Anda di halaman 1dari 12

MELAYU MASA LALU, HARI INI DAN MASA AKAN DATANG

Sebuah Pemaparan Akar Kejatian Melayu dalam upaya Mencari Akar Kita; Pada MOPSPEK Mahasiswa STAI Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau Tahun Penerimaan 2013 Oleh : NURI CHE SHIDDIQ Dir. BALAI KAJIAN SEJARAH MELAYU INDONESIA

Assalamualaikum wr.wb Galilah kebenaran (sejarah) di bawah-bawah permukaan gelombang antara belukar masalah di dalam belantara persengketaan di tengah-tengah kekusutan perasaan. Definisi Melayu Pengertian orang mengenai Melayu sering saja keliru dan dicampurbaurkan. Hal ini disebabkan karena Melayu oleh karena pengertian Bahasa ada karena pengertian Ras dan ada pula karena pengertian etnis sukubangsa dan kemudian dalam pengertian umumsesama agama Islam.Maka mau tidak mau haruslah kita telusuri kembali sejauh mungkin apa yang dicatat oleh sejarah.Orang Melayu mendiami wilayah: Thailand Selatan, Malaysia Barat dan Timur, Singapura, Brunei, Kalimantan Barat, Temiang (Aceh Timur), pesisir Timur Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Pesisir Palembang. Istilah Melayu merujuk kepada entitas suku baru dikenal, Kata melayu dalam khazanah Nusantara merujuk kepada Kerjaan Malayu bukan ras Melayu. tetapi khazanah keilmuan kemudian mempopulerkan kata melayu sebagai entitas ras untuk membedakannya dengan entitas lain di dunia. Dan perlu juga anda ketahui yg disebut melayu dalam kaitan hal ini adalah semua masyarakat nusantara. satu bangsa adalah sekumpulan masyarakat yg menyatakan kesatuan tujuan, kesatuan cita-cita, dan kesatuan kehormatan/pride. bangsa bukanlah ras. Jikalau bangsa adalah ras, maka tidak akan pernah terbentuk negara. Karna tidak ada satupun negara yang dihuni oleh satu Ras. bahwa melayu bukanlah suku, tetapi entitas masyarakat yg mendiami keseluruhan wilayah nusantara. Kerajaan yag dimasukan sebagai kerajaan Melayu bahkan mencakup wilayah sangat luas, bahkan sampai sasak. yg dlm khasanah keilmuan disebut sebagai proto melayu. Asal Usul Nama Melayu
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

Kalimah atau perkataan Melayuini sebenarnya membawa maksud yang berbedabeda. Terpulang kepada kita sendiri, mau mengikut pandangan siapa, kita adalah buah dari apa yang kita fikirkan. Andai pandangan Barat, sebagai bahan rujukan, maka harus Melayu itu masih lagi satu bangsa primitif (proto) yang masih tinggal di atas pohon, ujar mereka. Setengahnya pula berkata, bangsa yang tak rajin (Pemalas), mudah lupa, asyik tidur saja dengar kuliah, ceramah, mengaji pun, dalam keadan bertafakur. Itu semua biasa apabila kita menghina tentang bangsa lain, kita sering memilih untuk bersikap prejudis. Manusia lebih suka melihat hal-hal negatif apabila memberikan pujian; kepada sesuatu bangsa. Itu tidak sulit dan tak memerlukan banyak fikir. Hanya bangsa Melayu yang cukup menjaga adab - tak berfikiran prejudis. Bangsa dagang (Pendatang) sekalipun dilayani bagai keluarga sendiri. Setiap manusia lahir saja ke alam dunia, pasti punya nama, tetapi anutan agamanya barang tentu belum pasti. Hanya hewan sahaja lahir tanpa punya bangsa namun tetap di Golongkan melalui nama spesis-nya. Berbagai pendapat muncul untuk mendefinisikan perkataan Melayu ini berasal dari bahasa apa, ada yang berpendapat bahasa Sanskrit Malai iaitu bermaksud di atas iaitu tempat tinggi, tanah tinggi, yakni merujuk kepada tanah tinggi pergunungan Himalaya. Fakta ini dipercayai mendapat pengaruh agama BuddhaMahayana. Sebutan Malai juga bisa diartikan hujan dalam bahasa Hindu. 1.Berdasarkan Mitos Bukit Seguntang Berdasarkan pembahasan tradisi Melayu, kedudukan raja dan kerajaan dipandang sebagai anugerah yang datang dari atas dan karena itu dianggap suci.Kesucian itu di buktikan dengan mitos asal usul raja yang dikaitkan erat dengan seorang tokoh yang dianggap sebagai keturunan Iskandar Zulkarnain.,yaitu Sang Sapurba.Raja Iskandar Zulkarnain atau lebih dikenal sebagai Alexander The Great merupakan tokoh agung yang memiliki kerajaan yang terbentang dari Eropa hingga ke Asia sehingga keberhasilannya menjadi inspirasi bagi Napoleon Bonaparte bahkan Adolf Hitler,di kemudian hari.Hal itu menjadi sanjungan serta kebanggaan bagi keturunannya,sehingga menjadikannya sebagai asal usul keturunan Raja-Raja besar,termasuk kemaharajaan Melayu. Dalam bukunya,Sejarah Melayu,Suatu Kajian Aspek Pensejarahan Budaya Kuala Lumpur,Harun Daud mengidentifikasikan Iskandar Zulkarnain sebagai Alexander The Great dari Macedonia.Di situ dikatakan bahwaRaja Iskandar anak Raja Darab (Darius), Rum (Romawi) bangsanya, Macedonia negerinya, Zulkarnain gelarnya Dalam buku Shorter Encyclopedia Of Islam disebutkan bahwa gelar Zulkarnain dalam literatur Arab diberkan kepada beberapa tokoh,termasuk Ali Bin Abi Thalib.Akan tetapi paling banyak di berikan kepada Alexander The Great. Ketika Sang Sapurba muncul di Bukit Seguntang Mahameru, ia bersama saudara-saudaranya menjelaskan bahwa kehadiran mereka dengan kata-kata: Kami ini bangsa manusia, asal kami dari Raja Nusyirwan Adil, Raja Masyriq dan Magrib, serta pancar kami dari Raja Sulaiman Alaihissalam. Selanjutnya disebutkan dalam Sejarah Melayu (Sulatat Al Salatin) ,ia lahir di alam Dika dan disanalah ia memperoleh mahkota koderat sebagai bukti asal-usulnya sebagai keturunan Iskandar Zulkarnain. Ketika sampai di Bukit Seguntang, ia diminta oleh dua orang petani agar membuktikan kesaktiannya.Waktu itu juga ia
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

