Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BUDAYA MELAYU

“SEJARAH MELAYU”

Disusun Oleh:

Rayhan Hafizh
2002112097
Fauza
2002126160

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw. dan semoga kita
akan selalu mendapat syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan
pertolongan dan hidayah-Nya kami  dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah budaya melayu yang berjudul “ sejarah melayu”.

Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak  dan juga beberapa buku
referensi, penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik. Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat membuahkan ilmu yang maslahah fiidinni
wadunya walakhirah.

Pekanbaru, 15 maret
2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berbicara tentang Melayu tentu lebih jelas berbicara tentang Islam, karena
keduanya merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan. Ibarat dua sisi mata
uang, Melayu tidak akan memiliki makna berartibahkan tidak bisa disebut
Melayu sekiranya Islam itu sendiri jauh atau dijauhkan mungkin dihilangkan
dari Melayunya. Begitu juga dengan Islam terutama dalam wilyah Melayu
tidak dapat eksis dan berkembang di Nusantara sekiranya tidak dapat
melakukan “kompromi” dengan Melayu. Karena dimasa awal kedatangan
Islam di wilayah Nusanatara ternyata terlebih dahulu memasuki wilayah
Melayu di Sumatra.

Agama Islam dipercaya telah berkembang di kepulauan Nusantara pada ke 8


samapai 11M. Dalam penyebarannya itu dikemukakan para pedagang Arab,
Persia, Turki, dan Melayu memainkan peran penting. Penulis berupaya
memposisikan Melayu dalam kacamata sejarah, budaya, dan Islam dengan
harapan memberikan sebuah formula ditengah kehidupan yang semakin
komplek akhir-akhir. Melayu sebagai identitas masnyarakat Indonesia
menjadi sangat penting didalam historiografi Indonesia untuk membangun
jati diri negara dan bangsa Indonesia.

B. Rumusan masalah
 Sejarah alam dan genetik orang melayu
 Sejarah suku asli orang melayu
 Sejarah masyarakat
 Sejarah kerajaan

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah agar dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis. Tujuan lain dari penulisan ini juga untuk mengetahui sejarah
alam dan genetic orang melayu, sejarah suku asli orang melayu, sejarah
masyarakatnya, dan sejarah kerajaan.

BAB II
ISI

A. Sejarah kerajaan melayu


Dalam kitab sejarah dinasti liang diperoleh beberapa kali utusan Ho-lo-
tan dan kan-t’o-li datang kecina sekitar tahun 430-475 masehi.
Sedangkan dalam kitab sejarah dinasti ming, disebutkan bahwa san-fo-sai
dulunya disebut kan-t’o-li. Kan-t’o-li ini terletak di salah satu pulau di
laut selatan, dengan adat kebiasaan serupa dengan kamboja dan campa,
hasil negerinya terutama pinang,kapas, dan kain-kain berwarna.G.
ferrand merasa negeri yang di sebut kan-t’o-li ini sama denga Kendari
yang disebut dalam berita dari ibn majid di thun 1462 M. Karena san-fo-
si di identikkan dengan sriwijaya maka Ferrand menafsirkan letaknya di
sumatera. Kemudian To-lang atau po-hwang disamakan dengan sungai
tulangbawang di lampung.

Sementara itu J.L Moens mengidentifikasikan Singkil Kandari dengan


kan-t’o-li dari dinasti cina, sedangkan san-fo-tsi ialah melayu[10].
Selanjutnya banyak pendapat sejarawan yang mirip dengan pendapat
diatas. Selanjutnya dari sejarah dinasti Tang dijumpai untuk pertama
kalinya pembaritaan tentang datangnya utusan dari daerah Mo-lo=yeu di
cina pada tahun 644 dan 645.[11] Dari namanya ini mungkin dapat
dihubungkan dengan kerajaan melayu yang terletak di pantai timur
sumatera dengan pusatnya di sekitar Jambi. Mengenai letaknya, Malayu
ini ada sedikit perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Ada yang
menduga letaknya di daerah jambi sekarang, tapi dari sumber-sumber
yang datang kemudian orang mengatakan malayu letaknya di
semenanjung melayu.

