BAB III
STRUKTUR RANGKA BATANG ( TRUSS )
3.1 UMUM
Struktur balok diatas dua tumpuan, akibat beban luar akan menahan
regangan tarik dan tekan, yang mencapai harga ekstrem pada tepi
penampangnya, dengan demikian bahan yang berada didalam balok
menjadi tidak efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
diusahakan bahan dipusatkan pada tempat dengan tegangan normal
ekstrim itu, dalam bentuk batang-batang (serat tepi bawah dan atas)
dan untuk mencapai suatu kestabilan terhadap geser, batang-batang
tersebut dihubungkan oleh batang-batang lain dalam arah tegak dan
diagonal.
dianalisa sebagai rangka batang bidang, antara lain adalah type Pratt,
Howe, Warren, rasuk K, Baltimore dan Pink yang biasanya dipakai
untuk rangka jembatan atau rangka kuda-kuda atap, dapat dilihat
seperti gambar berikut :
a) Rangka Jembatan.
Type Petit
Gambar III – 1
Gambar III – 2
Gambar III – 3
Struktur yang dibentuk dari sebuah segitiga dasar seperti yang telah
disebutkan diatas dikenal sebagai rangka batang sederhana.
Jika terdapat jumlah batang lebih banyak dari yang diperlukan untuk
mencegah agar struktur tidak runtuh, maka rangka batang tersebut
Konsep Dasar
Gambar III – 4
Gambar VII – 5
Gambar III – 6
a. Seluruh gaya yang bekerja pada titik simpul (gaya luar maupun
gaya batang) harus memenuhi persamaan ∑V = 0 dan ∑H = 0
Contoh (1) : Hitung gaya-gaya batang dari struktur rangka batang dengan
beban dan ukuran pada Gambar III – 7 a sebagai berikut :
Penyelesaian :
º Reaksi Tumpuan :
∑H = 0 —› RAH + 20 = 0 —› RAH = - 20 T ( ‹— )
º Gaya-gaya Batang
tarik ( —› )
Untuk Kontrol :
Hasil Akhir
Gambar III – 7
Contoh (2) : Hitunglah gaya-gaya batang yang timbul akibat beban luar
yang bekerja pada struktur rangka batang seperti pada
Gambar III – 8 a
Penyelesaian :
๏ Reaksi Tumpuan
∑H = 0 —› RAH + 20 = 0 —› RAH = - 20 T ( ‹— )
Titik Simpul A
∑H = 0
F8 – 20 = 0 —› F8 = 20 T (tarik)
∑V = 0
F3 +25 = 0 —› F3 = - 25 T (tekan)
Titik Simpul C
∑H = 0
20 + F1 + F4 cos α = 0
20 + F1 +35,36 (½ √2) = 0 —› F1 = - 45 T (tekan)
Titik Simpul D
∑V = 0
70 + F5 = 0 —› F5 = - 70 T (tekan)
∑H = 0
F1 + F2 = 0
45 + F2 = 0 —› F2 = - 45 T (tekan)
Titik Simpul E
∑V = 0
F7 + F6 sin 45⁰ = 0
F7 + 63,64 (½ √2) = 0 —› F7 = - 45 T (tekan)
Untuk control :
Titik Simpul B
∑ V = 0 —› RBV – F7 = 0
RBV – 45 = 0 —› RBV = 45 T ( ) —› Ok ‼
∑H = 0 —› F9 = 0 T
Titik Simpul F
∑H = 0
F8 + F4 cos 45⁰ - F6 cos 45⁰ - F9 = 0
20 + 35,355 (½ √2) - 63,64(½ √2) - F9= 0
45 – 45 – F9 = 0 —› F9 = 0 T —› Ok ‼
Hasil Akhir :
Gambar III – 8
1 (CD) - 45
2 (DE) - 45
3 (AC) 25 -
4 (CF) 35,36 -
5 (DF) - 70
6 (EF) 63,64 -
7 (BE) - 45
8 (AF) 20 -
9 (BF) 0 -
1). Seluruh gaya yang bekerja pada potongan (tinjau bagian kiri
atau kanan struktur yang terpotong) harus memenuhi
persamaan ∑ MJ = 0 (titik simpul/joint diasumsikan sebagai
sendi); ∑ V = 0 dan ∑ H = 0.
Contoh (3) : Hitung gaya-gaya batang dari struktur rangka batang yang
dibebani seperti pada Gambar III – 9a.
Penyelesaian :
º Reaksi Tumpuan :
º Gaya-gaya Batang
75(4) – 3 F3 = 0
F3 = - 100 T (tarik)
∑ V = 0 —› RAV – 40 – F2 sin α = 0
75 – 40 – F2 (0,6)= 0
—› F2 = 58,33 T (tarik)
Gambar III – 9
∑ MA = 0
- F4 (4) + 40(4) = 0
- 4 F4 + 160= 0 —› F4 = 40 T (tarik)
Penyelesaian :
º Reaksi Tumpuan :
º Gaya-gaya Batang
(c)
Gambar III – 10
2. Gaya luar maupun gaya dalam (gaya batang) bila dilukiskan dalam
bentuk vektor akan membentuk suatu poligon tertutup, hal ini sesuai
dengan prinsip keseimbangan.
Gambar III – 11
∑H = 0 → RAV = 8 kN.