membuat padi berbuah emas, berdaun perak dan berdaun tembaga.Sementara itu di tempat lain,yaitu Pulau Bintan terdapat seorang Raja perempuan yang bernama Wan Seri Beni (Benai), setelah beberapa lama Sang Sapurba menjadi raja di Bukit Seguntang ia berangkat ke Bintan melalui Tanjung Pura. Setiba di Bintan ia menikahkan anaknya, Nila Utama dengan seorang Puteri dari Ratu Seri Beni tersebut.Nila Utama menetap di Bintan dan menjadi raja di sana.Kemudian dengan bantuan Ratu Bintan ,Nila Utama mendirikan kerajaan di Singapura, dengan memakai gelar Sri Tri Buana.Di Singapura dinasti Sri Tri Buana berlanjut selama 32 tahun sampai pada masa cicit nya,yaitu Iskandar Syah yang pada masa pemerintahannya Singapura diserang Majapahit sehingga ia melarikan diri ke Muar.Setelah itu ke Bertam.Di Bertam itulah dia mendirikan kerajaan Melaka. 2.Nama Melayu Berasal Dari Kerajaan Melayu Purba Menurut berita yang ditulis di dalam Kronik Dinasti Tang di Cina,sudah tertulis nama kerajaan di Sumatera yang ditulis pada tahun 644 dan 645 Masehi.Seorang Pendeta Buddha Cina yang bernama I-Tsing dalam perjalanannya ke India pernah bermukim di Sriwijaya (She Li Fo She)untuk belajar bahasa Sansekerta selama 6 bulan.Menurut tulisannya,dari sini ia menuju Mo Lo Yue dan tinggal selama 6 bulan pula sebelum berangkat ke Kedah dan ke India. Dalam perjalanan pulang kembali ke Cina tahun 685 M ia singgah lagi di Mo Lo Yu yang ternyata sudah menjadi bagian dari She Li Fo She. Rupanya Kerajaan Melayu itu sudah di taklukkan ataupun menjadi satu dengan kerajaan Sriwijaya (antara tahun 645-685 M) menurutnya ,perjalanan pelayaran dari Sriwijaya ke Melayu ditempuh selama 15 hari dengan menggunakan kapal layar yang sederhana.Dimana letak pusat kerajaan Melayu itu banyak sarjana Sejarah berbeda pendapat, tetapi kebanyakan menetapknnya berada di hulu sungai Jambi(sungai Batanghari). Memang dalam eskavasi kepurbakalaan akhirakhir ini,banyak sekali ditemukan reruntuhan candi,patung-patung dan peninggalan kepurbakalaan lainnya yang cukup tua usianya.Di dalam mitologi orang Melayu seperti tertera di dalam Sejarah Melayu, turunnya Sang Sapurba bersama ke-2 saudaranya adalah ditempat yang disebut Bukit Seguntang Maha Meru di hulu Palembang,namun di puncak bukit tersebut terdapat makam kuno yang dipercayai makam Datok Tenggorok Berbulu, yang mengingatkan kita akan salah satu nama Dewa Siwa yaitu Nelakantha (Si Leher Hitam). Apabila kita mengikuti pendapat dari Prof.Dr.J.G.Casparis, maka kerajaan Melayu yang telah ditaklukkan Sriwijaya itu sesuai dengan prasasti yang berisi kutukan di Karang Berahi.Menurut De Casparis,sekitar akhir abad ke-11 sampai tahun 1200 M kerajaan Kelayu itu telah pulih kembali. Bahkan untuk menangkis bahaya dari Sriwijaya Kerajaan Melayu itu bekerjasama dengan Kerajaan Jawa Singosari sehingga Kerajaan Jawa itu mengirimkan balatentara yang besar menghancurkan Sriwijaya yang disebut dengan Ekspedisi Pamalayu (1275 M), dan dikirimkannya arca Amoghapasa Lokeswara (1286 M) di Padang Roco, pengiriman itu disambut oleh rakyat Melayu secara gembira bahkan oleh Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. Di belakang Arca itu kemudian ditulis prasasti Raja Adityawarman (1347 M). Yang kemudian melanjutkan Kerajaan Damasraya (Melayu) itu. Baik Kerajaan Damasraya (melayu) maupun kerajan Sriwijaya menggunakan bahasa dan aksara Melayu Kuno , sebagai contoh nya adalah Prasasti Boom Baru (Pinggiran Sungai Musi) yang berasal dari akhir abad ke-7 M.
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