Kerajaan malayu kemudian muncul lagi sebagai pusat kerajaan di


sumatera, setelah sriwijaya tak terdengar beritanya sesudah terjadinya
ekspedisi pamalayu dari raja kertanegara. Dari prasasti yang banyak
ditemukan diminangkabau dapat diketahui pada pertengahan abad 14 ada
seorang raja yang memerintah di kanakamedinindra (raja pulau emas)
yang bernama aditiyawarman anak dari adwayawarman. Nama ini juga
terdapat dipahat pada arca mansuri yang mana dalam prasasti ini
disebutkan ia bersama gajahmada telah menaklukkan pulau
bali. Sebenarnya adityawarman adalah putera majapahit keturunan
melayu dan sebelum menjadi raja dia pernah menjabat di kerajaan
majapahit. Dan segera setelah ia kembali ke sumatera ia menyusun
kembali kerajaan yang diwariskan oleh pendahulunya. Setelah ia
meluaskan daerah kekuasaannya ke daerah pagarruyung (minangkabau)
ia mengangkat dirinya menjadi seorang ‘maharajadhiraja’. Dari prasasti-
prasasti dapat diketahui bahwa aditiyawarman adalah penganut agama
budha dan menganggap dirinya sebagai penjelmaan loekeswara.
Aditiyawarman memerintah sampai tahun 1375 yaitu tahun terakhir
prasastinya sampai kepada kita.

Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi yang oleh


para pendatang disebut sebagai pulau emas yang memiliki tambang emas,
dan pada awalnya mempunyai kemampuan dalam mengontrol
perdagangan di Selat Melaka sebelum direbut oleh Kerajaan Sriwijaya.
Dari uraian I-tsing jelas sekali bahwa Kerajaan Melayu terletak di tengah
pelayaran antara Sriwijaya dan Kedah. Jadi Sriwijaya terletak di selatan
atau tenggara Melayu. Hampir semua ahli sejarah sepakat bahwa negeri
Melayu berlokasi di hulu sungai Batang Hari, sebab pada alas arca
Amoghapasa yang ditemukan di Padangroco terdapat prasasti bertarikh
1208 Saka (1286) yang menyebutkan bahwa arca itu merupakan hadiah
raja Kertanagara (Singhasari) kepada raja Melayu. Berita tentang
Kerajaan Melayu antara lain diketahui dari dua buah buku karya Pendeta
I-tsing atau I Ching (634-713)dalam pelayarannya dari Cina ke India
tahun 671, singgah di negeri Sriwijaya enam bulan lamanya untuk
mempelajari Sabdawidya (tatabahasa Sansekerta).

Ketika pulang dari India tahun 685, I-tsing bertahun-tahun tinggal di


Sriwijaya untuk menerjemahkan naskah-naskah Buddha dari bahasa
Sansekerta ke bahasa Cina. I-tsing kembali ke Cina dari Sriwijaya tahun
695. Ia menulis dua buah bukunya yang termasyhur yaitu Nan-hai Chi-
kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut
Selatan) serta Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan
Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang).
Menurut catatan I-tsing, Sriwijaya menganut agama Buddha aliran
Hinayana, kecuali Ma-la-yu. Tidak disebutkan dengan jelas agama apa
yang dianut oleh Kerajaan Melayu.
Berita lain mengenai Kerajaan Melayu berasal dari T’ang-Hui-Yao yang
disusun oleh Wang p’u pada tahun 961, dimana Kerajaan Melayu
mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 645 untuk pertama kalinya,
namun setelah berdirinya Sriwijaya sekitar 670, Kerajaan Melayu tidak
ada lagi mengirimkan utusan ke Cina.

B. Kehidupan masyarakat adat melayu

Anda mungkin juga menyukai