Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Sri Ainun

KELAS : 2A EKSTENSI

NPM :

MATKUL : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPUH :DIDI RUSMIDI,M.Pd.

A. Pengertian Teori Kognitif

Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog


Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama
dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap
perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk
secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara
mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak
seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai
pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa
kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi
dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget
memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia.
B. Pengaruh Teori Kognitf terhadap Proses Belajar
Sebelum mengarah pada pengaruh teori ini dalam proses belajar, akan
dikemukakan terlebih dahulu tentang definisi dari proses belajar itu sendiri,
bahwa proses belajar adalah kata yang berasal dari bahasa latin proccessus yang
berarti “berjalan kedepan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau
kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (Syah,
2009: 109) proses adalah any change in any object or organism, particularly a
behavioral or phychological change (proses adalah perubahan khususnya yang
menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan). Kemudian proses
belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan prilaku kognitif).
Dari uraian tersebut kiranya teori kognitif ini menurut penulis sangat besar
pengaruhnya dalam proses pembelajaran, akibatnya pembelajaran di Indonesia
pada umumnya lebih cenderung cognitive oriented (berorientasi pada intelektual
atau kognisi). Implikasinya lulusan pendidikan atau pembelajaran kaya intelektual
tetapi miskin moral kepribadian. Mestinya proses pembelajaran harus mampu
menjaga keseimbangan antara peran kognisi dengan peran afeksi (perasaan dan
emosi yang lunak), sehingga lulusan pendidikan memiliki kualitas intelektual dan
moral kepribadian yang seimbang.

C. Penerapan Teori Kognitif Dalam Pendidikan

Secara sederhana teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang
terdiri dari beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem
solving, analisis, prediksi, dan perasaan.

Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer. Proses
awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga mendapatkan hasil akhir.
Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget, Bruner, dan
Ausubel.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori kognitif adalah guru
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi
mereka untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya.

Anda mungkin juga menyukai