Kemudian Kerajaan Melayu yang berpusat di hulu sungai Jambi itu pindah ke wilayah Minangkabau (suruaso), Raja Adityawarman tidak pernah menyebut kerajaannya itu sebagai Kerajaaan Minangkabau, tetapi sebagai Kanakamedinindra Suwarnabhumi yaitu Penguasa Negeri Emas,yang dulunya dikuasai Sriwijaya dan Melayu. Setelah masa pudarnya Sriwijaya dan Melayu (Jambi dan kemudian di Pagarruyung) karena serangan dari Jawa,maka orang Jawa menguasai kehidupan di Palembang dan Jambi seperti yang dilaporkan penulis Portugis Tome Pires,dalam bukunya,Summa Oriental:Jambi kini di bawah Patih Rodim,Raja Demak.Penduduk Jambi sudah lebih mendekati penduduk Palembang yaitu lebih ke-Jawa-annya daripada ke-Melayuan-nya. Tapi bagaimanapun Bahasa Melayu yang menjadi Lingua Franca di Nusantara sejak disebarkan oleh Imperium Sriwijaya dan Melayu sejak abad ke-6 M itutermasuk adat-istiadat raja-rajanya yang di bawa Parameswara ke Melaka ditahun 1200-an telah memperkuat jati diri Melayu. Setidaknya sekarang ini orang Jambi dan Palembang masih disebut sebagai Orang Melayu. Mengenai asal usul nama Melayu itu Prof.Dr.R.C.Majumdar mengatakan bahwa ada satu di India bernama Malaya dan Orang Yunani menyebut mereka Malloi dan ada lagi nama gunung Malaya. Banyak lagi nama-nama tempat di Asia Tenggara dan Nusantara yang berasal dari India. Bahkan pada suku Karo ada Marga Sembiring yang berasal dari India. 3.Definisi Melayu berkaitan dengan masuknya Islam MELAYU ISLAM SEBAGAI Wujud Akulturasi Kebudayaan Nusantara Kebudayaan Islam dan

Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Melayu Islam. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Melayu. Setelah pusat Imperium Melayu berada di Melaka dan Parameshwara di-Islamkan oleh Syekh dari Pasai, maka sejak itu terbentuklah suatu wadah baru bagi orang Islam yang disebarkan dari Melaka ke segenap penjuru di Nusantara. Penyebaran melalui rute dagang ini sambil diikuti perkawinan dengan puteri raja setempat,bukan saja membentuk masyarakat Islam tetapi juga membentuk Budaya Melayu, sehingga kita lihat pada masa kedatangan orang Barat kemari telah terbentuk kerajaan-kerajaan maritime di sepanjang kuala-kuala sungai di pesisir timur Sumatera dan Kalimantan serta di Thailand Selatan, bahkan sampai di Jayakarta dan Indonesia Timur. Sejak itu terbentuklah definisi jatidiri Melayu yang baru yang tidak lagi terikat kepada faktor genealogis (hubungan darah) tetapi dipersatukan oleh faktor cultural (budaya) yang sama, yaitu kesamaan dalam beragama Islam, berbahasa Melayu dan beradat-istiadat Melayu. Berikut pengertian orang Melayu menurut kesepakatan para ahli-ahli Barat: Orang-orang Melayu (Malaios) adalah orang Islam dengan bahasa Melayu, mempunyai kebiasaan mempelajari bahasa mereka tetapi juga berusaha memperluas pengetahuan
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

mereka dan juga mempelajari bahasa Arab. Suka mengembara, suatu ras yang paling gelisah di dunia, suka mendirikan kampung-kampung namun dengan mudah meninggalkannya. Mereka bersih dan berketurunan baik, sangat gemar akan musik dan sangat berkasih sayang. 4.Definisi Jatidiri Melayu Menurut J.M Gullick Menurut J.M Gullick dalam Malay Society In The Late 19th Century, The Beginning Of Change,terbitan Oxford University Press.Singapore 1989, hal 277. Pada orang Melayu ada beberapa nilai (norma) yang menonjol yaitu: a.Adanya konsep status,yaitu senang mengejar status yang lebih tinggi. b.Bertindak patut menurut adat dan pendapat orang banyak c.Jika menerima malu dapat berbuat amok atau sindiran d.Tidak suka berbicara keras-keras dengan tekanan terhadap setiap kata atau kalimat. e.Cenderung bersifat konservatif f. Berpijak pada yang esa g.Sangat mementingkan penegakan hokum untuk keamanan, ketertiban dan kemakmuran masyarakat.Hal ini banyak dituangkan dalam bentuk adat. h.Mementingkan sekali budi dan bahasa yang menunjukkan sopan dan santun dan tingginya peradaban Melayu. i. Mengutamakan pendidikan dan ilmu. j. Mementing budaya Melayu k.Musyawarah dan mufakat merupakan sendi kehidupan sosial orang Melayu l. Ramah tamah dan terbuka kepada tamu m.Melawan hanya pada saat terdesak Menurut pengakuan Vallentijn (1712 M) seorang peneliti Belanda, bahasa Melayu tidak hanya dituturkan di seluruh Nusantara dan juga negeri-negeri Timur, sebagai suatu bahasa yang dikenal dan dimengerti semua orang, ia juga diketahui dan digunakan di Persia, bahkan melampaui negeri dan sampai ke Filipina. Penterjemah beliau bahkan telah mendengar Bahasa Melayu digunakan di jalanan kota Kanton. Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa orang Melayu itu adalah: Melayu adatnya Melayu bahasanya Islam agamanya Pandangan ini di sempurnakan lagi oleh Ismail Hamid dari Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia yang mengatakan bahwa Melayu itu adalah seseorang yang menganut agama Islam, lazimnya berbahasa Melayu, mengikuti adat-istiadat Melayu. Pandangan ini melahirkan sebutan bahwa orang bukan Islam lalu masuk Islam disebut Masuk Melayu. Sebaliknya orang Melayu yang keluar dari agama Islam tidak lagi diakui sebagai orang Melayu, tetapi disebut Orang Lain atau Budak Asing.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

Tunjuk Ajar Melayu

SIAPA MELAYU Sejarah telah membuktikan, diangkatnya tinggi-tinggi lalu terlambungkan kemudian dihempas terus saja ke bumi, jangan prejudis, terjajah akhirnya, tergadai segalanya. Apakah kita mudah termakan puji-pujian dari lidah orang asing, jauh sekali memanggil orang asing campur tangan dalam urusan kita. Siapa lah kita kalau bukan kita sendiri yang harus berbangga, memperbaiki dan meninggikan martabat sendiri. Adakah kita suka menjadi bangsa yang kuat bersengketa sesama sendiri di dunia?? Cuba lihat sejarah China yang berbilang kerajaan dinastinya, Ming,Han,Yuan dan sebagainya. Semuanya asyik berperang juga. Itu juga satu bukti sejarah, bangsa lain jua kuat sengketa sesama mereka. Bedanya, mereka ada ruang lingkup batas permusuhan sedang kita bertempur sesama sendiri sampai habis dibakarnya sekelian kelambunya, termasuk dengan kapal-kapal sekali. Akhirnya kita semua lemas menunggu mati. Sementara menuju kematian lemas itu pun sempat lagi nak kata-mengata. The Great Britain ialah bangsa Viking yang berpecah-belah asalnya. Mereka suka bersengketa sesama sendiri mencari kuasa dan pengaruh, tetapi kemudian insaf, taubat dan bersatu padu lalu bangun mengembangkan tamadun mereka. Mereka gelarkan diri mereka sebagai The Great Britain bukannya The Great English. Mereka mulai kenal jati diri sendiri dan kemudian menemui kekuatan sehingga menjadi satu kuasa besar (empayar kolonialisme) suatu ketika dulu. Coba perhatikan peta Inggris atau Portugis maupun Belanda; tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan peta Tanah Melayu ataupun Nusantara. Tetapi mengapa bangsa ini masih rendah diri, leka dan lalai untuk sadar, bangkit dan bekerja dengan satu HATI. Pandangan ahli sejarawan barat menyatakan ; He who holds history, holds the future (Sesiapa yang berpegang pada sejarah, memegang masa hadapan). History is religion and religion creates politics (Sejarah itulah agama dan agama mencipta siasah). Kata-kata ini merujuk kepada sejarah bangsa Yahudi. Bangsa ni adalah yang tertua sejak zaman Firaun lagi. Populasinya tidak ramai kini. Tetapi lihat bahasa dan tulisan bangsa ini (Hebrew) masih lagi kuat menguasai era digital hari ini. Maka yang demikian sangat penting di kalangan bangsa Melayu sendiri rajinrajin kembali melihat sejarah, mengkaji sejarah bangsa sendiri untuk mencari kekuatan dan kelemahan. Andai anda berbangsa Cina, India atau Portugis, Arab sekalipun, anda terpaksa kembali ke negara asal untuk mencari sejarah sendiri. Tetapi sejarah bangsa ini ada di sini, berakar umbi di pusaka tanah ini, bukan di tempat lain, mana ada tanah Melayu lagi di tempat lain. Maka rajin-rajin kita samasama mengkaji. Sesuatu bangsa itu tidak mempunyai Arti jika bangsa itu sendiri sanggup melupakan sejarah masa silamnya pasca menukar warisan bangsa dan budayanya. Ini adalah satu hakikat yang tidak boleh ditolak kerana setiap bangsa di dunia ini mempunyai identitasnya yang tersendiri iaitu sejarah bangsanya [Prof. Dr. Arong Suthasasna-Universiti of Chulalongkorn]

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

Tunjuk Ajar Melayu

Bangsa ini sejak dahulu memang dikenali sebagai Orang yang gemar merantau dan pengembara yang handal. Mereka di katakan turun dari pergunungan Himalaya dan mengembara hingga ke Burma (setengah pendapat kata di Champa) dan kemudian berasmilasi dengan penduduk tempatan di situ. Suasana politik di sini tidak mendamaikan kerna persaingan kuasa antara orang-orang tempatan dan Dinasti Funan (China), lalu generasi ke-dua Malai ini kemudian mengembara lagi ke arah selatan benua Asia sehingga ke tanah semenanjung ini. Mereka kemudian terus tinggal tetap di sini. Barangkali sebab itu le juga ada sarjana barat berpendapat bahawa Melayu juga bermaksud masyarakat pengembara (Lana) atau masyarakat pelaut (Bajau Laut) yang sebenarnya memiliki artian yang Hebat dan Kuat, kemudian dikecilkan maknanya disesatkan. Lana (ejaan arab huruf Lam dan Nun) dikatakan Lanun, dan Bajau Laut (Bajau=Orang Suku Asli) dikatakan Bajak Laut keduanya diartikan PERAMPOK DILAUT . Walau bagaimana pun, ada juga bukti lain yang menyatakan bahawa Melayu merupakan perkataan asal bangsa itu sendiri, tidak ada hubungan dengan manamana bangsa samada yang masih hidup atau yang dah pupus dan ianya bukan juga kata pinjaman daripada mana-mana bahasa lain dunia. Malah ianya diakui salah satu bahasa lingua franca di Nusantara ini. Kedatangan Islam kemudian, telah memperkukuhkan lagi taraf bahasa ini lalu menyempurnakan bahasa sanskrit yang ketika itu dikira sebagai bahasa sarjana (ilmu) di Nusantara ini. Tulisan ArabJawi kemudian mendominasi bahasa persuratan termasuk bidang keilmuan dan perekonomian. Dan bandingan Kalimah yang jahat dan buruk samalah seperti sebatang pohon yang tidak berguna yang mudah tercabut akar-akarnya dari muka bumi; tidak ada tapak baginya untuk tetap hidup. Allah menetapkan (pendirian) orang-orang yang beriman dengan kalimah yang tetap teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang berlaku zalim (kepada diri mereka sendiri); dan Allah berkuasa melakukan apa yang dikehendakiNya. [Saringan surah Ibrahim; 26-27] Petikan ayat adalah ayat surah Ibrahim, surah ke-14 dalam al-Quran iaitu surah Nabi Ibrahim. Juga boleh dibaca sebagai surah Bapa sekelian bangsa. Menurut sejarah Islam, rumpun bangsa Melayu ini berasal dari nasab keturunan Nabi Ibrahim a.s. selain bani Israel dan bani Arab. Keturunan ini berkembang dari banjaran tinggi pergunungan Himalaya. Bangsa ini kemudian bermigrasi turun hingga ke Champa dan seterusnya merantau dan menetap (berkerajaan) di rantau Nusantara. Orang-orang Arab menyebutnya sebagai keturunan Banu al-Jawiyun atau Bani Jawi. Ianya satu rumpun Melayu (etnik Melayu dalam ertikata yang lebih luas) yang dibangsakan kepada Bani Jawi iaitu keturunan Nabi Ibrahim a.s. dari isterinya yang bernama Siti Qathura. Istilah Jawi Peranakan pernah juga digunapakai suatu ketika dulumengambarkan keturunan campur Melayu-Arab ini. Pada zaman dahulu semasa awal kebangkitan kerajaan Sriwijaya (BuddhaMahayana), kawasan Nusantara ini di panggil Jawadwipa, bermaksud tanah Jawa (Jva) atau dibahasakan sebagai tanah Jawi. Ini termasuk wilayah Segenting Kra (Seatap kera = Tidak terlalu besar) hingga ke selatan Burma, Pattani dan sebahagian wilayah tengah dan utara Siam sehingga ke Kemboja (Champa) dan
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

termasuk gugusan pulau di Nusantara (Tumasik, Selatan Filipina, Sulawesi, Irian Jaya). Apabila Kerajaan ini terpecah, pemakaian nama Jawa kekal terbatas hanya di Pulau Jawa saja seperti sekarang ini. Sementara nama Melayu pula diambil dari kerajaan Javaka yang kemudian menukarkan nama kepada Malayu (kerajaan kecil yang sama bernaung dalam empayar tersebut), tetapi berpusat di Medangbhumi. Ibnu Batutah dikatakan ada singgah ke negari Taman Sekebun Bunga ini dan mencatatkan perihal kehebatan wirawati seorang putri bernama Cik Siti Wan Kembang (catatan Rihlah Ibnu Batutah) ADAT MELAYU BERAJA Merupakan bagian dari Perjalan Melayu, Untuk mengenal AKAR bangsa ini melalui kaca mata bangsa Melayu sendiri, bukan sarjana Barat, Melayu baru, team Melayu Wawasan, ataupun Yang Mengatas namakan melayu Namun tidak mampu memaknai kemelayuannya tetapi Melayu dari lenggok (Logat) bahasa Melayu-Riau, asal-usul linguistik bahasa itu sendiri. Melayu adalah suatu kalimah yang baik, juga suatu kalimah yang berjiwa,sarat dengan falsafah, mengandungi satu pengembaraan jiwa mencari hubungan seni Islam dan makna disebalik kata ucap, kata tinta (seni kaligraf), saya kira, yang serasi sebagai satu manifestasi bangsa ini; yang punya maksud yang mendalam dan tujuan mengapa makhluk (manusia) dijadikan, iaitu supaya sentiasa bersikap me-layukan diri (tunduk) dan sujud (ibadah) kepada yang menciptakan. Setiap bangsa akan membentuk kebiasaan tabiat dan adab budaya mereka sendiri. Begitu juga Melayu; Melayu berbudaya dan beradat. Kelebihan para nabi adalah karena kehebatan mukjizatnya, ketinggian manusia pula adalah kerana kelebihan sikap muafakatnya. Tatkala tunas dipanggilnya muafakat, tatkala sudah berakar dipanggil akan dia ADAT. Apabila bangsa ini menerima Islam sebagai suatu cara hidup di dunia fana ini maka adat bangsa terus sahaja di ikat dengan syara (syariat) Tuhan yang Maha Esa. Ini lah sebenarnya makna HAKIKAT bangsa Melayu Adat bersendikan syara. Antara keduanya tidak harus dilihat terpisah; seperti roh dengan jasad, atau kias bahasa yang paling klasik sepanjang zaman seperti irama dan lagu menyatu satu sama lainnya. Pertautan ini sangat unik dan sungguh kukuh bagai Akar pada sang pohon sehingga terbit satu tanggapan bahawa setiap Melayu itu Islam(?). Dan tidak keterlaluan kiranya dikatakan, ini le rahsia sebenar mengapa selama ini aqidah bangsa ini sentiasa mendapat perlindungan dan pemeliharaan Allah swt walaupun telah dijajah oleh tentera salib selama beratus-ratus tahun dahulu. Tak kan hilang Melayu di dunia, tak akan hilang Islam di alam Nusantara ini. Sampai waktunya, sudah tersurat Tanah Melayu binasa adat Raja Melayu hilang hakikat Bangsa Melayu hilanglah daulat Maka Raja Melayu wajib akan menyandang Pemimpin Agama, dan menjalankan

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

Tunjuk Ajar Melayu

segala sesuatu aturan sebagaimana yang menjadi perintah-nya. Hingga dalam Kerajaan Melayu selalu kita dengar kalimah RAJA ALIM RAJA DISEMBAH, RAJA ZALIM RAJA DISANGGAH ikrar ini merupakan kebulatan Melayu untuk Berbangsa dan Beragama Islam dengan menujadikan Raja sebagai perwujudan/perwakilan Allah dimuka Bumi. Apakah yang bakal terjadi andai makhluk Allah di langit sana tidak tunduk (melayu) dan patuh kepada peraturan (syariat) Allah?? Sudah tentu kiamat le alam ini apabila sekelian para planet sudah tidak mau mengikut peraturan yang Allah tetapkan. bulan akan berlanggar dengan bumi, bintang yang bertaburan akan bertembungan sesama sendiri. Sang mentari pulak kehilangan kawalan (tarikan) lalu jatuh dan berlanggaran dengan cakerawala yang lainnya. Ini semua bakal menjadi fenomena kiamat. Begitu le juga bangsa ini apabila sendinya (adab dan syara) terungkailepas dari peradapan bangsa ini, alamat berlaku ke kiamat ke atas bangsa ini. Moga-moga Allah swt terus memelihara dan menyelamatkan kita umat Melayu-Islam dari kehancuran itu. SELAGI KITA MAU MENYEMBAH ALLAH, Melayu Itu Tunduk Takluk kepada Allah,Swt. Adat bersendikan syara Syara bersendikan kitab Allah Syara mengata, adat memakai Cermin yang tidak kabur Pelita yang tidak padam

KITA MELAYU ITU. [Catatan di bawah ini, di buku Melayu Islam Beraja, tulisan dan susunan (suamiisteri) Tuan Hj Muzaffar Dato' Hj Mohamad dan (Tun) Suzana (Tun) Hj. Othman waris cucu cicit Bendahara Seri Maharaja Tun Mutahir Tun Ali, bendahara terakhir dari Kesultanan Johor Lama yang bersultankan Sultan di Lingga, simbol legasi warisan dari Kesultanan Melaka.] Takrif Melayu (Tardjan Hadidjaja) Fasal pada menyatakan, adanya erti Melayu itu adalah ia melayukan dirinya, iaitu yang diibaratkan orang dahulu kala daripada erti melayu, adalah umpama puchuk kayu yang melayukan dirinya dan bukan layunya itu kerna kena panas atau api. Bahawasanya dengan sahaja-sahaja ini jua yang me-layu-kan dirinya, yakni ia merendahkan dirinya dan tiada ia mahu membesarkan dirinya, baik daripada adab tertibnya atau daripada bahasa peraturannya atau daripada adab makan minumnya dan perjalanannya dan kedudukannya sama ada di dalam majlis atau pada tempat yang lain.
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

Maka daripada perkara ini, tiada diperbuatnya itu dengan mamang (dahsyat), melainkan adalah dengan perangainya yang lemah lembut, tiada dengan berlebih-lebihan dan dengan kekurangan itulah adanya. Shahadan maka lagi adalah yang dikehendaki oleh istiadat orang melayu itu dan dibilangkan (disebut sebagai) Anak yang Majlis, iaitu apabila ada ia mengada ia atas sesuatu kelakuan melainkan dengan pertengahan jua adanya (serba-serbi sederhana), yakni daripada segala kelakuan dan perbuatan dan pakaian dan perkataan dan makanan dan perjalanannya sekelian itu tiada dengan berlebih-lebihan dan dengan kekurangan melainkan sekelian diadakannya dengan keadaan yang sederhana jua adanya. Maka orang itulah yang dibilangkan Anak yang Majlis, tambahan pula dengan adab pandai ia menyimpan dirinya, maka berlebih-lebih lendib (kaku) atau sidib adanya, seperti kata hukama; Hendaklah kamu hukumkan kerongkongan kamu di dalam majlis makan dan hukumkan mata mu tatkala melihat perempuan dan teguhkan lidah mu daripada banyak perkataan yang sia-sia dan tulikan telingamu daripada perkataan yang keji-keji. Maka apabila sampailah seseorang kepada segala syarat ini, iaitu Orang yang Majlis namanya dan dengan demikianlah segala orang yang arif budiman kepada hamba yang dhaif ini. (Tamat Adanya) [yang bersumber dari kitab Tardjan Hadidjaja "Adat Raja-Raja Melayu", yang diambil dari Tuan Hj. Abdul Arif di Kepulauan Riau.] Apakah saya mengajak saudara-saudari semua untuk kembali kepada Melayu Lama(?); Melayu Orde Lama, cara lampau; gaya purba?? Asyik tunduk melayukan diri memanjang, asal saja atas nama integrasi nasional, perpaduan,. Contoh klasik sepanjang zaman nasib tulisan Jawi dan kini isu bahasa, tiada habis isu lagi. Harus diingat tamadun sesuatu bangsa biasanya dinilai dari tulisan dan bahasanya. Itu le akar tunjang sesuatu bangsa. Seorang peneliti sejarah Melayu disingapura pernah berpesan mau tau hebat tak hebat sesuatu agama/bangsa kaji kitab-nya bukan penganut; itu yang membuat banyak orang terjebak-menjejak sejarah bangsa sendiri. Namun tidak semudah itu dalam memahami naskah-naskah kuno berejaan Jawi (Arab Melayu; Selagi tidak memahami filosofi Melayu dan dasar-dasar keislaman yang kuat serta juga ketaatan terhadap perintah serta larangan Allah selama itu juga tidak berbunyi mahrajnya. tulisan jawi (Arab Melayu kuno) bukan tulisan latin yang mudah dibaca dan langsung dapat kita tau maknanya. Tamadun Melayu ini telah disarjanakan dalam taip setting Huruf Jawi (Khot-nya) khazanah termashyur Melayu. Ternyata kini sudah tidak difahami anak bangsa lagi. Sekian lama kita sudah merdeka, namun bangsa Melayu masih tetap sama; masih lagi banyak yang leka dan lalai hakikat bangsa. Banyak tindak-tanduk kita selama ini merugikan anak bangsa dan rumpun Nusantara ini. Dari masyarakat bawah, Pejabat, dan Pemimpin. Berbagai-bagai usaha dibuat tetapi tampaknya semua serba tidak tepat sasaran. Yang dikejar tidak dapat, yang dikandung keciciran. Kita yang lelah memecah ruyung orang lain yang kaut untung; apa yang terjadi?. Kuasa ekonomi hampir tak jelas akibat penyelewengan dan iri hati sesama sendiri
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

selain berbagai penyelewengan ditingkat pejabat dan pengusaha. Kuasa ekonomi menjadi tak tergapai. Semakin dikejar semakin tak cukup tanah dibuatnya; sehingga akhirnya tinggal sekangkang kera. Persaingan (tidak adil) semakin Sulit dengan kuasa Uang; yang mampu membeli sesiapa saja. Kuasa politik pun semakin rapuh tidak ketentuan berpaut pada apa(?). Sekali pemimpin berubah; berbelas kali pula dasar bertukar-tukar. Kesinambungan hala tuju Melayu tak tahu mau ke mana. Semuanya sekedar menaikkan jabatan dan kekuasaan. Mencari nama di celah media; mencari suara di ketiak demokrasi. Sekedar mau hidup senang?? mimpi di waktu siang?? Cukup sekadar menuai di tepi bibir. misi gagasan bangsa-nya biar orang lain pikirkan. Proyek Kampung buku; Taman cendikiawan Melayu; Sekolah Berbasis Tunjuk Ajar Melayu; semuanya hanya rencana yang dijalankan setengah hati. Akar sudah lama tidak diambil peduli. Akarnya sekadar bila perlu saja; pabila sakit,; baru mau mencari akar, itu pun akar buat kuat atau power root buat menghilangkan haus, encok dan sesak nafas atau obat kuat pria. Sedangkan jika meninggal dunia, kita adakan kenduri arwah. Siap lengkap dengan baju Melayu. Tidak lebih dari itu keterampilan Melayunya. Lebih dari itu tunjang AKAR tak mahu diambil tahu. Apabila timbul masa mencari suara, baru sekelian JAGOH turun Gelanggang mencari lagi akar hingga sampai ke umbinya. Dipupukkannya janji-janji kesenangan buat tunas belia yang baru mau berdiri. Persoalan hidup sekedar hendak kuasa tetapi tidak tau menjalankan kuasa (lihat saja isu; soal fatwa, solat jumaat, murtad, papan iklan bahasa, peluang kerja, media, makan minum halal, isu pekerja wanita dan aurat) atau sekedar kuat bersuara tetapi tak kuat bekerja (kerjasama) secara berstrategi dalam satu pasukan (dalam berdagang, peluang kerja, berbeli dan belanja). Ini belum lagi pasal isu pelajaran, perumahan, perekonomian, sosial yang macam lori balak punya berat isunya. Mampukah kita bersaing (mengejar) atas pentas ekonomi andai kuasa Uang sudah memerintah, ditambah pula dengan segala alat kapitalis yang dibalut dengan tubuh Indah manusia lalu sodorkan kedepan keranjang nafsu, Dan sebaliknya mampukah bertahan lama lagi di atas pentas politik andai suara \ dakwat pena di dewan yang mulia, yang tidak pernah membuat tata aturan untuk melestarikan melayu itu sendiri. Inilah yang harus segera dilakukan dan disadari kembali oleh semua bahwa hakikat diri bersendikan adat dan syara. Baru Melayu tak hilang di dunia (bukan seperti cerita Tumasik bertukar nama menjadi Singapura). sementara Selat Melaka ini masih rumpun Melayu yang punya. Selat itu dulu dikuasai oleh orang-orang laut Melayu Lingga. Mereka adalah kalangan panglima dan laksamana Melayu yang bernaung di bawah ketua Syahbandaraya. Fikir-fikirkan bak kata tetua mentimun di tangan, pisau di genggaman. Tapi pastikan dulu pisaunya cukup tajam. Semua ada didepan kita semua kesempatan untuk maju dan kembali menjadi Mayoritas telah terbuka kembali sebagai Bangsa yang kuat dengan akarnya Maju dengan budaya dan pendidikan nya, sehingga tak kan Melayu hilang di dunia pantas terlaungkan dari mulut kita.

Bukan baju sembarangan baju Baju ditenun dari Negeri Bilah Bukan Melayu sembarangan Melayu
MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

Tunjuk Ajar Melayu

Melayu itu adalah Pesuruh Allah

Daftar Pustaka : Sejarah Melayu (Sallatus Salatin ) WG.Shellabear, Malaysia The Malay Annal, Rafles No.18, Singapore Melayu Islam Beraja, tulisan dan susunan (suami-isteri) Tuan Hj Muzaffar Dato' Hj Mohamad dan (Tun) Suzana (Tun) Hj. Othman, Pahang Malaysia. .Luckman Sinar SH,Tengku,Jatidiri Melayu,Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya Melayu,Medan,1994. Mahdini,MA,Dr,Raja dan Kerajaan dalam Kepustakaan Melayu,Yayasan Pusaka Riau,Pekanbaru,2003. Pemda Prov.Riau,Dari Kesultanan Melayu Johor-Riau ke Kesultanan Melayu Lingga-Riau,Pemda Prov.Riau,Pekanbaru,1993 Dan berbagai sumber Artikel-Artikel

STAI SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI Menempa GENERASI Islam dengan ILMU ISLAM Berbasis

MELAYU MASA LALU HARI INI DAN AKAN DATANG . Islam Sebagai Kejatian Pegangan.

Tunjuk Ajar Melayu

Anda mungkin juga menyukai